• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komite Medik dalam Upaya Pencapaian Mutu Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Komite Medik dalam Upaya Pencapaian Mutu Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015 Chapter III VI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi implementasi kebijakan. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi peran komite medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2015.

(2)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Rumah Sakit Umum Haji Medan belum pernah dilakukan penelitian tentang peran komite medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan rumah sakit dapat menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit untuk mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan survey awal sampai seminar hasil penelitian, direncanakan mulai bulan Agustus sampai dengan November tahun 2015.

3.3 Sumber Informasi

Pemilihan informan penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti dengan kriteria :

1. Subjek penelitian memiliki peran yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

2. Subjek penelitian mempunyai waktu untuk mengikuti rangkaian kegiatan penelitian.

(3)

Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka informan penelitian adalah ketua komite medik, wakil ketua komite medik rumah sakit, sekretaris komite medik, wakil sekretaris komite medik dan anggota komite medik rumah sakit.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) kepada subyek penelitian yang berpedoman pada kuesioner terstruktur yang dilengkapi dengan probing. Probing adalah suatu kegiatan wawancara untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, sehingga diperoleh data atau informasi lebih jelas dan mendalam dari responden. Hasil wawancara mendalam direkam melalui tape recorderdan didokumentasikan menggunakan kamera. Untuk melengkapi hasil wawancara mendalam, peneliti juga mengumpulkan data sekunder melalui observasi terhadap laporan-laporan dan dokumen-dokumen yang terkait dengan komite medik yang diperoleh dari administrasi rumah sakit dan artikel ilmiah yang mendukung dalam pembahasan penelitian.

3.5Terminologi Penelitian

Terminologi masing-masing variabel penelitian ialah sebagai berikut :

(4)

2. Tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis adalah upaya perbaikan mutu pelayanan klinis melalui pemantauan dan pengendalian mutu profesi staf medis. Variabel tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dieksplorasi dengan menggunakan wawancara mendalam.

3. Tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis adalah upaya perbaikan mutu pelayanan klinis melalui pendisiplinan berperilaku professional staf medis di lingkungan rumah sakit. Variabel tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis dieksplorasi dengan menggunakan wawancara mendalam.

3.6Instrumen Penelitian

Pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan peran komite medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan yang memuat tata laksana kredensial, tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis.

3.7Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Miles dan Huberman (2009) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data kualitatif yaitu : (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data

(data display); (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusions

(5)

pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.

1. Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

2. Data yang telah direduksi maka dilakukan pemaparan data. Pemaparan data sebagai kumpulan data informasi tersusun, dan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisa data. Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian (Miles dan Huberman, 2009).

(6)

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

(7)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan

Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 25 Tahun 2012 tentang pembentukan organisasi, tugas fungsi, uraian tugas dan tata kerja Rumah Sakit Umum Haji Medan akan terus dilakukan sehingga akan berdampak positif kepada pelayanan kesehatan yang diberikan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Rumah Sakit Umum Haji Medan sebagai rumah sakit kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan. Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu berada di Kabupaten Deli Serdang dan berada di perlintasan perbatasan kota Medan.

(8)

4.2. Pedoman Pengorganisasian Staf Medis Fungsional dan Komite Medis Rumah Sakit Umum Haji Medan

Dalam rangka memenuhi harapan dan keinginan pasien akan pelayanan yang berkualitas di Rumah Sakit Umum Haji Medan, khusunya pelayanan medik, maka peran Staf Medis dalam memberikan pelayanan sangatlah penting. Sejalan dengan itu perlu dilakukan pengorganisasian staf medis kedalam wadah non struktural di Rumah Sakit Umum Haji Medan atau yang lebih dikenal dengan Staf Medis Fungsional dan Komite Medis.

Dengan demikian Komite Medis adalah wadah Non Struktural yang keangotaannya terdiri dari Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili SMF yang ada dirumah sakit.

4.2.1. Staf Medis Fungsional (SMF)

(9)

Tugas kelompok SMF antara lain :

1. Menyusun urai tugas, wewenang dan tata kerja masing-masing SMF.

2. Menyusun SOP pelayanan medis administrasi dan SOP pelayanan bidang keilmuan profesi. SOP pelayanan medis administrasi meliputi :

a. Pengaturan tugas rawat jalan b. Pengaturan tugas rawat inap c. Pengaturan tugas visite

d. Pengaturan tugas pertemuan klinik e. Pengaturan presentasi kasus

f. Pengaturan pertemuan standar teknis profesi. 4.2.2. Komite Medik

Komite medik memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme staf medis yang bekerja dirumah sakit. Pera tersebut meliputi rekomendasi pemberian izin melakukan pelayanan medis dirumah sakit (clinical appointment) termasuk rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika profesi, serta menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepla/ direktur rumah sakit berkewajiban agar komite medis senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang masalah keprofesian setiap staf medis dirumah sakit.

