• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Kelarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kelurahan Cikerai Kecamatan

HASIL PENELITIAN

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Implementasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Kelarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) di Kelurahan Cikerai Kecamatan

Program terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) adalah Program peningkatan peranan masyarakat yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, secara terkoordinasi dengan upaya yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mencapai tingkat hidup yang berkualitas. Tujuan khusus dari program terpadu P2WKSS adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam usaha ekonomi produktif, meningkatkan status pendidikan masyarakat, meningkatkan parsipasi masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan.

Setiap program pemerintah memiliki kendala dalam pelaksanaannnya, begitu juga program terpadu P2WKSS. Di Kota Cilegon program terpadu P2WKSS ini berlangsung sejak tahun 2009. Adapun penentuan daerah binaan dari program ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dengan pengesahan melalui SK (Surat Keputusan) Walikota. Dari tahun 2009 hingga tahun 2013, pelaksanaan dari program terpadu P2WKSS selalu menemukan permasalahan mulai dari sosialisasi program itu sendiri, pelaksana, jadwal, koordinasi, dan lain-lain. Tahun ini, program terpadu P2WKSS di sedang berlangsung di Kelurahan Cikerai dan Bulakan yaitu di Kecamatan Cibeber Kota Cilegon.

Untuk mengetahui bagaimana implementasi program terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) khususnya di Kelurahan Cikerai Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, mengikuti 3 (tiga) pilar penilaian dari implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Charles O‟Jones (Harahap, 2004 :

15). Tiga pilar penilaian dari implementasi program tersebut yaitu organisasi, interpretasi, dan penerapan.

4.3.1.1Organisasi

Setiap program, pasti ada yang menaungi dan tim pelaksana yang mengatur jalannya program tersebut, begitu juga dengan program terpadu P2WKSS yang dalam pelaksanakan tentu terorganisir dalam suatu organisasi khususnya pemerintah. Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Namun dalam hal ini, program terpadu P2WKSS bukanlah sebagai suatu organisasi tapi melainkan program kegiatan yang ada di Badan pemerintahan yaitu Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPP) dan dinaungi oleh Menteri Negara Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia. Senada dengan yang disampaikan oleh Staff BKBPP (I1-2),

“P2WKSS bukan suatu organisasi tetapi merupakan program yang ada di BKBPP”. (wawancara/20 Juni 2013/pukul 13.20/wawancara tersebut dilakukan di Kantor

BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa program terpadu P2WKSS di Kota Cilegon adalah suatu program yang dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). Adapun yang menjadi tim pelaksana dari program terpadu P2WKSS tersebut yaitu dari Bidang Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG) khususnya pada sub bidang Bina Lembaga Organisasi Perempuan (BLOP) yang bekerja sama dengan instansi yang ada di Kota Cilegon.

Mengenai tim pelaksana, Sekretaris BKBPP (I1-1) menyatakan,

“SK (Surat Keputusan) tim ada. P2WKSS ini kan bukan rutin. Karena setiap

tahun kan di sini, setiap tahun di sini.”(wawancara/8 Juli 2013/pukul

09.15/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat ketahui bahwa program terpadu P2WKSS adalah program pemerintah yang dijalankan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPP) dengan pelaksanaan mengacu pada SK (Surat Keputusan) dari Walikota. Program terpadu P2WKSS juga bukan program yang dilakukan secara rutin dalam satu lokasi, tetapi beberapa lokasi di tiap tahunnnya. Seperti pada tahun lalu di tahun 2012 program terpadu P2WKSS dilaksanakan di Kecamatan Jombang yaitu di Kelurahan Jombang Wetan dan Masigit, sedangkan tahun ini dilaksanakan di Kecamatan Cibeber Kelurahan Cikerai dan Bulakan. Program terpadu P2WKSS dilaksanakan oleh BKBPP yaitu Bidang Keadilan dan Kesetaraan Gender. Seperti yang diutarakan oleh Staff BKBPP (I1-2),

“Program yang memang berasal dari BKBPP, khususnya Bidang Keadilan

dan Kesetaraan Gender wabil khusus di sub bidang Bina Lembaga Organisasi Masyarakat (BLOP)”.(wawancara/20 Juni 2013/pukul 13.20/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa program terpadu P2WKSS berasal dari kegiatan yang dilaksanakan oleh BKBPP dengan pelaksana intinya yaitu sub bidang Bina Lembaga Organisasi Perempuan (BLOP).

