• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SD NEGERI MANNURUKI MAKASSAR

C. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta

didik yang dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan diberbagai bidang diluar bidang akademik. Kegiatan ini dilakukan secara swadaya pada pihak

45Hj. Adriani S.Pd.I`Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 3 Maret 2017.

sekolah dan peseta didik untuk merintis kegiatan diluar jam pelajaran di sekolah. Banyak peserta didik menganggap bahwa kegiatan ini hanya sekadar dibuat dan tidak ada manfaatnya, bahkan mereka menganggap kegiatan ini sebagai bahan acuan dan tak perlu mengikutinya secara serius. Padahal kegiatan ini sangat penting bagi peserta didik, karena walaupun kegiatan ini dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah, namun kegiatan ini bertujuan positif untuk kemajuan masa depan peserta didik itu sendiri

Menurut Lasiatta S.Pd selaku Pembina kegiatan ekstrakurikuler mengatakan bahwa :

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam pelajaran di sekolah dengan mengembangkan pengetahuan atau kemampuannya, bakat dan minatnya dengan berbagai macam kegiatan yang diberikan oleh Pembina sesuai dengan bakat dan minatnya. Kegiatan ekstrakurikuler ini sebenarnya merupakan wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi, bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya bahkan dapat melatih kedisiplinan, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab peserta didik ketika menjalankan tugas46

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh SD Negeri Mannuruki Makassar yaitu adalah Pendalaman ilmu tajwid, seni tari, Drumband dan futsal and les mata pelajaran matematika.

46Lasiatta S.Pd. Guru Pendidikan jasmani dan kesehatan SD Negeri Mannuruki Makassar , Wawancara Tanggal 23 Februari 2017.

Tabel 4.5

Berikut ini tabel kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Mannuruki Makassar

No Nama Kegiatan Guru Pembina

1 Pendalaman tajwid Guru Agama Islam

(Hj. Adriana S.Pd. I)

2. Les Matematika Guru Kelas 6a

(Kamsinah S.pd)

3 Drumband Rahman S.Pd

Guru SBK

4 Futsal Guru Olahraga

(Lasiatta S.Pd.)

5 Les matematika Guru Kelas 6b

Sahrul S.Pd.

6 Seni Tari St. Nuraeni

Guru kelas 3a

Menurut hasil wawancara guru pendidikan agama Islam yaitu Hj Adriani S..Pd.I mengatakan bahwa implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut

1. Melalui pemberian motivasi kepada peserta didik

Pemberian motivasi kepada peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkannya, sebab pemikiran peserta didik seusia ini masih sangat labil, sangat mudah terpengaruh, tidak konsisten atau berubah ubah. OLeh karena itu, dibutuhkan seorang Pembina yang cerdas dan profesional menangani hal tersebut. Ini sesuai dengan hasil wawancara guru pendidikan agama Islam yaitu Hj. Adriani S.Pd.I yang mengatakan bahwa:

Peserta didik mampu mengembangkan aktivitas, kreativitas dan inisiatifnya bila didukung oleh faktor motivasi, sehingga harus selalu diberikan semangat ataupun motivasi yang secara terus-menerus. Memotivasi peserta didik merupakan salah satu usaha dan upaya membangkitkan semangat untuk selalu melakukan sesuatu yang sifatnya positif seperti tekun mengikuti kegiatan-kegiatan, rajin berlatih dan selalu mengulang-ulang apa yang sebelumnya telah disampaikaan atau diajarkan.47

Pernyataan di atas, diperkuat oleh Lasiatta S.Pd guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekaligus Pembina kegiatan olahraga futsal yang mengatakan bahwa:

Semua kegiatan yang dilakukan di sekolah baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi karena dengan motivasi, peserta didik akan ulet mengerjakan sesuatu, tidak mudah putus asa, serta mampu memecahkan masalah. Ini terlihat dengan kerajinan dan kedisiplinan peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.48

Ini sesuai yang disampaikan oleh guru les matematika ibu Kamsinah S.P.d yang mengatakan bahwa:

47Hj. Adriani S.Pd.I`Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mannuruki Makassar , Wawancara Tanggal 4 Maret 2017.