(10)

Komite Medis adalah para ketua SMF dilingkungan rumah sakit, baik sebagai dokter tetap maupun dokter paruh waktu atau dokter umum (Pjs Kepala SMF).

Tata kerja komite medis yaitu : 1. Administrasi :

a. Rapat rutin komite medis dilakukan minimal 1 kali dalam 3 bulan b. Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah pendek

c. Menetapkan tugas dan kewajiban panitia, termasuk termasuk pertanggung jawabannya terhadap suatu program.

2. Teknis :

a. Mengaitkan perjanjian kerja dokter di rumah sakit dengan kewenangan Komite Medik.

b. Menjabarkan hubungan antara Komite Medis sebagai penilai kompetensi dan etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang kewenangan pengelolaan rumah sakit.

c. Koordinasi antara Komite Medis dengan pengelola rumah sakit dalam menangani masalah staf dokter serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran hukum.

Tugas komite medik adalah :

1. Membantu direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.

(11)

3. Meningkatkan program pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.

Fungsi komite medis antara lain : 1. Memberikan saran kepada pemimpin

2. Mengkordinasikan kegiatan pelayanan medis

3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran dalam hal ini dibantu Sub Komite/ Panitia tersendiri diluar Komite Medik.

4. Menyusun prosedur pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh semua Staf Medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

4.3. Implementasi Tata Laksana Kredensial oleh Komite Medik Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015

(12)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik dirumah sakit, dalam tata laksana kredensial oleh komite medik dilakukan wawancara kepada beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

a. Ketua Komite Medik

Penjelasan akan tata laksana kredensial menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“ Ya penyelesaiannya dari direktur baru ke komite medik. Proses biasanya dari direktur ke komite medik baru dikirim surat dan tim kredensial yang mengarahkan. Di proses dari kredensial baru ke SMF” (Ketua Komite Medik). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik dalam proses dari direktur ke komite medik, kemudian ke tim kredensial dan terakhir ke SMF.

Hasil wawancara tentangpenyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

“Sekarang pelayanan medik ada dua macam. Terdiri dari yang baru dan yang lama. Kalau dari yang baru langsung membuat kewenangan mediknya dari SMF, baru ke komite medik dan setelah itu baru diserahkan ke direktur” (Ketua Komite Medik).

(13)

baru berasal dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di rumah sakit.

Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan dokter mau masuk.Untuk itu tidak kita lakukan. Kita hanya melihat dari surat sehat yang dia berikan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.

Hasil wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut: “Dilakukan dengan wawancara. Biasanya dia melamar dan kita kembalikan ke SMFnya. Jadi SMFnya yang menilai” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah dilakukan wawancara dan pihak SMF yang menilai.

Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut :

(14)

Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan penilaian itu dinilai oleh peer groupnya.

b. Wakil Ketua Komite Medik

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Wakil Ketua Komite Medik tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kelompok SMF untuk komite medic membawahi semua SMF. Apa masalah SMF kenapa pelayanan tidak maju melapor ke komite medik. Komite medik melapor ke direktur” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik dalam proses kelompok SMF untuk komite medik membawahi semua SMF.

Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

“Membantu direktur menyusun standar pelayanan medis dan memantau dan membina tenaga medis termasuk pendidikan dan pelatihan. Seperti ada pendidikan dokter, ditawarin dan ditanya didiklit ada dana atau tidak baru ditanya kedirektur.Kemudian rumah sakit komite medik yang bisa memutuskan. Hak komite medik membantu direktur untuk memajukan tenaga kerja untuk memajukan rumah sakit. Etika dalam komite medik meningkat. Untuk menerima tenaga medis ke rumah sakit harus di survey. Harus dapat rekomendasi dari komite medik”. (Wakil Ketua Komite Medik).

(15)

standar pelayanan medis dan memantau dan membina tenaga medis termasuk pendidikan dan pelatihan.

Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan pengkajian kompetensi kesehatan fisik dan mental bukan perkara komite medik, bukan penerimaan pegawai. Jadi direkomendasikan kekomite medik baru kedirektur bahwa dia tidak potensial lagi bekerja karena sudah tua dan sakit. Untuk CV dokter ke rumah sakit, rumah sakit tidak menerima sembarangan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.

Hasil wawancara untuk proses dilakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut :

“Tidak dilakukan wawancara klinis. Kalau peraturan memang seperti itu. Itu kenyataannya tidak ada. Bukan komite medik yang menceritakan tapi direkomendasikan dari SMF. Dari SMF baru direkomendasikan. Misalnya pekerja dia dari SMF, dari kulit atau THT atau kebidanan, kalau banyak diterima misalnya dia baik ya bisa” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum dilakukan wawancara klinis oleh pihak komite medis, tetapi pihak SMF yang melakukannya.

Hasil wawancara untukpenilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :

(16)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan oleh pihak komite medis.

Hasil wawancara untuk proses dilakukan kredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut :

“Tugas komite medik membantu pekerjaan direktur dalam pelayanan medik. Jadi direktur tidak memikirkan lagi soal tenaga kerja.” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.

Hasil wawancara terhadap proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:

“Kalau misalnya dari kantor tahu habis masa izin praktek, bagaimana personalia tanya kepada dokter. Misal: dokter ini surat izin habis dan sudah keluar. Kalau memang bagus pekerjaannya maka direktur memperpanjang dan rumah sakit yang mengurus surat izin praktek. Jadi dokter yang menentukan rekredensial. Bagus pelayanan, tata laksana dan sugestinya ada. Itu yang dinilai” (Wakil Ketua Komite Medik).

(17)

Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis adalah sebagai berikut :

“Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis, iya itu kita lakukan disini” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis sudah dilakukan.

c. Sekretaris Komite Medik

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Tugas kredensial diRSU Haji Medan memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran. Dari RS lamaran dari dokter bersangkutan lalu dimasukkan kedirektur, dari direktur baru ke komite medis untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat pendidikan, attitude dan keilmuan” (Sekretaris Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran.

Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

“Iya. Setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti SOP yang berlaku di SMF masing-masing” (Sekretaris Komite Medik).

(18)

Hasil wawancara tentang pemeriksaan klinis adalah sebagai berikut :

“Tidak dilakukan, pemeriksaan klinis selama ini tidak pernah dilakukan.” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan klinis belum pernah dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :

“Data evaluasi pasti kita lakukan disini seperti yang dibicarakan dalam tim kredensial” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut :

“Dibicarakan, wawancara tersebut dilakukan pada saat dokter tersebut ingin melamar keRSU Haji Medan dan diwawancara oleh tim khusus yaitu tim kredensial berdasarkan izin ketua tim komite medis” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat dokter melamar kerumah sakit.

Hasil wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :

(19)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya dilakukan.

Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai berikut :

“Pasti, itu sudah dapat dari tim kredensial maka dibuatlah suatu jabaran tersebut mengenai kewenangan dari dokter yang akan masuk tadi kemudian ditunjukkan keketua komite medis, dari ketua komite medis baru ditanda tangani persetujuan untuk dokter tersebut masuk kemari, baru dikirimkan lagi secara tertulis kepada direktur, setelah dari direktur maka dibuatlah balasan dari yang bersangkutan” (SekretarisKomite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medik.

Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:

“Dalam bentuk SK direktur. Kalau dari izin menggunakan SIP dari Dinkes. Tujuan kredensial untuk mengetahui SIP. Apakah SIP masih berlaku atau tidak. Tugas kredensial untuk memeriksa SIP tersebut”(Sekretaris Komite Medik). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah dilakukan proses rekredensial dalam bentuk SK direktur.

Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis adalah sebagai berikut :

(20)

Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis sudah dilakukan dan dalam bentuk SIP.

d. Panitia Kredensial

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau persyaratan misalnya ijazah untuk uji kompetensi dan yang lainnya memastikan apakah ini ijazah asli atau palsu untuk menghindari dokter palsu. Itu yang pertama lalu kita suratin ketempat dimana yang mengeluarkan ijazah tadi, benar tidak itu izasah asli. Yang kedua kredensialnya itu tentang kompetensinya. Yang paling penting itu.Kalau itu memang sudah valid, sudah dapat di uji lagi dirapat pleno lagi memang benar tidak dia kompetensinya seperti itu. Kalau kita disini ada tim pengujinya dan jika tim penguji tidak mampu maka kita undang dari luar untuk menguji dia dan dilakukan secara periodik untuk yang bersangkutan.jadi kalau dia memang sudah ikut koas dia harus kirimkan misalnya penambahan kompetensinya karena kompetensi bisa berkurang atau bertambah. Makanya nanti dari kita tim komite medis dibuat la surat rekomendasi kedirektur untuk dibuat SPnya, surat penugasannya. Clinical Privilege namanya. Jadi si dokter A misalnya, dokter spesialis penyakit dalam dia mampu untuk melakukan endoskopi, dan lain-lain sesuai Kemenkes 755” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran.

Hasil wawancara tentang penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

(21)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi itu tidak kita lakukan disini” (Panitia Kredensial). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi belum dilakukan.

Hasil wawancara tentang evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :

“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan, jika ada dokter secara etikaprofesi melanggar atau berbuat kesalahan jadi kita kembalikan ke profesinya untuk melakukan pembinaan. Kalau profesi lebih luas lagi ke IDI” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan jika dilakukan pelanggaran maka diberikan pembinaan.

Hasil wawancara tentang dilakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut :

(22)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis sudah dilakukan dengan wawancara.

Hasil wawancara terhadap penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut:

“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”.(Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.

Hasil wawancara untuk proses pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai berikut :

“itulah dibuat dari SMF hasilnya itu baru direkomendasikan ke Direktur namanya Clinical Privilege” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik dibuat dari SMF.

Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medic adalah sebagai berikut :

(23)

dibawa tersebut. Dan menanyakan ketempat yang mengeluarkan sertifikat tersebut tentang keabsahan sertifikat tersebut” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik selalu dilakukan evaluasi.

Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis adalah sebagai berikut :

“Untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis iya kita lakukan” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis sudah dilakukan.

e. Panitia Rekam Medis

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“SMF kirim surat kekomite medik, bahwa dokter tersebut benar atau boleh atau tidak dikirim. Setelah itu dari pihak komite medik menyetujui ke direktur, seperti itu prosesnya. Nanti direktur lagi yang memutuskan. Baru komite medik yang memberitahukan” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik yaitu dari SMF baru ke komite medik.

Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

(24)

tangani oleh dokter tersebuat lalu diajukan ke bagian atas, kemudian masuk kedirektur baru ke komite medik dan dilihat sejauh mana kompetensi dari dokter tersebut. Setelah itu kembali lagi keDirektur bahwa ini sesuai dengan wewenang baru Direktur mengeluarkan pernyataan dengan cara mengesahkan” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesiitu tidak kita lakukan” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :

“Tapi kalau dalam evaluasi dokter ada melakukan kesalahan, kesalahan itu oleh pihak komite medik akan dievaluasi dan akan dibawa kerapat dan kembali lagi ke SMFnya itu sendiri ya peergroup. Peergroup itu nanti terdiri dari SMF senior, konsultan dan yang lainnya dan itu semua di nilai ke dokter tersebut. Kalau waktu penilaian memang kompetensinya kita ambil untuk satu berhubungan dengan komite medik nyambung” (Panitia Rekam Medis).

(25)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.

Hasil wawancara penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut:

“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti kita lakukan”(Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti kita lakukan.

Hasil wawancara untukprosesproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut :

“Untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medic selalu dilakukan dan evaluasi” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan dalam bentuk evaluasi.

f. Anggota Komite Medik 1

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(26)

untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat pendidikan, attitude dan keilmuan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran.

Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis setiap dokter dirumah sakit harus mengikuti SOP” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik mengikuti SOP.

Hasil wawancara tentangPemeriksaan klinis yang sesuai dengan masukan dari adalah sebagai berikut :

“Pemeriksaan klinis biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan klinis belum dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :

(27)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut :

“Wawancara itu dilakukan oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite medis” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat dokter melamar kerumah sakit.

Hasil wawancara tentang penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :

“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.

Hasil wawancara untukprosesdilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai berikut :

(28)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.

Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:

“Proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang menggunakan SIP dari Dinkes”(Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang menggunakan SIP dari Dinkes.

g. Anggota Komite Medik 2

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(29)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran.

Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :

“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti SOP” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sesuai SOP.

Hasil wawancara tentangpemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi belum dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :

“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan dilakukan seperti dalam tim kredensial” (Anggota Komite Medik 2).

(30)

Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut :

“Wawancara oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite medis” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat dokter melamar kerumah sakit.

Hasil wawancara untuk proses penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :

“Iya, dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.

Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai berikut :

“Ya. Dari tim kredensial dibuat penjabaran dari tim ketua komite medis lalu ditanda tangani lalu kedirektur” (Anggota Komite Medik 2).

(31)

Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut :

“Ya dibuat dalam bentuk SK direktur dan setelah ada izin baru digunakan SIP” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan dalam bentuk SK direktur.

(32)

4.4. Implementasi Tata Laksana Pemeliharaan Mutu Profesi Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015

Kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh staf medis sangat ditentukan oleh semua aspek kompetensi staf medis dalam melakukan penatalaksanaan asuhan medis (medical care management). Mutu suatu penatalaksanaan asuhan medis tergantung

pada upaya staf medis memelihara kompetensi seoptimal mungkin.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit, dalam implementasi tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dilakukan wawancara kepada beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan. a. Ketua Komite Medik

Penjelasan akan tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau ada kesalahan kita panggil dan buat teguran dulu. Kita panggil dulu dan kita tanya kenapa. Kalau memang salah baru kita buat teguran.. Lihat tingkat kesalahannya” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara membuat teguran kepada dokter yang bersalah.

Hasil wawancara tentang dilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan”. (Ketua Komite Medik).

(33)

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Pada umumnya kalau kita tidak terima maka mereka akan beritahu dan memberi masukan. Dan yang melakukan kegiatan internal yang berkelanjutan itu dari bagian SMF. Mereka hanya minta rekomendasi dari komite medik. Bukan komite medik yang mengadakan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Karena untuk pendidikan berkelanjutan itu masing-masing bagian punya pendidikan berkelanjutan. Kalau kita tingkat nasional pun ada seperti kemarin. Kalau tingkat nasional maka mereka akan kemasing-masing bagian. Kalau dilingkungan rumah sakit komite medik hanya rekomendasi saja. Kalau mereka ad kegiatan itu baru kita yang rekomendasikan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Ketua Komite Medik).

(34)

b. Wakil Ketua Komite Medik

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Wakil Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau untuk pembinaan kalau sekiranya bermasalah kita lakukan. Kalau ada permasalahan kita tangani. Artinya mau etika dia, misal dokter menikah tapi masih mengganggu yang lain ya ditegur, dibina dan tidak dilepas. Etika yang dinilai. Misal selalu mengganggu suster, dokter itu kerjanya pakai narkoba, maka kita bina dan kita keluarkan. Karena sudah bekerja baru kita tahu kerjanya dokter itu” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan pembinaan.

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

(35)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Itulah tadi untuk pembinaan, meningkatkan pelayanan untuk akreditasi rumah sakit. Rumah sakit dengan banyaknya dokter untuk dibina maka nama rumah sakit akan naik.. Untuk pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran ya. dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. c. Sekretaris Komite Medik

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Sekretaris Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(36)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan pendidikan dan pelatihan.

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwaaudit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan. Memberi rekomendasi, misal mau sekolah” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

(37)

“Iya, pendampingan dari IDI. Dan apabila terjadi kesalahan dalam penatalaksanaan medis” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan dari IDI.

d. Panitia Kredensial

Kemudian penjelasan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Panitia Kredensial di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Caranya semua dokter wajib hukumnya untuk mengikuti perkembangan teknologi kedokteran antara lain seperti dengan mengikuti simposium, seminar, itu wajib kalau memang ada diharuskan. Baik dia didanai rumah sakit, atau dana pribadi atau dari sponsor. Tapi dia wajib” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan dengan mengikuti simposium, seminar.

Hasil wawancara tentangdilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis memang belum. Jarang sih dia. By Case dia biasanya. By Case tapi tidak secara menyeluruh misalnya AMP (Audit Maternal Perinatal) tentang kematian ibu bersalin diaudit. Kenapa bisa seperti itu tindakannya bagian, apakah sudah sesuai dengan standar pelayanan medis atau tidak. Atau ada tindakan keterlambatan ya kan. Baik dari segi fasilitas rumah sakit yang tidak mendukung pekerjaannya itu kan banyak. Tapi sifat kita disini bukan untuk menyalahkan tapi mencari salah untuk dibenarkan.”. (Panitia Kredensial). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih sudah dilakukan tapi belum menyeluruh.

