Transkip wawacara dengan Pak Sudirman, S.E.
Kepala UPTD A / Pasar Blauran I Wawancara V
Tempat : Kantor UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pasar Raya I Waktu : Selasa, 11 Juli 2019, pukul 10.00- 10.27 WIB
P : Selama bapak menjadi Kepala UPT A, jumlah staff yang bekerja berapa ya pak? N : Seluruh di UPT A total 80 orang (terdiri dari penarik, admin, petugas kebersihan dan
petugas keamanan)
terbagi menjadi 3 kantor (Pasar Blauran I, Pasar Raya I dan Pasar Raya II) Untuk khusus di Pasar Blauran I, total 19 orang (terdiri dari 1 orang admin, 3 penarik retribusi, 7 orang petugas keamanan dan 8 orang petugas kebersihan )
P : Terkait sumberdaya yang terkait e-retribusi, peralatan ini kan UPT kan sudah menerima ya pak itu didapat dari?
N : Kemarin kan yang jelas, materialnya alat sama kartu itu kan kerjasamanya adalah Mpos sama kartu e-retribusi dibiayai kalau tidak salah oleh BPD, itukan ada 3 OPD yang menangani, Bank Jateng kemudian dinas perdagangan kemudian BKD, terus yang 1 STI
nggih.
P : Yang dipegang UPT selain kartu dan Mpos apakah ada alat lain lagi pak? N : Tidak ada.
P : Kalau untuk mengakses aplikasinya .. N : Itu di dinas, UPT tidak ada
P : Jadi hanya dinas yang berwenang untuk meng-akses aplikasi itu pak? N : Iya.
102
N : Iya, kartu dipegang oleh pedagang dan alat Mpos dibawa oleh petugas penarik.
P : pasar yang sudah menggunakan e-retribusi kan ada pasar pagi dan pasar blauran 1, pasar pagi itu mengikut UPT sini (Pasar Raya I) ya pak?
N : Iya.
P : Setiap UPT diberi berapa Mpos ya pak?
N : Tidak setiap UPT, kemarin kan sebagai proyek hanya pasar pagi dan blauran 1. P : Pasar blauran 1 memegang alat Mpos berapa ya pak?
N : Hanya 1
P : Berarti kendala..
N : Kalau kendala jelas ada, kalau di tap, itu kadang suka eror artinya tidak bisa untuk nge
tap,
P : Tapi kendala mengenai kurangnya peralatan pak? N : Sementara ini belum. Ya katakanlah cukup lah.
P : Berarti pembagian peralatan ini sudah ada rapat sebelumnya pak?
N : Sejak awal. Peralatan kan tetap lewatnya dinas ya, jadi tidak langsung. Lewat dinas dulu, baru dinas diberikan kepada UPT
P : Saat penyerahan seperti itu ada penyerahan secara resmi atau?
N : Kami tidak tahu persis ya, karena waktu pertama launching saya belum disini P : Lalu mengenai dana pak, apakah UPT berwenang tentang dana e-retribusi? N : Tidak ada, bukan kewenangan UPT… UPT hanya menerima sarpras P : Bapak sebagai kepala ini bertugas apa saja pak mengenai e-retribusi ini?
N : Melaksanakan pembinaan terhadap petugas pemungut, petugas kebersihan dan keamanan dan admin. Termasuk juga pemantauan pelaksanaan pemungutan, keamanan, juga
kebersihan.
P : Otomatis sebagai kepala juga, bapak pernah memutuskan sebuah keputusan, keputusan apa itu pak?
N : Nggih, kalau memutuskan yang sifatnya ringan, itu yang sering yang jelas kaitannya dengan kebersihan yang ada disini, kan itu menjadi kewenangan kalau yang lain-lain saya kira itu bukan karena kami bukan pengambil keputusan kebijakan. Kalau itu sudah lain kewenangan, kalau disini kami sifatnya pelaksana operasional saja
103
P : Lalu bagaimana tingkat kemampuan dari dinas pak, ketika awal menyampaikan materi yang bapak ketahui, atau bapak merasakan mereka (dinas) dalam penyampaian materi seperti kurang sehingga ketika disampaikan kepada UPT, UPT merasakan ada
kekurangan informasi.
