• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Tata Laksana Pemeliharaan Mutu Profesi Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun

Kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh staf medis sangat ditentukan oleh semua aspek kompetensi staf medis dalam melakukan penatalaksanaan asuhan medis (medical care management). Mutu suatu penatalaksanaan asuhan medis tergantung pada upaya staf medis memelihara kompetensi seoptimal mungkin.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit, dalam implementasi tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dilakukan wawancara kepada beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan. a. Ketua Komite Medik

Penjelasan akan tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau ada kesalahan kita panggil dan buat teguran dulu. Kita panggil dulu dan kita tanya kenapa. Kalau memang salah baru kita buat teguran.. Lihat tingkat kesalahannya” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara membuat teguran kepada dokter yang bersalah.

Hasil wawancara tentang dilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan”. (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Pada umumnya kalau kita tidak terima maka mereka akan beritahu dan memberi masukan. Dan yang melakukan kegiatan internal yang berkelanjutan itu dari bagian SMF. Mereka hanya minta rekomendasi dari komite medik. Bukan komite medik yang mengadakan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Karena untuk pendidikan berkelanjutan itu masing-masing bagian punya pendidikan berkelanjutan. Kalau kita tingkat nasional pun ada seperti kemarin. Kalau tingkat nasional maka mereka akan kemasing-masing bagian. Kalau dilingkungan rumah sakit komite medik hanya rekomendasi saja. Kalau mereka ad kegiatan itu baru kita yang rekomendasikan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.

b. Wakil Ketua Komite Medik

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Wakil Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau untuk pembinaan kalau sekiranya bermasalah kita lakukan. Kalau ada permasalahan kita tangani. Artinya mau etika dia, misal dokter menikah tapi masih mengganggu yang lain ya ditegur, dibina dan tidak dilepas. Etika yang dinilai. Misal selalu mengganggu suster, dokter itu kerjanya pakai narkoba, maka kita bina dan kita keluarkan. Karena sudah bekerja baru kita tahu kerjanya dokter itu” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan pembinaan.

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Direkomendasikan, misal mau sekolah, kalau mau sekolah maka kesempatan ini diinformasikan. Misal ada dua orang dokter baru yang habis kerja, makanya ditanya mau sekolah apa tidak. Maka kita rekomendasikan biar sekolah. Tergantung dana rumah sakit ada apa tidak atau bayar sendiri jika mau sekolah tapi kita yang merekomendasikannya. Itulah tadi untuk pembinaan, meningkatkan pelayanan untuk akreditasi rumah sakit. Rumah sakit dengan banyaknya dokter untuk dibina maka nama rumah sakit akan naik” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Itulah tadi untuk pembinaan, meningkatkan pelayanan untuk akreditasi rumah sakit. Rumah sakit dengan banyaknya dokter untuk dibina maka nama rumah sakit akan naik.. Untuk pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran ya. dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. c. Sekretaris Komite Medik

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Sekretaris Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Ya, dilakukan. Seluruh dokter yang ada dirumah sakit berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau pun rumah sakit itu sendiri. Walaupun kadang-kadang ada yang menggunakan dana pribadi atau APBD” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan pendidikan dan pelatihan.

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwaaudit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan. Memberi rekomendasi, misal mau sekolah” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Iya, pendampingan dari IDI. Dan apabila terjadi kesalahan dalam penatalaksanaan medis” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan dari IDI.

d. Panitia Kredensial

Kemudian penjelasan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Panitia Kredensial di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Caranya semua dokter wajib hukumnya untuk mengikuti perkembangan teknologi kedokteran antara lain seperti dengan mengikuti simposium, seminar, itu wajib kalau memang ada diharuskan. Baik dia didanai rumah sakit, atau dana pribadi atau dari sponsor. Tapi dia wajib” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan dengan mengikuti simposium, seminar.

Hasil wawancara tentangdilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis memang belum. Jarang sih dia. By Case dia biasanya. By Case tapi tidak secara menyeluruh misalnya AMP (Audit Maternal Perinatal) tentang kematian ibu bersalin diaudit. Kenapa bisa seperti itu tindakannya bagian, apakah sudah sesuai dengan standar pelayanan medis atau tidak. Atau ada tindakan keterlambatan ya kan. Baik dari segi fasilitas rumah sakit yang tidak mendukung pekerjaannya itu kan banyak. Tapi sifat kita disini bukan untuk menyalahkan tapi mencari salah untuk dibenarkan.”. (Panitia Kredensial). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih sudah dilakukan tapi belum menyeluruh.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Itulah dia caranya mengikuti itu tadi. Pendidikan berkelanjutan berkaitan dengan penunjukan STR. STR itu 5 tahun sekali, jadi menandakan si dokter itu apa dia punya sertifikat yang mengikuti seminar, simposium atau loka karya, mengenai keilmuan dia yang sama dengan ilmu dia. Semua dokter, dokter umum, dokter biasa wajib mengikuti perkembangan teknologi. Kalau tidak jadi mantri dan hanya mengobati penyakit seperti sakit perut saja” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Untuk rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan pendampingan dari IDI”. (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. e. Panitia Rekam Medis

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Panitia Rekan Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau dia ikut pelatihan mengambil spesialis dengan sertifikat itu kewenangan medisnya bertambah. Dan dengan bertambah kewenangan medisnya maka diusulkan lagi ke direktur baru ke komite medik. Setelah itu dari kekomite medik mengevaluasi dan direktur yang mengeluarkan Sknya lagi tentang kewenangan medis yang baru sesuai kemampuannya” (Panitia Rekam Medik). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara mengikuti pelatihan.

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan..Untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis dilakukan” (Panitia Rekam Medik). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Itu yang dibicarakan tentang pendidikan berkelanjutan, dan disini untuk tingkat nasional untuk mengambil sertifikat untuk diri sendiri. Misalnya dokter tersebut mengambil pelatihan, workshop atau tentang endoskopi sampai 3 atau 4 bulan. Kemudian orang disini mengeluarkan sertifikat kalau dokter tersebut boleh melakukan tindakan ini. Ya itu berarti kewenangan mediknya bertambah. Ya itu dari dia sendiri. Penambahan kompetensinya seperti itu harus dapat izin dari direktur dan minta izin dari komite medik apa boleh dia pergi atau tidak. Karena kalau memang bolehkan untuk menambah keilmuan komite medik ya tidak masalah” (Panitia Rekam Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya. Dilakukan” (Panitia Rekam Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran. Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Panitia Rekam Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. f. Anggota Komite Medik 1

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Anggota Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Memeliharaan mutu itu dengan mengadakan pertemuan. Jika ada masalah baru diadakan dan dicarikan solusinya” (Anggota Komite Medik1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentang dilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Anggota Komite Medik1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dilakukan.Memberi rekomendasi, misal mau sekolah” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. g. Anggota Komite Medik 2

Kemudian penjelasan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Anggota Ketua Komite Medik 2 di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Memelihara mutu itu dengan mengadakan pertemuan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentang dilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan. Misalnya mau melanjutkan pendidikan lagi” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik, rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis sudah dilakukan oleh pihak komite medik Rumah Sakit Umum Haji Medan. Sedangkan untuk pelaksanaan audit medis Rumah Sakit Umum Haji Medan sudah dilakukan tapi belum menyeluruh dilakukan oleh komite medis dirumah sakit.

4.5. Implementasi Tata Laksana Penjagaan Disiplin, Etika dan Perilaku