(38)

“Itulah dia caranya mengikuti itu tadi. Pendidikan berkelanjutan berkaitan dengan penunjukan STR. STR itu 5 tahun sekali, jadi menandakan si dokter itu apa dia punya sertifikat yang mengikuti seminar, simposium atau loka karya, mengenai keilmuan dia yang sama dengan ilmu dia. Semua dokter, dokter umum, dokter biasa wajib mengikuti perkembangan teknologi. Kalau tidak jadi mantri dan hanya mengobati penyakit seperti sakit perut saja” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Untuk rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan pendampingan dari IDI”. (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. e. Panitia Rekam Medis

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Panitia Rekan Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(39)

Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan..Untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis dilakukan” (Panitia Rekam Medik). Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Itu yang dibicarakan tentang pendidikan berkelanjutan, dan disini untuk tingkat nasional untuk mengambil sertifikat untuk diri sendiri. Misalnya dokter tersebut mengambil pelatihan, workshop atau tentang endoskopi sampai 3 atau 4 bulan. Kemudian orang disini mengeluarkan sertifikat kalau dokter tersebut boleh melakukan tindakan ini. Ya itu berarti kewenangan mediknya bertambah. Ya itu dari dia sendiri. Penambahan kompetensinya seperti itu harus dapat izin dari direktur dan minta izin dari komite medik apa boleh dia pergi atau tidak. Karena kalau memang bolehkan untuk menambah keilmuan komite medik ya tidak masalah” (Panitia Rekam Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya. Dilakukan” (Panitia Rekam Medik).

(40)

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran. Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Panitia Rekam Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. f. Anggota Komite Medik 1

Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi staf medis menurut Anggota Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Memeliharaan mutu itu dengan mengadakan pertemuan. Jika ada masalah baru diadakan dan dicarikan solusinya” (Anggota Komite Medik1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentang dilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Anggota Komite Medik1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

(41)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan. g. Anggota Komite Medik 2

Kemudian penjelasan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Anggota Ketua Komite Medik 2 di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Memelihara mutu itu dengan mengadakan pertemuan” (Anggota Komite Medik 2).

(42)

Hasil wawancara tentang dilakukan audit medis adalah sebagai berikut : “Audit medis masih jarang dilakukan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis masih jarang dilakukan.

Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan. Misalnya mau melanjutkan pendidikan lagi” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dengan memberikan rekomendasi untuk bersekolah.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :

“Ya, dilakukan” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis.

Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :

“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan” (Anggota Komite Medik 2).

(43)

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik, rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis dan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis sudah dilakukan oleh pihak komite medik Rumah Sakit Umum Haji Medan. Sedangkan untuk pelaksanaan audit medis Rumah Sakit Umum Haji Medan sudah dilakukan tapi belum menyeluruh dilakukan oleh komite medis dirumah sakit.

4.5. Implementasi Tata Laksana Penjagaan Disiplin, Etika dan Perilaku Profesi Medis

Setiap staf medis dalam melaksanakan asuhan medis dirumah sakit harus menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme kedokteran kinerja profesional yang baik sehingga dapat memperlihatkan kinerja profesi yang baik. Dengan kinerja profesional yang baik tersebut pasien akan memperoleh asuhan medis yang aman dan efektif.

Sesuai dengan KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit, dalam implementasi tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

a. Ketua Komite Medik

(44)

“Ya kalau ada kesalahan kita panggil. Kita bisa buat teguran dulu. Kita panggil dulu dan kita tanya kenapa. Kalau memang salah baru kita buat teguran.. Ya kita lihat dulu tingkat kesalahannya. Kalau tingkat kesalahannya sudah fatal ya mungkin kita bisa keluarkan dia dari sini.” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Untuk pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran ya pasti kita lakukan dari pihak komite medis”. (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

“Kita tanyakan pada dokternya kenapa terjadi masalah seperti ini. Lalu kita adakan pertemuan untuk membahas masalah ini. Kami komite medikselalu melakukan pertemuan” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentangpemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

(45)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan teguran dan memberikan kewajiban atas kesalahan dokter tersebut.

