• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TELAAH PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi KTSP dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan George R. Terry, hal ini sebagai proses untuk membedakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut George R. Terry langkah tersebut menjadi tujuan manajemen setiap sekolah. Diantaranya perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling).

A.

Perencanaan Proses Pembelajaran

1.Pengertian perencanaan (plannning) pembelajaran Sebelum mengetahui makna dari pencanaan pembelajaran, tentu kita harus mengetahui dulu apa itu perencanaan. Ada beberapa pendapat menurut para ahli, diantaranya:

a. Banghart dan Trull (1973 dalam Majid, 2012) Perencanaan adalah awal dari semua proses rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.

(2)

11 pekerjaan yang harus dilaksnakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambil keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.

c. Nana sudjana (2000 dalam Majid, 2012) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan. Jadi, kesimpulan yang dapat kita ambil dari pendapat para ahli diatas adalah bahwa perencanaan merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

(3)

12 merumuskan apa saja kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972, dalam Majid, 2012) bahwa: “A simple definision of educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan.

Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat dicapai. Perencanaan pembelajaran Bahasa Inggris dalam KTSP mengandung komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lainya.

(4)

13 meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang komplek.

Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Brigss (1974 dalam Majid, 2012) hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu : 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan.

Berdasarkan uraian diatas, menurut Abdul Majid (2012: 17) konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

a. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.

(5)

14 c. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik. d.Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah

(6)

15 Jadi, kesimpulan yang dapat kita ambil dari pendapat para ahli diatas adalah bahwa perencanaan merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Maksud perencanaan pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. Perencanana pembelajaran pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan sebagai upaya membelajarkan siswa, itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi mungkin juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”.

(7)

16 2.Dasar pelaksanaan perencanaan pembelajaran

Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.

b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.

c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.

d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan.

e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.

f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.

g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.

h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(8)

17 a. Silabus

Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.

b. Standar Kompetensi

Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam suatu bidang pengembangan.

c. Kompetensi Dasar

Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan dilakukan peserta didik

d. Hasil Belajar

Merupakan pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.

e. Indikator

Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.

f. Perencanaan Semester

(9)

18 pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.

g. Perencanaan Mingguan Disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.

(10)

19 kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertianpengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok. Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.

4.Langkah-langkah perencanaan

(11)

20 Prosedur-prosedur yang harus diperhatikan ialah: mengumpulkan informasi dan analisis data, menyelesaikan perubahan dalam bentuk kebutuhan, mengidentifikasi tujuan dan prioritas, membentuk alternatif-alternatif penyelesaian dan mengimplementasi, menilai serta memodifikasi.

Langkah perencanaan yang di buat oleh Mc Ashan adalah mewujudkan pernyataan misi dan tujuan-tujuan, mengumpulkan informasi, menganalisa kebutuhan, menentukan prioritas, menspesifikasi tujuan-tujuan, membuat strategi (maksudnya alternatif-alternatif), menentukan budget, dan mengadakan evaluasi.

Langkah-langkah perencanaan atau proses perencanaan adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan atau masalah yang muncul. Bila kebutuhan banyak diadakan prioritas.

b. Melakukan forecasting/ramalan, menentukan program, tujuan, misi perencanaan. Bila tujuan banyak diadakan prioritas.

c. Menspesifikasi tujuan.

d. Membentuk/menentukan standar performan. e. Menentukan alat/ metode/ alternatif

pemecahan

f. Melakukan implementasi dan menilai. g. Mengadakan review.

(12)

21 Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

6. Karakteristik perencanaan

(13)

22 perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri seperti antara lain:

a. Perencanaan pembelajaran harus menguta-makan nilai-nilai manusiawi, karena pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakatnya.

b. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk memngembangkan segala potensi pesrta didik seoptimal mungkin.

c. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta didik.

d. Perencanaan pembelajaran harus kompre-hensif dan sistematis dalam arti tidak praktikal atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta di susun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.

e. Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa program pendidikan haruslah di tujukan untuk membantu mempersiapakan man power (SDM) yang di butuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.

(14)

23 g. Perencanaan pembelajaran harus

menggunakan resources secermat mungkin karena resources yang tersedia adalah langka. h. Perencanaan pembelajaran haruslah

berorientasi kepada masa datang, karena pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi masa depan.

i. Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.

j. Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung.

7. Model perencanaan

a. Perencanaan versi PBTE

Pengembangan program intruksional dilakanakan dengan pendekatan sistematik. Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan komponen yang ada sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efisiensi dan efektif. Berdasarkan pola pendekatan tersebut maka sistem instruksional dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:

1) Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, ekspilisit dan khusus.

