PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM
PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAT
SKRIPSI
CHASIKA RANI PURBA
121421094
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM
PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah
Sarjana Ilmu Komputer
CHASIKA RANI PURBA
121421094
PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTED (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT
METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN JAMINAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Kategori : SKRIPSI
Nama : CHASIKA RANI PURBA
Nomor Induk Mahasiswa : 121421094
Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komisi Pembimbing :
Pembimbing II Pembimbing I
Ade Candra, ST, M.Kom Dr. Syahriol Sitorus, S.Si, MIT
NIP. 19790904 200912 1 002 NIP. 19710310 199703 1 004
Diketahui/disetujui oleh
Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer
Ketua,
Dr. Poltak Sihombing, M.Kom
PERNYATAAN
PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) DAN
WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2015
CHASIKA RANI PURBA
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat waktu sesuai dengan instruksi dan peraturan yang berlaku di Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi serta shalawat dan salam penulis hadiahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Teristimewa orang tua yang penulis sayangi, ibunda Hanura dan ayahanda
Jamiardi Purba yang tidak henti-hentinya memberikan doa, motivasi, dan
dukungan yang selalu menjadi sumber semangat penulis.
2. Bapak Prof. Drs. Subhilhar, M. A., Ph.D selaku Plt Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Kom sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi.
4. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom sebagai Ketua Program Studi S1 Ilmu
Komputer.
5. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komputer.
6. Bapak Dr. Syahriol Sitorus, S.Si, MIT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Ade Candra, ST, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing, mengarahkan, menasehati,
memotivasi, dan menyemangati penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku dosen Pembanding I dan Bapak Amer
Sharif, S.si, M.Kom selaku dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik
dan saran terhadap skripsi penulis.
8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi.
9. Adik dan Abang tersayang Zerzi Purba, Rahmat Sutomo Purba, dan Nissa
10. Sahabat-sahabat luar biasa Fitria Andhika, Rini Chairani, Tengku Zikri Rahman,
Nugra Atsaury Saragih dan Tria Rica yang selalu menemani dan memberi
motivasi kepada penulis. Teman – teman saya Puspita, Silvia, Reza, Novri dan
semua teman di Eks. KOM C ’12 yang telah memberikan semangat dan kerjasama yang baik dan tidak lupa pula terimakasih yang spesial untuk Jaka
Pramana.
11. Ibu dr. Cut Putri Elna Minarbach selaku kepala Puskesmas Perbaungan telah
memberi izin riset di Puskesmas Plus Perbaungan.
12. Seluruh staff dan karyawan di Puskesmas Plus Perbaungan Provinsi Sumatera
Utara yang turut membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, baik
dari segi teknik, tata penyajian ataupun dari segi tata bahasa. Oleh karena itu
penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca dalam upaya perbaikan
skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,
khususnya rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mengikuti perkuliahan di
Universitas Sumatera Utara.
Medan, Agustus 2015
Penulis
ABSTRAK
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah Jaminan kesehatan yang
diberikan pada rakyat yang kurang mampu oleh pemerintah. Banyaknya peserta yang
mengajukan jaminan kesehatan dan indikator kriteria yang banyak, membuat
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan yang disebabkan kurangnya informasi
atau sulitnya seorang pengambil keputusan dalam memberi preferensinya secara tegas.
Mengingat kebutuhan penduduk akan kesehatan sangatlah penting, maka cara manual
kurang efektif dan efisien. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang
yang layak menerima Jamkesmas maka dibutuhkan Sistem Pendukung Keputusan.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Simple
Additive Weighted (SAW) dan Weighted Product Method (WPM). Metode ini
merangking calon peserta Jamkesmas dari nilai tertinggike nilai terendah. Tingkat
kecocokan penerima yang didapat dari kedua metode kemudian dibandingkan,
sehingga diperoleh hasil dari masing-masing metode dan running timenya.Dari kedua
metode tersebut Simple Additive Weighting (SAW) mempunyai running time yang
lebih cepat dibanding Weighted Product Method (WPM) dan Simple Additive
Weighting (SAW) mempunyai hasil perangkingan yang lebih mendekati dengan hasil
perangkingan pemerintah setempat.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Jamkesmas, Simple Additive
COMPARISON OF SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) METHOD AND
WEIGHTED PRODUCT (WPM) METHOD IN JAMKESMAS
DISTRIBUTION
ABSTRACT
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) is health coverage program given to the
neeedy/ poor /less able communities by the goverment. There are many participants
who proposed to be covered by the program and there are also many criteria are taken
into consideration to determine the recepient has made uncertainty on the decision
making. Considering the needs of the population/communities on health is important,
and the use of manual decison making is less effective and eficient, the DSS in
determination of the people who deserve Jamkesmas is need established. The methods
used to assist the decision making in DSS are the Simple Additive Weighting (SAW)
and Weighted Product Method (WPM). These methods will process the given data in
order to determine the potential participant by rank the recipient according to the
result from hightest value to lowest value. The result from the two methods are then
compared to the expected result which determined by the local goverment and the
system make calculation on the running time for each methods. According to the
calculation of the runningtime, the Simple Additive Weighteing(SAW) is more faster
than Weighted Product Method (WPM), while the result from the Simple Additive
Weighting (SAW) has more close to the expected result by local goverment.