N : Kalau hal itu seperti yang saya katakan dari awal saya tidak tahu karena pelaksanaan itu saya belum masuk, akan tetapi saya kira itu dari tahapan dari pertama yang dilaksanakan adalah pendataan pedagang dan tentunya sosialisasi pelaksanaan e-etribusi
P : Rapat-rapat yang sudah terjadi, bagaimana tingkat setiap pihak ini menyampaikan pendapatnya pak? Tingkat demokrasi mereka pak, selalu memantau atau biasa saja N : Ya kalau pelaksanaan e-retribusi kan itu istilahnya pembayaran non tunai itu kami ya
hanya mendapat laporan dari petugas artinya itu kendala-kendala yang ada dari petugas ataupun dari pedagang, suatu contoh, pada saat tap, sok kadang mengalami eror, kemudian ada juga laporan dari pedagang pada saat top up, tidak bisa masuk saldonya. Kalau yang lain-lain saya kira kami tidak.
Saya tidak menggunakan aplikasinya itu nggih, saya tidak tahu. Yang tahu hanya bendahara penerima, setiap harinya. Kalau saya kan tidak tahu, sementara ini kan kami tidak bisa.
P : Misal ada kendala ini pak, lalu bapak menyampaikan kepada dinas, bentuk pemantauan dinas ini rutin ditangani atau rutin dijawab bapak merasa sudah cukup atau belum? N : Kalau saat evaluasi, saya mesti sampaikan ada kendala-kendala dilapangan saya pasti
sampaikan yang ada kaitannya dengan e-retribusi mesti saya sampaikan di forum rapat. Kalau yang bersifat yang segera mungkin ganti nama kartu hilang kan emergency, seperti bi Blauran kan sering mbak vivi bawa surat pengantar kartu ini hilang minta untuk segera diganti, minta ini untuk segera balik nama. Itu emergency sifatnya.
P : Tingkat petugas penarik mengeluh terhadap mengenai e-retribusi seberapa sering pak? N : Kalau seberapa sering, tidak. Akan tetapi ya itu mesti ada, karna ada beberapa pedagang
artinya yang menunggak kemudian diberikan surat oleh dinas. Diberikan teguran, pakai surat teguran kita pakai surat secara formal dari Pak Bayu itu.
P : Biasanya memang terkait apa saja pak keluahan dari penarik
N : Kalau keluhan tidak begitu, yang jelas itu kita saling komunikasi. Kalau ada kendala seperti ini, yang jelas itu saling berkomunikasi kaalu kendala seperti ini saya harus
104
hubungi ke siapa nya. Dinas dalam hal ini, BKD lalu BKD akan berkoordinasi dengan Bank Jateng juga STI sehingga dapat menyelesaikan hal itu.
P : Berarti rapat evaluasi dihadiri oleh pihak-pihak ini pak? N : Iya. BKD, Bank Jateng, STI, Dinas dan UPT
P : Dinas dalam halnya menyelesaikan kendala, sebagaimana yang diinginkan. Bagaimana penyelesaiannya pak?
N : Penyelesaian itu kerjasama dari OPD ini tidak bisa diselesaikan dari disdag tok, BKD
tok, karena jika hanya 1 pihak itu tidak bisa menyelesaikan. Karna saling terkait.
P : Adakan SOP yang mengatur tentang peran kerja untuk UPT.
N : Itu SOP yang menaungi ini ada, tetapi tidak ada di saya. SOP dalam hal ini, kalau tidak salah yang punya BKD.
P : Berarti BKD mempunyai SOP yang mengatur tentang peran kerja UPT, Dinas dan pihak lain pak?
N : Iya. Kerjasama atas pelaksanaan e-retribusi. Karena kan kerjasamanya dengan STI, Bank Jateng, BKD.
P : Seberapa kendali dinas kepada UPT terkait kendala?
N : Gak mungkin kendala itu muncul dari atas, kalau kebijakan dari atas, kalau kebijakan dari bawah. Yang saya sampiakan tadi, kartu tidak bisa di tap, eror tapi 2/3 hari kedepan bisa. Masalah pengisian saldo. Top up, kadang juga ada apa tidak bisa masuk tapi dilain hari masuk, ganti kartu hilang menurut saya butuh waktu. Karena membutuhkan material P : Sejauh ini masih aman-aman saja ya pak.
N : Ya sementara ini. Ya masih bisa berjalan lah.
P : Lalu bagaimana cara bapak mengendali atau memantau kepada petugas penarik atau kepada petugas yang lain.
