• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II IMPLEMENTASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KABUPATEN

II.7. Implementasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Ripley dan Franklin berpendapat bahwa implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output).17

Pemahaman lebih lanjut tentang konsep implementasi dikemukakan oleh Lineberry dengan mengutip pendapat Van Mater dan Van Horn yang memberikan pernyataan bahwa “policy implementation encompasses those actions by public and private individuals (and groups) that are directed at the achievement of goals and objectives set forth in prior policy decisions”. Pernyataan ini memberikan makna bahwa implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu, dan kelompok-kelompok pemerintah dan yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan. Secara sederhana dapat

Istilah implementasi menunjuk pada sebuah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah.

17

dikatakan bahwa implementasi kebijakan meliputi semua tindakan yang berlangsung antara pernyataan atau perumusan kebijakan dan dampak aktualnya.18

Pada bagian lain, Lineberry juga menyatakan bahwa proses implementasi setidak-tidaknya memiliki elemen-elemen sebagai berikut : (1) pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana; (2) penjabaran tujuan ke dalam berbagai aturan pelaksana (standard operating producers/SOP); (3) koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok sasaran; pembagian tugas di dalam dan diantara dinas-dinas/badan pelaksana; (4) pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan.19

Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ditandatangani Mendagri pada 6 Juli 2006. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai bertekad untuk mengimplementasikan maksud dan tujuan peraturan-peraturan tersebut. Berawal dari hal tersebut di atas, dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maka Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai membuat suatu Keputusan untuk membentuk Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP). Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu adalah satu unit kerja yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima layanan, yang merupakan salah satu bentuk upaya Pelayanan Prima Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk menciptakan suasana yang lebih tertib sehingga terciptanya suatu keseragaman pola dan langkah dalam penyelenggaraan administrasi pelayanan oleh Aparatur Pemerintah Daerah kepada masyarakat khususnya masyarakat pengusaha agar tercipta keterpaduan dalam proses pemberian Perizinan, sehingga

II.7.2. Implementasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

18

Fadillah Putra, Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001, Hal.81

19

masyarakat dapat menerima pelayanan yang lebih sederhana, jelas, pasti, aman, transparan, efisien, ekonomis, adil dan merata, tepat waktu dan terkoordinir.

Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) Kabupaten Serdang Bedagai adalah satu unit kerja baru yang memiliki tugas pokok dan fungsi melayani masyarakat di bidang perizinan, yang hadir sebagai jawaban dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Keberadaan unit ini nantinya juga diharapkan dapat lebih menumbuhkembangkan iklim usaha di Kabupaten Serdang Bedagai. Karena segala sesuatu yang menyangkut perizinan usaha dapat diselesaikan secara mudah, cepat dan tranparan.

Sebagai dasar hukum pendirian UPPTSP ini bupati Sergai telah mengeluarkan beberapa Peraturan Bupati, diantaranya tentang Pembentukan UPPTSP, Keputusan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal UPPTSP dan Keputusan Bupati tentang Pelimpahan Wewenang sebagian Dinas dan Bagian kepada UPPTSP. Lokasi UPPTSP berada di kompleks kantor Bupati Sergai dengan luas 11 x 4 meter. Pada tahap awal UPPTSP ini akan melayanai 8 perizinan yang ada di Serdang Bedagai, yakni Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin Gangguan (HO), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Usaha Gudang (IUG), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi dan Konsultasi (SIUJK), dan Sura Izin Penggilingan Padi, Huller dan Pengolahan beras.

Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) diresmikan pada 22 September 2006. UPPTSP dipimpin oleh seorang kordinator dengan satu sekretaris dan 13 orang staf yang dibagi menjadi tiga bagian. Yakni Sub Unit Informasi dan Pelayanan, Sub Unit Administrasi dan Sub Unit Pengaduan. Para stafnya sendiri dipilih dari pegawai muda yang masih menjabat sebagai PNS, paling lama dua tahun dengan harapan belum terpengaruh dengan pola-pola kerja lama. Untuk memudahkan transaksi pembayaran retribusi, di areal tersebut juga tersedia Bank BNI 46. Mekanisme tersebut akan mempersempit ruang gerak terjadinya pungutan-pungutan liar dalam proses pengurusan izin.

