• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Implementasi

Tahap implementasi sistem (system implementation) merupakan tahapan untuk meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahapan ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan, yaitu :

1. Pemrograman dan pengetasan program

Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer. Kode program harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh analis sistem hasil dari desain sistem. Sebelum diterapkan, program harus bebas dari kesalahan-kesalahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, program harus dites untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Instalasi perangkat keras dan lunak

Proses pemasangan perangkat keras dan instalasi perangkat lunak yang sudah ada

3. Pelatihan kepada pemakai

Manusia merupakan faktor yang diperlukan dalam sistem informasi. Jika ingin sukses dalam sistem informasi, maka personil-personil yang terlibat harus diberi peringatan dan pengrtahuan tentang sistem informasi dan posisi serta tugas mereka.

4. Pembuatan dokumentasi

Dokumentasi adalah melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan pembuatan sebuah program yang dilakukan dari awal sampai selesai.

4.1.1 Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama adalah tampilan yang pertama kali diakses oleh admin. Didalam halaman ini admin harus login terlebih dahulu sebelum masuk kedalam sistem . Tampilan halaman utama dapat dilihat dari gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Tampilan Form Menu Utama

Halaman input data bisa di akses setelah login di menu utama berhasil. Tampilan halaman input data dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.2 Tampilan Form Input Data

Untuk mengisi kriteria-kriteria diatas diperoleh dari persyaratan yang diberikan oleh pemerintah setempat.

4.1.3 Tampilan Halaman Proses SAW

Setelah mengisi halaman input data maka kandidat dan kriteria tersimpan didalam database. Untuk meranking penerima jaminan kesehatan dengan metode SAW maka masuk kehalaman Proses SAW. Berikut Tampilan halaman proses SAW :

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Proses SAW

Setelah masuk kehalaman Proses SAW kemudian mengakses button Proses sehingga muncul hasil dari perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) .

4.1.4 Tampilan Halaman Proses WPM

Akses Button Proses WPM adalah halaman dimana admin meranking kandidat Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method. Tampilan halaman Proses WPM dapat dilihat pada gambar 4.4.

Proses selanjutnya akses button proses, setelah mengakses button tersebut maka akan muncul proses perhitungan oleh sistem dengan menggunakan Weighted Product Method.

4.2 Pengujian

4.2.1 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Urutan pemecahan masalah untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima jaminan kesehehatan menggunakan algoritma Simple Additive Weighting (SAW) adalah sebagai berikut :

Dinas Kesehatan memberikan Kartu Jaminan Kesehatan yaitu Jamkesmas untuk warga yang kurang mampu di sebuah daerah. Kartu jaminan kesehatan ini diberikan apabila warga tersebut melengkapi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

Dalam Penelitian ini Kriteria-kriteria yang digunakan adalah Warga kurang mampu di Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai ingin mendapatkan Jamkesmas sesuai dengan ketetapan yang diberikan pemerintah. Dalam penyeleksian data warga kelurahan simpang tiga pekan berhak menerima Jamkesmas apabila :

1. Keluarga yang memiliki bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi untuk masing-masing anggota keluarga.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, dan kayu berkualitas rendah

3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, dan kayu berkualitas rendah

4. Fasilitas jamban tidak ada, atau ada tetapi dimiliki secara bersama-sama dengan keluarga lain

5. Sumber air untuk minum/memasak berasal dari sumur/mata air tak terlindungi, air sungai, danau, atau air hujan.

7. Bahan bakar yang digunakan memasak berasal dari kayu bakar, arang, atau minyak tanah.

8. Dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali dalam seminggu.

9. Dalam setahun hanya mampu membeli satu stel pakaian. 10.Makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali.

11.Tidak mampu membayar anggota keluarga berobat ke puskesmas atau poliklinik

12.Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan setengah hektare, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu, tukang becak, pemulung atau pekerja informal lainnya dengan pendapatan maksimal Rp.600 ribu perbulan

13.Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga bersangkutan tidak lebih dari SD

14.Tidak memiliki harta senilai Rp500.000 seperti tabungan, perhiasan, TV, ternak, sepada motor (kredit/non-kredit), kapal motor, tanah, atau barang modal lainnya.