N : Kami setiap hari selalu komunikasi, berhadapan dengan mereka petugas, menanyakan bagaimana pelaksanaan e-retribusi apakah sudah berjalan lancar… juga kendala. Mereka ya mengatakan berjalan dengan lancar
P : Kalau ternyata petugas penarik blauran saat ini ada kendala begitu, dan bapak sedang berada dikantor UPT Pasar Raya 1 itu berarti petugas penarik ke kantor sini (Pasar Raya 1) dulu pak?
105
N : Ya bisa kita lewat HP. Lewat mbak vivi juga. Seperti kartu hilang kita solusinya gimana, kita koordinasi
P : Lalu bentuk penyelesaian dari bapak, diarahkan kepada dinas atau..?
N : ya seperti itu. Kalau kita cepet ya, kita menggunakan non formal tidak memakai surat kita langsung komunikasi ke dinas, kita langsung atau mungkin juga ke BKD. Jadi kita tidak harus menggunakan hal yang formal memakai surat kalau memang itu, memakai surat jadi kita pakai pendekatan manual agar masalah itu segera selesai
P : Mengenai e-retribusi, adakah kendala yang baru-baru ini bapak terima? N : Sementara ini belum.
P : Mengenai pedagang yang nunggak, sehingga harus mendapat surat peringatan. Berarti petugas penarik menginformasikan kepada bapak?
N : Itu kan dari dinas, yang tahu dinas baru membuat surat, disampaikan kepada UPT lalu UPT memberikan kepada yang bersangkutan
P : Dinas mengeluarkan surat ini berdasarkan ? N : Hasil dari keuangan pak bayu
P : Sepengetahuan bapak ada berapa surat yang diturunkan untuk pedagang yang menunggak bapak?
106
IMPLEMENTASI PROGRAM E-RETRIBUSI (Studi Kasus Pasar Blauran I UPT A Kota Salatiga)
Transkip wawacara dengan Pak Drs. Danus Kustianto., M.M Mantan Kepala Bidang Perdagangan
Wawancara VI
Tempat : Kantor Bapelitbangda
Waktu : Rabu, 17 Juli 2019, pukul 11.50- 12.12 WIB
P : Awal mulanya e-retribusi itu bagaimana pak?
N : Awalnya saya didorong inovasi dari temen dibagian organisasi, jadi pemerintah daerah caranya memberikan pelayanan itu dengan inovasi ada efektivitas, jadi ada efisiensi juga semacam itu terus kemudian kita melaksanakan e-retribusi. E-retribusi itu juga secara mencontoh, kami itu tidak murni istilah itu ATM Amati, Tiru, Modifikasi kalau dikami itu mencontoh kota Surakarta di Solo itu sudah melaksanakan e-retribusi pasar dan e-parking nah kami mencontoh yang e-retribusi pasar. Kalau di Solo itu tidak mobile, jadi ADC-nya itu dalam bentuk lemari jadi ditempel.
P : Itu pedagangnya sendiri pak?
N : Pedagangnya dateng ke tempat kaya lemari it uterus ditempel. Kalau yang ini pedagangnya yang didatangi, pakai Mpos
P : Waktu itu pasar mana pak yang didatangi? N : Pasar Pagi dan Pasar Blauran I prototype nya P : Kalau yang di Solo yang didatanginya?
N : Pasar Depok. Kami datang ke sana dengan kepala Dinas dan BKD, Bank Jatengnya juga. Kami melihat, lalu apakah bisa diterapkan.
Kemudian kami, melaksanakan inovasi itu.
Saya juga terimakasih teman-teman bagian organisasi di Setda tempat Pak Suryo dulu jadi terpacu untuk memberikan pelayanan.
107
N : Iya. Inovasi harus tahun 2017. Terus itu dipamerkan kan di lapangan Pancasila, dan dinilai ada juaranya. Tapi waktu itu e-retribusi tidak dapat nominasi, yang dapat nominasi itu capil kaitannya dengan pelayanan ktpp.
P : Pihak siapa saja pak yang terkait?
