BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
F. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama pengelolaan Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.40 WIB mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif pasien tampak lemah, TD: 162/99 mmHg, RR: 27 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,8º C, SPO2: 96%. Pada jam 09.00 WIB memberikan posisi semi fowler 30º
dengan memposisikan kepala dekat dengan bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala tempat tidur 30º (diukur dengan busur), alasi kepala dengan bantal yang tipis, ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal pada lengan untuk penyokong dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman dan tidak sesak nafas, respon objektif pasien tampak lebih tenang. Pada jam 09.10 WIB memonitor pernafasan klien dengan respon subjektif pasien mengatakan masih sesak nafas, respon objektif pasien tampak lemah, RR: 27 kali per menit, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, SPO2: 96%. Pada jam 09.15 WIB memberikan obat oral pasien, CPG 75 mg, captopril 2,5 mg, ISDN 5 mg dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat yang diberikan perawat, respon objektif pasien tampak di minum dan habis. Pada jam 10.40 edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu pasien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 11.50 WIB mengedukasi ke pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi kosumsi natrium/garam dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit rendah garam dengan respon subjektif pasien mengatakan mau makan makanan dari RS, respon objektif keluarga pasien tampak paham dan menyiapkan makanan yang akan di makan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama pengelolaan Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.50 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri pada bagian dada kiri, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif pasien tampak tidak nyaman dan gelisah. Pada jam 09.30 WIB mengajarkan teknik relaksasi distraksi (beristiqfar) dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia dan mempraktikannya, respon objektif pasien tampak melakukan teknik relaksasi distraksi beristiqfar. Pada jam 10.00 WIB memberikan edukasi tentang tindakan yang harus diambil saat nyeri (anjurkan untuk menghentikan aktivitas) dengan respon subjektif pasien mengatakan mau mengikuti saran dari perawat, respon objektif keluarga pasien tampak memperhatikan dan dapat mengulangi informasi dengan benar.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari pertama pengelolaan Sabtu 09 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam 10.40 WIB edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu klien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 20.00 WIB kaji kebiasaan tidur pasien dan
memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 10, tidur ± 4 jam sulit mengawali tidur dan mudah bangun karena sesak nafas, respon objektif pasien tampak lesu dan menguap, skor kualitas tidur 12. Pada jam 20.15 WIB membatasi penunggu dengan respon subjektif keluarga mengatakan bersedia, respon objektif keluarga pasien tampak sebagian keluar dari ruangan kecuali anaknya. Pada jam 20.30 WIB memberikan sudut posisi tidur semi fowler 30º dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman, respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas dinaikkan sampai posisi 30º.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua pengelolaan minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.20 WIB mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif TD: 160/90 mmHg, RR: 26 kali per menit, HR: 93 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 97%. Pada jam 08.50 WIB mengkaji status pernafasan klien (irama, kedalaman) dengan respon subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, respon objektif pasien tampak masih lemah, RR: 26 kali per menit, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, SPO2: 97%. Pada jam 09.00 WIB memberikan obat oral pasien, CPG 75 mg, ISDN 5 mg dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat yang diberikan perawat, respon objektif pasien tampak di minum dan habis. Pada jam 10.15 WIB
edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu klien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 11.50 WIB mengedukasi ke pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi kosumsi natrium/garam dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit rendah garam dengan respon subjektif pasien mengatakan mau makan makanan dari RS, respon objektif keluarga pasien tampak paham dan menyiapkan makanan yang akan di makan.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan Minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.40 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri di dadanya mulai berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 3 menjadi 2, T: nyeri terasa hilang timbul, respon objektif pasien tampak lemah dan kurang nyaman. Pada jam 10.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi distraksi (beristiqfar) dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia dan mau melakukannya, respon objektif pasien tampak mempraktikkan dan mengikuti saran perawat. Pada jam 13.00 WIB mengkaji vital sign pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan badannya masih agak lemah, respon objektif TD: 160/80
