• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMETASI PERJANJIAN KREDIT DENGAN KLAIM ASURANSI JIWA

A. Pengertian Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Sumut

Bank yang dimaksud disini adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, disingkat dengan PT. Bank Sumut. Di dalam PT. Bank Sumut yang dimaksud perjanjian kredit adalah kesepakatan atau persetujuan antara bank dengan debitur yang dibuat secara tertulis yang mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai akibat adanya pinjam meminjam uang setelah seluruh syarat-syarat yang ditetapkan dalam persetujuan telah dipenuhi para pihak dan dipastikan seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit telah dipenuhi oleh debitur yang dituangkan dalam Persetujuan Membuka Kredit (PMK).

Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit berdasarkan ketentuan perkreditan yang berlaku pada Bank berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah yang bersangkutan, baik dalam bentuk perorangan atau badan usaha (berbadan hukum ataupun tidak berbadan hukum). Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur adalah yang mempunyai usaha produktif dan atau mempunyai penghasilan tetap untuk tujuan membiayai keperluan yang bersifat investasi, modal kerja dan konsumtif.

Izin Memberikan Kredit (IMK) adalah pelimpahan hak untuk merealisasi kredit bagi pejabat PT. Bank Sumut berdasarkan kewenangannya. Tujuan penyelenggaraan kredit adalah untuk meningkatkan peran Bank dalam usaha membantu masyarakat dalam melakukan usaha demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Sumber dana kredit berasak dari Bank. Bentuk kredit berupa angsuran.

Tujuan penggunaan kredit pada PT. Bank Sumut adalah untuk membiayai kegiatan yang meliputi :

1. Membangun atau membeli atau merenovasi tempat usaha. 2. Membeli peralatan atau perlengkapan tempat usaha. 3. Menambah modal kerja usaha.

4. Merenovasi rumah tempat tinggal.

5. Membeli tanah pertapakan untuk rumah tempat tinggal. 6. Pembelian lahan pertanian atau perkebunan.

7. Membeli kenderaan roda 4 (empat) baru dan bekas. Usia maksimal kendaraan bekas 3 tahun terakhir.

8. Membiayai pendidikan

Untuk tujuan penggunaan di atas dimungkinkan untuk take over dari bank lain sepanjang kolektibilitas lancar selama 1 (satu) tahun atau selama masa kredit.

Perjanjian kredit dilakukan dengan penandatanganan Perjanjian Membuka Kredit (PMK) yang dilaksanakan setelah pemohon menyetujui, melengkapi persyaratan dan menandatangani Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK). Perjanjian kredit menggunakan form Perjanjian Membuka Kredit (PMK) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 32

Perjanjian kredit ditandatangani pemohon beserta (suami/istri) bersama pihak bank, jika agunan kredit yang diberikan atas nama pihak lain (orangtua / mertua / saudara kandung dan pihak ketiga) maka penandatanganan Perjanjian

32

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

Membuka Kredit (PMK) harus dilakukan oleh pemilik barang agunan bersama (suami/istri). Penandatanganan Perjanjian Membuka Kredit (PMK) dapat dilakukan jika pemohon telah menyediakan biaya administrasi kredit, biaya asuransi (asuransi kebakaran, asuransi jiwa, asuransi kredit) dan biaya pengikatan kredit oleh notaris bank. 33

Perjanjian kredit bank merupakan perjanjian pendahuluan dari penyerahan uang. Perjanjian uang ini merupakan hasil pemufakatan antara pemberi dan penerima jaminan mengenai hubungan hukum antara keduanya. Bila dilihat dari sudut pandang perikatan, maka syarat dan ketentuan dalam perjanjian kredit termasuk ke dalam perjanjian sepihak. Dikatakan perjanjian sepihak karena tidak ada tawar menawar antara pelaku usaha dan konsumen. Maka perjanjian inilah yang biasanya disebut sebagai perjanjian standar atau perjanjian baku. Perjanjian baku biasanya berupa sebuah formulir yang berisi kesepakatan antara pelaku. Formulir tersebut adalah formulir persetujuan membuka kredit yaitu surat yang dikeluarkan oleh bank kepada calon debitur atau debiturnya sebagai pemberitahuan bahwa bank tersebut setuju secara prinsip untuk memberikan kredit kepada debitur atau calon debitur yang bersangkutan. 34

Didalam formulir persetujuan membuka kredit, pihak bank sudah mengatur tentang hak dan kewajiban para pihak diantaranya bank selaku kredit memberikan kredit sesuai dengan jumlah berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dengan