Keyword : Decision Support System, Jamkesmas, Simple Additive Weighting,
DAFTAR ISI
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Ruang Lingkup Penelitian 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metodologi Penelitian 5
1.7 Sistematika Penulisan 6
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1Sistem Pendukung Keputusan 7
2.1.1 Pengertian Sistem 7
2.1.2 Pengertian Keputusan 8
2.1.2.1Kondisi Pengambilan Keputusan 9
2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan 10
2.1.4 Multi-Atribute Desicion Making (MADM) 11
2.2Simple Additive Weighting (SAW) 13
2.3Weighted Product Method (WPM) 16
2.4Manajemen Model 18
2.4.1 Langkah-langkah Pemodelan dalam SPK 18
2.5Penelitian yang Relevan 19
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem
3.1 Analisis Masalah 21
3.1.1 Analisis Persyaratan 22
3.2 Pemodelan Sistem 23
3.2.1 Usecase 24
3.2.2 Activity Diagram 25
3.2.3 Sequence Diagram 27
3.3 Diagram Alir (Flowchart) 28
3.4 Perancangan Antarmuka (Interface) 30
4.1Implementasi 35
4.1.1 Tampilan Halaman Utama 36
4.1.2 Tampilan Input Data 36
4.1.3 Tampilan Halaman Proses SAW 37
4.1.4 Tampilan Halaman Proses WPM 37
4.2Pengujian 38
4.2.1 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Simple Additive Weighting
(SAW) 38
4.2.2 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Weighted Product Method (WPM)
4.2.3 Pengujian Sistem 50
4.2.4 Analisis Kecocokan Penerima Jamkesmas 51
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1Kesimpulan 53
5.2Saran 54
Lampiran
Listing Program A
Surat Izin Riset B
Penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat C
Hasil Perankingan Penerima Jamkesmas dengan Metode SAW D
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria SAW 14
Tabel 2.2 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria WPM 17
Tabel 4.1 Bobot Preferensi Setiap Kriteria 40
Tabel 4.2 Nilai rating setiap Kriteria 40
Tabel 4.3 Nilai Bobot Subkriteria (C1) 41
Tabel 4.4 Nilai Bobot Subkriteria (C2) 41
Tabel 4.5 Nilai bobot Subkriteria (C3) 41
Tabel 4.6 Nilai bobot subkriteria (C4) 42
Tabel 4.7 Nilai bobot subkriteria (C5) 42
Tabel 4.8 Nilai bobot subkriteria (C6) 42
Tabel 4.9 Nilai bobot subkriteria (C7) 43
Tabel 4.10 Nilai bobot subkriteria (C8) 43
Tabel 4.11 Nilai bobot subkriteria (C9) 43
Tabel 4.12 Nilai bobot subkriteria (C10) 44
Tabel 4.13 Nilai bobot subkriteria (C11) 44
Tabel 4.14 Nilai bobot subkriteria (C12) 44
Tabel 4.15 Nilai bobot subkriteria (C13) 45
Tabel 4.16 Nilai bobot subkriteria (C14) 45
Tabel 4.17 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria SAW 45
Tabel 4.18 Ranking Kandidat Jamkesmas dengan SAW 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan 11
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa untuk analisis masalah 21
Gambar 3.2 Use case Diagram 25
Gambar 3.3 Diagram Aktivitas Simple Additive Weighting (SAW) 26
Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Weighted Product Method (WPM) 26
Gambar 3.5 Sequence diagram Simple Additive Weighting (SAW) 27
Gambar 3.6 Sequence Diagram Weighted Product Method (WPM) 28
Gambar 3.7 Flowchart Sistem dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) 29
Gambar 3.8 Flowchart sistem dengan metode Weighted Product Method (WPM) 29
Gambar 3.9 Tampilan Rancangan Halaman Utama 30
Gambar 3.10 Tampilan Rancangan Halaman Menu 31
Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Halaman Proses SAW 32
Gambar 3.12 Rancangan Tampilan Halaman Proses WPM 33
Gambar 4.1 Tampilan Form Menu Utama 36
Gambar 4.2 Tampilan Form Input Data 36
Gambar 4.3 Tampilan halaman proses SAW 37
Gambar 4.4 Tampilan halaman proses WPM 37
Gambar 4.5 Hasil Pengujian dengan SAW 50
ABSTRAK
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah Jaminan kesehatan yang
diberikan pada rakyat yang kurang mampu oleh pemerintah. Banyaknya peserta yang
mengajukan jaminan kesehatan dan indikator kriteria yang banyak, membuat
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan yang disebabkan kurangnya informasi
atau sulitnya seorang pengambil keputusan dalam memberi preferensinya secara tegas.
Mengingat kebutuhan penduduk akan kesehatan sangatlah penting, maka cara manual
kurang efektif dan efisien. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang
yang layak menerima Jamkesmas maka dibutuhkan Sistem Pendukung Keputusan.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Simple
Additive Weighted (SAW) dan Weighted Product Method (WPM). Metode ini
merangking calon peserta Jamkesmas dari nilai tertinggike nilai terendah. Tingkat
kecocokan penerima yang didapat dari kedua metode kemudian dibandingkan,
sehingga diperoleh hasil dari masing-masing metode dan running timenya.Dari kedua
metode tersebut Simple Additive Weighting (SAW) mempunyai running time yang
lebih cepat dibanding Weighted Product Method (WPM) dan Simple Additive
Weighting (SAW) mempunyai hasil perangkingan yang lebih mendekati dengan hasil
perangkingan pemerintah setempat.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Jamkesmas, Simple Additive
COMPARISON OF SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) METHOD AND
WEIGHTED PRODUCT (WPM) METHOD IN JAMKESMAS
DISTRIBUTION
ABSTRACT
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) is health coverage program given to the
neeedy/ poor /less able communities by the goverment. There are many participants
who proposed to be covered by the program and there are also many criteria are taken
into consideration to determine the recepient has made uncertainty on the decision
making. Considering the needs of the population/communities on health is important,
and the use of manual decison making is less effective and eficient, the DSS in
determination of the people who deserve Jamkesmas is need established. The methods
used to assist the decision making in DSS are the Simple Additive Weighting (SAW)
and Weighted Product Method (WPM). These methods will process the given data in
order to determine the potential participant by rank the recipient according to the
result from hightest value to lowest value. The result from the two methods are then
compared to the expected result which determined by the local goverment and the
system make calculation on the running time for each methods. According to the
calculation of the runningtime, the Simple Additive Weighteing(SAW) is more faster
than Weighted Product Method (WPM), while the result from the Simple Additive
Weighting (SAW) has more close to the expected result by local goverment.
Keyword : Decision Support System, Jamkesmas, Simple Additive Weighting,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingginya angka kemiskinan mempengaruhi segala sektor kehidupan termasuk sektor
kesehatan. Sektor kesehatan memiliki banyak fasilitas yang tidak semua orang dapat
menggunakannya, tergantung pada kemampuan setiap orang. Fasilitas tersebut hanya
dapat digunakan jika memiliki uang yang cukup untuk fasilitas yang diperlukan.
Sehingga kesehatan yang layak bagi setiap orang tidak terpenuhi.