48Hj. Adriani S.Pd.I`Guru Pendidikan Agama IslamSD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 6 Maret 2017.

Salah satu pengaruh motivasi yang diberikan oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler terlihat dengan keuletan dan kerajinan peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu contohnya adalah peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masuk pada jam 5.00 sore akan tetapi dia sudah hadir di sekolah sesudah ashar sekitar kurang lebih jam 4 bahkan ada yang shalat ashar di Masjid Babuttaubah depan sekolah.49

Berdasarkan keterangan tersebut jelas bahwa pengaruh pemberian motivasi kepada peserta didik ketika bertindak atau mengerjakan sesuatu sangat besar. Ini terlihat dengan kedisiplinan peserta didik ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler . Jadwal yang ditentukan oleh Pembina yatitu pukul 5.00 akan tetapi peserta didik sudah ada di sekolah sebelum jam yang ditentukan. Memang pemberian motivasi Pembina sangat mempengaruhi peningktan kedisiplinan peserta didik. Hal ini merupakan salah satu ciri bahwa pendidik atau Pembina berhasil membuat peseta didik tekun. Motivasi yang disampaikan guru kepada peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan peserta didik. Peserta didik akan selalu tergugah dan tersentuh pikirannya ketika Pembina tak pernah berhenti memberikan semangat atau motivasi yang bersifat konstruktif demi keberhasilan dan kesuksesan peserta didik, sebab motivasi merupakan faktor yang berarti untuk mendorong peserta didik untuk menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta meningkatkan semangat sehingga apa yang menjadi tujuan dari Pembina bisa terimplementasi dengan baik. Pemberian motivasi Pembina

49Kamsinah S.Pd. Guru Kelas SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 6 Maret

membuat bakat dan minat peserta didik menjadi lebih aktif, lebih tergerakkan dan terarahkan. Tergerakkan maksudnya dengan adanya motivasi yang diberikan oleh Pembina dapat menggerakkan diri peserta didik untuk melakukan sesuatu sesuai keinginan Pembina. Terarahkan maksudnya adanya motivasi akan menjadi suatu pengarahan dan penuntun bagi peserta didik untuk melakukan berbagai hal dengan sesungguh-sungguhnya dan dapat menyelesaikan dengan baik sehingga pekerjaan rumahestasi juga dapat meningkat karena seorang Pembina mempunyai andil pada keberhasilan peserta didik.

Pembina ketika menjalankan tugasnya harus mampu memberikan penghargaan kepada peserta didik sehingga dapat menuumbuhkan inisiatifnya, kemampuannya yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat. Pemberian penghargaan sebagai upaya pemberian motivasi tidak selalu harus berwujud barang tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah immaterial. Bahkan pemberian perhatian yang cukup terhadap peserta didik dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi paling sederhana karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak adanya atau kurang perhatian guru atau Pembina kepada peserta didik. Penghargaan dan perhatian serta puji-pujian yang diberikan Pembina dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Memang Pembina selain memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan juga bertugas meningkatkan kreatifitas peserta didik. Tidak bisa kita dipungkiri bahwa motivasi peserta didik antara satu dengan yang lainnya berbeda, untuk itulah penting untuk selalu senantiasa memiliki semangat belajar dan mampu menjadi peserta didik yang prestasi serta dapat

mengembangkan diri secara optimal. Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, Pembina perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, guru diharapkan memiliki kreatifitas untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Guru atau Pembina harus selalu mengajak dan mengulurkan tangannya kepada peserta didik agar mampu berpartisipasi aktif pada kegiatan yang menyangkut masalah kompetensi.