(15)

24 a) Keyakinan tentang masyarakat,

pendidikan dan belajar.

b) Pandangan tentang peranan guru dalam sistem intruksional.

c) Penjabaran ciri-ciri khusus dan berbagi hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program.

2) Mengidentifikasi kompetensi.

Terdapat enam jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk merumuskan kompetensi, yaitu sebgai berikut:

a) Menerjemahkan pelajaran yang telah menjadi sejumlah kompetensi yang tujuan tingkah lakunya harus diteliti kembali.

b) Pendekakatan analisis tugas yang harus dikerjakan, lalu ditentukan peran-peran apa yang diperlukan, lalu ditentukan jenis-jenis kompetensi yang dituntut tersebut.

c) Pendekatan kebutuhan siswa di sekolah berdasarkan ambisi, nilai dan perspektif para siswa.

d) Pendekatan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kebutuhan masyarakat yang nyata disusun program sekolah dan program latihan yang perlu dilakukan.

(16)

25 deduktif dalam kerangka ilmu tentang tingkah laku manusia.

f) Pendekatan cluster yang disusun berdasarkan program umum yang biasa berlangsung.

3) Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif.

Kompetensi yang telah ditentukan kemudian dirumuskan lebih khusus, lebih eksplisit menjadi tujuan-tujuan yang dapat diamati, dapat diukur berdasarkan kreteria tertentu.

4) Menentukan tingkat kriteria dan jenis assement.

Dengan kriteria ini dapat ditentukan tingakat keberhasilan tentang sejauh mana suatu tujuan telah dicapai.

5) Pengelompokan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan pikologis untuk mencapai maksud instruksional.

6) Mendesain strategi intruksional.

Beberapa strategi dapat pula dirancang oleh guru, contohnya dengan ceramah.

7) Mengorganiasikan sistem pengelolaan kelas.

(17)

26 pengajaran individual, core pengajaran unit.

8) Mencobakan program.

Tujuannya adalah untuk mengetes efektifitas strategi intruksional, kemantapan alat assement, efektivitas sistem pengelolaan kelas.

9) Menilai desain intruksional.

Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek, antara lain validitas tujuan, tingkat kriteria assement, stategi intruksional dan organisasi sistem pengelolaan.

10) Memperbaiki kembali program.

Berdasarkan penilaian yang telah diperoleh, maka perlu dilakukan beberapa perubahan dan perbaikan.

b. Perencanaan sistematis

Suatu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka mengembangkan couse design, sebagai berikut:

1) Identifikasi tugas-tugas

Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntunan suatu pekerjaan. Karena itu perlu dibuat job description secara cermat dan lengkap.

2) Analisis tugas

(18)

27 3) Penetapan kemampuan

Setiap kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif, efektif, performance, produk, dan ekploratoris.

4) Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap

Dari kriteria kognitif, efektif, performance dirinci menjadi pengetahuan apa, sikap-sikap apa dan ketrampilan-ketampilan apa yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan. 5) Identifikasi kebutuhan pendidikan dan

latihan

Merupakan jenis-jenis pendidikan atau latihan-latihan yang sewajarnya disedia-kan dalam rangka mengembangkan kemampuan yang telah ditetapkan.

6) Perumusan tujuan

Tujuan pendidikan masih bersifat umum. Tujuan-tujuan yang dirumuskan harus koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.

7) Kriteria keberhasilan program

Keberhasilan ditandai dengan tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan. Tujuan program dianggap berhasil juka lulusan dapat menunjukan kemampuan pelak-sanaan tugas yang telah ditentukan. 8) Organisai sumber-sumber belajar

(19)

28 pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan.

9) Pemilihan strategi pengajaran

Penentuan strategi dan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan yang diharapkan. Strategi pengajaran terpadu dapat menunjang keberhasilan program pengajaran diamping startegi mengajar remedial.

10) Uji lapangan program

Dimaksudkan untuk melihat kemung-kinan keterlaksanaan, keberhasilan dan jenis kesulitan yang akan dihadapi.

11) Pengukuran reliabilitas program

Berdasarkan pengukuran ini dapat dicek sejauh mana efektifitas program, validitas dan reabilitas alat ukur, dan efektifitas system intriksional.

12) Perbaikan dan penyesuaian program

Berguna untuk menjamin konsistensi koherensi, monitoring sistem dan selanjutnya memberikan umpan balik kepada organisasi sumber-sumber, strategi pengajaran dan motivasi belajar.

