• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.

Perencanaan merupakan suatu dasar dari fungsi lain dalam manajemen untuk melakukan penyusunan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Melakukan perencanaan tadi merupakan suatu kegiatan mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan apa saja kegiatan yang akan dilakukan. Menurut Prajudi Atmusudirdjo perencanaan merupakan perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

111 Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational

development is the funtion of educational planning”.

Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.

Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat dicapai. Perencanaan pembelajaran Bahasa Inggris dalam KTSP mengandung komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lainya.

Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Brigss (1974) hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu : 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa

112 komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen:

a. Tujuan b. Materi

c. Kegiatan belajar mengajar d. Media dan sumber belajar e. Metode

f. Evaluasi

Pemaparan pelaksanaan sebagaimana hasil observasi peneliti kepada guru mata pelajaran bahasa inggris mengacu pada dokumen instrumen penilaian kinerga guru (IPKG) 1 yang berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Diantaranya memuat aspek :

a. Identitas RPP

b. Rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK)

c. Rumusan tujuan pembelajaran d. Materi pokok/pembelajaran

e. Metode dan strategi pembelajaran f. Langkah-langkah pembelajaran g. Penilaian

h. Alat/bahan/media/sumber belajar. 2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Demi mendapatkan produk proses belajar mengajar merujuk pada dokumen fisik IPKG 2 yang merajuk pada proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi :

a. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, KKM, RPP, buku teks siswa, buku

113 rujukan/referensi guru, peraga, model, carta, alat/bahan, atau media lain.

b. Persiapan pembelajaran

Persiapan pembelajaran yang dimaksud adalah memeriksa dan menyiapkan ruangan, menyiapkan alat, bahan, media pembelajaran, memerikasa presensi siswa, mengisi jurnal pembelajaran, dan memeriksa dan mengatur kesiapan siswa.

c. Membuka pembelajaran d. Kegiatan inti pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran berisi tentang penguasaan materi pembelajaran, pedekatan/ strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, peran aktif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, penggunaan bahasa, dan penilaian proses dan hasil belajar.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran terbagi atas tiga (3) bagian penting yang tidak dapat dipisahkan. Atau dikenal dengan dokumen IPKG 3 yang menyangkut persoalan penilaian hasil belajar, IPKG 4 yang menyangkut pada analisis penilaian hasil belajar dan IPKG 5 mencangkup hal program tindak lanjut evaluasi pembelajaran.

a. Penilaian hasil belajar, mencangkup pada Penilaian pengetahuan kogniif, psikomotorik, afektif dan penilaian penugasan (PT/KMTT).

114 b. Analisis penilaian hasil belajar, meliputi ; analisis nilai pengetahuan (kognitif), dan analisis nilai praktik (Psikomotorik).

c. Program tindak lanjut, meliputi komponen perbaikan (remidial) dan komponen pengayaan (enrichment).

Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti peran guru. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Inggris guru lebih dituntut untuk komunikatif dengan peserta didik, diantaranya membuat teks humor. Hal ini diharapkan untuk memotivasi siswa dalam melakukan penerjemahan karena teks humor yang lucu. Kedua, unsur ini kelucuan dapat digunakan untuk tes kemampuan siswa dalam mentransfer konten. Jika mereka atau orang lain bisa tertawa ketika membaca terjemahan, itu berarti bahwa terjemahan mereka sudah benar. Jika tidak, berarti ada kesalahan dalam mentransfer meaning sebagaimana dikutip dalam jurnal internasional yang berjudul ”Difficulties in Translating Texts for Beginnern Translator Students, Julia Eka Rini English Department, Faculty of Letters, Petra Christian University Volume 9, Number 2, December 2007: 169-178.

115

Humor texts are used based on the following considerations. First, humor texts are expected to motivate students in doing translation because humor texts are funny. Second, this element of funniness can be used to test students’ ability in transferring the content. If they or others can laugh when reading the translation, it means that their translation is already correct. If not, it means that there is a mistake in transferring the meaning.It seems that transferring message or meaning and restructuring it into good Indonesian are not that easy. Students still make many mistakes in understanding the text and in restructuring it into good Indonesian.

Peran yang harus dilaksanakan guru dalam upaya membelajarkan siswa adalah:

a. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran, yaitu :

1) Guru harus memiliki ketrampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada giliranya tujuan

116 pembelajaran akan dapat tercapai dengan optimal.