2. Pemberian pemahaman kepada peserta didik

Pemberian pemahaman oleh pendidik atau Pembina kegiatan ekstrakurikuler sangat mempengaruhi semangat, perhatian, antusias dan pemikiran peserta didik ketika melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik akan merasa bangga, senang, bahagia dan ceria ketika materi yang disampaikan atau diajarkan mampu dipahami oleh peserta didik.

Menurut hasil wawancara guru SBK yaitu Abdur Rahman mengatakan bahwa:

Pemberian pemahaman oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler sangat menentukan hasil kegiatan tersebut. Materi yang dikemas secara menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis tentu sangat mempengaruhi antusias peserta didik. Ketika peserta didik sudah muncul didalam dirinya antusias, tentu sudah pasti ada kemauan yang kuat untuk mengetahui sesuatu, ketika pengetahuan tentang sesuatu itu sudah muncul maka sudah ada benih-benih keberhasilan pada dirinya.50

50Abdur Rahman S.Pd., Guru Seni Budaya dan Kesenian SD Inpres Bontomanai Makassar , Wawancara Tanggal 6 Maret 2017.

Ini sesuai yang disampaikan oleh Sahrul S.Pd sebagi pendidik les matematika yang mengatakan bahwa:

Pembina kegiatan ekstrakurikuler harus menjadi Pembina yang profesional terutama harus mampu memahamkan materi yang sampaikan atau diajarkan. Pembina harus melihat sejauh mana kemampuan peserta didik menerima materi. Pembina harus mampu membuat peserta didiknya senang dan cinta kepadanya bukan membuat benci dengan materi yang disampaikan apakah karena susahnya atau sukarnya materi disampaikan ataukah karena cara digunakan tidak cocok dengan peserta didik.51

Hj. Adriani S.Pd.I selaku Pembina les pendalaman ilmu tajwid memberikan pendapat bahwa:

Paham tidaknya materi yang disampaikan oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler tergantung dari kapasitas Pembina itu sendiri. Pembina yang menentukan paham tidaknya peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Pembina ketika menjelaskan materi dan mampu membuat peserta didik tertarik, mendapatkan perhatian, maka lambat laun peserta didik akan paham karena akan selalu terfokus terhadap materi yang disampaikan oleh Pembina. Makanya seorang Pembina harus menjadi Pembina yang profesional yang tahu cara-cara mencerdaskan peserta didiknya baik yang kemampuan berfikirnya terbatas apalagi memang yang sudah dikategorikan cerdas52

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis memberikan analisis bahwa Pembina kegiatan ekstrakurikuler harus mampu memahamkan materi yang diajarkan baik yang memiliki kapasitas ilmu yang tinggi maupun yang rendah, agar peserta didik senang, tertarik, dan perhatian sehingga ketertarikan itu mampu membuat peserta didik paham dengan materi yang disampaikan oleh Pembina. Tentu hal ini tidak mudah dilakukan kecuali Pembina yang profesional. Menarik perhatian peserta

51Sahrul S.Pd. Guru Kelas SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 6 Maret

2017.

52Hj. Adriani S.Pd.I`Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 6 Maret 2017.

didik adalah kunci bagi masuknya setiap informasi kepemikiran seseorang. Oleh karena itu Pembina harus memastikan bahwa peseta didik telah cukup berkonsentrasi pada pelajaran sebelum memulai proses pembelajaran supaya apa yang disampaikan Pembina bisa terarah langsung pada pemikiran peserta didik sehingga bisa mengerti dan paham terhadap materi yang disampaikan. Makanya guru atau Pembina sangat diharapkan menjadi Pembina yang profesional terutama selalu menyampaikan kepada peserta didik bahwa apa yang disampaikan ini adalah sesuatu yang luar biasa, istimewa, penting untuk keberhasilan kalian di masa depan sehingga peserta didik tidak berpura-pura memperhatikan, pikirannya tidak terbang kesana kemari atau berbagai penjuru dunia tapi memang sadar bahwa apa yang disampaikan itu adalah sesuatu yang bernilai atau berharga.