Tabel bobot yang diberikan pengambil keputusan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Berikut tabel Bobot Preferensi Setiap Kriteria yang diberi oleh pengambil keputusan. Tabel 4.1 Bobot Preferensi Setiap Kriteria

No Kriteria Bobot

1 Bangunan Tempat Tinggal 5

2 Jenis Lantai Bangunan 3

3 Jenis Dinding 3

4 Fasilitas Jamban 5

5 Sumber Air 4

6 Sumber Penerangan 3

7 Bahan Bakar Memasak 5

8 Jenis Makanan 5

9 Pakaian 3

10 Makan 4

11 Tidak mampu membayar berobat 5

12 Pekerjaan Kepala Keluarga 5

13 Pendidikan Kepala Keluarga 4

14 Harta/benda 3

Dilihat dari tabel 4.1 diatas diberi nilai dari kepentingan setiap kriteria yang dijelaskan tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Nilai rating setiap Kriteria

Nilai Bobot Sangat Penting 5 Penting 4 Cukup Penting 3 Kurang Penting 2 Tidak Penting 1

a. Bangunan Tempat Tinggal (C1)

Nilai subkriteria yang diberikan pada kriteria ini dengan tempat tinggal dan mengukur luas bangunan tempat tinggal. Melalui persyaratan yang diberikan nilai subkriteria yang terlihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Bobot Subkriteria (C1)

Kriteria Sub Kriteria Bobot Subkriteria

Bangunan Tempat Tinggal Gelandangan

6 meter persegi 8 meter persegi

3 2 1

b. Jenis Lantai Bangunan (C2)

Nilai subkriteria yang diberikan pada kriteria ini dengan memberikan nilai sesuai dengan tingkat kebersihan lantai yang dibuat dengan tiga bahan. Tiga bahan tersebut adalah tanah, kayu dan bambu.Diberikan nilai subkriteria pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Nilai bobot Subkriteria (C2)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Jenis Lantai Bangunan Tanah

Kayu Bambu 3 2 1 c. Jenis Dinding (C3)

Nilai yang diberikan pada subkriteria ini merupakan nilai yang di ambil dari segi kekokohan dinding. Dari persyaratan yang diberikan, yang mana yang lebih kokoh untuk diberikan jaminan kesehatan. Nilai bobot Subkriteria dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Nilai bobot Subkriteria (C3)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Jenis Dinding Tanah

Kayu Bambu

3 2 1

d. Fasilitas Jamban (C4)

Fasilitas Jamban yang digunakan mempunyai tingkat kebersihan. Nilai subk riteria ini adalah nilai yang diambil dari tingkat kebersihan jamban yang digunakan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Nilai bobot subkriteria (C4)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Fasilitas Jamban Ada

Dimiliki Bersama Tidak Ada 1 2 3 e. Sumber air (C5)

Nilai sumber air diambil dari tingkat Ph nya. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Semakin tinggi tingkat keasaman, semakin baik air untuk di konsumsi. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Nilai bobot subkriteria (C5)

Kriteria Subkriteria Nilai

Sumber Air Sumur/mata air

Air sungai/danau Air hujan 3 2 1 f. Sumber Penerangan (C6)

Nilai Subkriteria yang diambil dari kriteria ini melalui resiko dari penerangan yang dipakai. Semakin besar resiko penerangan yang digunakan, semakin besar nilai subkriterianya. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Nilai bobot kriteria (C6)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Sumber Penerangan Obor

Lampu sentir Lampu LEM 3 2 1 g. Bahan Bakar (C7)

Nilai Subkriteria yang diambil dari kriteria ini melalui resiko pemakaian. Makin besar resiko yang bahan bakar yang digunakan, semakin besar nilai subkriterianya. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Tabel bobot Kriteria (C7)

Kriteria Subkriteria Bobot subkriteria

Bahan Bakar Memasak Kayu bakar Arang Minyak Tanah 3 2 1 h. Jenis Makanan (C8)

Nilai subkriteria didapat dari persyaratan dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali dalam seminggu. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Nilai bobot Kriteria (C8)

Kriteria Subkriteria Bobot

Subkriteria Makanan

dalam Seminggu

Tidak Mengkonsumsi daging maupun susu Hanya susu atau daging saja

Susu dan Daging

1 2 3

i. Kemampuan Membeli Pakaian (C9)

Nilai subkriteria ini diambil dari kemampuan membeli pakaian dalam setahun. Nilai dari kriteria ini diambil dari jumlah stelan baju yang mampu dibeli setiap tahun. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.11 :

Tabel 4.11 Bobot Kriteria (C9)