33

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

34

H.R Daeng Naja, Legal Audit Operasional Bank, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 120

terlebih dahulu memperhatikan atau melakukan analisis kepada calon debitur. Pihak bank juga berhak untuk mengadakan sendiri perubahan-perubahan jumlah maksimum kredit, jangka waktu dan cara pelunasannya dan juga menarik kembali kredit tersebut pada setiap waktu tanpa persetujuan debitur sehingga segala uang yang telah diterima oleh debitur karena persetujuan ini, seketika itu harus dibayar kembali sekaligus dengan seluruh bunga dan biaya-biaya lainnya jika debitur lalai atau tidak memenuhi kewajibannya.35

Debitur berkewajiban untuk membayar bunga perbulan sesuai dengan peraturan yang telah berlaku atau yang akan berlaku dan harus dilunasi setiap bulan, membayar biaya administrasi dan biaya lainnya yang timbul dengan adanya persetujuan ini. Untuk menjamin pembayaran kembali hutang debitur kepada bank maka debitur menyerahkan agunan kepada bank berupa barang barang bergerak dengan menyerahkan secara gadai atau fidusia dan barang barang tidak bergerak.36

Bank setiap saat berhak untuk mengadakan pemeriksaan atas barang-barang yang diagunkan dengan atau tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada

Debitur memberi kuasa kepada bank untuk menjual, memindahkan dan menyerahkan barang-barang tersebut kepada siapa saja menurut syarat-syarat dan peraturan yang ditetapkan oleh bank sendiri dan melaksanakan penjualan dan memberikan tanda penerimanya dan dari uang hasil penjualan ini diperhitungkan atau dilunasi hutang debitur berdasarkan persetujuan membuka kredit ini. Jika ada kelebihan atau sisa uang tersebut bank berkewajiban menyerahkan kepada debitur.

35

Formulir Persetujuan Membuka Kredit PT. Bank Sumut 36

debitur dan bank mempunyai hak mutlak yang tidak dapat digugat untuk mengadakan penilaian kembali atas barang yang diagunkan debitur. Debiur diwajibkan untuk memelihara barang-barang agunan sebagaimana mestinya, apabila bank menganggap bahwa pemeliharaan yang dilakukan oleh debitur tidak diselenggarakan maka bank berhak mengambil alih kewajiban untuk memelihara barang agunan tersebut. Hutang debitur tidak dianggap lunas apabila pendapatan bersih dari penjualan barang atau hasil tagihan atas piutang debitur tidak mencukupi untuk membayar seluruh hutangnya, untuk itu segala harta kekayaan debitur yang telah ada maupun yang akan ada menjadi tanggungan bagi hutangnya pada bank. 37

Bank berhak mengasuransikan atas namanya sendiri segala harta yang telah diserahkan sebagai agunan kepada bank terhadap biaya kebakaran atau terhadap risiko lain apapun yang dianggap perlu oleh bank sampai jumlah yang besarnya ditetapkan oleh bank menurut syarat-syarat dan klausula-klausula serta untuk

Debitur atau pemberi agunan berhak untuk menerima kembali barang-barang yang telah diserahkan kepada bank sebagian atau seluruhnya apabila debitur melunasi sebagian atau seluruhnya dari hutang-hutangnya yang diatur menurut ketetapan bank dengan harga yang patut atau yang layak dari bank. Apabila bank berpendapat bahwa barang-barang yang telah diserahkan kepada bank tidak lagi mencukupi sebagai agunan kredit yang diberikan, debitur atas permintaan pertama dari bank wajib membayar kepada bank sejumlah uang atau menambah barang agunan.

37

jangka waktu yang dianggap perlu oleh bank kepada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh bank. Semua biaya premi asuransi sepenuhnya menjadi tanggung jawab debitur. Penyerahan dan pengikatan barang agunan dilakukan dengan salah satu bentuk, yaitu :

a. Kuasa Memasang Hipotik / Akte Hipotik b. Akte Pengakuan Hutang

c. Akte Surat Kuasa Menjual / Persetujuan Jual Beli

d. Akte Fidusia sekaligus dengan Akte Pengakuan Hutang atau Akte Kuasa Menjual / Persetujuan Jual Beli

e. Akte Cessie f. Akte Borgtocht

g. Hak Tanggungan (HT)

h. Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan (SKMHT)38

Selama kredit belum lunas maka bank berhak memeriksa atau menyuruh periksa pembukuan dan tata usaha debitur dan segala biaya-biaya untuk itu menjadi hak tanggungan debitur. Debitur tanpa persetujuan bank dilarang mengambil kredit dari pihak lain, merubah bentuk susunan organisasi atau reorganisasi perusahaan, mengalihkan usaha kepada pihak lain. Debitur dengan tegas menyatakan tunduk kepada peraturan-peraturan dan kebiasaan-kebiasaan bank yang berlaku maupun yang ditetapkan oleh bank sekalipun tidak atau belum disebutkan dalam persetujuan membuka kredit ini. Debitur dengan tegas berjanji memberikan setiap keterangan yang diperlukan oleh bank dan tunduk kepada segala ketentuan yang telah ditetapkan atau yang akan ditetapkan kemudian oleh bank terutama kebijaksanaan pemberian kredit dan kewajiban debitur untuk menyampaikan laporan keuangan debitur kepada bank.