Masalah kemiskinan menjadi sebab utama seseorang tidak mendapatkan akses
baik dalam bidang kesehatan, maka dibutuhkan peranan pemerintah untuk menjamin
akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tanggung jawab yang
telah diamanatkan dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 34 ayat 2 bahwa negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (Republik
Indonesia,2005)
Jaminan sosial yang diberikan pada rakyat yang kurang mampu
bermacam-macam salah satunya adalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Jamkesmas merupakan salah satu produk BPJS yang memberikan jaminan kesehatan
bagi masyarakat. Melalui Jamkesmas ini masyarakat kurang mampu diharapkan dapat
menikmati fasilitas kesehatan.
Pemerintah berperan penting dalam pemberian jamkesmas. Rakyat yang kurang
mampu yang ingin memperoleh Jamkesmas harus memenuhi kriteria dan persyaratan
keputusan yang tepat . Untuk mewujudkan Pemerintah yang baik (good governance),
diperlukan keputusan yang tepat sasaran agar hasil yang diperoleh lebih tepat guna.
Dalam memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terdapat
kriteria yang harus terpenuhi yaitu 14 kriteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
tidak semua yang mendaftar sebagai calon penerima Jamkesmas tersebut akan
diterima.
Dalam menyeleksi data untuk mengambil keputusan, pemerintah masih
melakukannya dengan cara manual. Data warga yang memenuhi keriteria harus
diseleksi untuk mendapatkan warga yang benar-benar pantas memperoleh jaminan
tersebut. Adanya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan disebabkan kurangnya
informasi atau dapat juga disebabkan oleh sulitnya seorang pengambil keputusan
dalam memberi preferensinya secara tegas. Mengingat kebutuhan penduduk akan
kesehatan sangatlah penting, maka cara manual kurang efektif dan efisien.
Oleh karena jumlah peserta yang mengajukan jaminan kesehatan banyak serta
indikator kriteria yang banyak juga, maka perlu dibangun sebuah Sistem Pendukung
Keputusan yang akan membantu dalam menentukan siapa yang berhak mendapatkan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Model yang akan digunakan di dalam sistem pendukung keputusan ini adalah
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). FMADM adalah suatu metode
yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan
kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot dalam setiap
atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif yang sudah diberikan (H. Wibowo, dkk, 2009). Metode Simple Additive
Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM) termasuk Model MADM (
Multiple Atribute Decision Making ).
Weighted Product Method (WPM) mirip dengan Weighted Sum Model (WSM)
dan juga disebut sebagai Multiplicative Exponent Weighting (MEW). Ini adalah salah
(WPM) adalah himpunan berhingga dari beberapa alternatif keputusan dan dijelaskan
dalam hal beberapa kriteria keputusan (K. Savita & Chandrasekar, 2011).
Simple Additive Weighting (SAW) yang juga dikenal sebagai kombinasi linear
berbobot atau metode penjumlahan berbobot adalah teknik pengambilan atribut
sederhana dan paling sering digunakan dalam Multi Atribute Decision Making
(MADM). Metode ini didasarkan pada bobot rata-rata. Skor evaluasi dihitung untuk
setiap alternatif dengan mengalikan nilai skala yang diberikan kepada alternatif untuk
atribut dengan bobot dari kepentingan rekatif yang langsung di tentukan oleh
pengambil keputusan diikuti oleh menjumlahkan produk untuk semua kriteria (A.
Afshari, M. Mojahed & M.R Yusuff, 2010).
Metode ini sesuai digunakan dalam pemilihan peserta Jamkesmas karena
metode ini akan digunakan untuk menghitung nilai bobot setiap atribut alternatif lalu
dilakukan perankingan dan setelah itu diseleksi alternatif terbaik dari sejumlah
alternatif. Kedua algoritma ini akan dibandingkan sehingga diharapkan dengan
pemanfaatan kedua algoritma dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Melalui penjelasan dan metode di atas, penelitian ini akan membuat sistem
pendukung keputusan untuk pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted
Product Method (WPM). Dengan adanya aplikasi sistem pendukung keputusan ini
diharapkan dapat mempermudah pemilihan peserta Jamkesmas dikarenakan
banyaknya alternatif pilihan peserta Jamkesmas di Kel. Simpang Tiga Pekan Kec.
Perbaungan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan prioritas pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) di Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang
Bedagai menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weight Product
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
1. Studi kasus dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam hal ini
pada Puskesmas Plus Perbaungan dikarenakan Puskesmas Plus Perbaungan
merupakan satuan kerja perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi
dalam pelaksanaan dan pemberian kartu jaminan kesehatan untuk warga miskin di
setiap kelurahan.
2. Sampel data diambil dari warga kurang mampu di Kelurahan Simpang Tiga Pekan
Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai sebanyak 63 orang.
3. Jaminan kesehatan yang di bahas adalah jaminan kesehatan untuk daerah
(Jamkesmas).
4. Parameter – parameter yang digunakan merupakan syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari 14 kriteria diantaranya : Bangunan tempat
tinggal, Jenis lantai bangunan, Jenis dinding, Fasilitas Jamban, Sumber air, Sumber
penerangan, Bahan bakar Memasak, Jenis Makanan, Kemampuan membeli
pakaian, makan, pekerjaan, harta, dan pendidikan
5. Parameter yang akan dibandingkan adalah tingkat kecocokan penerima Jamkesmas
dan running time.
6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan DBMS MySQL.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Merancang sistem untuk memudahkan dalam mengambil keputusan pemberian
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
2. Menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product
Method (WPM) untuk sistem pendukung keputusan penerima Jamkesmas pada
kelurahan Simpang Tiga pekan kec. Perbaungan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Mempermudah dalam pengambilan keputusan pemberian Jaminan Kesehatan
2. Memudahkan proses seleksi warga kurang mampu yang memenuhi
persyaratan dan data-data hasil seleksi tersimpan di dalam sistem komputer
sehingga dapat digunakan lagi apabila diperlukan.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca
buku-buku, skripsi, dan jurnal yang dapat mendukung penulisan Tugas Akhir
yang relevan mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting
(SAW) dan Weighted Product Method (WPM).
b. Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis masalah yang dimulai dengan tahap mengindentifikasikan masalah,
dilakukan pengumpulan data - data yang berkaitan dengan kriteria pemilihan
peserta Jamkesmas, memahami kerja sistem yang akan dibuat, manganalisis dan
membuat laporan tentang hasil implementasi kedua algoritma. Kemudian
dilakukan perancangan untuk pengambilan keputusan peserta Jamkesmas yang
memenuhi kriteria sehingga menjadi suatu informasi.