2) Guru dituntut untuk mampu mengoperasikan berbagai jenis media, serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru untuk dapat menggunakan berbagai pilihan yang dianggap cocok.

3) Sebagai fasilitator, guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

b. Guru sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, guru berperan sebagai manajer yang memiliki 4 fungsi umum, yaitu:

117 Fungsi perencanaan merupakan fungsi yangsangat penting bagi seorang manajer. Dalam kegiatan perencanaan ini, guru memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran, mengaloka-sikan waktu serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.

2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.

Tujuan dari pengorganisasian adalah membuat agar siswa dapat bekerja dan belajar secara bersama-sama. Harus diingat bahwa pengorganisasian yang efektif hanya dapat diciptakan manakala siswa dapat belajar secara individual, karena pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah siswa secara individual meskipun pengajaran itu dilaksanakan secara klasikal. Misalnya dalam penyediaan bahan ajar seperti buku paket dalam pembelajaran. Rasio yang harus dipenuhi adalah 1:1 pada setiap peserta didik.

Di sekolah, buku teks yang baik berisi materi yang tidak hanya sesuai dengan kurikulum, tetapi juga harus ditulis dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Wacana buku teks dengan tingkat keterbacaan yang tinggi akan mendukung pencapaian pendidikan yang berkualitas. Terlebih lagi, buku teks memberikan wacana dengan

118 tingkat membaca yang tinggi juga akan meningkatkan kemam-puan siswa dalam proses pembelajaran. Sebuah penelitian pada mata pelajaran buku teks Ilmu karena bahan pengajaran dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan menggunakan narasi, deskripsi dan ilustrasi dalam bahasa Inggris, sehingga perlu untuk mempelajari tingkat penggunaan istilah itu, kompleksitas kalimat dan hubungannya dengan tingkat siswa keterbacaan oleh peserta program. Menimbang bahwa RSBI (program sekolah ini secara resmi ditutup pada 2012) sekolah menggunakan buku teks dalam bahasa Inggris, harus menggunakan bahasa Inggris yang dapat mudah diterima oleh siswa atau untuk mendukung keberhasilan program. Jika tingkat membaca bahan ajar sesuai dengan kondisi siswa, hal ini akan mendukung proses belajar dilakukan dengan benar sebagaimana dikutip dalam jurnal internasional The Readability of Science: Student’s Book for Junior High School Year VIII Viewed From The Lexis and Grammatical Aspects (A Content Analysis of Science Lesson of Junior High Schools of Surakarta) Sri Handayani English Department Faculty of Teacher Training and Education Surakarta, Indonesia menyebutkan :

In school, good textbook contains material that is not only in accordance with the

119

curriculum, but also must be written with a high level of legibility. Textbook discourse with a high level of legibility will support the achievement of quality education. Morever, textbook providing the discourse with high reading level will also increase the ability of students in the learning process. A research on textbook subjects of Science due to the teaching materials in science subjects are using narration, description and illustration in English language, so it is necessary to study the level of usage of the term, sentence complexity and its relation to the students' level of legibility by the program participants. Considering that RSBI (this school program was officially closed at 2012) schools use textbooks in the English language, it must use English language that can be readily accepted by the students or to support the program's success. If the reading level of teaching materials in accordance with the conditions of the students , this will support the learning process to be carried out properly.

3) Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.

Fungsi memimpin adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong dan mengawasi murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan akhirnya adalah untuk membangkitkan motivasi dan mendorong murid-murid sehingga mereka menerima dan melatih tanggung jawab untuk belajar mandiri.

4) Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.

120 Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu, fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remidial.

c. Guru sebagai demonstrator

Dalam setiap aspek kehidupan guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya. Biasanya apa yang di lakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Sebagai demonstrator dapat diartikan guru harus menjadi teladan bagi siswanya.

d. Guru sebagai evaluator

Evaluasi merupakan salah satu komponen yang memiliki peran sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran. Melalui evaluasi bukan saja guru dapat mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, akan tetapi juga dapat melihat sejauh mana siswa telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru diantaranya:

1) Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa, baik aspek

121 sangat penting karena pencapaian manusia seutuhnya merupakan tujuan akhir dari proses pembelajaran.