Sebelum dibentuknya Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) di Kabupaten Serdang Bedagai, pengurusan berbagai perizinan dilaksanakan pada tempat terpisah-pisah (ada di beberapa kantor/ instansi satuan kerja), dan pungutan liar yang dianggap wajar, terkesan sulit dan tidak transparan, serta tidak jelas pembiayaan dan waktu penyelesaian perizinannya.

Birokrasi tersebut akan menciptakan mutu pelayanan yang buruk dan tentu saja mengakibatkan masyarakat dan kalangan usaha enggan untuk mengurus perizinan, terutama izin usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah, dan kalangan dunia usaha, investor akan ragu untuk melakukan investasi.

Untuk mengubah pandangan masyarakat dan pelaku dunia usaha terhadap buruknya pelayanan publik tersebut, Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka menjaring kebutuhan dan meningkatkan kemampuan untuk menerapkan pola dan mekanisme Pelayanan Perijinan Terpadu, antara lain :

a. Melaksanakan Workshop dengan menghadirkan kalangan dunia usaha dan tokoh masyarakat,

b. Melaksanakan diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD),

c. Melaksanakan studi orientasi ke Pemerintah Daerah lainnya, yaitu ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen, dan ke Unit Pelayanan Terpadu Pemerintah Kota Surakarta.

Hasil dari pembelajaran dan kunjungan tersebut diaplikasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Kabupaten Serdang Bedagai dengan membentuk Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) di Serdang Bedagai sebagai wujud nyata Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh

masyarakat dan merupakan salah satu implementasi dari good governance dan clean governance.

Inisiatif yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai diawali dengan membentuk Tim Asistensi Peningkatan Pelayanan Perzinan dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain membangun kerjasama dengan The Asia Foundation, Yayasan Bitra Indonesia Sumatera Utara (LSM), dan Forum Daerah Usaha Kecil Menengah (Forda UKM) Kabupaten Serdang Bedagai.

Inisiatif Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk membentuk Unit Pelayanan Terpadu terwujud pada bulan September 2006, dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP), yang didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) di Serdang Bedagai dengan motto “Bersama Mewujudkan Pelayanan Prima”, merupakan kali pertama yang berhasil dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) di Kabupaten Serdang Bedagai juga mengembangkan model Business Friendly bagi kalangan dunia usaha. Artinya bahwa pelaku usaha bukanlah objek daripada perizinan tetapi juga merupakan subjek dalam melakukan pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai. Penerapan sistem pelayanan perijinan terpadu yang mudah, transparan dan akuntabel ini diharapkan dapat menggaet para investor untuk masuk ke kabupaten baru tersebut, dan juga mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan retribusi yang masuk ke Kas Daerah.

Sebagai contoh proses penerbitan izin memperpendek jalur birokrasi, untuk mengurus bentuk perizinan, UPPTSP menjamin izinnya akan selesai paling lama 15 hari kerja bagi izin eksternal (yang membutuhkan tinjauan ke lapangan) dan 7 hari bagi yang internal, dan berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 292 Tahun 2006 tentang pelimpahan sebahagian wewenang dari dinas-dinas terkait kepada Unit Pelayanan Perizinan Satu Pintu (UPPTSP) dalam pengurusan berbagai permohonan izin di Kabupaten Serdang Bedagai, Koordinator UPPTSP Kabupaten Serdang Bedagai memiliki kewenangan menyetujui perizinan tersebut (Penandatanganan Izin oleh Koordinator UPPTSP, sekarang Kepala Kantor Pelayanan Terpadu).

Agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang lengkap, setiap perizinan dilengkapi dengan brosur/ leaflet mengenai informasi dasar hukum, persyaratan yang diperlukan, besarnya tarif retribusi terhadap perizinan, masa berlakunya retribusi perizinan dan waktu penerbitan izin yang dimaksud (transparansi informasi), dan setiap personil UPPTSP dituntut untuk melayani dan memberikan informasi kepada masyarakat dengan standar kepastian yang jelas.