Proses ini meliputi pembuatan algoritma program, UML, flowchart sistem,
rancangan aplikasi, dan pembuatan user interface aplikasi.
c. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pemanfaatan program dalam melakukan proses
pengambilan keputusan pada penyeleksian peserta Jamkesmas. Metode ini
dilaksanakan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang telah dibuat
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
d. Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan pemasukan data serta memproses data setelah itu
dilakukan pengujian apakah sistem pendukung keputusan yang telah dibangun
e. Dokumentasi
Tahap akhir penelitian yang dilakukan, yaitu membuat kesimpulan dan laporan
tentang penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan tujuan yang telah
didapat dari metode-metode penelitian sebelumnya, diharapkan mampu
memberikan dokumentasi penelitian ini.
1.7 Sistematika Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi
“Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product
Method (WPM) dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Mayarakat (JAMKESMAS),
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan perancangan model
sistem pendukung keputusan dalam pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS).
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan penyelesaian
persoalan dalam penentuan pemberian jaminan kesehatan dengan
mengimplementasikan Algoritma SAW dan WPM untuk pemilihan.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi perancangan sistem dari hasil analisis dan perancangan
yang sudah dibuat, serta menguji sistem untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
pada sistem yang dibuat.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
2.1.1 Pengertian Sistem
Dalam mendefenisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem
yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefenisikan sebagai
suatu urut-urutan yang tepat dari tahap-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang
harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya (Gerald. J., 1991). Penganut pendekatan elemen adalah Davis (1985)
yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas
(1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem
mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod berpendapat sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Begitu pula Robert G. Murdick (1993), mendefenisikan sistem sebagai seperangkat
elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan
yang bersama (Albahra, 2005).
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung
jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (Kusrini,
2007).
2.1.2 Pengertian Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus
dilakukan “ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan (Davis, 1991) .
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil
proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan memecahkan masalah yang dihadapinya (H.I Syamsi, 2000).
Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan
pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak
ada kaitannya dengan masalah lain. Kemugkinan kedua adalah tujuan pengambilan
keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple addective) dalam arti bahwa satu
keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih) yang
sifatnya kontradiktif ataupun yang tidak kontradiktif (H.I Syamsi, 2000).
Informasi merupakan hasil pengolahan data, yang dapat berfungsi untuk suatu
tujuan tertentu atau untuk analisa, dan pengambilan keputusan (Sanyoto, 1988).
Biasanya informasi terdiri dari selected data atau shorted data yaitu data yang terpilih
atau terpilah, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai data, masalah,
waktu, tempat, dan fungsinya.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pengambilan keputusan itu meliputi :
1. Identifikasi masalah
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan dijadikan
alternatif – alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan
4. Memilih satu alternatif terbaik untuk dijadikan keputusan
5. Melaksanakan keputusan
6. Memantau dan mengevaluasi hasil keputusan
Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang
harus dilakukan. Kriteria atau ciri-ciri keputusan adalah
1. Banyak pilihan/alternatif.
2. Ada kendala atau syarat.
3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun yang
tidak terstruktur.
4. Banyak input/variabel
5. Ada faktor resiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.
2.1.2.1 Kondisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai
alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban, 2005).
Setiap keputusan yang telah diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang
telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Dunn menyatakan bahwa
proses-proses kebijakan meliputi:
1. Masalah kebijakan (policy problems)
2. Alternatif kebijakan (policy alternatives)
3. Tindakan kebijakan (policy actions)
4. Hasil kebijakan (policy outcomes)
5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)
Ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika
1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternatif diketahui secara
pasti.
2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat resiko yang dipilih.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak
diketahui dengan jelas.
2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan
Computer Information system mengikuti perubahan dari organisasi secara alami.
Setiap organisasi selalu mulai dengan sistem data processing yang mendukung
(support) proses transaksi dan melakukan perubahan ke arah terbentuknya
management information system untuk mensupport pengambilan keputusan pada
tahap tactical dan strategic. Dalam beberapa tahun yang telah berlalu di temukan satu
sistem baru yang disebut decision support system (DSS) yang memperoleh popularitas
dalam bidang sistem informasi komputer.
Sistem Pendukung Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS)
merupakan sistem informasi interaktif yang menyedikan informasi , pemodelan , dan
pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
dalam situasi yang semiterstruktur dan dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter,2002).
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, maka pimpinan membutuhkan
informasi yang akurat: lengkap sesuai dengan kebutuhan, dapat dipercaya
kebenarannya, dan up-to-date. Untuk keperluan tersebut, maka dibutuhkan model
pengolahan data sesuai (cocok). Ada 3 macam model pengolahan data berdasarkan
DSS, yaitu :
a. Institusional DSS, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan
untuk jangka panjang
b. DSS Generators, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang
c. DSS Tools, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang harus
cepat namun penerapannya sangat terbatas. Meskipun demikian
kemungkinan dapat juga menjadi Institusional DSS nantinya.
Sistem lainnya yang berbasis komputer
Manajemen Data Manajemen Model
Internet, Intranet. Ekstranet
Model Eksternal
Subsistem Berbasis Pengetahuan
Antarmuka Pengguna
Manajer Pengguna Basis
Pengetahuan Organisasional
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
Dari gambar diatas sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga
komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem
manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak
manfaat karena memberikan intelegensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti
pada semua sistem informasi manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen
sistem pendukung keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem
aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan,
ekstranet, atau internet.
2.1.4 Multi-Attribute Desicion Making (MADM)
Logika Fuzzy sebagai komponen utama pembangun soft computing, terbukti telah
memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
mengandung ketidakpastian. Semenjak diperkenalkan oleh Lotfi A. Zedah pada tahun
1965, himpunan Fuzzy dan logika Fuzzy semakin banyak diminati oleh para peneliti
terhadap konsep yang telah diberikan. Proses pengambilan keputusan dalam suatu
Decision Support System (DSS) tidak luput dari pengaplikasian logika Fuzzy (S.
Kusumadewi, 2006).
Konsep dasar dari sistem pendukung keputusan fuzzy adalah relasi antar
elemen dalam himpunan-himpunan. Suatu relasi fuzzy mempresentasikan derajat
keanggotaan (hubungan) antara elemen dari 2 atau lebih himpunan. Relasi fuzzy antara
suatu elemen x ϵ X dan suatu elemen y ϵ Y didefenisikan sebagai X X Y yang
merupakan cartesian product dan diwujudkan dalam himpunan passangan (x,y)
(Bourke, 1998).
FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif
optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah
menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses
perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan (H. Wibowo,
2009).
Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui tiga tahap, yaitu penyusunan
komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi (Rudholpi, 2000). Pada
tahap penyusunan komponen, komponen situasi akan dibentuk tabel taksiran yang
berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara
untuk menspesifikasikan tujuan situasi |Oi, i=1,....,t| adalah dengan cara mendaftar
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah terindentifikasi |Ai,
i=1,...,n| .Selain itu juga disusun atribut-atribut yang akan digunakan |ak,k=1,...,m|.
Tahap analisis dilakukan melalui dua langkah. Pertama mendatangkan taksiran
dari besaran yang potensial,kemungkinan dan ketidakpastian yang berhubungan
dengan dampak-dampak yang mungkn pada setiap alternatif. Kedua, meliputi
pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian
terhadap resiko yang timbul. Pada lankah pertama, beberapa metode menggunakan
fungsi distribusi | pj(x) | yang menyatakan probabilitas kumpulan atribut | ak | terhadap
setiap alternatif | Ai |. Konsekuen juga dapat ditentukan secara langsung dari agregasi
beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap
konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana
adalah untuk menurunkan bobot aribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau
penjumlahan terbobot.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan MADM,
antara lain (S.Kusumadewi, 2006) :
a. Simple Additive Weighting (SAW)
b. Weighted Product (WP)
c. ELECTRE
d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS)
e. Analilytic Hierarchy Process
2.2 Simple Additive Weighting (SAW)
Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks
keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif
yang ada (S.Kusumadewi, 2006).
Keterangan :
= Rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut .
Max = Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom.
Min = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom.
Contoh Perhitungan :
Dinas Kesehatan memberikan Kartu Jaminan Kesehatan yaitu Jamkesmas untuk
warga yang kurang mampu di sebuah daerah. Kartu jaminan kesehatan ini diberikan
apabila warga tersebut melengkapi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah setempat.
Kriteria tersebut terdiri dari lama menetap , pekerjaan,pendapatan , tanggungan kepala
keluarga, keadaan fisik bangunan rumah, dan pendidikan. Berikut contoh
perhitungannya dengan 5 kriteria.
1. C1 : lama menetap
2. C2 : pekerjaan
3. C3 : pendapatan
4. C4 : tanggungan kepala keluarga
5. C5 : keadaan fisik bangunan rumah
Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 sampai 5,
yaitu :
1. 1 = Sangat Buruk
2. 2 = Buruk
3. 3 = Cukup
4. 4 = Baik
5. 5 = Sangat Baik
Tabel 1 menunjukkan rating kecocokan setiap alternatif pada kriteria. Sedangkan
tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu:
1. 1 = Sangat Rendah
2. 2 = Rendah
3. 3 = Cukup
4. 4 = Tinggi
5. 5 = Sangat Tinggi
Tabel 2.1 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria SAW
Alternatif Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5
A1 4 4 5 3 3
A2 3 3 4 2 3
Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alternatif di setiap kriteria merupakan
nilai kecocokan (nilai terbesar adalah nilai terbaik), maka semua kriteria yang
diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.
Pengambilan keputusan memberikan bobot preferensi sebagai : W =
(5,3,4,4,2). Matrik keputusan yang dibentik dari tabel kecocokan sebagai berikut :
X =
Pertama-tama, dilakukan normalisasi matriks X berdasarkan persamaan (1) :
r11 =
r21 =
r31 =
r21 =
r22 =
r32 =
dan seterusnya, sehingga diperoleh matriks ternormalisasi sebagai berikut:
Proses Perankingan diperoleh berdasarkan persamaan Vi = :
V1 = (5)(0,8) + 3(1) + 4(1)+ 4(1) + 2(1) = 17
V2 = (5)(0,6) + 3(0,75) + 4(0,8)+ 4(0,66) + 2(1) = 13,1167
V3 = (5)(1) + 3(1) + 4(0,4)+ 4(0,66) + 2(0,66) = 13,6
Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1 adalah alternatif yang dipilih
sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, A1 akan terpilih sebagai penerima
2.3 Weighted Product Method (WPM)
Weighted Product Method (WPM) menggunakan perkalian untuk
menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu
dengan bobot atribut yang bersangkutan (Yoon, 1989). Metode Weighted Product
Method (WPM) menggunakan proses normalisasi, dimana rating setiap atribut harus
dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini
diberikan dengan rumus,sebagai berikut (Ahmadi & Tri, 2014) :
Si : Menyatakan preferensi alternatif
X : Menyatakan nilai kriteria
w : Menyatakan bobot kriteria
wj : Pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan bernilai negatif untuk
atribut biaya
n : Menyatakan banyaknya Kriteria
Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:
Dimana:
Vi : Preferensi alternatif
X : Nilai Kriteria
w : Bobot Kriteria
Alternatif yang akan dipilih adalah 5 besar yang memiliki nilai preferensi tertinggi.
Permasalahan pada Contoh Perhitungan 8.2 akan diselesaikan dengan metode WP.
Tabel 2.2 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteriaWP
Alternatif
Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal
W=(5,3,4,4,2), akan diperbaiki sehingga total bobot , dengan cara wj = :
Kemudian vektor S dihitung berdasarkan persamaan (2), sebagai berikut :
Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 adalah alternatif yang terpilih
sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain A2 akan terpilih sebagai penerima
Jamkesmas.
2.4 Manajemen Model
Model merupakan abstraksi dunia nyata menjadi bentuk simbolik dengan tujuan
menyederhanakan, meminimalkan biaya, dan meminimalkan resiko agar lebih efektis.
Sebuah model akan tergantung pada :
1. Variable waktu (tetap/tidak tetap)
2. Hasil (acak/terdistribusi/pola)
3. Nilai awal (ada/tidak ada)
Beberapa bentuk model diantaranya :
1. Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam bentuk
ideal ataupun dalam skala yang berbeda.
2. Model Analog (Model Diagramatik)
Model analog bisa mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah
menurut waktu.
3. Model Simbolik (Model Matematik)
Format model simbolik bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis
model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan (equation).
2.4.1 Langkah-langkah Pemodelan dalam SPK
Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan SPK dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Studi Kelayakan
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur,
pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah,
2. Perancangan (Design)
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan
kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu,dicari alternatif model yang bisa
menyelesaikan masalah tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi
keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model.