13) Pelaksanan program

(20)

29 14) Monitoring program

Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus-menerus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program.

c. Perencanaan model Davis

Teknik merancang sistem belajar berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut:

(i) Penetapan status sistem pengajaran

Semua usaha perancangan suatu sistem senantiasa dimuali dari menetapkan kedudukan sistem pengajaran yang ada saat ini, baik input, output maupun operasinya. Kemudian dilakuakan kembali perancangan desain baru. Tahapan ini dimulai dengan memikirkan daerah pelajaran yang telah diberikan. Semua lingkungan yang penting untuk melaksanakan suatu program pengajaran harus dideskripsikan secara teliti dan terperinci. Jika perencanaaan sistem pengajaran hendak menetapkan kedudukan sistem yang telah ada sekarang, maka perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

(21)

30 dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu?

(b) Sumber-sumber apa yang akan digunakan? Apa batasan-batasannya dan hambatan-hambatan apa yang ada?

(c) Siapa siswanya? Ketrampilan-ketrampilan dan harap-harapan apa serta kebutuhan belajar apa yang mereka miliki atau rasakan? Dan berapa jumlah siswanya?

(d) Apa sebaiknya diperbuat untuk memberikan kontribusi pelajaran dalam usaha mencapai tujuan-tujuan itu dan membantu siswa belajar. (ii) Perumusan tujuan pengajaran

(22)

31 (a) Umumnya desain pengajaran

didasarkan pada tujuan-tujuan

(b) Tujuan memainkan peranan krisis dalam evaluasi pengajaran

(c) Kemungkinan terjadinya salah kaprah sehingga tujuan tadi sebagai media komunikasi dan memberiakan alat yang sama bagi semua guru.

(d) Tujuan menjadi pedoman bagi siswa yang mengarahkan kegiatan belajar mereka dan untuk menilai kemajuan belajar yang telah mereka lakukan sebelumnya.

(iii)Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi Setiap perumusan tujuan belajar bagi siswa senantiasa harus disertai dengan perencanaan evaluasi intruksional. Meskipun masalah evaluasi erupakan masalah akhir yang perlu dirancang sebelumnya. Evaluasi harus dilakukan dengan berhati-hati dan teliti karena hal berikut:

(a) Dengan program evaluasi, guru dan siswanya dapat menemukan bukti telah terjadinya proses belajar.

(23)

32 Deskripsi tugas dimaksudkan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang ditempuh oleh seorang ahli bila dia melakukan suatu tugas. Tugas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

(a) Tugas Tindakan (task action) adalah seperangkat langkah yang dirumuskan secara jelas dan dapat diamati serta dapat diperinci menjasi subtugas-subtugas.

(b) Tugas Kognitif (cognitive task) adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mental yang umumnya tidak dapat diamati.

Suatu deskripsi tugas atau seperangakat tujuan selanjutnya dianalisis menjadi jenis-jenis belajar yang perlu dilakukan. Semua tugas dianalisis menjadi sejumlah kegiatan belajar. Untuk jenis-jenis belajar tertentu akan dibutuhkan prosedur intruksional tertentu pula antara tujuan, deskripsi tugas dan analisis tugas yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.

(v) Pelaksanaan prinsip-prinsip Belajar

(24)

33 prinsip-prinsip belajar maka guru dapat membantu para siswa belajar, dengan jalan menyediakan kondisi-kondisi yang dipergunakan melalui pembelajaran yang diberikannya sebagaimana gambar 2.1 dibawah ini.

(25)

34

Bagan 2.1 Garis Waktu Proses Merancang Sistem Pengajaran (hamalik, 2008:72)

d. Prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI)

Konsep dari PPSI ini adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang berhubungan satu sama lainnya dalam rangka Analisis

Tugas dan Tujuan

Merencanak an Evaluasi Menentukan Tugas-tugas

Melaksanakan Evaluasi Merancang

Pengajaran

Menetapkan Sistem yang ada Sekarang Menetapkan dan Menulis

Tujuan-tujuan

Melaksanakan Evaluasi

(26)

35 mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistmatis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Langkah-langkah dari pengembangan model PPSI ini adalah sebagai berikut:

(i) Merumuskan Tujuan. Langkah ini menggunakan istilah yang operasional, berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan hanya ada satu kemampuan atau tujuan.

(ii) Pengembangan Alat Evaluasi. Dalam mengembangkan alat evaluasi, langkah-langkahnya adalah menentukan jenis tes yang akan digunakan dan menyusun item soal untuk setiap tujuan.

(iii) Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Langkah ketiga yaitu merumuskan semua kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menetapkan kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh.