b. Wakil Ketua Komite Medik

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Wakil Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Kalau untuk pembinaan kalau sekiranya bermasalah kita lakukan. Kalau ada permasalahan kitatangani. Artinya mau etika dia, misal dokter menikah tapi masih mengganggu yang lain ya ditegur, dibina dan tidak dilepas. Etika yang dinilai” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangpembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Untuk pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran ya pasti kita lakukan dari pihak komite medis” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangpelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

(46)

bekerja. Itu tetap dan itulah gunanya pembinaan. Maka komite medik rutin dilakukan pertemuan” (Wakil Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentang pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

“Kalau ada yang dokter yang melakukan kesalahan maka kita menegurnya” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan teguran dan memberikan kewajiban atas kesalahan dokter tersebut.

c. Sekretaris Komite Medik

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(47)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Misalnya, pada saat hadir dipoli dan melakukan visitor ruangan tepat waktu. Misalnya hadir di rumah sakit jam 09.0-15.00.. Ya, pembinaan itu hanya sebatas bila ada pelanggaran-pelanggaran pada saat kode etik. Tapi itu bisa dengan surat menyurat atau kalau sudah terlalu payah bisa dengan SP3” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangpelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

“Ya, pasti. Dengan surat peringatan.. Tergantung masalahnya. Kalau diskors saat ini belum ada yang diskors. Tapi jika sudah terlalu parah. Tapi sampai saat ini belum ada yang diskors” (Sekretaris Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan memberikan surat peringatan.

Hasil wawancara tentang pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

(48)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik.

d. Panitia Kredensial

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Caranya semua dokter wajib hukumnya untuk mengikuti perkembangan teknologi kedokteran antara lain seperti dengan mengikuti simposium, seminar, itu wajib kalau memang ada diharuskan. Baik dia didanai rumah sakit, atau dana pribadi atau dari sponsor. Tapi dia wajib” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangpembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Ya. Dilakukan pasti.. Nah itu tadi saya bilang. Jadi kita ada program didiklit itu untuk pendidikan dokter berkelanjutan jadi itu ada sumber biaya dari pribadi, rumah sakit atau sponsor. Jadi dia mengajukan pendidikan itu tadi. Kalau pendidikan seminar di Bali ada maka kita ajukan. Atau dalam mengikuti workshop. Kalau ada duit kita yang bantu kalau tidak ada ya dari sponsor atau dari biaya dia sendiri tetapi tetap kita yang menganjurkan karena untuk pengembangan ilmukan” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

(49)

“Ya itu tadi kalau salah satunya kalau disiplin tingkat kehadirannya, tingkat kepatuhan kepada tata tertib rumah sakit, kemudian tingkat bagaimana dia kepatuhan dia mengisi rekam medis. Karena standar pelayanan sudah ditetapkan dari provinsi, dan itu namanya Clinical Pathway, pemberian obat sudah ditentukan. Mengikuti itu tidak, kalau dia melanggar itu ya itu persuasif, diberi teguran dulu terus kalau ada sampai tingkat gentingnya ya kita sekolahkan lagi. Dan itu sudah ada disini kita bikin contohnya jadi kita pending dia untuk tidak praktek, tidak menangani pasien dan dipendidikan lagi dan dia mengerjakan pasiennya harus didampingi oleh rekan seprofesinya” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan mengadakan dengan mengikuti tata tertib rumah sakit.

Hasil wawancara tentangpemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

“Kita tegur dan cari permasalahannya kita akan kasih dia kewajiban apabila kesalahannya sudah fatal” (Panitia Kredensial).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan teguran dan memberikan kewajiban atas kesalahan dokter tersebut.

e. Panitia Rekam Medis

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

(50)

dari kekomite medik mengevaluasi dan direktur yang mengeluarkan Sknya lagi tentang kewenangan medis yang baru sesuai kemampuannya” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentangpembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Untuk pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran ya pasti kita lakukan dari pihak komite medis” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

“Kita tanyakan pada dokternya kenapa terjadi masalah seperti ini. Lalu kita adakan pertemuan untuk membahas masalah ini. Kami komite medik selalu melakukan pertemuan” (Panitia Rekam Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan mengadakan pertemuan.

Hasil wawancara tentangpemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

“Dokter yang melakukan kesalahan maka kita menegurnya“ (Panitia Rekam Medis).