3. Pemilihan (Choice)
Setelah pada tahap design ditentukan sebagai alternatif model beserta
variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk
solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni
dengan mengganti beberapa variabel.
4. Implementasi
Setelah membuat modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikannya
dalam aplikasi SPK.
2.5 Penelitian Yang Relevan
1. Skema Keputusan Hendover Vertikal dengan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM) untuk menyeleksi
jaringan Nirkabel yang Heterogen. Penelitian ini dilakukan oleh K. Savita dan
Dr. C. Chandrasekar. Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product
Method (WPM) digunakan untuk memilih jaringan terbaik dari jaringan
pengunjung (VTs) untuk koneksi terus-menerus oleh terminal mobile. Dalam
pekerjaan ini, terkonsentrasi terutama ke fase keputusan serah terima dan
untuk mengurangi keterlambatan pemrosesan pada periode serah terima. dalam
makalah ini baik SAW dan metode WP dibandingkan dengan parameter QoS
dari Mobile Terminal (MT) untuk terhubung dengan jaringan terbaik. (Savita,
K & Chandrasekar,2011)
2. Pendekatan Simple Additive Weighting (SAW) untuk masalah menyeleksi
personil. Penelitian ini dilakukan oleh Alireza Afshari, Majid Mojahed dan
Rosnah Moh.Yusuf. Penelitian ini menerapkan tujuh kriteria yang kualitatif
dan positif untuk memilih yang terbaik diantara lima personil dan juga
mengurutkan mereka dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
3. Implementasi Weighted Product (WP) dalam Penentuan Penerima Bantuan
Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan. Penelitian ini dilakukan oleh
Aziz Ahmadi dan Dian Tri Wiyanti. Dalam Penelitian ini dibuat implementasi
untuk menentukan prioritas desa penerima BLM menggunakan metode
Weighted Product (WP). Hasil dari penerapan dari metode ini adalah sistem
dapat menentukan desa dengan prioritas tertinggi untuk mendapatkan BLM
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Masalah
Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila
sistem ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil
analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.
Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
menentukan prioritas Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan
Simp. Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai dengan Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM).
Untuk melakukan perancangan sistem, dibutuhkan alat bantu perancangan.
Dalam tahapan ini, pengembangan sistem bisa menentukan arsitektur sistemnya,
merancang gambaran konseptual sistem, merancang database, perancangan interface,
hingga membuat flowchart program.
Kesulitan dalam merankingkan penerima
Jamkesmas
Machine Method
Man Material
Masih Menggunakan Sistem Manual
Belum Memakai Metode dalam menyelesaikan
masalah
User membutuhkan waktu yang lama untuk
mengambil keputusan Adanya Ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan
Pengolahan data kriteria peserta
Jamkesmas
Gambar 3.1 adalah diagram ishikawa. Konsep dasar dari diagram fishbone adalah
nama masalah yang mendapat perhatian dicantumkan di sebelah kanan diagram (atau
pada kepala ikan) dan penyebab masalah yang mungkin digambarkan sebagai
tulang-tulang utama (Jeffery L. Whitten, 2004).
Gambar diatas menjelaskan tentang semua penyebab mengapa diperlukan
membuat sistem pendukung keputusan . melalui gambar diatas dapat dilihat bahwa :
1. Mesin yang digunakan masih menggunakan sistem yang manual
2. Belum menggunakan metode dalam menyelesaikan masalah
3. Adanya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan membutuhkan
waktu yang lama untuk pengambilan keputusan
4. Data yang diolah adalah data penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat
Dari penyebab-penyebab yang telah disebutkan di atas, maka perlu dibuat Sistem
Informasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting Dan Weighted
Product Method (WPM) .
3.1.1 Analisis persyaratan
Analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu persyaratan fungsional dan
persyaratan non-fungsional.
a. Persyaratan Fungsional
Persyaratan fungsional merupakan persyaratan yang menyatakan proses apa yang
harus dapat dilakukan suatu sistem atau aplikasi. Dalam aplikasi yang akan dibangun
ini, pemilihan penerima Jamkesmas untuk Wilayah Kel. Simpang Tiga Pekan akan
menggunakan dua cara yaitu Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product
Method (WPM). Adapun persyaratan fungsional yang harus dimiliki sistem ini yaitu :
1. Nama Calon Peserta dan Persyaratan adalah Alternatif dan kriteria yang
disimpan ke dalam database sistem. Dalam hal ini DBMS yang digunakan
2. Algoritma yang dipergunakan dalam penentuan peserta Jamkesmas adalah
Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM).
3. Penentuan Peserta Jamkesmas diperoleh dari pengurutan peserta dengan nilai
yang terbesar ke nilai terkecil.
b. Persyaratan Non-Fungsional
Persyaratan non-fungsional adalah persyaratan yang dimiliki suatu sistem yang
menggambarkan karakteristik dan batasan kemampuan suatu sistem yang menjadi
dasar penentuan apakah daya guna suatu sistem sudah baik atau belum. Adapun
persyaratan non-fungsional yang harus dipenuhi diantaranya (Jeffery L. Whitten,
2004) :
1. User Friendly
Suatu sistem yang dibangun harus mudah digunakan dan dimengerti oleh user
sehingga menjadi salah satu solusi dalam pemilihan peserta Jamkesmas
2. Software Pendukung
Sistem yang dibangun oleh penulis menggunakan semua Software pendukung
bersifat freeware sehingga tidak memerlukan izin atau hal-hal yang dapat
merugikan pihak lain.
3. Fitur Tambahan
Sistem ini menambahkan beberapa fitur tambahan yaitu menyediakan
beberapa fungsi yang akan menyimpan alternatif kandidat, menghapus dan
mengedit.
4. Performa
Perankingan yang dilakukan sistem akan mampu menampilkan penerima
Jamkesmas beserta nilai yang diperoleh secara terurut.
3.2 Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem merupakan gambar sebuah sistem yang mewakili kenyataan atau
kenyataan yang diinginkan. Model-model sistem memfasilitasi komunikasi yang
diperbaiki diantara para pengguna sistem, analis sistem, desainer sistem dan
Analisis berorientasi objek (OOA) dilakukan untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai sistem dan persyaratan fungsionalnya. Dengan kata lain,
OOA mengharuskan kita mengidentifikasi objek, atribut data objek, atribut data objek,
behavior yang diasosiasikan, dan hubungan, yang mendukung fungsionalitas sistem
yang dibutuhkan.