(iv) Pedoman Program Kegiatan Guru. Merupakan petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegitan bimbingan sehingga siswa dapat belajar denga terstruktur. Yang diperlukan guru, yaitu: (a) Merumuskan materi pelajaran secara

terperinci.

(27)

36 (c) Meyusun jadwal secara terperinci

(v) Pedoman Pelaksanaan Progaram. Dalam pengembangan program KBM, maka langkah-langkahnya ialah merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode yang digunakan, memilih alat dan sumber yang digunakan dan menyusun program kegiatan atau jadwal. Petujuk dalam kegiatan belajar mengjar memungkinkan untuk dapat berubah sesuai keadaan.

(vi) Pedoman perbaikan atau revisi. Langkah yang terakhir yaitu mengadakan pre-tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan post-tes dan revisi. Perbaikan dilakuakn berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari hasil akhir.

(28)

37 akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian. Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Berdasarkan kajian diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran bahasa inggris yang dimaksud dalam tesis ini diantaranya :

(29)

38 Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:

a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, b) Guru memastikan bahwa semua peserta

didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,

c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,

d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, e) Guru membantu mengembangkan

potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.

(30)

39 2) Perencanaan media dan sumber belajar

Perencanaan pemilihan media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan. Perencanaan media dan sumber belajar dalam tesis ini mengacu pada instrumen penilaian kinerja guru (IPKG-2) pembinaan dan pengembangan profesi guru buku ke 2, pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru kementerian pendidikan nasional direktorat jenderal peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan tahun 2011, diantaranya memuat sebagai berikut:

a) Terampil menggunakan sumber belajar/ media pembelajaran.

b) Menghasilkan pesan yang menarik siswa. c) Melibatkan siswa dalam pembuatan/ pemanfaatan sumber/media pembela-jaran.

(31)

40 menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan bak pasir jika di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika di sekolah tersebut tidak ada kebun sekolah.

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran komponen peserta didik perlu mendapat perhatian yang memadai. Agar bahan dan cara belajar ini sesuai dengan kondisi peserta didik, maka penyusunan skenario program pembelajaran dan keluasan maupun kedalaman bahan ajar perlu disesuaikan kelas yang pandai atau cepat belajar, sedangkan kelompok kurang atau lambat belajar guru dalam menyusun rencana pelajaran harus mendasarkan pada kriteria peserta didik yang akan menerima pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan peserta didik, guru perlu menggunakan metode atau bentuk keiatan mengajar yang bervariasi pula.

(32)

41 kebutuahan peserta didik. Hal ini secara nyata dapat diketahui melalui proses dan hasil pengumpulan data. Sebelum menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari dulu record peserta didik. Melalui pemanfaatan record tersebut, guru akan memperoleh gambaran umum tentang kondisi dari masalah peserta didik, dengan mengetaui kondisi tersebut guru dapat mengadakan berbagai usaha penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu. Tiap peserta didik mempunyai kemampuan, kondisi kecepatan belajar, dan lain-lain yang berbeda.

(33)

42 lain yang ditunjuk sebagai tempat belajar peserta didik.

B.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Pengertian pelaksanaan pembelajaran

Pengertian pembelajaran menurut para ahli diantaranya menurut Warsita (2008:85) adalah “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”. Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

(34)

43 dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarakan definisi pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

(35)

44 antara guru dengan siswa. Untuk memperoleh pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi berupa tanya jawab antara guru maupun siswa membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi yang lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010:136). Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010:1) pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.

2. Dasar hukum pelaksanaan pembelajaran

a. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19, dinyatakan bahwa:

(36)

45 menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(ii) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

(iii)Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.

3. Komponen pelaksanaa pembelajaran

(37)

46 utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Secara skematis keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Bagan 2.2 : Interelasi komponen pengajaran ( Nana Sudjana, 2010 : 30 )

a. Tujuan

Dalam proses belajar-mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran yang

Tujuan

Bahan Metode dan Alat

(38)

47 berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya adalah rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa seteleh mereka menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada intinya adalah hasil belajar yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka ada tujuan yang dibuat oleh guru, untuk mencapai tujuan pembelajaran maka guru harus memperhatikan beberapa hal antara lain (Nana Sudjana, 2010 : 63).

(i) Luas dan dalamnya bahan yang akan di ajarkan.