Bahkan guru atau Pembina yang profesional harus jelas artikulasi ketika menyampaikan materi. Kejelasan terhadap pemaparan materi, dimulai pada penguasaan materi yang disampaikan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan penyampaian yang baik dan teratur. Pengaturan volume suara, kecepatan bicara, serta pemilihan kata- kata yang dimengerti peseta didik akan lebih memperjelas materi. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kejelasan guru ketika menyampaikan materi adalah dengan latihan. Disamping itu juga Pembina harus memberikan contoh supaya peserta didik lebih paham. Sebaiknya memberikan contoh yang lebih mudah dipahami. Terkadang guru hanya menggunakan buku teks apa adanya, seingga buku teks disusun oleh seorang ahli sehingga contohnya terkadang sulit dipahami peserta

didik. Yang tak kala pentingnya untuk lebih mudah peserta didik paham terhadap matei yang disampaikan adalah semangat Pembina ketika menyampaikan materi yang akan disampaikan. Senyum dan wajah yang menunjukkan semangat akan memberikan kesan positif pada diri peserta didik. Apabila jika secara tepat guru dapat memberikan humor yang tidak mengganggu konsentrasi peserta didik maka pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Jangan menuntut semangat belajar peserta didik jika disisi lain Pembina justru tidak menunjukkan semangat menyampaikan materi. Setelah menyampaikan materi maka Pembina seharusnya mengecek pemahaman peserta didik. Pembina seharusnya tidak langsung menanyakan secara langsung, apakah kalian paham atau ngerti, tentu saja sebagian peserta didik akan menjawab paham, paling tidak Pembina atau guru harus selalu memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi yang telah disampaikan atau diajarkan. Akan lebih baik lagi jika ada sebagian peserta didik ada yang berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau bisa juga dilakukan secara bergantian menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh Pembina apakah memang betul paham atau hanya sekadar ucapan. Tentunya itu tidak terlepas pada kemampuan atau kapasitas Pembina sehingga nanti tumbuh benih-benih keberhasilan.

3. Pemberian Nasihat

Cara yang digunakan Pembina untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada peserta didik adalah dengan pemberian nasihat karena dengan pemberian nasihat peserta didik selalu dapat memperbaiki diri dan mampu

membuatnya tidak mengulangi kesalahan yang sama serta dapat membentuk karakter peserta didik.

Berdasarkan pengamatan peneliti Pembina selalu memberikan nasihat kepada peserta didik pada setiap kesempatan ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Hal ini dapat dilihat dengan penjelasan Lasiatta S.Pd.

Selaku Pembina olahraga futsal selalu mengingatkan kepada peserta didik pada setiap pertemuan untuk selalu datang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.agar bakat dan minat kalian bisa tersalurkan dengan baik sehingga nantinya bisa menjadi peserta didik yang bisa diandalkan.53

Ini sesuai yang disampaikan oleh Hj. Adriani S.Pd.I selaku Pembina les pendalaman ilmu tajwid yang mengatakan bahwa:

Setiap Pembina kegiatan ekstrakurikuler pasti berharap agar peserta didik yang dibinanya menjadi berhasil. Sudah menjadi sebuah kewajiban Pembina untuk selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada peserta didiknya. Bahkan bukan hanya sekadar mengingatkan untuk selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tapi mendengarkan apa yang disampaikan oleh setiap Pembina seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman, tidak membuang-buang air, rajin mengulang-ulang materi yang disampaikan, rajin berlatih, bertanya kepada Pembina kalau ada sesuatu yang kurang jelas, kerjakan kalau ada tugas yang diberikan, disiplin waktu, berani bertanggung jawab dan jangan lupa berdoa disetiap mulai kegiatan sampai akhir kegiatan54

Berdasarkan keterangan tersebut jelas bahwa Pembina memiliki peran penting untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada peserta didik. Ini terlihat bahwa setiap pertemuan selalu diberikan nasihat terutama kedisiplinannya, bukan hanya nasihat kedisiplinan tapi banyak lagi yang esensinya adalah mengajak peserta

53Kamsinah S.Pd. Guru Kelas SD Negeri Mannuruki Makassar , Wawancara Tanggal 7

Maret 2017.