N : Itu dari Dinas Pasar ya, Dinas Perdagangan, kemudian dari Bank Jateng terus kemudian ada paguyuban, bener kamu BKD tadi pengelolan keuangan daerah itu yang memberikan mensupport kaitannya dengan program itu. Terus kemudian pedagang, kemudian STI itu konsultannya yang bikin aplikasinya. Tapi aplikasi itu dihubungkan sama Bank Jateng, kalau STI kan mainnya didata, terus kalau yang bank jateng itu nanti masuk di data base, keluar namanya, nanti keluar kartunya. Itu dulu masih prototype, jadi mungkin banyak kelemahan disitu, makanya datanya belum valid. Kemarin ada keluhan “pak ini datanya belum valid” terus kemudian “pak ini yang megang uang nanti siapa, karena petugasnya dititipi uang” bahwasanya saya tekankan jangan main uang dipasar, makanya disini saya juga menyampaikan temen-temen gak usah main uang soalnya disitu ada namnaya cyber pungli termasuk didalamnya kepolisian itu mengendus dengan praktek-praktek itu kemudia dengan adanya, apa namanya e-retribusi nanti non tunai. Jadi petugas itu tidak membawa uang, petugas membawa ADC, MPos pedagangnya Cuma membawa kart uterus ditap Cuma sayangnya, itu dipelaksanaan ya direalisasi yang itu, pedagang mau top up, terkendala masalahnya uangnya endak bisa segera masuk.
P : Iya tapi sudah ditangani itu pak.
N : Sudah ya. Karena petugasnya Bank Jateng itu tidak mobile, jadi petugasnya duduk di bank jateng terus dititipkan ke petugas pasar, namanya mbak vivi itu adminnya.
Ya Bank Jateng yang menyampaikan program, harus melayani gitu, itukan nanti di top up 100 keluar struknya 100
P : Jadi pembagian perannya itu seperti apa pak?
N : Dinas itu bertuga sebagai sosialisasi, meyakinkan pedagang, memberikan informasi terus kemudian mengidentifikasi membangun data dan kemudian melaksanakan tertib administrasi
Kalau yang perbankan, terkait masalah uang dan aplikasinya termasuk didalamnya Kalau yang pendapatan itu penerimaan pelaporan keuangannya, jadi ada uang yang masuk ya BKD itu
108
Kalau STI menyajikan jasa, dibayar untuk membangun aplikasi P : Aplikasi ini bisa diakses disemua pihak pak?
N : Aplikasi berbasis web, nanti waktu itu saya, aplikasi bisa dibuka dimasing-masing UPT kalau nanti dilaksanakan di … bisa dilaksanakan di UPT itu, jadi kalau melayani ganti kartu bisa.
Terus kemudian terkait aplikasi itu, kepala dinas bisa membuka jumlah pedagang real time. Real time itu saat itu jumlah pedagang berapa, dimana, hari itu berapa
Tapi mungkin penyempurnaan-penyempurnaan tu petugas membawa uang aku juga ngeri. Terus sekarang gimana petugas bank jatengnya datang?
P : Iya pak. Setiap bulan tanggal 6,7 dan 8 ke UPT terus nanti pedagangnya datang ke UPT. N : Oya bagus. Berarti sudah terlaksana sosialisasi baik.
109
IMPLEMENTASI PROGRAM E-RETRIBUSI (Studi Kasus Pasar Blauran I UPT A Kota Salatiga)
Transkip wawacara dengan Mas Fajar A. W, S. Pegawai Badan Keuangan Daerah
Wawancara VII
Tempat : Kantor Badan Keuangan Daerah
Waktu : Senin, 22 Juli 2019, pukul 14.00- 14.35 WIB
P : Bagaimana awal mula e-retribusi?
N : Jadi kan gini, posisi BKD dalam implementasi e-retribusi itu sebenarnya kan BKD sebagai instansi Pembina pendapatan daerha. Walaupun memang tidak menangani e-retribusi secara langsung tapi BKD itu punya tanggungjawab untuk memberikan dukungan teknis pelaksanaan e-retribusi harus seperti apa. Terus kemudian kenapa e-retribusi itu diterapkan adanya surat edaran dari Menteri Dalam Negeri tanggal april 2017 tentang transaksi gerakan non tunai untuk pajak daerah dan pendapatan daerah meliputi pajak dan retribusi Akselerasi mendagri untuk segera mengimplementasikan transaksi non tunai. Nah tahun 2017 april ada surat edaran itu kemudian sampai akhir 2017kita nyusun regulasi untuk penerapan transaksi non tunai di salatiga.