(ii) Waktu yang tersedia

(iii) Sarana belajar seperti buku pelajaran, alat bantu dan lain-lain

(iv) Tingkat kesulitan bahan dan tingkat permasalahan siswa

Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan pembelajaran antara lain :

(i) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku siswa

(ii) Rumusan tujuan pembelajaran harus berisikan tingkah laku operasional, yang artinya dapat diukur saat itu juga

(39)

48 b. Bahan

Tujuan yang jelas dan oprasional dapat ditetapkan bahan pelajaran yang harus menjadi isi kegiatan belajar-mengajar. Bahan pelajaran inilah yang diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapai tujuan atau tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki siswa. Menurut nana sudjana (2010: 69), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan bahan pembelajaran antara lain :

(i) Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan

(ii) Bahan yang ditulis dalam perencanaan mengajar terbatas pada

(iii) konsep saja sehingga tidak perlu ditulis secara rinci

(iv) Menetapkan bahan pembelajaran harus sesuai dengan urutan tujuan.

(v) Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan antara bahan yang satu dengan bahan yang lain.

(vi) Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak.

(40)

49 berisikan konsep – konsep abstrak dan memerlukan pemahaman.

c. Metode

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. Menempati peranan yang tak kalah penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan.

(41)

50 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode dan alat yang digunakan harus betul efektif dan efisien. (i) Faktor-faktor yang mempengaruhi

metode pembelajaran

Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

(a) Anak didik

(42)

51 Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

(b) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(c) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

(d) Fasilitas

(43)

52 penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Misalnya ketiadaan laboratorium Bahasa Inggris untuk praktek kurang mendukung penggunaan metode eksperimen. (e) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode

(ii) Syarat-syarat metode pembelajaran Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

(a) Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

(b) Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

(44)

53 (d) Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

(e) Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. (f) Metode mengajar harus dapat

meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

(g) Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

54 macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

(a) Metode proyek

Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak pada suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dengan pemecahan masalah tersebut.

(b) Metode eksperimen

Metode eksperimen (perco-baan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

(46)

55 Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena materi pelajaran banyak sementara waktu sedikit. Agar materei pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa dilaksanakan di rumah, disekolah, diperpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

(d) Metode diskusi

(47)

56 menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan siswa menjadi aktif.

(e) Metode sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam

pemakaiannya sering

disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.

(f) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

(g) Metode problem solving

(48)

metode-57 metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

(h) Metode karya wisata

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.

(i) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. (j) Metode latihan

(49)

58 digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

(k) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode tradisional, karena sejak dulu dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam metode ceramah dibutuhkan keaktifan guru dalam kegiatan pengajaran. Metode ini banyak digunakan pada pengajar yang kekurangan fasilitas.

Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Penggunaan metode yang variatif dan sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran dapat membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar. Metode tersebut harus dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

d. Alat peraga/media

(i) Pengertian alat peraga

(50)

59 telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

(b) Faizal (2010) mendefinisikan alat peraga pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

(c) Wijaya dan Rusyan, 1994 yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. (d) Nasution, 1985 alat peraga

pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”.

(e) Suhardi (1978) Pengertian alat peraga pendidikan atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran.

(51)

60 alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.

(g) Amir Hamzah, 1981 bahwa alat peraga pendidikan adalah adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution (1985: 95) adalah “alat bantu dalam mengajar lebih efektif”.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa pengertian alat peraga pendidikan adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

(52)

61 pesan, siswa lebih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak yang diinformasikan kepadanya. Siswa yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga pendidikan.

(ii) Tujuan dan manfaat alat peraga

(a) Alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa.

(b) Alat peraga pendidikan memungkin-kan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.

(c) Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas,

(d) Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.

(iii)Manfaat alat bantu/peraga

(a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

(b) Mencapai sasaran yang lebih banyak (c) Membantu dalam mengatasi berbagai

hambatan dalam proses pendidikan (d) Merangsang masyarakat atau sasaran

(53)

mengim-62 plementasikan atau melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang disampaikan

(e) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat dan belajar lebih banyak materi/bahan yang disampaikan

(f) Merangsang sasaran pendidikan untuk dapat meneruskan pesan-pesan yang disampaikan pemateri kepada orang lain

(54)

63 informasi atau bahan atau materi pendidikan.

(i) Dapat mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Orang yang melihat sesuatu yang memang diperlukan tentu akan menarik perhatiannya. Dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian bru baginya, yang merupakan pendorong untuk melakukan atau memakai sesuatu yang baru tersebut.

(j) Membantu menegakkan pengertian/ informasi yang diperoleh. Sasaran pendidikan di dalam memperoleh atau menerima sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut, AVA (Audio Visual Aid alat bantu/peraga audio visual) akan membantu menegakkan pengeta-huan-pengetahuan yang telah diterima oleh sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di dalam ingatan.