Unified Modelling Language (UML) sekumpulan konvensi pemodelan yang
digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak
dalam kaitannya dengan objek (Jeffery L, 2004).
Ada tiga kegiatan umum dalam melakukan analisis berorientasi objek :
1. Memodelkan fungsi sistem
2. Menemukan dan mengidetifikasi objek bisnis
3. Mengorganisir objek dan mengidentfikasi hubungan objek.
3.2.1 Use case
Use case adalah sebuah skenario atau peristiwa bisnis dimana sistem harus
memberikan suatu respons yang ditentukan. Use case mencakup analisis berorientasi
objek; akan tetapi, penggunaannya menjadi hal umum di banyak metodologi untuk
analisis dan desain sistem.
Satu Pendekatan yang lebih popular dan berhasil untuk penulusuran dan
pengidentifikasian kejadian dan respons adalah teknik yang disebut usecase, yang
dikembangkan oleh Dr. Ivar Jacobson. Teknik ini berakar pada analisis berorientasi
objek, tetapi sangat mudah diadaptasikan dengan analisis terstruktur dan
pendiagraman aliran data. Analisis use case adalah proses pengidentifikasian dan
pemodelan kejadian bisnis, siapa yang menginisiasi, dan bagaimana sistem
meresponnya (Jeffery L. Whitten, 2004).
Gambar 3.2 menjelaskan tentang diagram yang menggambarkan interaksi
antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis
menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa
Admin
SAW
WPM
Hitung Matriks Keputusan
Normalisasi Matriks Keputusan
Hitung Vektor X
Hitung Matriks Keputusan
Perbaikan bobot kriteria
Hitung Vektor S System
«extends»
«extends»
«extends»
«extends»
«extends»
«extends»
Hitung Vektor V «extends»
Gambar 3.2 Use Case Diagram
3.2.2 Activity diagram
Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara
grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah usecase atau logika behaviour
(metode). Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan
sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara paralel
System User
User
Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas
Akses Button SAW Algorithm untuk menghitung SAW Buat Matriks Rating Kecocokan Alternatif setiap kriteria
Matriks Normalisasi Rating Kecocokan Alternatif setiap Kriteria
Matriks Normalisasi dikalikan dengan bobot kriteria Hasil Perankingan dengan Metode SAW
Gambar 3.3 Diagram Aktivitas Simple Additive Weighting (SAW)
Gambar 3.3 adalah diagram aktivitas dengan menggunakan metode Simple
Additive Weighting (SAW). Diagram ini serupa dengan flowchart dimana secara grafis
diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
pengguna setelah login yaitu memasukkan nilai alternatif dan kriteria penerima
Jamkesmas, kemudian mengakses button algoritma SAW dan memperoleh output
ranking penerima Jamkesmas terbaik.
System User
Admin
Akses Button WPM Algorithm untuk menghitung WPM
Perbaikan Bobot Kriteria
Hitung Vektor (S =Menyatakan Preferensi Alternatif)
Hasil Perankingan dengan Metode WPM Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas
Matriks Rating Kecocokan Alternatif Setiap Kriteria
Hitung Vektor (V = Preferensi Alternatif)
Gambar 3.4 adalah diagram aktivitas Weighted Product Method (WPM),
dimana kegiatan yang tampak yaitu dimulai dengan memasukkan alternatif dan nilai
setiap kriteria alternatif. Akses button WPM algoritma di pilih disalah satu menu
kemudian menghitung vektor S dan didapat ranking penerima Jamkesmas terbaik.
3.2.3 Sequence Diagram
Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika sebuah usecase
dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek dalam rangkaian
waktu. Berikut merupakan sequence diagram sistem dengan metode yang digunakan.
Admin Bobot Kriteria
Input Kriteria dan Alternatif
Nilai Kriteria setiap Alternatif
Matriks SAW
Hitung bobot kriteria
Hitung matriks kriteria `
Matriks Normalisasi Kandidat
Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode SAW
Gambar 3.5 Sequence diagram Simple Additive Weighting (SAW)
Gambar 3.5 menggambarkan dengan sangat detail bagaimana sebuah objek
berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu. Kaitan antara user dan data yang
tersimpan dapat dilihat dari gambar diatas.
Gambar 3.6 menjelaskan tentang user dan database yang digunakan dengan
metode Weighted Product Method (WPM). Keterkaitan antar objek sehingga
diperoleh hasil perankingan peserta Jamkesmas dengan metode Weighted Product
Admin Bobot Kriteria
Input Kriteria dan Alternatif Peserta Jamkesmas
Nilai Kriteria setiap Alternatif Peserta Jamkesmas
Matriks WPM
Hitung Bobot Kriteria `
Normalisasi Bobot Kriteria Peserta Jamkesmas
Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode WPM Simpan matriks kriteria dan alternatif peserta Jamkesmas
Hitung Vektor S
Hasil Perhitungan Vektor S
Hitung Vektor V
Gambar 3.6 Sequence Diagram Weighted Product Method (WPM)
3.3 Diagram Alir (Flowchart)
Flowchart adalah bagan-bagan yang menpunyai arus yang menggambarkan
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah, flowchart merupakan cara penyajian dari suatu
Mulai
Kandidat Calon Penerima Jamkesmas
Perhitungan dengan Metode SAW Input alternatif dan Kriteria
Penerima Jamkesmas
Selesai Output Alternatif
Keputusan
Gambar 3.7 Flowchart Sistem dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Gambar 3.7 menjelaskan tentang alur proses sistem dengan metode Simple Additive
Weighting (SAW). Bagan diatas memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan
menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses
pengolahan data.
Mulai
Kandidat Calon Penerima Jamkesmas
Perhitungan dengan Metode WPM Input alternatif dan Kriteria
Penerima Jamkesmas
Selesai Output Alternatif
Keputusan
Gambar 3.8 menjelaskan tentang arus proses sistem dengan Weighted Product Method
(WPM). Dari gambar diatas dapat dilihat urutan proses dalam sistem mulai dari input
hingga output dari sistem.