Dalam artian kita itu kota, akhirnya menyiapkan transaksi non tunai regulasi transaksi. Itu akhirnya, perwali itu kita 2018 bulan februari ada launching, walaupun sebenarnya ada surat edaran, sebenernya salatiga itu sudah memulai di akhir tahun 2016 untuk menerapkan transaksi non tunai untuk belanja daerah dan pajak daerah baru kemudian di tahun 2017 ada itu, kemudian kita kembangkan lagi sampai ke e-retribusi.
P : BKD diajak dalam sosialisasi ke pedagang?
N : Iya.
110
N : Kalau pihak yang terkait itu jelas BKD, sebagai Pembina Pengelolaan pendapatan daerah ya. Terus kemudian ada dinas pasar, kemudian ada Bank, sama paguyuban pasar. Erus dibawah paguyuban ada kelompok-kelompok pedagang.
P : Setiap pihak ini berperan sebagai apa saja mas?
N : Kalau pedagang kan jelas sebagai penerima program kemudian BKD itu yang teknis, jadi yang disupport BKD itu adalah kita menyiapkan regulasi perwali untuk itu, terus kemudian walaupun di dinas perdagangan ada lagi perwali untuk pelaksanaan itu ada. Tapi kita buat perwalinya itu global. Ada pendapatan daerah.
P : Perwalinya itu tahun berapa ya mas?
N : Berapa ya, kalau tidak salah 2017 nomor .. itu kemudian ada lagi, dinas perwali untuk penerapane-retribusi itu ada sendiri
P : Nomor 39 tahun 2018. Saya sudah baca mas.
N : Adalagi yang untuk e-retribusi pasar. Cuma aku yang belum tahu itu apakah sudah dibuatkan SOP nya.
Terus kemudian di februari tahun 2018 kan ada launching, jadi poduct transaski non tunai kita launching yang di 2018 yang pertama belanja, jadi khususnya yang untuk belanja, kalau kami menyebutnya belanja GU . Ganti Uang
Yang belanja untuk belanja rutin, seperti ATK, bukan belanja proyek besar tapi yang kecil dulu.
Yang kedua adalah e-retribusi pasar terus kemudian ada selain e-retribusi yang lain. Kita lanching juga disitu
Jadi e-retribusi pasar itu salah satu aja, dari macem-macem e-retribusi. Semua retribusi itu sudah dibuat untuk transaksi pembayaran sudah dibuat non-tunai semua. Walaupun kaya misalnya kita lihat kan parkir kan masih ditarik manual, tapi setornya ke bank sudah menggunakan non tunai jadi sudah id billing
Terus kemudian, ada transaksi sewa gedung, kaya di GDP itu kan disewakan Itu yang nyewa bisa
P : Lalu dinas sebagai apa mas?
N : Dinas perdagangan sebagai pengampu retribusi pasar mereka yang melaksanakan pemungut retribusi pasar.
111 N : Iya UPT itu satu unit-nya dinas Perdagangan P : Lalu kalau Bank Jateng itu sebagai?
N : Sebagai Bank Penerima Pembayaran retribusi
P : Kalau dahulu secara manual itu kan. Jadi dari penarik diberikan kepada Pak Bayu di dinas itu, lalu pak bayu memberikan ke bank. Kalau e-retribusi kan sudah secara online, berarti BKD juga menerima ?
N : Kalau BKD enggak. Jadi modelnya gini, kan ada 2 macam pemungutan ya yang sekarang terjadi jadi kemarin implementasi e-retribusi pasar itu sementara hanya dua namun sudah mulai dikembangkan. Nah2 itu kan, ada pasar blauran dan pasar pagi . diluar pasar itu masih ditarik juga, namun menggunakan karcis.
Jadi dinas perdagangan itu, memnberikan karcis, ada beberapa karcis itu kemudia dibagikan ke pedagang kemudian narik. Penarik memberikan kepada petugas, lalu dihitung terus kemudian petugas itu membuat STS tadi terus dia setor ke bank.
Masuk ke bank itu dia akan dimasukkan ke penampung retribusi dahulu, lalu kemudian setelah kerja bank selesai itu dipindah. Ke rekening kas umum daerah. Kasda. RKUD, Rekening Khas Umum Daerah
P : Berarti BKD ini yang terkait sumber daya ini, BKD mensupport dalam hal?