(51)

dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan teguran dan memberikan kewajiban atas kesalahan dokter tersebut.

f. Anggota Komite Medik 1

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Pemeliharaan mutu, dengan pertemuan-pertemuan perbulan, selain ditemukan adanya masalah kita juga sering bertemu disuatu ruangan yaitu ruang komite medis untuk membicarakan hal-hal tentang komite medis atau KSMF masing-masing” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit adalah sebagai berikut :

“Pelaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik di Rumah Sakit misalnya, hadir di rumah sakit tepat waktu” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran di rumah sakit sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

(52)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan memberikan SP3.

Hasil wawancara tentang pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

“Ya, itu selalu. Pasti kita lakukan pemberian nasehat pada dokter terutama dalam mengambil keputusanetis pada asuhan medis pasien” (Anggota Komite Medik 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan nasehat dokter tersebut.

g. Anggota Komite Medik 2

Penjelasan akan tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis menurut Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:

“Ya kalau ada kesalahan kita panggil. Kita bisa buat teguran dulu” (Ketua Komite Medik).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis sudah dilakukan.

Hasil wawancara tentang pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis oleh komite medik adalah sebagai berikut :

(53)

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan perilaku profesi staf medis dengan masuk kerja sesuai peraturan.

Hasil wawancara tentang pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis adalah sebagai berikut :

“Ya, itu dilakukan.. Biasanya jika ada pelanggaran diberi hukuman seperti SP3.. Ya, pihak komite medis selalu melakukan asuhan medisnya” (Anggota Komite Medik 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis sudah dilakukan oleh komite medik dengan cara memberikan teguran dan SP3.

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi bahwa pelaksanaan pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran, pelaksanaan tugas menjaga disipilin, etika dan

(54)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Tata Laksana Kredensial oleh Komite Medik Rumah Sakit Umum Haji Medan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tata laksana kredensial oleh komite medik yang ada di Rumah Sakit Umum Haji Medan sudah dilaksanakan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit dalam tata laksana kredensial. Hasil wawancara yang dilakukan pada Ketua Komite Medik, Wakil Ketua Komite Medik, Sekretaris Komite Medik, Panitia Kredensial, Panitia Rekam Medis, Anggota Komite Medik 1 danAnggota Komite Medik 2 mengatakan bahwa sudah melaksanakan implementasi dari tata laksana kredensial. Walaupun hasil wawancara terhadap informan menunjukkan hanya sebagian yang baru dilaksanakan oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

(55)

Penyususunan daftar kewenangan klinis pelayanan medik ada dua macam, terdiri dari yang baru dan yang lama. Untuk peraturan lama berasal dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di rumah sakit, dan peraturan yang baru berasal dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit.

Peraturan lama berasal dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di rumah sakit bertujuan sebagai pedoman bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan medis di rumah sakit, tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis dengan pemilik rumah sakit atau yang mewakili dan antara staff medis dengan Direktur/ Pimpinan rumah sakit, tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk kepentingan pasien, terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis di rumah sakit. Dimana tugas dan kewajiban Komite Medis secara umum adalah menyusun, mengevaluasi dan jika perlu mengusulkan perubahan pada medical staff by laws, menetapkan standar pelayanan medis yang dibuat oleh kelompok staf medis, menentukan kebijakan umum dalam melaksanakan pelayanan medis secara profesional, mengusulkan rencana pengembangan sumber daya manusia dan teknologi untuk profesi medis.

(56)

Di Rumah Sakit bertujuan untuk mengatur tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien dirumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis.

Dengan Komite medik mempunyai tugasmeningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit, memelihara mutu profesi staf medis dan menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis, dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku, penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika profesi, evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan, wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis, penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat, pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan, rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik, melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik dan rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.

(57)

kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut dan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.

Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran, pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit dan pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien.

Sedangkan untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi belum dilakukan oleh pihak komite medik rumah sakit.

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan mental.

Referensi

Dokumen terkait

Rumah sakit wajib melaksanakan standar keselamatan pasien, komite medik rumah sakit dalam upaya melindungi keselamatan pasien melalui proses kredensial dan

Rancangan penelitian merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dilakukan wawancara mendalam kepada direktur, ketua komite medik, sekretaris

Rumah sakit dalam penelitian ini memiliki tenaga medis baik perawat, bidan, dokter yang mencukupi dan sudah dibentuk komite keperawatan rumah sakit untuk memastikan mutu

Tata laksana kredensial Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara mulai dari penyusunan daftar kewenangan klinis, pemeriksaan kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku etika