• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah penulis mendiskripsikan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berjalan, selanjutnya akan dianalisis mengenai implementasi manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren, sejalan dengan B. Suryobroto (2004:16), manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dari yang sederhana sifatnya sampai dengan yang kompleks, tergantung dari ruang lingkup dan tingkat pendidikan yang dimaksud. Apabila tujuan itu kompleks maka cara pencapaiannya menjadi kompleks juga, sehingga dalam mencapai tujuannya tidak dapat diselesaikan sendiri, tetapi harus melalui kerjasama dengan pihak lain. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang-orang yang berada dalam organisasi pendidikan (sekolah) dan orang-orang yang terlibat di dalam dunia pendidikan, dalam hal ini para stake holder

pendidikan dan dengan cara memberdayakan segala potensi-potensi dan sumber-sumber yang ada,

subtansi yang diperlukan menjadi garapan manajemen pendidikan menurut Husaini Usman (2006:11), melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan diartikan sama dengan administrasi pendidikan dan pengertiannya dibatasi pada manajemen sekolah atau administrasi sekolah, yaitu administrasi pendidikan dalam arti sempit. Dengan kata lain implementasi menejemen pendidikan merupakan optimalisasi sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah beserta lingkungannya dalam rangka tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efesien. Keberhasilan akan terlihat jika tujuan yang telah ditetapkan lebih banyak tercapai secara efektif dan efesien.

.

4.3.2.Perencanaan (Planning)

Adapun perencanaan yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren ini meliputi:

1) Perumusan tujuan

2) Penyusunan program dan penentuan jangka waktu pencapaian

3) Menciptakan sumber dana yang diperlukan

Apabila ditinjau dari model-model manajemen pendidikan pada tingkatan-tingkatan tujuan yang ditetapkan yang terdiri dari visi, misi, dan programnya memiliki model ambiguitas yaitu

adanya ketidak sesuaian antara visi, misi, dan program yang disusun, sehingga menyebabkan ketidak jelasan tujuan dan sasaran. Adapun proses dimana tujuan ditetapkan bersifat kebersamaan yang akrab yang berarti prosesnya didasarkan atas kesepakatan.

Dalam perencanaan yang baik diperlukan suatu metode atau cara pencapaian dan penetapan alat yang diperlukan, tetapi dalam kenyataannya perencanaan yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren ini lebih bergantung pada sumber-sumber yang ada di SMP ini (materiil dan non materiil), belum ada usaha-usaha untuk lebih memajukan sumber- sumber yang akan dimiliki. Misalnya: dalam perencanaan guru, disini belum ada standar perekrutan guru, sistem kenaikan gaji dan golongan bagi guru maupun karyawan. Sedangkan dalam perencanaan siswa, untuk memperoleh siswa yang bagus, disini belum ada semacam standar test, walaupun memang ada siswa-siswa yang memiliki ranking 1 sampai dengan 5 terbaik yang diperoleh dari sekolah asalnya (SD) yang masuk ke sekolah ini, itupun hanya sebagian dari promosi sekolah. 4.3.3. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam sebuah sistem manajemen. Pengorganisasian bisa dikatakan sebagai "urat nadi" bagi seluruh organisasi atau lembaga, oleh karena itu penggorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu

organisasi atau lembaga, termasuk di dalamnya lembaga pendidikan.

Dalam pengorganisasian terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang terinci menurut bidang-bidang dan batas-batas kewenangannya. Pengorganisasian mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Organisasi biasanya terbagi dalam sub unit. Sub unit tersebut terdiri dari individu yang melaksanakan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi. Demikian pula pengorganisasian yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren, proses pengorganisasian diawali dengan penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, rancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan yang dimaksud, penugasan tanggung jawab tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melakukan tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya kepala SMP NU 06 Kedungsuren sebagai seorang pemimpin di sekolah, memerintah dengan menggunakan pola partisipatif penuh kepada para bawahannya. Artinya semua personel sekolah yang terdiri dari para wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata usaha diberi kepercayaan penuh dalam rangka melaksanakan tugasnya dan selalu dilibatkan pada setiap

pengambilan suatu kebijakan atau keputusan. Adapun struktur organisasi yang ada bersifat formal. Hal ini diwujudkan dengan susunan organisasi di lembaga-lembaga pendidikan formalnya berdasarkan realitas obyektif hirarkis.

Dari pelaksanaan pengorganisasian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi tersebut telah dijalankan dengan mengacu pada kebutuhan organisasi SMP NU 06 Kedungsuren. Dengan pembagian kerja tersebut, maka akan memperjelas hak dan wewenang masing-masing bidang atau fungsi. Disamping itu pelaksanaan manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren akan berjalan lancar karena telah diatur secara sistematis.

4.3.4. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (Actuating) adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Penggerakan diartikan juga sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Walaupun para ahli manajemen berbeda-beda dalam menggunakan istilah penggerakan, namun semuanya itu memiliki arti yang sama yaitu: usaha untuk menggerakkan atau menugaskan, memimpin, memberi petunjuk, mengarahkan, mendorong, membimbing atau memberi motivasi secara terus-

menerus kepada semua anggota atau bawahan yang tergabung dalam usaha kerja sama, agar mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan melihat realitas yang ada, maka bila diamati dalam menggerakan personel dan siswa di SMP NU 06 Kedungsuren adalah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari pengelolaan fungsi penggerakan di atas. Dalam menggerakan para personelnya, kepala sekolah tidak banyak memberikan perintah, sebab tiap-tiap personel dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Adapun prinsip yang diterapkan kepala sekolah SMP NU 06 Kedungsuren adalah siap dipimpin dan siap menjadi pemimpin (ready lead and ready to be lead). Hal inilah yang dapat memberikan pengaruh positif kepada seluruh personel sekolah untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

4.3.5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam rencana. Pengawasan dilakukan dalam usaha menjamin bahwa semua kegiatan terlaksana sesuai dengan kebijaksanaan, strategi, keputusan, rencana dan program kerja yang telah dianalisis, dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya.

Dari pengamatan penulis, proses pengawasan di SMP NU 06 Kedungsuren bila

dikaitkan dengan pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien tersebut di atas, telah terlaksana dengan baik. Hanya saja ada hal yang harus diperhatikan terutama pembuatan suatu standar dalam perencanaan yang baik, sehingga dapat dijadikan patokan dalam pelaksanaan pengawasan. Selain itu penempatan guru dalam pengajaran jika dilihat dari latar belakang pendidikannya sebagian besar merupakan lulusan sarjana agama yang menyebabkan masih adanya tenaga pengajar miss match, sehingga perlu diperhatikan bahwa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar itu harus disesuaikan dengan keahlian dan pengalaman. Di samping itu banyaknya guru tidak tetap di SMP NU 06 Kedungsuren ini harus segera diatasi dengan menetapkan guru menjadi guru tetap, sehingga akan lebih meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar di SMP NU 06 Kedungsuren.

4.4.

Hubungan Antara Pesantren Al Ulya dan

Dokumen terkait