38

Surat persetujuan membuka kredit tersebut merupakan dasar daripada dilakukannya perjanjian kredit sehingga tanpa persetujuan dari debitur atau calon debitur maka perjanjian kredit tidak dapat dilakukan. Adanya kalimat permintaan persetujuan dalam surat persetujuan memberikan kredit tersebut menandakan bahwa perjanjian hutang piutang antara bank dengan debitur dilakukan atas dasar kesepakatan dan itikad baik dari kedua belah pihak. 39

1. Kredit SPK (Surat Perintah Kerja),

Jenis- jenis kredit terdiri dari beberapa macam namun disini ada beberapa jenis kredit yang ditawarkan oleh PT. Bank Sumut, antara lain:

Yaitu kredit modal kerja dengan metode rekening koran untuk membantu mendukung modal kerja pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta sehingga dapat memperlancar penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Kredit Rekening Koran,

Yaitu kredit jangka pendek dengan metode rekening koran untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha.

3. Kredit Angsuran Lainnya (KAL),

Yaitu kredit angsuran bagi perorangan, badan usaha dan profesional yang mempunyai usaha produktif dan atau mempunyai penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan modal usaha, investasi dan konsumtif. Kredit ini diberikan untuk membantu masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Pembayaran angsurannya dilakukan dengan pembayaran pokok ditambah bunga setiap bulan.

4. Kredit Multi Guna,

Yaitu kredit angsuran yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan yang memiliki penghasilan tetap untuk berbagai keperluan seperti biaya sekolah anak, biaya perbaikan rumah, biaya pengobatan, membeli barang-barang kebutuhan maupun untuk modal membuka usaha sampingan. Fasilitas kredit multi guna diberikan kepada pegawai dan calon pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD, dan Swasta Nasional baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank Sumut. 5. Kredit Pemilikan Rumah (KPR),

Yaitukredit solusi kepemilikan rumah pribadi untuk keperluan pembelian rumah tinggal/apartemen,ruko/rukan yang dijual melalui developer. Fasilitas

39

kredit yang diberikan dapat digunakan untuk berbagai tujuan baik untuk tempat tinggal, atau investasi dalam kondisi baru ataupun bekas.

6. Kredit Pensiun,

Yaitu fasilitas kredit yang diberikan kepada para pensiun untuk mendapatkan tambahan dana yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti merenovasi rumah, biaya perobatan, biaya pernikahan anak, atau untuk modal usaha sehingga dapat menjalani masa pensiun dengan tetap berkarya. Fasilitas kredit ini lunas apabila debitur meninggal dunia karena debitur mendapatkan perlindungan asuransi jiwa.

7. Kredit Mikro Sumut Sejahtera II,

Yaitu fasilitas kredit sebagai penambahan modal usaha untuk mengembangkan usaha atau investasi. Jika kredit untuk modal kerja, jangka waktu yang diberikan 6 bulan sampai 36 bulan dan kredit untuk investasi, jangka waktu yang diberikan 12 bulan sampai 36 bulan dengan catatan selama masa tenggang tersebut debitur wajib membayar bunga kredit.

8. Kredit Sumut Sejahtera / Kredit Permaisuri,

Yaitu kredit yang diberikan melalui kelompok keuangan yang dibentuk oleh Account Officer (AO) Bank Sumut dalam suatu Kelompok Keuangan Mikro (KKM) yang beranggota 20-30 orang dengan melakukan edukasi perbankan berupa pembinaan, pelatihan, dan konsultasi pada pertemuan wajib mingguan. Seluruh anggota dari kelompok ini adalah perempuan dan kredit diberikan secara bertahap. Kredit ini dapat digunakan sebagai tambahan modal usaha dan kebutuhan investasi usaha.

9. Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP),

Yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai pengembangan perkebunan dalam rangka program revitalisasi perkebunan dalam bentuk kredit investasi, meliputi perluasan, peremajaan, dan rehabilitasi tanaman kelapa sawit, karet dan kakao.

10. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E),

Yaitu kredit investasi atau kredit modal kerja yang diberikan masyarakat yang berprofesi sebagai petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan dan kelompok (tani,usaha bersama,pembudidaya ikan) setempat yang memenuhi kriteria sebagai peserta program ketahanan pangan dan energi nasional.

11. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS),

Yaitu kredit yang ditujukan bagi kegiatan usaha pembibitan sapi untuk produksi sapi potong atau bibit sapi perah.

Syarat penerima : a. Koperasi

b. Kelompok gabungan / kelompok peternak 12. Kredit Kebun Sawit,

Yaitu kredit investasi yang diberikan kepada perseorangan / badan hukum untuk membiayai sebuah usaha perkebunan sawit. Tujuan dari kredit ini

adalah untuk membeli lahan kebun sawit, penanaman tanaman baru, peremajaan kebun sawit, perawatan dan pemeliharaan kebun sawit. 40

B. Persyaratan Pemberian Kredit antara Debitur dengan PT. Bank Sumut Kredit merupakan aktivitas bank yang mengandung resiko (degree of risk). Untuk memperkecil resiko yang terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat yang dikenal dengan 5 C, yaitu:

1. Character ( watak )

Bahwa calon debitur memiliki watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. Informasi ini dapat diperoleh oleh bank melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan informasi dari usaha-usaha yang sejenis.

2. Capacity ( kemampuan )

Maksudnya adalah kemampuan calon nasabah debitur untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan.

3. Capital ( modal )

Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh penguasa tersebut, sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan secara efektif.

4. Collateral ( jaminan )

Merupakan jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengamanan atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitur dikemudian hari. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit baik utang pokok maupun bunganya.

5. Condition of economy ( kondisi ekonomi )

Dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha permohonan kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut. 41

Dari kelima syarat diatas Bank Sumut Cabang Sibolga secara umum lebih mengutamakan persyaratan pada character (watak) dan capacity (kemampuan)

41

dalam pemberian kredit. Karena menurut pengalaman dari Bank Sumut Cabang Sibolga, nasabah atau debitur dapat diketahui karakternya pada saat wawancara permohonan kredit dan dapat diketahui kemampuannya dengan langsung on the spot memantau kerumah atau tempat usaha debitur. Bank Sumut Cabang Sibolga memegang prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kreditnya kepada debitur agar terhindar dari kredit macet. 42

Selain pertimbangan penilaian character dan capacity, Bank Sumut Cabang Sibolga juga mensyaratkan pertimbangan collateral ( agunan).Untuk jenis kredit umum ( kredit modal kerja dan kredit investasi) Bank Sumut Cabang Sibolga mensyaratkan nilai agunan dengan rasio 125 %.43

1. Surat Hak Milik (SHM), Surat Hak Guna Bangunan (SHGB), Hak Guna Usaha (HGU ) yaitu untuk kredit diatas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

Berikut sebagai contohnya adalah seorang pemohon meminjam Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) maka nilai minimal agunan adalah 125 % × Rp. 100.000.000 = Rp. 125.000.000 (seratus dua puluh lima juta rupiah).

Yang dapat dijadikan agunan kredit di PT. Bank Sumut pada umumnya berupa tanah dan/atau bangunan, kenderaan (mobil,truk) juga dapat dijadikan sebagai agunan dengan syarat umur kenderaan tersebut tidak lebih dari 5 tahun. Surat Agunan (tanah dan/atau bangunan) yang dapat dijadikan sebagai agunan kredit adalah sebagai berikut :

42

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

43

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

2. Surat tanah non sertifikat (surat camat, surat pelepasan hak), dapat dipergunakan sebagai agunan kredit sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). 44

Untuk jenis kredit PNS/CPNS agunan kredit hanya dengan menyerahkan SK Pengangkatan Sebagai Pegawai dan KARPEG (Kartu Pegawai) dan untuk jenis kredit pensiun agunannya adalah Surat Keterangan Pensiun. Untuk jenis kredit investasi (pembelian rumah,tanah,kenderaan dan peralatan) Bank Sumut mensyaratkan bahwa surat kepemilikan dari investasi tersebut disimpan di bank sampai kredit lunas. 45

1. Syarat-syarat penandatanganan perjanjian kredit

Didalam Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) terdapat persyaratan yang harus dipenuhi antara debitur kepada pihak bank dalam pemberian kredit, yaitu :

a. Mengembalikan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang diatas materai Rp. 6.000,-.

b. Telah membuka rekening di PT. Bank Sumut. 2. Syarat-syarat pencairan kredit :

a. Telah menandatangani PMK dan pengikatan agunan secara notariil.

b. Telah menandatangani surat persetujuan pencairan atau surat lain semacam itu.