N : Kalau BKD, mensupport dalam hal masalah server, aplikasi sama mungkin kaya, pendamping. Waktu implementasi itu Cuma untuk pelaksanaan selanjutnya. Waktu awal implementasi sampai bagaimana e-retribusi ditarik kemudian setorkan ke RKUD tadi itu seperti apa.
P : Aplikasi ini apakah hanya bisa diakses oleh pihak BKD saja?
N : Enggak. BKD malah gak punya akses. BKD Cuma memantau ada uang berapa masuk P : Jadi yang bisa mengakses aplikasi inis?
N : Semua wewenang dinas perdagangan. Untuk pengelolaan pedagangnya, penetapannya berapa jumlah retribusi yang harus dibayar itu semua ada di dinas perdagangan. Jadi BKD Cuma teknisnya aja. Memberikan dukungan teknisnya aja
P : Jadi kalau misalkan ada kerusakan kartu?
N : Itu di dinas perdagangan bukan kita karena pelaksananya mereka semua. P : Jadi jenis keluhan apa yang ditangani oleh BKD mas?
112
N : Biasanya keluahannya koneksi. Jadi satu-satunya yang punya koneksi ke bank, langsung host to host, servernya sini connect dengan servernya bank. Jadi aplikasi itu ada disini, Cuma yang operatornya dari sana, pakai koneksinya BKD
P : Jadi misalkan ada kerusakan kartu, dibawa kesini (BKD) tetapi yang mengerjakan bank? N : Gak dibawa ke sini. Langsung bank jateng
P : Kalau bank jateng
N : Jadi kartu itu juga sudah menjadi miliknya pemerintah daerah. Jadi bank jateng bener-bener untuk operator bank nya aja. Jadi bagaimana, kartunya itu tidak ada saldo, bukan kaya e-money saldo kan ada dikartu, itu saldo ada di bank sebenernya. Cuma kalau mau make alatnya MPos waktu di-tap itu Mpos-nya langsung connect ke bank, ke cek saldonya, jadi kalau kartunya hilang, itu saldonya hilang. Jadi bank berperan bagaimana, apakah kartu itu dipotong saldonya, bagaimana uang yang kartunya terpotong itu sudah rekening penampungan. Rekening penampungan sebenernya kan rekening bank juga, penampungan retribusi jadi ditampung semua ke rekening kalau jam kerja itu
P : Jadi staff yang menangani e-retribusi itu di BKD ada berapa?
N : Kalau menangani server tetap berjalan, aplikasi tetap bisa diakses itu ada 3 orang, 4 orang sebenarnya dengan saya.
P : Staff yang menangani itu, sering berkoordinasi bersama kalau ada keluhan tentang e-retribusi gitu ya mas?
N : Iya biasanya telfon.
P : Lalu ada pihak yang kemarin disebut pak danu itu pihak STI?
N : Ya jadi aplikasinya dikembangkan pada pihak ketiga. Jadi pemerintahan Kota Salatiga memang tidak punya entah satu bidang entah satu divisi yang khusus untuk RnD (Riset And Development) untuk kebutuhan tekonologi informasi tidak ada, nah aplikasi itu di bank pun, memang kerjasama dengan pihak ketiga memfasilitasi aplikasi itu harus berjalan harus dikembangkan, seperti apa transaksi dengan ban itu.
P : Jadi awal mula itu, njenengan sama pak danus Berarti ikut study banding ke solo mas? N : Ya tahun 2017 awal.
113
N : Kalau keluhan itu, gini kemarin ada masalah tentang cara pemungutan. Itu jadi masalah, kemarin waktu mengembangkan pertama itu waktu kartu di-tap, Sistema itu akan mendeteksi jumlah saldo dulu. Saldonya ada berapa, kemudian jumlah semua tagihan, tunggakannya itu berapa nah begitu jumlah tunggakannya besar daripada saldo itu tidak bisa bayar, itu yang jadi msalah. Lha ini sedang diperbaiki supaya dia punya saldo berapa pun, selama saldo itu lebih besar dari tariff retribusi hariannya dia , itu tetap bisa membayar.
P : ..
N : Jadi kalau ketetapan retribusi kan tiap hari nambah, sementara mereka paling seminggu sekali, kadang-kadang sebulan sekali dan waktu top up saldonya selalu tidak cukup. Kemarin kan sudah dites, jadi kepotong manual, kepotong manual dari bank ya. Jadi