3.4 Perancangan Antarmuka (Interface)
Tahapan Perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan akternatif sistem yang terbaik. Sistem ini dirancang dengan tampilan awal
yang mengharuskan login terlebih dahulu. Pengguna aplikasi ini adalah admin. Admin
adalah orang yang berhak mengakses aplikasi.
a. Halaman Utama
Halaman administrator adalah kumpulan halaman web yang berfungsi sebagai ruang
kerja seorang admin untuk memanage dan mengelola data dari website. Data yang
ditampilkan pada website diambil langsung dari database. Ada 3 (tiga) cara dari
seorang admin dalam mengelola database melalui halaman admin yaitu menambah
data, mengedit data, dan menghapus data. Untuk masuk ke halaman menu admin
pengguna harus melakukan login terlebih dahulu dengan username : admin dan
password : password. Gambar 3.9 merupakan tampilan rancangan halaman utama.
HEADER 1
Username
Password
Login Clear
2
4 5
3
Keterangan :
1. Merupakan Header adalah grafis yang terletak di bagian atas sebuah website.
Didalam header terdapat Logo dan judul dari aplikasi.
2. Merupakan Textfield untuk tempat isian username
3. Merupakan Textfield untuk tempat isian password
4. Merupakan Button untuk login
5. Merupakan Button untuk mereset textfield username dan password
b. Halaman Menu
Setelah berhasil login maka akan tampil halaman home dan beberapa menu lain.
Halaman ini terdiri dari 3 menu yaitu:
1. Input data adalah halaman yang berfungsi untuk menyimpan, mengedit,
meng-update, dan menghapus data setiap kriteria dan kandidat.
2. Proses SAW adalah halaman ini berfungsi untuk memproses ranking peserta
Jamkesmas dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
3. Proses WPM adalah halaman ini berfungsi untuk memproses ranking peserta
Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method (WPM).
4. Informasi adalah Halaman yang berisi informasi terkini tentang Jamkesmas
5. Logout adalah halaman yang berfungsi untuk mengeluarkan admin dari
halaman administrator
Tampilan rancangan halaman Menu dapat dilihat pada gambar 3.10 :
HEADER
LOGOUT
INPUT ALTERNATIF DAN KRITERIA INPUT ALTERNATIF INPUT KRITERIA
SIMPAN HAPUS
Keterangan gambar :
1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi
2. Merupakan button halaman Input Data
3. Merupakan button halamanProses SAW
4. Merupakan button halaman Proses WPM
5. Merupakan button halaman Informasi
6. Merupakan button halaman logout
7. Merupakan button halaman input alternatif
8. Merupakan button halaman input kriteria
9. Merupakan form untuk mengisi data kriteria alternatif peserta Jamkesmas
10.Merupakan button untuk menyimpan form yang telah diisi.
11.Merupakan button untuk mereset form yang telah diisi.
12.Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.
c. Halaman Proses SAW
Halaman ini merupakan halaman untuk melakukan proses perankingan kandidat
peserta Jamkesmas dengan menggunkan metode Simple Additive Weighting (SAW) .
Tampilan halaman proses SAW dapat dilhat pada gambar 3.11 :
HEADER
LOGOUT
PROSES
RECORD
INFORMASI PROSES WPM
PROSES SAW INPUT DATA
1
2 3 4 5 6
7
8
Keterangan:
1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi
2. Merupakan button halaman Input Data
3. Merupakan button halamanProses SAW
4. Merupakan button halaman Proses WPM
5. Merupakan button halaman Informasi
6. Merupakan button halaman logout
7. Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.
8. Merupakan button untuk memproses perankingan data hasil record dengan
menggunakan metode SAW
d. Halaman Proses WPM
Halaman ini merupakan halaman untuk melakukan proses perankingan kandidat
peserta Jamkesmas dengan menggunakan metode Weighted Product Method (WPM).
Tampilan halaman proses WPM dapat dilihat pada gambar 3.12 :
HEADER
LOGOUT
PROSES
RECORD
INFORMASI PROSES WPM
PROSES SAW INPUT DATA
1
2 3 4 5 6
7
9
RECORD NILAI BOBOT KRITERIA 8
Keterangan :
1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi
2. Merupakan button halaman Input Data
3. Merupakan button halamanProses SAW
4. Merupakan button halaman Proses WPM
5. Merupakan button halaman Informasi
6. Merupakan button halaman logout
7. Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1 Implementasi
Tahap implementasi sistem (system implementation) merupakan tahapan untuk
meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahapan ini terdapat banyak
aktivitas yang dilakukan, yaitu :
1. Pemrograman dan pengetasan program
Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan
dieksekusi oleh komputer. Kode program harus berdasarkan dokumentasi yang
disediakan oleh analis sistem hasil dari desain sistem. Sebelum diterapkan,
program harus bebas dari kesalahan-kesalahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu,
program harus dites untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi.
2. Instalasi perangkat keras dan lunak
Proses pemasangan perangkat keras dan instalasi perangkat lunak yang sudah
ada
3. Pelatihan kepada pemakai
Manusia merupakan faktor yang diperlukan dalam sistem informasi. Jika ingin
sukses dalam sistem informasi, maka personil-personil yang terlibat harus
diberi peringatan dan pengrtahuan tentang sistem informasi dan posisi serta
tugas mereka.
4. Pembuatan dokumentasi
Dokumentasi adalah melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan
4.1.1 Tampilan Halaman Utama
Tampilan halaman utama adalah tampilan yang pertama kali diakses oleh admin.
Didalam halaman ini admin harus login terlebih dahulu sebelum masuk kedalam
sistem . Tampilan halaman utama dapat dilihat dari gambar 4.1 :
Gambar 4.1 Tampilan Form Menu Utama
Halaman input data bisa di akses setelah login di menu utama berhasil. Tampilan
halaman input data dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.2 Tampilan Form Input Data
Untuk mengisi kriteria-kriteria diatas diperoleh dari persyaratan yang diberikan oleh
4.1.3 Tampilan Halaman Proses SAW
Setelah mengisi halaman input data maka kandidat dan kriteria tersimpan didalam
database. Untuk meranking penerima jaminan kesehatan dengan metode SAW maka
masuk kehalaman Proses SAW. Berikut Tampilan halaman proses SAW :
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Proses SAW
Setelah masuk kehalaman Proses SAW kemudian mengakses button Proses sehingga
muncul hasil dari perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) .
4.1.4 Tampilan Halaman Proses WPM
Akses Button Proses WPM adalah halaman dimana admin meranking kandidat
Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method. Tampilan halaman Proses
WPM dapat dilihat pada gambar 4.4.