Dalam suatu program tentunya ada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan yang ada di program tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Kabid Pelatihan dan Penempatan Kerja Disnaker Kota Cilegon, (I1-3),

“Disanakan sudah ada timnya. Jadi bisa di lihat anggotanya siapa, ketuanya

siapa. Ada semua untuk pelaksanaan tingkat Kota yang melibatkan dan didukung oleh sub-sub sistimnya yaitu SKPD.” (wawancara/17 Juni 2013/pukul 09.20/wawancara tersebut dilakukan di Kantor Disnaker Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara diatas, diketahui bahwa dalam program terpadu P2WKSS sudah ada tim pelaksananya. Sehingga dengan adanya tim tersebut, dapat dikataui pula anggota yang terlibat dalam program. Adapun dalam keanggotaannya, program terpadu P2WKSS ini didukung dengan adanya partisipasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota Cilegon.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon, didapatkan bahwa program terpadu P2WKSS Kota Cilegon yang bertanggung jawab yaitu Walikota Cilegon, Ketua Pokja (Kelompok Kerja) yaitu Wakil Walikota Kota Cilegon, Wakil Ketua yaitu Ketua TP. PKK Kota Cilegon, Ketua Pelaksana yaitu Kepala BKBPP Kota Cilegon, Sekteraris yaitu Kepala Bidang Kesetaraan dan Keadilan Gender pada BKBPP Kota Cilegon. Sedangkan untuk anggota dari Pokja, terbagi menjadi beberapa bidang yaitu :

a. Anggota Pokja Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penyuluhan :

1. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon sebagai Koordinator

2. Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga dan Lembaga Sosial pada Dinas Sosial Kota Cilegon

3. Kepala Bidang Pelayanan Keluarga Berencana pada BKBPP Kota Cilegon

4. Kepala Bidang Catatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

5. Wakil Ketua I PKK Kota Cilegon

6. Kepala Kantor Kementerian Departemen Agama Kota Cilegon

b. Anggota Pokja Bidang Pengendalian Sumbar Daya Manusia :

1. Unsur Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal pada Dinas Pendidikan Kota Cilegon sebagai Koordinator

2. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan Anak pada BKBPP Kota Cilegon

3. Kepala Bidang Kesetaraan dan Keadilan Gender pada BKBPP Kota Cilegon

4. Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon

5. Wakil Ketua II PKK Kota Cilegon.

c. Anggota Pokja Bidang Usaha Ekonomi Produktif :

1. Kepala Bidang Perekonomian pada BAPPEDA Kota Cilegon sebagai Koordinator

2. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada BPMKP Kota Cilegon 3. Kepala Bidang Pembiayaan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

4. Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon

5. Kepala Bidang Bina Keluarga Sejahtera pada BKBPP Kota Cilegon 6. Kepala Bidang Koperasi dan UKM pada Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon 7. Wakil Ketua III PKK Kota Cilegon

d. Anggota Pokja Bidang Pemukiman dan Prasarana Wilayah :

1. Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegon sebagai Koordinator

2. Kepala Bidang Prasarana Kota pada Dinas Tata Kota Kota Cilegon 3. Kepala Bidang Kesetaraan dan Keadilan Gender pada BKBPP Kota

Cilegon

4. Kepala Bidang Konservasi Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon

5. Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cilegon

6. Wakil Ketua IV PKK Kota Cilegon

Keterangan mengenai anggota Pokja ( Kelompok Kerja) tersebut, diketahui bahwa di setiap Dinas memiliki penanggung jawab sendiri. Seperti yang dinyatakan Sekretaris BKBPP (I1-1), “Yang bertanggung jawab itu Ketua BKBPP”. (wawancara/8 Juli 2013/pukul 9.15/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa dalam pelaksanaan program terpadu P2WKSS di Kota Cilegon yang menjadi ketua pelaksana program adalah Ketua Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). Karena pelaksana inti dari program ini adalah BKBPP.