Kriteria Alternatif Bobot Subkriteria

Kemampuan Membeli Pakaian Per Tahun

1 Pasang 2 Pasang 3 Pasang 3 2 1 j. Makan (C10)

Nilai subkriteria didapat dari persyaratan makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali. Berdasarkan jumlah banyaknya makan peserta Jamkesmas dalam sehari maka diperoleh. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.12:

Tabel 4.12 Nilai bobot Kriteria (C10)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Banyaknya makan dalam Sehari Tidak tentu 1 Kali 2 Kali

1 2 3

k. Kemampuan membayar berobat (C11)

Nilai subkriteria yang di ambil adalah dari tingkat penyakit yang diderita pasien . Pasien dengan latar belakang penyakit sangat parah lebih diutamakan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.13 :

Tabel 4.13 Nilai bobot subkriteria (C11)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Kemampuan membayar berobat Parah Cukup Parah Tidak Parah 3 2 1 l. Pekerjaan (C12)

Nilai subkriteria yang diasumsikan adalah melalui besarnya pendapatan pekerjaan. Nilai subkriteria diambil melalui rentang gaji pekerjaan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.14 :

Tabel 4.14 Bobot Subkriteria (C12)

Kriteria Subkriteria Nilai

Pekerjaan Petani Buruh Lainnya 3 2 1 m. Harta (C13)

Nilai subkriteria yang dibuat berdasarkan tingkat harta/uang/modal.Nilai kriteria ini diperoleh dari rentang nilai uang yang dimiliki oleh pengaju. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Nilai bobot kriteria (C13)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Harta Tabungan Perhiasan Barang Elektronik 3 2 1 n. Pendidikan (C14)

Nilai subkriteria yang dibuat berdasarkan tingkat penerima jamkesmas. Nilai subkriteria ini diperoleh dari tingkat pendidikan yang lebih mudah mendapat pekerjaan yang layak. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.16 :

Tabel 4.16 Nilai bobot kriteria (C14)

Kemudian diberikan nilai oleh pengambil keputusan sesuai dengan data kriteria dan subkriteria kandidat peserta Jamkesmas.

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Pendidikan SD SMP SMA 3 2 1

Tabel 4.17 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria SAW

No Nama Kandidat Kriteria

BTT JLB JD FJ SA SP BBM JM P TMBB P M Pdk Harta 1 Selamat Riadi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 Siti Aminah 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 Elisa Nasution 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3

Tabel 4.31 adalah nilai setiap alternatif kandidat yang diberikan oleh pengambil keputusan. Setiap nilai yang diberikan kepada kandidat sesuai dengan nilai subkriteria yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan. Setelah diberikan nilai rating kecocokan, kemudian di tentukan perbaikan bobot kriteria. Matrik keputusan yang dibentuk dari tabel diatas adalah sebagai berikut :

X =

Setelah dibentuk matrik keputusan kemudian dilakukan perbaikan bobot kriteria

dengan persamaan :

Alternatif Perbaikan bobot kriteria

Selamat Riadi r11 = r12 = r13 = r14 = r15 = r16 = r17 =

r18 = r19 = r110 = r111 = r112 = r113 = r114 = Siti Aminah r21 = r22 = r23 = r24 = r25 = r26 = r27 = r28 = r29 =

r210 = r211 = r212 = r213 = r214 = Elisa Nasution r31 = r32 = r33 = r34 = r35 = r36 = r37 = r38 = r39 = r310 = r311 = 3

r312 =

r313 =

r314 =

Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi sebagai berikut : X =

Setelah hasil perbaikan bobot didapat dilakukan proses perankingan diperoleh

berdasarkan persamaan Vi = : Selamat : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(0,50) x 5(0,33) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) = 52,1667 Siti : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(0,66) x 5(0,33) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 4(0,66) x 3(1,00) = 52 Elisa : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(0,66) x 4(0,33) x 3(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(0,50) x 5(0,33) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) = 49

Nilai terbesar ada pada Kandidat Selamat sehingga Selamat adalah alternatif yang dipilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Selamat akan terpilih sebagai penerima jaminan kesehatan.