(55)

64 Untuk menetapkan apakah tujuan belajar telah tercapai atau tidak maka penilaianlah yang harus memainkan peran dan fungsinya. Dengan perkataan lain bahwa penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasarnya untuk mengukur tujuan. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam penilaian menurut nana sudjana (2010:117) antara lain : (i) Penilaian harus dilakukan secara

berlanjut.

(ii) Dalam proses mengajar penilaian dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu Pre-test yaitu tes kepada siswa sebelum pelajaran dimulai, Mid-test yaitu tes yang diberikan pada pertengahan pelaksanaan pembelajaran dan Post-test yaitu tes yang diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung.

(iii) Penilaian dilakukan tidak hanya didalam kelas melainkan juga diluar kelas terutama pada tingkah laku.

(iv) Untuk memperoleh gambaran objektif penilaian sebaiknya dilakukan penilaian tes dan non tes.

4. Aspek pembelajaran

(56)

65 berkaitan dan saling melengkapi, aspek tersebut meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif digolongkan menjadi enam tingkatan, dari pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi.

(i) Pengetahuan, didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini merupakan kemampuan awal meliputi kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatanya bila diperlukan. Hal ini termasuk mengingat bahan-bahan, benda, fakta, gejala, dan teori. Hasil dari pengetahuan merupakan tingkatan rendah. Contoh kata kerja: meniru, menyabutkan, menghafal, mengulang, mengenali, mendaftar, mengurutkan, mmenyadari, menyusun, mengaitkan, dan mereproduksi.

(57)

66 dapat menafsirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri atau dengan rangkuman. Pemahaman juga dapat dilanjutkan dengan kemampuan memperkirakan kecenderungan, kemam-puan meramalkan akibat-akibat dari berbagai penyeban suatu gejala. Hasil belajar dari pemahaman lebih maju dari ingatan sederhana, hafalan atau pengetahuan tingkat rendah. Contoh kata kerja: menjelaskan, mengemukakan, menerangkan, menguraikan, memillih, menunjukan, menyatakan, memihak, menempatkan, mengenali, menguji ulang, menurunkan dan menjabarkan.

(58)

67 (iv) Analisis, merupakan kemampuan untuk menguraikan materi dalam bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti. Kemampuan menganalisis termasuk mengidentifikasi bagian-bagian, mengana-lisis kaitan antar bagian, serta mengenali atau mengemukakan organiasi dan hubungan antar bagian tersebut. Hasil belajar analisis merupakan tingkatan kognitif yang lebih tinggi dari kemampuan mamahami dan menerapkan, karena untuk memiliki kemampuan menganalisis, seseorang harus mampu memahami isi/substansi sekaligus struktur organisasinya. Contoh kata kerja: membedakan, membandingkan, mengolah, menganalisis, memberi harga/nilai, mengategorikan, mengontraskan, men-deversifikasikan, mengkritik, mengung-gulkan, melakukan pengujian, melakukan percobaan, mempertanyakan dan mengetes.

(59)

68 struktur yang utuh dan menyeluruh dari keterkaitan pengertian atau informasi abstrak. Hasil belajar sintesis menekankan pada perilaku kreatif dengan mengutamakan perumusan pola atau struktur yang baru dan unik. Contoh kata kerja: menyiapkan, menyusun, mengoleksi, menulis, mengubah, mengkonstruksi, merancang, menciptakan, mendesain, merumuskan, membangun, mengelola, mengorganisasikan, merencanakan, meng-ajukan proposal, membentuk, membuat pola atau model dan menulis.

(60)

69 menguji, mengintegrasikan, memper-tahankan, me-ramalkan, mendukung, memilih dan mengevaluasi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif adalah yang paling populer dan banyak digunakan, khartwohl mengurutkan ranah afektif berdasarkan penghayatan. Penghayatan tersebut berhubungan dengan proses ketika perasaa seseorang beralih dari kesadaran umum ke penghayatan yang mengatur perilakunya secara konsisten terhadap sesuatu.

(i) Penerimaan, merupakan kesadaran atau kesepakatan yang disertai keinginan untuk menenggang atau bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda atau gejala. Hasil belajar penerimaan merupakan pemilikan kemampuan untuk membedakan dan menerima perbedaan. Contoh: menunjukan penerimaan dengan mengiyakan, mendengarkan dan menanggapi sesuatu. (ii) Penanggapan, merupakan kemampuan

(61)

70 sukarela, mengisi waktu senggang atau menyambut.