Senada dengan Kabid Pertanian Disperla Endang Hanfi (I1-4) juga menyatakan,

“Kalau di Disperla ini Kepala Dinas diaplikasikan pada bidang masing -masing seksi bina usaha dan pengembangan pertanian, seksi produksi dari

bidang pertenakan dan perikanan.” (wawancara/12 Juni 2013/pukul

09.30/wawancara tersebut dilakukan di Kantor DKCS Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa di setiap Dinas/Instansi yang menjadi penanggung jawab atas kegiatan yaitu Kepala Dinas. Selain itu, di setiap instansi juga terdapat sub-sub atau unit/unit pelaksana yang ditugaskan untuk mengerjakan bidang tertentu sesuai dengan tupoksinya. Sehingga untuk kegiatan khususnya pada program terpadu P2WKSS di Kelurahan Cikerai lebih diserahkan pada masing-masing seksi/bodang yang ada di Dinas Pertanian dan Kelautan.

Namun dalam hal ini, ada beberapa pihak yang tidak mengetahui siap yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan di program terpadu P2WKSS. Seperti yang dinyatakan oleh Kabid Catatan Sipil (I1-5) yang menyatakan

“Untuk P2WKSS siapa yang bertanggung jawab penuh itu lebih mengerti dari

pihak BKBPP. Kalau dari DKCS sendiri yang bertanggung jawab Bapak

Kepala Dinas.” (wawancara/25 Juni 2013/pukul 15.10/wawancara tersebut dilakukan di Kantor DKCS Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa walaupun Dinas/Instansi telah berpartisipasi dalam pelaksanaan program terpadu P2WKSS namun masih belum mengetahui dan memahami dari program terpadu P2WKSS tersebut.

Senada dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Kasie Pelatihan Produktivitas Disnaker Kota Cilegon (I1-6), “Yang bertanggung jawab dari pihak BKBPP”.

(wawancara/17 Juni 2013/pukul 10.30/wawancara tersebut dilakukan di Kantor

Disnaker Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa kurangnya pemahaman anggota atau Dinas terkait mengenai program yang dilaksanakan sendiri karena masih adanya pihak yang tidak mengetahui siapa yang memiliki tanggung jawab penuh pada program yang dilaksanakan khususnya program terpadu P2WKSS. Bahkan ada kesan yang memperlihatkan hal tersebut bukan urusan dari informan, melainkan dari pihak BKBPP sepenuhnya.

Di dalam kepengurusan program terpadu P2WKSS, terdapat banyaknya jumlah pengurus dan pelaksana di program terpadu P2WKSS. Seperti yang dinyatakan oleh Sekretaris BKBPP (I1-1), “Pengurus P2WKSS itu banyak. Ada di

SK-nya”.(wawancara/8 Juli 2013/pukul 09.15/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon). Hal itu di pertegas dengan pernyataan dari Staff BKBPP (I1-2),

“Banyak. Dari BKBPP dan SKPD lainnya.” (wawancara/20 Juni 2013/pukul

13.20/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa banyaknya pengurus/pelaksana pada program terpadu P2WKSS yang terdiri dari BKBPP selaku tim yang termasuk sebagai badan yang bertanggung jawab pada program dan Dinas/Instansi yang ada di Kota Cilegon.

Banyaknya jumlah pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS, tidak tidak memiliki pengaruh besar terhadap baiknya pelaksanaan program. Yang menjadi hal terpenting adalah kemampuan dari pengurus dan pelaksana program tersebut. Karena dengan baiknya kemampuan maka pelaksanaan program akan menjadi baik pula. Untuk mengetahui penilaian mengenai kemampuan dari pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS ini, peneliti menanyakan kepada informan terkait kemampuan pengurus dan pelaksana prorgam terpadu P2WKSS.

Menurut Camat Cibeber (I2-1) mengenai kemampuan pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS menyatakan,

“Sudah baik dalam memberikan bantuan untuk warga Kelurahan yang

menerima bantuan program P2WKSS. Yang perlu ditingkatkan sosialisasi dan

koordinasinya agar hasil lebih optimal.” (wawancara/28 Juni 2013/pukul

09.00/wawancara tersebut dilakukan di Kantor Kecamatan Cibeber).

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa kemampuan dari pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS sudah baik sesuai dengan tupoksinya. Namun yang menjadi kekurangan yaitu sosialisasi. Karena sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BKBPP dilaksanakan terlalu mendekati dengan pelaksanaan kegiatan program terpadu P2WKSS di Kelurahan Cikerai yaitu dilakukan pada bulan Maret 2013.

Senada dengan pernyataan Camat Cibeber, baiknya kemampuan dari pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Cikerai (I3-4),

“Baik-baik saja. Tidak ada yang macam-macam. Paling itukumpulan di Kelurahan. Tapi Bapak tidak ikut-ikutan, paling anak-anak Bapak yang ikut.