mmHg, RR: 25 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan Minggu 10 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam 08.00 WIB mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 10, tidur ± 5 jam sulit mengawali tidur dan mudah terbangun karena sesak nafas, respon objektif pasien tampak sesekali masih menguap, skor kualitas tidur 11. Pada jam 10.15 WIB edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu klien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu klien. Pada jam 20.00 WIB kaji kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 10, tidur ± 5 jam sulit mengawali tidur dan mudah bangun karena sesak nafas, respon objektif pasien tampak lemah dan masih menguap, skor kualitas tidur 11. Pada jam 20.15 WIB membatasi penunggu dengan respon subjektif keluarga mengatakan bersedia, respon objektif keluarga pasien tampak sebagian keluar dari ruangan kecuali anaknya. Pada jam 20.30 WIB memberikan sudut posisi tidur semi fowler 30º dan posisikan kepala dekat dengan bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala
tempat tidur 30º (diukur dengan busur), alasi kepala dengan bantal yang tipis, ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal pada lengan untuk penyokong dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman, respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas dinaikkan sampai posisi 30º.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama yaitu pada jam 08.15 WIB mengkaji vital sign dengan respon subjektif pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi, respon objektif TD: 160/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 90 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%. Pada jam 08.30 WIB mengkaji status pernafasan klien (irama, kedalaman) dengan respon subjektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang dan sudah tidak merasakan sesak lagi seperti semalam, respon objektif pasien tampak tenang, RR: 23 kali per menit, terpasang oksigen nasal canul 3 liter per menit, SPO2: 95%. Pada jam 09.00 WIB memberikan obat oral pasien, aspilet 80 mg, CPG 75 mg, ramipril 5 mg, ISDN 10 mg dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia minum obat yang diberikan perawat, respon objektif pasien tampak di minum dan habis. Pada jam 10.00 WIB edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu pasien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap
membantu klien. Pada jam 11.50 WIB mengedukasi ke pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi konsumsi natrium/garam dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit rendah garam dengan respon subjektif pasien mengatakan mau makan makanan dari RS, respon objektif keluarga pasien tampak paham dan menyiapkan makanan yang akan di makan.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pada jam 08.20 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri di dadanya sudah berkurang, P: nyeri bertambah ketika bergerak, Q: nyeri terasa seperti ketimpa beban berat (ampeg), R: bagian dada sebelah kiri, S: skala nyeri 2 menjadi 1, T: nyeri terasa hilang timbul, respon subjektif pasien tampak lebih tenang dan rileks. Pada jam 09.30 WIB mengedukasi tentang tindakan yang harus diambil saat nyeri (anjurkan untuk menghentikan aktivitas) dengan respon subjektif pasien mengatakan mau mengikuti saran dari perawat, respon objektif keluarga pasien tampak memperhatikan dan dapat mengulangi informasi dengan baik. Pada jam 13.00 WIB mengkaji vital sign pasien dengan respon subjektif pasien mengatakan badannya sudah enak dan nyaman, respon objektif TD: 140/90 mmHg, RR: 23 kali per menit, HR: 80 kali per menit, S: 36,5º C, SPO2: 95%.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Senin 11 januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur
berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam 08.00 WIB mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 10, tidur ± 6 jam sulit mengawali tidur dan mudah terbangun karena sesak nafas, respon objektif pasien tampak masih lemah dan sesekali masih menguap, skor kualitas tidur 10. Pada jam 10.00 WIB edukasi dan menganjurkan pada keluarga pasien untuk membantu membenahi posisi pasien saat posisi sudut 30º berubah dengan respon subjektif pasien dan keluarga mengatakan bersedia membantu pasien, respon objektif keluarga pasien tampak mengangguk dan tanda siap membantu pasien. Pada jam 20.15 WIB kaji kebiasaan tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam kemarin jam 10, tidur ± 6 jam sulit mengawali tidur dan mudah bangun karena sesak nafas dan sesak nafas saya sekarang sudah berkurang, mudah-mudahan tidur saya bisa lebih nyenyak lagi, respon objektif pasien tampak lebih segar dan tenang, skor kualitas tidur 10. Pada jam 20.30 WIB memberikan sudut posisi tidur semi fowler 30º dan posisikan kepala dekat dengan bagian kepala tempat tidur, elevasi/naikkan bagian kepala tempat tidur 30º (diukur dengan busur), alasi kepala dengan bantal yang tipis, ganjal punggung bawah dengan selimut, berikan bantal pada lengan untuk penyokong dengan respon subjektif pasien mengatakan posisi lebih nyaman, respon objektif pasien tampak tenang dan bed bagian atas dinaikkan sampai posisi 30º.
Tindakan keperawatan dilakukan pada hari keempat pngelolaan Selasa 12 januari 2016 untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pemantauan (sesak nafas) yaitu pada jam 08.00 WIB mengevaluasi tidur pasien dan memberikan kuesioner PSQI (kualitas tidur) dengan respon subjektif pasien mengatakan tidur malam jam 9, tidur ± 8 jam, tidur nyenyak tidak mudah terbangun, dan pasien mengatakan tidur cukup dan tidak lama untuk mengawali tidur, sesak nafas sudah tidak dirasakan lagi, respon objektif pasien tampak lebih segar, tidak lesu dan tidak menguap, skor kualitas tidur 5.