(iii)Penghitungan atau penilaian, merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap gagasan, bahan, benda, atau gejala. Hasil belajar penghitungan atau penilaian merupakan keinginan untuk diterima, diperhitungkan dan dinilai oleh orang lain. Contoh: meningkatkan kelancaran berbahasa atau dalam berinteraksi, menyerahkan, melepaskan sesuatu, membantu, menyambung, mendukung dan mendebat. (iv) Pengaturan atau penggolongan, merupakan

kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan dengan tindakan perhitungan atau menilai yang telah dimiliki. Hasil belajarnya merupakan kemampuan mengatur dan mengelola sesuatu secara harmonis dan konsisten berdasarkan pemilikan filosofi yang dihayati. Contoh: mendiskusikan, menteorikan, merumuskan, membangun opini, menyeimbangkan dan menguji.

(62)

71 standar nilai yang tinggi. Contoh: memperbaiki, membutuhkan, menem-patkan pada standar yang tinggi, mencegah, berani menolak, mengelola, dan mencari penyelesaian dari suatu masalah.

c. Ranah Psikomotorik

Pengelolaan ranah psikomotor menurut derajat koordinasi yang meliputi koordinasi ketaksengajaan dan kemampuan yang dilatihkan. Dimulai dengan refleks yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan saraf otot yang lebih kompleks pada tingkatan tertinggi.

(i) Gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditujukan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Contoh: merentangkan, memperluas, melentur-kan, meregangkan dan menyesuaikan postur tubuh dengan keadaan.

(ii)Gerakan Dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dan gerakan yang lebih kompleks. Contoh: berlari, berjalan, mendorong, menelikung, menggenggam, mencekal, menyambar dan menggunakan atau memanipulasi.

(63)

72 membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Hasil belajar berupa kewaspadaan berdasarkan perhitungan dan kecermatan. Contoh: wasapada, kecermatan melihat, mendengar, dan bergerak, atau ketajaman dalam melihat perbedaan, misalnya pada gerakan terkoordinasi seperti meloncat, bermain tali, menyepak dan menggalah.

(iv)Kegiatan Fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara. Contoh: semua kegiatan fisik yang memerlukan dalam jangka panjang dan berat, penggerakan otot, gerakan sendi yang cepat, serta gerakan yang cepat dan tepat.

(v) Komunikasi tidak berwacana, merupakan komunikasi

(vi)Melalui gerakan tubuh. Gerakan ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi yang rumit.

5. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Pendahuluan

(64)

73 (i) Menyiapkan Peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

(ii) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

(iii)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. (iv)Menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan ini dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses kolaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. (i) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: (a) Melibatkan peserta didik mencari

(65)

74 menerapkan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber.

(b) Menggunakan beragam pende-katan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.

(c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainya.

(d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

(e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

(ii) Elaborasi

Dalam Kegiatan elaborasi, guru:

(a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

(66)

75 (c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyele-saikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

(d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

(e) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

(f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. (g) Memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

(h) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan menum-buhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

(iii)Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: (a) Memberikan umpan balik positif

(67)

76 (b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

(c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

(d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar yang berfungsi. c. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

(i) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran.

(ii) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

(iii)Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

(iv) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan belajar peserta didik.

(68)

77

C.

Penilaian Hasil Pembelajaran

Didalam BSNP dijelaskan bahwa penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran.

(69)

78 2006) mengemukakan teknik penilaian pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai berikut:

1.Penilaian belajar pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan.

2.Penilaian belajar ketrampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik sendiri.

3.Penilaian belajar sikap dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dari diri sendiri dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program.

Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan dengan mendasarkan diri pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mendidik

Proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.

b. Terbuka atau transparan

Prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait secara obyektif.

(70)

79 Penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

d. Terpadu dengan pembelajaran

Dalam melakukan penilaian kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran.

e. Obyektif

Proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.

f. Sistematis

Penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa.

g. Berkesinambungan

Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran.

h. Adil

(71)

80 belakang sosial ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.

i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria

Menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pedoman Penilaian oleh Pendidik BSNP dalam pedoman umum penilaian juga mengemukakan adanya standar penilaian oleh pendidik dan standar penilaian oleh satuan pendidikan. Standar penilaian oleh pendidik merupakan standar yang mencakup standar umum, standar perencanaan, standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan penyajian hasil penilaian serta tindak lanjutnya, yang masing-masing bagian dapat dijabarkan sebagai berikut:

(i) Standar umum penilaian adalah aturan main dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan penilaian, sehingga untuk melakukan penilaian pendidik harus selalu mengacu pada standar umum penilaian ini. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip sebagai berikut:

(a) Pemilihan teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik.