54Hj. Adriani S.Pd. I Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 7 Maret 2017.

didik untuk memiliki karakter atau pribadi yang baik Dengan pemberian nasihat secara terus-menerus maka akan secara pelan-pelan memunculkan kesadaran peserta didik. Dengan menumbuhkan kesadaran peserta didik mampu memiilik sikap tanggung jawab, rasa percaya diri, disiplin, kerjasama, jujur, rasa hormat, tekun, kreatif , peduli dan religius. Memang tidak salah ketika pepatah mengatakan bahwa guru ibarat sebuah lilin, membakar diri hanya untuk menerangi orang lain. Artinya guru atau Pembina rela mengorbankan diri agar peserta didik memiliki pengetahuan sehingga bisa menjadi cerdas dan sukses di kemudian hari. Walaupun pada awalnya ada beberapa peserta didik masih melakukan pelanggaran tapi minimal bisa sebagian besar memiliki karakter yang baik. Nasihat yang diberikan guru atau Pembina tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kesuksesan mereka. Percaya atau tidak, banyak nasihat dari guru yang berguna ketika peserta didik sudah dewasa. Bahkan nasihat itu bisa membuat peserta didik meraih kesuksesan bila mempraktekkan nasihat tersebut karena nasihat yang berkesan pada seorang guru akan terus diingat oleh peserta didik. Nasihat itu akan terus memotivasi diri peserta didik untuk selalu berbuat dan bertindak sesuai dengan jalur kebenaran.

4. Pemberian sangsi

Sangsi merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru atau Pembina terhadap peserta didik karena telah melakukan pelanggaran atau kesalahan. Salah satu tujuan pemberian sangsi kepada peserta didik adalah supaya ada efek jerah sehingga peserta didik tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama sehingga peserta didik lebih berhati-hati ketika bertindak atau melakukan sesuatu. Bentuk sangsi yang diberikan

oleh Pembina adalah hukuman badan atau fisik, seperti ( cubitan, pukul kasih sayang yang bagian lengang) , hukuman intelektual seperti (peserta didik diberikan kegiatan tertentu sebagai sanksi atas perbuatannya dengan orientasi tidak lain dan tidak bukan hanya untuk perbaikan peserta didik kedepannya. Ini sesuai dengan pendapat Lasiatta S.Pd selaku Pembina olahraga futsal yang mengatakan bahwa:

Peserta didik yang melakukan pelanggaran atau kesalahan akan diberikan sangsi oleh Pembina. Sangsi yang diberikan oleh Pembina bermacam-macam ada hukuman badan atau fisik, seperti (peserta didik dicubit, dipukul kasih sayang yang bagian lengang) dan ada juga hukuman intelektual seperti (peserta didik diberikan kegiatan tertentu sebagai sanksi atas perbuatannya dengan orientasi tidak lain dan tidak bukan hanya untuk perbaikan peserta didik kedepannya.55

Sahrul S.Pd. selaku Pembina kegiatan ekstrakurikuler les matematika memberikan pendapat bahwa:

Bagi peserta didik yang melakukan pelanggaran akan diberikan sangsi oleh Pembina. Adapun sangsi yang diberikan ada dua, yaitu sangsi ringan dan sangsi berat. Adapun sangsi ringan yang diberikan kepada peserta didik adalah berupa teguran langsung, membersihkan sampah di halaman kelas atau lingkungan sekolah dan adapun sangsi berat berupa push up, sit up, lari keliling lapangan, menyapu ruangan kelas sekalugus dipel, membersihkan wc atau kamar mandi dan sekaligus mengisi bak air56

Ini diperkuat Kamsinah S.Pd selaku Pembina les matimatika yang mengatakan bahwa :

Pemberian sangsi secara umum kepada peserta didik ketika melanggar adalah hanya teguran yang bersifat membimbing, kalaupun tidak jera dengan teguran

55Lasiatta S.Pd. Guru Pendidikan jasmani dan kesehatan SD Negeri Mannuruki Makassar, Wawancara Tanggal 7 Maret 2017.