44

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

45

Hasil Wawancara Dengan Bapak Taufik Tanjung, Selaku Pimpinan PT. Bank Sumut Cabang Sibolga tanggal 22 Maret 2017

c. Hasil informasi SID Bank Indonesia terbaru harus positif, jika negatif maka perjanjian akan ditinjau kembali.

3. Syarat-syarat selama jangka waktu kredit :

a. Dana kredit dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

b. Selama fasilitas kredit belum lunas, debitur bekewajiban untuk memelihara dan mempertahankan seluruh legalitas perusahaan termasuk namun tidak terbatas pada ijin-ijin perusahaan, merawat dan memelihara jaminan yang diberikan dengan sebaiknya, selalu terbuka dan kooperatif dengan petugas Bank Sumut, memberi ijin dan kemudahan bagi petugas Bank Sumut untuk melakukan peninjauan jaminan ataupun melakukan pemeriksaan segala hal yang berkaitan dengan kredit.

c. Bank diperkenankan sewaktu-waktu untuk melakukan hal sebagai berikut, yaitu menguaskan konsultan, akuntan publik atau pihak-pihak lain untuk melakukan hal yang dianggap perlu oleh bank seperti melakukan penilaian jaminan, pengawasan dan membuat laporan penggunaan dana kredit serta melakukan general audit dan special audit atas neraca dan rugi laba perusahaan/usaha.

d. Apabila dianggap perlu disebabkan suatu pertimbangan risiko yang dipikul, Bank berhak untuk menjual barang jaminan dan menerima hasilnya guna pelunasan kewajiban pada bank, mengoperasikan dan mengambil alih pengelolaan perusahaan/usaha baik oleh bank sendiri ataupun pihak yang ditunjuk oleh bank, melakukan tindakan lain yang dianggap perlu dengan melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada

debitur dan membatalkan persetujuan kredit, pembatalan pencairan dan nasabah membebaskan Bank Sumut dari segala tuntutan.

Hal-hal yang tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan Bank, yaitu mengeluarkan pernyataan berhutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain, menggunakan keuangan perusahaan/usaha yang tidak berhubungan dengan usaha yang dijalankan atau dibiayai bank, menjamin pembiayaan baru dan tambahan dari bank atau lembaga pembiayaan lainnya, memberi pinjaman baru kepada pengurus atau relasi. Untuk debitur yang mempunyai badan usaha tidak boleh melakukan penjualan, menjaminkan dan mentransfer sebagian atau seluruh aset perusahaan serta mengubah status perusahaan, anggaran dasar dan susunan pengurus. Perubahan Perjanjian Membuka Kredit hanya dapat dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh Bank dan Nasabah.46

Pemberian kredit oleh Bank Sumut kepada debitur didasarkan atas tujuan penggunaan kredit artinya, pihak bank sumut mensyaratkan bahwa fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur harus dipergunakan sesuai dengan tujuan penggunaan sebagaimana yang tercantum didalam permohonan kredit. Bank Sumut akan memonitor penggunaan kredit setelah kredit direalisasi untuk memastikan apakah fasilitas kredit dipergunakan telah sesuai dengan peruntukkannya, jika fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur tidak dipergunakan sesuai peruntukkannya maka akan berpotensi menjadi kredit macet.

46

Bank secara berkala akan tetap melaksanakan monitoring terhadap perkembangan usaha debitur yang dibiayai untuk memastikan bahwa debitur akan mampu menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara debitur dengan bank.

C. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi pada Perbankan

Asuransi dalam bahasa belanda disebut verzekering recht dan dalam istilah bahasa inggris disebut insurance law. Dalam hukum asuransi, kita mengenal bermacam-macam istilah. Peransuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-undangan dan perusahaan peransuransian. Istilah peransuransian berasal dari kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian.47

“ Alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit yang terbuka terhadap resiko sehingga kerugian-kerugian individu mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian, kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang bergabung itu”.

Menurut Mehr dan Cammack, mendefinisikan asuransi sebagai :

48

Menurut Willett, mendefinisikan asuransi sebagai alat sosial untuk menumpukkan dana guna mengatasi kerugian modal yang tak tentu yang dilaksanakan melalui pemindahan resiko dari banyak individu kepada seorang atau kelompok orang.49

47

Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 5.

48

H. R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hal. 398.

49

Menurut Abbas Salim, bahwa asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subsitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.50

Menurut Wirjono Prodjodikoro, asuransi sebagai suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh

Dokumen terkait