(72)

81 (c) Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing-masing. (d) Pendidik harus selalu mencatat perilaku

siswa yang menonjol baik yang bersifat positif maupun negatif dalam buku catatan perilaku.

(e) Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang ulangan tengah semester dan tiga kali menjelang ulangan akhir semester.

(f) Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

(g) Pendidik harus selalu memeriksa dan memberi balikan kepada peserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas lanjutan.

(h) Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian untuk setiap siswa yang berada di bawah tanggung jawabnya. Pendidik harus pula mencatat semua kinerja siswa, untuk menentukan pencapaian kompetensi siswa.

(i) Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam Standar kompetensi (SI) dan standar lulusan (SL).

(73)

82 kegiatan siswa kepada wali kelas untuk dicantumkan jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan.

(k) Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa dan tidak disampaikan pada pihak lain tanpa seijin yang bersangkutan maupun orang tua/ wali murid.

(ii) Standar perencanaan penilaian oleh pendidik Standar perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus dipedomani bagi pendidik dalam melakukan perancanaan penilaian. BSNP menjabarkannya menjadi tujuh point sebagai berikut:

(a) Pendidik harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan silabus dan rencana pembelajarannya. Perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi.

(b) Pendidik harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD) sebagai dasar untuk penilaian.

(c) Pendidik menentukan teknik penilaian dan instrumen penilaiannya sesuai indikator pencapaian KD;

(d) Pendidik harus menginformasikan se awal mungkin kepada peserta didik tentang aspek-aspek yang dinilai dan kriteria pencapaiannya;

(74)

83 (f) Pendidik membuat instrumen berdasar

kisi-kisi yang telah dibuat dan dilengkapi dengan pedoman penskoran sesuai dengan teknik penilaian yang digunakan;

(g) Pendidik menggunakan acuan kriteria dalam menentukan nilai siswa.

(iii)Standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik Menurut pedoman umum penilaian yang disusun oleh BSNP, standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi:

(a) Pendidik melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun diawal kegiatan pembelajaran; (b) Pendidik menganalisis kualitas instrumen

dengan mengacu pada persyaratan instrumen serta menggunakan acuan kriteria;

a. Pendidik menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian yang bebas dari kemungkinan terjadi tindak kecurangan; b. Pendidik memeriksa pekerjaan peserta

didik dan memberikan umpan balik dan komentar yang bersifat mendidik.

(iv) Standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian oleh pendidik. Standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, yang ada dalam pedoman umum penilaian yang disusun oleh BSNP meliputi:

(75)

84 (b) Penggabungan skor yang diperoleh dari berbagai teknik dengan bobot tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. (c) Penentuan satu nilai dalam bentuk angka untuk setiap mata pelajaran, serta menyampaikan kepada wali kelas untuk ditulis dalam buku laporan pendidikan masing-masing siswa.

(d) Pendidik menulis deskripsi naratif tentang akhlak mulia, kepribadian dan potensi peserta didik yang disampaikan kepada wali kelas.

(e) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaiannya dalam rapat dewan guru untuk menentukan kenaikan kelas.

(f) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaian kepada rapat dewan guru untuk menentukan kelulusan peserta didik pada akhir satuan pendidikan dengan mengacu pada persyaratan kelulusan satuan pendidikan.

(g) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaiannya kepada orang tua/ wali murid.

(v) Standar pemanfaatan hasil penilaian Berdasarkan pedoman umum penilaian yang dikeluarkan oleh BSNP, ada lima standar pemanfaatan hasil penilaian yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Color Palette merupakan bagian yang berisi contoh warna Default yang dapat digunakan untuk langsung mewarnai suatu objek kurva atau text.

Elabora presentaciones gráficas de publicidad utilizando software de dibujo vectorial, edición de imágenes digitales y diagramación, con creatividad y

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung diperoleh pada saat presentasi di depan kelas yang dipilih acak oleh guru dalam

Untuk variabel promosi kerja rata-rata jawaban responden setuju (77%) sedangkan yang ragu-ragu dan tidak setuju (23%) ini artinya promosi jabatan yang dilakukan di PERTAMINA AP

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika peserta didik pokok bahasan statistika kelas XI

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan tingkat literasi keuangan pelaku UMKM berada dalam kategori sedang, dan pengaruh perbedaan dari empat variabel

diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi

Berdasarkan uji hipotesis I dan II dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dan persentase ketuntasan hasil belajar lebih tinggi kelas eksperimen dari pada kelas