Bentuk transparansi dalam unit ini dilakukan dengan menerakan besarnya biaya retribusi yang dibayarkan oleh masyarakat pada Sertifikat Izin serta masyarakat dapat meminta penjelasan bagaimana tata cara penerapan besaran retribusi yang ditetapkan serta pembayaran retribusi dilakukan oleh pemohon langsung kepada BNI ’46 yang terletak satu ruangan dengan UPPTSP, sehingga UPPTSP tidak pernah menerima uang pembayaran apapun.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, UPPTSP menyediakan kotak saran agar masyarakat dapat memberikan masukan dalam rangka peningkatan kinerja UPPTSP, dan

untuk pengaduan masyarakat dapat dilakukan melalui telepon langsung kepada Koordinator UPPTSP (08192180088).

Bagi Pemerintah Daerah, kondisi pelayanan yang mudah, cepat, dan dengan biaya yang transparan berdampak positif pada meningkatnya kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan dari Pemerintah kabupaten Serdang Bedagai sehingga diharapkan mampu mendukung peningkatan iklim usaha (khususnya bagi UKM) dan berdampak positif pula bagi peningkatan pendapatan daerah.20

Pendapatan retribusi dari 8 jenis perizinan yang dilakukan UPPTSP mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan retribusi dari izin-izin tersebut meningkat tajam sebesar 155% dibandingkan periode Januari – April 2006 diperoleh retribusi senilai 202 juta rupiah, dibandingkan dengan periode Januari – April 2007 meningkat menjadi 516 Juta rupiah, sedangkan apabila digabungkan sejak menjadi KPT, perolehan PAD tahun 2006 dengan target Rp. 773.843.303 realisasi 83,5% ( dikelola sejak September 2006). Target tahun 2007 sebesar 1.007.000.000,00 dengan realisasi 127,63 %, sedangkan target untuk tahun 2008 dengan 23 jenis perizinan Rp.2.468.100.000 degan realisasi 31,07% (sampai dengan April 2008), hal tersebut menunjukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengurus perizinan dikarenakan kepastian proses perizinan yang cepat, transparan, jelas, dan dapat dipertanggung jawabkan.21

a. Bahwa peningkatan pelayanan dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat sangat bergantung pada komitmen Kepala Daerah untuk melaksanakan hal

Melihat hasil yang telah dicapai ini, maka manfaat yang diperoleh adalah:

20

Wawancara dengan Kepala Kantor Pelayanan Terpadu, Drs. Indra Syahrin, Msi. Tanggal 30 Agustus 2008

21

tersebut, dan memberikan jaminan akan adanya pelayanan yang selama ini seperti tidak mungkin dilakukan;

b. Bahwa pelayanan prima dapat diwujudkan apabila masyarakat juga memiliki pemahaman dan kesadaran yang sama untuk mewujudkannya.

Yang menariknya lagi, dengan diresmikannya UPPTSP ini menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai “Daerah Percontohan” di Sumatera Utara dalam memberikan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). Prestasi ini cukup membanggakan,mengingat kabupaten hasil pemekaran ini baru berusia kurang dari 3 tahun.

Sekalipun demikian, Bupati menyadari, bahwa apa yang telah diperbuat Pemkab Serdang Bedagai belum menjawab berbagai persoalan yang dihadapi. Terlebih lagi, bukan perkara mudah mengubah paradigma lama birokrasi yang meminta “dilayani” menjadi “melayani”. Karena itu, Bupati selalu menekankan bahwa yang namanya aparatur dituntut untuk memiliki responsibilitas dari apa yang diatur, agar semua itu menjadi lebih mudah. II.7.3. Pengembangan Organisasi

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 1 Oktober 2007, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai, status Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) Kabupaten Serdang Bedagai, pada bulan Juni 2007 telah ditingkatkan menjadi Kantor. Hal ini ditandai dengan disetujuinya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) menjadi Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai. Saat inipun dalam proses pelaporan kepada Pemerintah Propinsi untuk selanjutnya akan mengubah Unit menjadi Kantor Pelayanan Terpadu. Sekadar informasi, proses pembentukan ini (yang baru pertama kali di Sumatera Utara) termasuk yang tercepat, karena launching pembentukannya baru dilakukan pada September 2006 atau hanya dalam tempo 9 bulan telah

disetujui Peraturan Daerah/Perda. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati mendukung operasionalisasi Kantor Pelayanan Terpadu selanjutnya antara lain pengimplementasian Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan, Perbaikan Sistem dan Prosedur, Peningkatan Kualitas SDM, Peningkatan Sarana dan Prasarana.