2) Evaluasi harus di laksanakan secara terus menerus, dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses. Artinya target evaluasi bukan hanya untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar yang telah dicapai siswa akan tetapi juga bagaimana siswa belajar.

3) Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian. Guru banyak yang beranggapan bahwa evaluasi identik dengan melaksanakan tes. Padahal tidak demikian, tes hanya sebagai salah satu instrumen untuk melaksanakan evaluasi. Masih banyak instrumen yang lain yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil yanng telah di capai siswa. Evaluasi harus dilaksanakan secara terbuka dengan melibatkan siswa. Hal ini di maksudkan agar siswa memahami tentang makna evaluasi. Melalui pemahaman tersebut siswa akan terdorong untuk mengenal kelemahannya sendiri baik kelemahan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukannya maupun kelemahan dalam pencapaian hasil belajar.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan didalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun

122 2005 tentang standar Nasional Pendidikan bahwa salah satu standar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran berbasis KTSP adalah standar proses. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Berdasarkan keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa untuk memenuhi tanggung jawab guru dalam melaksanakan standar proses yang sudah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005), berikut adalah peran dan tugas-tugas yang harus dilakukan guru dari masing-masing bagian, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun dalam penilaian pembelajaran.

e. Guru Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran dengan baik yang meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

123 1) Silabus

Guru sebagai agen pembelajaran bertugas untuk mengembangkan silabus. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru itu sendiri maupun oleh kelompok kerja guru/MGMP dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan. Pengembangan silabusharus mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan KTSP. Dalam mengembangan silabus, guru harus menyusunya berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi diantaranya ilmiah, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Silabus disusun berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

(i) Identifikasi

(ii) Pengembangan indikator (iii) Pengembangan materi (iv) Pokok/pembelajaran

(v) Pengembangan kegiatan pembelajaran (vi) Penetapan jenis penilaian

(vii) Penetapan alokasi waktu

(viii) Penentuan sumber/bahan/alat 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Selain menyusun silabus, sebagai pengelola guru juga harus memformulasikan RPP yang disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut :

124 (i) Memperhatikan perbedaan individu

peserta didik.

(ii) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. (iii)Mengembangkan budaya membaca dan

menulis.

(iv) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

(v) Keterkaitan dan keterpaduan.

(vi) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dari komponen-komponen diantaranya kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan Pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembela-jaran, penilaian hasil belajar, dan sumber ajar.

3) Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka guru harus melakukan proses pembelajaran dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(i) Pendahuluan

125 a. Menyiapkan Peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

(ii)Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, proses pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini meliputi proses kolaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan

menerap-126 kan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber.

2. Menggunakan beragam pende-katan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainya.

4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

5. Memfasilitasi peserta didik mela-kukan percobaan di laboraturium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam Kegiatan elaborasi, guru:

1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memun-culkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyele-127 saikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

5. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 6. Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

7. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

8. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan menum-buhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat , maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

128 peserta didik melalui berbagai sumber.

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar yang berfungsi. (iii) Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan belajar peserta didik.

e. Menyampaikan rencana pembela-jaran pada pertemuan berikutnya.

129 4) Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator, guru harus melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan prinsip penilaian sebagai berikut : (i) Validitas (ii) Reliabilitas (iii) Menyeluruh (iv) Berkesinambungan (v) Terfokus kompetensi (vi) Komprehensif (vii) Objektif (viii) Mendidik (ix) Sistematis (x) Kebermaknaan

130 Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru adalah :

(a) Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

(b) Evaluasi harus di laksanakan secara terus menerus, dengan menekankan kepada evaluasi hasil dan evaluasi proses.

(c) Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian.

Beberapa instrumen yang bisa digunakan dalam standar penilaian dilakukan dengan cara:

(a) Penilaian melalui portofolio (Portofolio) (b) Penilaian melalui unjuk kerja

(Performance).

(c) Penilaian melalui penugasan (proyek/Project)

(d) Penilaian melalui hasil kerja (Produk/Product)

(e) Penilaian melalui tes tertulis (paper & pen).

131 a. Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup

Pelajaran Bahasa Inggris. 1. Pengertian

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemam-puan memahami dan menghasilkan teks

132 lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasya-rakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakup

performative, functional,

informational, dan epistemic. Pada

tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan

Dokumen terkait