4.2.2 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Weighted Product Method (WPM)

Urutan pemecahan masalah untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima jaminan kesehehatan menggunakan algoritma Weighted Product Method (WPM):

Telah diketahui bobot kriteria awal yang telah ditetapkan dari tabel 3.1 .Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal W=(5,3,3,5,3,3,5,5,3,5,5,5,5,3) akan diperbaiki sehingga total bobot , dengan cara wj = : W1 = W2 = W3 = W4 = W5 = W6 = W7 = W8 = W9 = W10 = W11= W12= W13= W14=

Kemudian diberikan rating kecocokan dimana setiap kriteria diberikan nilai oleh pengambil keputusan. Nilai yang diberikan oleh pengambil keputusan dapat dilihat dari tabel 3.2. dan Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria dapat dilihat pada tabel 3.3. Untuk mendapatkan nilai dari setiap kandidat, terlebih dahulu menghitung Vektor S. Hasil nilai hitung Vektor S yang didapat dengan

SSelamat = 3(-0,0862) x 3 (0,0517) x 3 (-0,0517) x 3 (0,0862) x 2 (-0,0517) x 3 (0,0517) x 3(-0,0862 ) x 3(0,0862) x 3 (-0,0517) x 1(0,0862) x 1 (-0,0862) x 2(0,0862) x3(-0,0862) x3(0,0517)= 0,9871 SSiti = 3(-0,0862) x 3 (0,0517) x 3 (-0,0517) x 3 (0,0862) x 2 (-0,0517) x 2 (0,0517) x 1(-0,0862 ) x 3(0,0862) x 3 (-0,0517) x 2(0,0862) x 3 (-0,0862) x 2(0,0862) x2(-0,0862) x3(0,0517)= 1,0566 SElisa =3(-0,0862) x 3 (0,0517) x 3 (-0,0517) x 2 (0,0862) x 1 (-0,0517) x 3 (0,0517) x 3(-0,0862 ) x 3(0,0862) x 3(-0,0517) x 1(0,0862) x 1 (-0,0862) x 2(0,0862) x3(-0,0862) x3(0,0517)= 0,988

Kemudian setelah didapat nilai dari vektor S yang selanjutnya digunakan untuk menghitung vektor setiap kandidat dan dilakukan proses pengurutan. Nilai vektor V yang akan digunakan untuk perankingan dapat dihitung dengan persamaan :

VSelamat =

VSiti =

VElisa =

Kemudian dilakukan perankingan dan hasil nilai yang terbesar merupakan alternatif terbaik yang diusulkan untuk menjadi penerima Jamkesmas. Dengan kata lain, Siti merupakan kandidat penerima Jamkesmas untuk hasil perankingan dengan metode WPM.

4.2.3 Pengujian Sistem

Proses pengujian sistem dilakukan dengan menekan tombol proses pada halaman proses SAW. Proses pengujian ini dengan merankingkan 3 (tiga) alternatif kandidat dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Proses pengujian SAW akan ditunjukkan pada gambar 4.7 :

Gambar 4.5 Hasil Pengujian dengan SAW

Selanjutnya dilakukan pengujian dengan metode Weighted Product Method (WPM). Proses pengujian WPM ini dilakukan dengan menggunakan alternatif dan kriteria yang sama dengan SAW agar dapat dilihat perbedaan hasilnya. Hasil dari pengujian pertama WPM dapat dilihat pada gambar 4.8

4.2.4 Analisis Kecocokan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

Puskesmas Plus Perbaungan memberikan urutan peserta yang berhak menerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Berikut ini merupakan kandidat penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) :

1.Selamat Riadi 2. Siti Aminah 3.Elisa Nasution

Kemudian dari pengujian dengan menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) didapat ranking kandidat penerima Jamkesmas pada tabel 4.17 :

Tabel 4.18 Ranking Kandidat Jamkesmas dengan SAW

Ranking Nama Nilai

1 Selamat Riadi 52.1667

2 Siti Aminah 52

3 Elisa Nasution 49

Pengujian dengan menggunakan metode Weighted Product Method (WPM) didapat ranking kandidat penerima Jamkesmas pada Tabel 4.18 :

Tabel 4.19 Ranking Kandidat Jamkesmas dengan WPM

Ranking Nama Nilai

1 Siti Aminah 0.3567

2 Elisa Nasution 0.3336

3 Selamat Riadi 0.3333

Dari kedua metode diatas yang paling cocok untuk meranking kandidat penerima Jamkesmas adalah dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting

(SAW) karena metode Simple Additive Weighting (SAW) mempunyai hasil yang paling mendekati dengan ranking yang diberikan oleh Pemerintah setempat.

BAB 5

Dokumen terkait