KPT merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan Pelayanan Publik dibidang Perizinan dan Non Perizinan. KPT dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

KPT di dalam penyelenggaran tugas-tugas umum Pemerintah Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan Pelayanan Publik di bidang Perizinan dan Non Perizinan kepada Masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu satu pintu serta dan berkoordinasi dengan Instansi Teknis Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai lainnya. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPT mempunyai fungsi :

o Merumuskan dan Merencanakan Kebijakan Teknis dibidang Perizinan dan Non Perizinan;

o Melaksanakan kegiatan Tata Usaha yang meliputi segala usaha dan kegiatan dibidang Tata Usaha Umum dan Keuangan;

o Melaksanakan pemberian Perizinan dengan melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka Penerbitan Perizinan dan Pelayanan Publik Non Perizinan lainnya;

o Melaksanakan sosialisasi dan pemberian penerangan kepada masyarakat tentang Pengajuan dan Prosedur Pengurusan dan Pelayanan Perizinan lainnya;

o Melaksanakan Pembinaan Teknis dan Operasional dibidang Pelayanan Perizinan dan Pelayanan Non Perizinan lainnya;

o Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.

Kantor Pelayanan Terpadu akan melayani 23 jenis pelayanan perizinan dan non perizinan. Kendati demikian, masih ada lagi keinginan Kepala Daerah, yaitu Kantor Pelayanan Terpadu tersebut pada tahun 2008 dapat ditingkatkan lagi menjadi Dinas/Badan. Hal ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan mendorong peningkatan masuknya investasi di Kabupaten Serdang Bedagai.

Penguatan lembaga, selanjutnya merupakan target yang akan dicapai oleh Kantor Pelayanan Terpadu. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan sistem dan prosedur, peningkatan kualitas SDM, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan status dari Kantor menjadi Dinas Pelayanan Terpadu pada tahun 2008. Akan tetapi, semuanya itu dilakukan sambil menunggu revisi PP No. 8 Tahun 2003 tentang Organisasi Pemda, termasuk penambahan pelayanan jenis perijinan yang akan dituangkan melalui Peraturan Bupati (Perbup).

Melihat hasil yang telah dicapai Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ini, menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai daerah percontohan di Sumatera Utara. Imbasnya, kabupaten hasil pemekaran yang baru berusia 3 tahun ini kerap menerima kunjungan dari beberapa Pemerintah Daerah, khususnya Pemda di Sumatera Utara yang tergolong memiliki masyarakat yang heterogen. Selain itu, daerah lain yang juga mengunjungi Kabupaten Serdang Begadai adalah, antara lain, Pemko Medan, Pemkab Mandailing Natal (Madina), Pemkab Nias, Pemko Pematang Siantar, Pemko Aceh dan Pemko Tanjung Balai. Pemerintah Daerah tersebut berkeinginan menerapkan pola dan sistem

Pelayanan Perijinan Terpadu yang diterapkan di Serdang Bedagai untuk dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di daerahnya masing-masing.

II.7.4. Tujuan, Strategi dan Kebijakan Kantor Pelayanan Terpadu

Tujuan

1. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan yang mudah, cepat, transparan, adil, dan pasti kepada masyarakat serta pelaku usaha

2. Mencipakan aparatur yang profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pelaku usaha

3. Meningkatkan volume penyelesaian izin dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan

4. Meningkatkan kualitas analisis, kajian dan perumusan kebijakan perizinan

Strategi

Untuk dapat menyusun strategi yang tepat diperlukan data yang relevan, analisis lingkungan internal dan eksternal yang jujur dan kejelian dalam menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan. Segala rinci strtegi Kantor Pelayanan Terpadu diuraikan dalam berbagai kebijakan.