56Sahrul S.Pd., Guru Kelas SD Negeri Mannuruki Makassar , Wawancara Tanggal 8 Maret

2017 . .

tersebut maka Pembina melakukan semacam ancaman-ancaman dimana peserta didik tidak diberikan nilai atau dianggap tidak lulus.57

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas penulis memberikan analisis bahwa setiap peserta didik yang melanggar atau melakukan kesalahan dalam kegiatan ekstrakurikuler akan diberikan sangsi, baik sangsi yang ringan maupun sangsi berat yang intinya bersifat mendidik seperti teguran, cubit, pukul kasih sayang bagian lengan, sangsi intelektual, push up dan sit up, lari keliling lapangan, membersihkan wc atau kamar mandi sekaligus mengisi bak air dan mengancam tidak memberi nilai atau dalam hal ini tidak lulus supaya peserta didik menjadi berubah dari kebiasaan-kebiasaanya yang tidak baik. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sangsi itu menghadirkan atau memberikan suatu situasi yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari oleh setiap orang.

Imam al-Gazali pernah mengatakan bahwa hukuman itu sebenarnya suatu perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki atau melindungi dirinya sendiri pada kelemahan jasmani dan rohani sehingga terhindar pada segala macam pelanggaran. Memberi sangsi memang ada larangan tapi pada batas-batas yang wajar sehingga tidak terlalu menyakitkan badan dan jiwa anak, apalagi sampai cacat pada bagian tubuh. Kemudian paling utama adalah pemberian sangsi kepada peserta didik harus selaras dengan kesalahannya. Tentu sangat dilarang bagi Pembina kegitan ekstrakurikuler memberikan sangsi yang berlebihan ketika hanya melakukan kesalahan yang ringan.

57Kamsinah S.Pd., Guru Kelas SD Negeri Mannuruki Makassar , Wawancara Tanggal 8

Harus bersifat adil dan ketika memberikan sangsi kepada peserta didik maka harus secepatnya dijalankan agar peserta didik tau betul apa sebabnya dia diberikan sangsi oleh Pembina dan apa maksud pada sangsi tersebut. Pada pemberian sangsi maka Pembina harus dalam keadaan tenang, tidak emosi atau terbawa suasana karena kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan peserta didik sehingga sangsi tersebut dapat mendidik diri peserta didik. Tidak menyakiti fisik peserta didik apalagi sampai pada merusak psikologi peserta didik karena dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan peserta didik di masa akan datang. Ketika Pembina memberikan sangsi kepada peserta didik maka hal yang harus dilakukan juga adalah diberikan penjelasan terhadap sangsi tersebut supaya peserta didik tau akan kesalahannya dan membuat peserta didik bisa menyadari itu semua sehingga berusaha untuk tidak mengulagi kesalahan yang sama. Pemberian sangsi harus tetap dalam jalinan cinta kasih sayang. Kita memberikan sangsi pada peserta didik bukan karena ingin menyakiti hatinya, melampiaskan rasa dendam dan sebagainya. Akan tetapi kita memberi sangsi demi kebaikan, demi kepentingan peserta didik demi masa depan sendiri. Oleh karena itu, sehabis memberikan sangsi tidak boleh berakibat putusnya hubungan kasih sayang.

5. Menjadi teladan bagi peserta didik

Keteladanan sangat penting ketika ingin mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter bagi peserta didik, karena ketika ingin menganalisis berbagai permasalahan-permasalahan yang terjadi pada generasi muda saat ini adalah