• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN EVALUASI

E. Implementasi Manajemen Risiko Perusahaan

1. Keterkaitan Manajemen Risiko Perusahaan Dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Stategi Jangka Panjang dan Rencana Usaha Perusahaan

a. Sesuai dengan visi manajemen risiko perusahaan bahwa proses manajemen risiko Perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen Perusahaan secara keseluruhan, sehingga time frame proses manajemen risiko Perusahaan sejalan dengan time frame proses manajemen Perusahaan yang terkait, khususnya proses perencanaan Perusahaan.

b. Risiko-risiko yang muncul sebagai akibat dari strategi Perusahaan sebelum strategi tersebut dijadikan suatu keputusan harus melalui proses manajemen risiko Perusahaan yang dikoordinir oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dengan melibatkan unit-unit yang terkait; c. Risiko-risiko yang berasal dan kegiatan fungsi-fungsi Satuan Kerja

yang terdapat dalam Perusahaan, risk profile tahunan mejadi masukan bagi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Strategi Jangka Panjang dan Rencana Usaha Perusahaan.

2. Hubungan antara Pedoman Manajemen Risiko dan Pedoman Lainnya

a. Sistem Manajemen Risiko harus selalu disesuaikan dan diselaraskan (align) dengan beberapa pengaturan proses bisnis yang ditunjukan dalam Pedoman Lainnya, baik yang spesifik berupa Pedoman Pengendalian Risiko yang dimiliki masing-masing Satuan Kerja, maupun Pedoman lain yang dijadikan acuan dalam berbagai aktivitas operasional Perusahaan.

b. Fungsi manajemen risiko di Satuan Kerja bertugas untuk melakukan evaluasi hubungan keterkaitan dan keselarasan dimaksud adalah 6 (enam) bulan sekali. Dalam hal terdapat pokok-pokok pengaturan yang berbeda antara Pedoman Manajemen Resiko dan Pedoman lain. Maka fungsi manajemen risiko di Satuan Kerja harus mengajukan usulan perubahan yang diperlukan guna mendapatkan persetujuan Direksi. c. Ketentuan dalam butir b tersebut diatas harus dilaksankan paling lambat

dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pedoman ini ditetapkan 3. Batasan Enterprise Risk Management

Penerapan pedoman ini hanya memberikan reasonable assurance kepada Direksi dan Manajemen dalam pengelolaan rsiko untuk mencapai tujuan Perusahaan mengingat dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

a. Penilaian subjektif dalam mengambil keputusan b. Kelalaian (human failures)

c. Kolusi dalam melakukan dan menutupi kesengajaan dalam memanipulasi laporan atau informasi finansial

d. Pertimbangan cost vs benefit dalam merespon risiko

e. Manajemen override terhadap kebijakan dan prosedur operasi. F. Penanggulangan Risiko

Pada pokoknya ada dua pendekatan/cara yang digunakan suatu manager risiko dalam menanggulangi risiko yang dihadapi perusahaannya, yaitu :

1. Penanganan risiko (risk control)

Dalam pendekatan dengan penanganan risiko (Risk Control) ada beberapa alat atau metode yang dapat digunakan, antara lain :

a. Menghindari

Mengindari suatu risiko (murni) adalah menghindarkan harta kepada, orang atau kegiatan dari exposure, dengan cara antara lain:

1) Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung risiko, walaupun hanya sementara.

Seperti dilarang merokok diarea konstruksi, dilarang membawa korek api dan peralatan lainnya yang menibulkan api

2) Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan yang diketahui yang mengandung risiko.

Seperti membatalkan membeli barang barang yang berharga murah, setelah mengetahui bahwa barang tersebut adalah barang selundupan. b. Mengendalikan kerugian (lost control)

1)Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian.

Dengan program pencegahan kerugian adalah berusaha untuk mengurangi atau kalau bisa menghilangkan kesempatan terjadinya kerugian. Sedang program pengurangan kerugian bertujuan untuk

mengurangi potesil dari suatu kerugian. Program pengendalian kerugian kebanyakan merupakan gabungan antara program pengurangan kerugian dan program pencegahan kerugian.

Seperti kesempatan kerugian karena kebakaran dapat dikurangi dengan kontruksi yang menggunakan bahan anti api.

2)Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya Ada dua macam pendekatan dalam program ini, yaitu pendekatan

engineering dan pendekatan hubungan kemanusiaan.

Seperti memperbaiki pipa pipa yang tidak memenuhi syarat, untuk mencegah kebocoran gas dan pemeriksaan bahan-bahan untuk mencegah terjadinya konstruksi bangunan yang tidaak memenuhi syarat bahan-bahan yang berkualitas jelek.

c. Memisahkan

Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang sama dengan cara menbah banyaknya “independent exposure unit”, sehingga probabilitas kerugiannya dapat diperkecil. Maksud dari pemisahan adalah untuk mengurangi jumlah kerugian akibat suatu peril.

Seperti alat berat yang dimiliki PT PGN harus disimpan dengan baik agar mengurangi terjadinya kebakaan.

d. Kombinasi atau pooling

Kombinasi atau pooling adalah menambah banyaknya expoure unit yang dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.

Seperti PT PGN memperbanyak alat beratnya agar probabilitas terjadinya kecelakaan diperkecil.

e. Menghindari risiko

Menghidari risiko dapat dilakukan denga cara :

Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan ke pada pihak lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak. Seperti : PT PGN menyerahkan pengangkutan produknya kepada perusahaan transport, bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada perusahaan transport.

2. Pembiayaan risiko (risk financing)

Dalam penggulangan risiko dengan membiayai risiko menggunakan metode yaitu :

a. Pemindahan risiko melalui asuransi

Asuransi merupakan salah satu bagian dari proses pengelolaan risiko yang terutama diperuntukan bagi perlilndungan terhadap risiko dari kondisi kerugian atau kerusakan. Atas perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi ini PGN membayarkan sejumlah premi. Perusahaan asurasni memberikan perlindungan asuransi yang mencakup jenis-jenis asuransi sebagai berikut :

1) Operasional jaringan pipa

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi selama operasional jaringan pipa.

2) Property all risk

Perlindungan asuransi atas kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul atas properti maupun peralatan fisik milik PGN.

3) Comperhensive General Liability (CGL)

Suatu perlndungan asuransi atas timbulnya risiko tanggungjawab hukum dari aktivitas bisnis yang dilakukan PGN (kecuali dinyatakan secara khusus kewajiban mana yang tidak dilindungi berdasarkan klausula tertentu dalam polis).

4) Kecelakaan diri

Perlindungan asuransi atas kematian dari karyawan yang diakibatakan oleh kecelakan atau kematian normal, termasuk perlindungan untuk cacat tetap. 5) Kendaraan

Asuransi yang secara khusus memberi perlindungan terhadap potensi kerugian atau kerusakan akibat dari peristiwa kecelakaan berkendaraan dijalan dan atas kewajiban kepada pihak ketiga yang mungkin ada dalam peristiwa kecelakan tersebut.

6) Marrine hull

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi pada kapal sehubungan dengan risiko bahaya marrine hull di laut.

7) Directors dan officers (D&O) liability

Suatu polis atau biaya mempertahankan diri dalam hal Direksi dan pejabat dituntut atas suatu tindakan bersalah dimana mereka ada dipihak perushaan. Namun sebaliknya, segala tindakan bersalah disengaja dilakukan tidak dilindungi dalam asuransi D&O ini.

BAB IV

Dokumen terkait