Kebijakan

1. Melaksanakan kewenangan di bidang perizinan 2. Melakukan pengendalian perizinan

3. Memberikan kepastian dalam pelayanan perizinan

II.7.5. Sosialisasi Pelayanan Perizinan

Agar masyarakat dapat memahami apa dan bagaimana praktek pelayanan perizinan terpadu satu pintu, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai melakukan sosialisasi. Sosialisasi dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Terpadu di setiap kecamatan dengan menghadirkan para Kepala Desa dan perwakilan pelaku UKM. Pada sosialisasi ini, selain menjelaskan keberadaan Kantor Pelayanan Terpadu dengan pola pelayanan satu pintu, para peserta juga diberikan informasi mengenai besaran retribusi yang harus dibayarkan untuk setiap jenis perizinan. Jenis retribusi yang memerlukan perhitungan seperti IMB dan Gangguan, diberikan penjelaasan disertai dengan contoh-contoh.

Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui praktek pelayanan perizinan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, dan masyarakat dapat menghitung sendiri berapa retribusi yang harus dibayarkan untuk suatujenis perizinan. Hal ini mendukung pelaksanaan pelayanan terpadu yang transparan dan pengutipan retribusi yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

II.7.6. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (e-government)

Guna peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pelayanan perizinan, saat ini Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai telah memiliki sistem database dengan memanfaatkan sistem informasi manajemen dalam pelayanan perizinan. Sistem informasi manajemen KPT adalah satu sistem penanganan pelayanan perizinan secara komputerisasi (e-government) yang menggambarkan alur lalu lintas dan tahapan demi tahapan proses berjalannya kegiatan penerbitan dari suatu perizinan. Pada program ini terdapat dua hal mendasar yang dilakukan yakni pembangunan sistem database dan multimedia. Sistem database memuat 8 track pelayanan yang dimulai dari input data sampai dengan pencetakan

sertifikat perizinan. Multimedia disediakan bagi masyarakat dalam bentuk touch screen sistem memuat jenis perizinan dan persyaratan. Selain dari pada itu pada sistem multimedia, pemohon dapat megetahui sampai dimana proses izin sedang dilaksanakan.

II.7.7 Susunan Organisasi Dan Tata Kerja

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu terdiri dari :

• Kepala Kantor;

• Sub Bagian Tata Usaha;

• Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan;

• Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian; • Seksi Pelayanan dan Perizinan;

• Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan 1.1 Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai

Sumber : Profil Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai Kepala Kantor

Kelompok Jabatan

Fungsional KASUBBAG TATA USAHA DAN AKUNTABILITAS

SEKSI PROMOSI, DOKUMENTASI, DAN PELAPORAN SEKSI PELAYANAN DAN PERIZINAN SEKSI PENGEMBANGAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Tabel 1.1 Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai

NAMA JABATAN

Drs. Indra Syahrin, M.Si KEPALA KANTOR

Hastuti Handayani Hrp., S.E KASI PELAYANAN DAN PERIZINAN Jonny Simanjuntak, S.E KASI PROMOSI, DOKUMENTASI DAN

PELAPORAN

Suhairi Koto, S.H KASUBBAG TATA USAHA

Khaidir Rahman, AKS KASI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Sumber : Profil Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai

Keterangan Tentang Organisasi

 Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah.

 Eselon Kepala Kantor Pelayanan Terpadu adalah Eselon III/a, Eselon Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi adalah Eselon IV/a

 Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor;

 Seksi-seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor;

 Jumlah dan jenis Jabatan Fungsional akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah.

 Dalam melaksanakan tugas, Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,

sinkronisasi dan simplikasi secara Vertikal dan Horizontal di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing-masing-masing.

 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam lingkungan Kantor Pelayanan Terpadu bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan, petunjuk dalam pelaksanaan tugas.

 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam Lingkungan KPT bertanggung jawab kepada Kepala Kantor dan menyampaikan laporan tepat waktu.

II.8. Jenis - Jenis Retribusi Dan Pajak Yang Dilayani Oleh Kantor Pelayanan Terpadu

Dokumen terkait