Ikut ngejahit.” (wawancara/7 Juli 2013/pukul 16.30/wawancara tersebut

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa tidak semua warga Kelurahan Cikerai yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan program P2WKSS karena merasa hal itu tidak ada kaitannya dengan dirinya.

Pengurus dan pelaksana kegiatan program harus juga bisa memberikan pengaruh yag positif terhadap masyarakat yang di bina. Sehingga apa yang dibinakan menjadi sesuatu hal yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Seperti halnya yang dinyatakan oleh pihak Kelurahan (I2-2), “Memberikan pengaruhnya dapat diterima di

masyarakat.” (wawancara/7 Juli 2013/pukul 15.20/wawancara tersebut dilakukan di

Kediaman Lurah Kelurahan Cikerai). Selain Ibu Lurah, pihak Kelurahan lainnya yaitu

pegawai Kelurahan (I2-2-1) menyatakan, “Namanya dari Dinas pasti punya kemampuanlah.” (wawancara/4 Juli 2013/pukul 14.05/wawancara tersebut dilakukan

di Kantor Kelurahan Cikerai).

Dari semua pernyataantersebut diketahui bahwa sebagai pengurus dan pelaksana kegiatan, pengurus dan pelaksana program terpadu P2WKSS telah memiliki kemampuan yang sesuai dengan tupoksi masing-masing pengurus dan pelaksana.

Namun di samping itu, ada beberapa informan yang menyatakan ketidaktahuan terhadap pengurus dan pelaksana kegiatan program terpadu P2WKSS yang selama ini sudah turun ke wilayah Kelurahan untuk melakukan berbagai kegiatan. Seperti yang disampaikan (I3-1),

“Dereng pernah kepetuk, dados boten uning( = Belum pernah ketemu, jadi

tidak tahu )’’. (wawancara/8 Juli 2013/pukul 14.00/wawancara tersebut dilakukan di Kediaman Mad Aliudin di Link. Kandang Sapi Kelurahan Cikerai).

Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cikerai masih ada yang belum mengetahui program terpadu P2WKSS.

Senada dengan Mad Aliudin, Ketua RT.05/02 Link. Sabidongko (I3-2) yang menyatakan,

“Boten uning ( = Tidak tahu)”. (wawancara/8 Juli 2013/pukul 14.30/wawancara tersebut dilakukan di Kediaman Muhsin di Link. Sabidongko Kelurahan Cikerai).

Hasil wawancaratersebut menyatakan ketidaktahuannya mengenai pengurus dan pelaksana kegiatan program terpadu P2WKSS di Kelurahan Cikerai.Hal serupa juga dinyatakan oleh (I3-3) yang menyatakan,

“Bapaknya sajatidak pernah kumpulan. Tidak tahu.” (wawancara/8 Juli

2013/pukul 15.00/wawancara tersebut dilakukan di Kediaman Waseh di Link. Kampok Kelurahan Cikerai).

Dari wawancara di atas, diketahui bahwa masyarakat yang tidak mengetahui adanya program terpadu P2WKSS di Kelurahan Cikerai karena masyarakat tersebut tidak ikut kumpul warga yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Cikerai.

Ketidaktahuan informan-informan tersebut memperlihatkan bahwa walaupun Program terpadu P2WKSS sudah berlangsung di Kelurahan Cikerai, namun keberadaannya masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan tidak paham dengan apa yang dimaksud program terpadu P2WKSS dan apa saja yang menjadi kegiatan-kegiatan dari program terpadu P2WKSS. Dengan hal tersebut, peneliti mencoba menanyakan apa yang di maksud dan apa yang diketahui mengenai program terpadu P2WKSS kepada informan-informan yang di tuju. Sekretaris BKBPP (I1-1) menyatakan.

“P2WKSS adalah Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan

Sejahtera”. (wawancara/8 Juli 2013/pukul 09.15/wawancara tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa kepanjangan dari P2WKSS adalah Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera. Senada dengan Sekretaris BKBPP, masyarakat KK Binaan (I4-6) dan (I4-7) yang sama-sama menyatakan,

“Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera”.

(wawancara/6 Juli 2013/pukul 15.00/wawancara tersebut dilakukan di Depan Kediaman Mutoharoh di Link. Pejaten Kelurahan Cikerai)

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa masyarakat yang mengikuti dan menjadi peserta yaitu masyarakat KK Binaan tahu dan paham dengan kepanjangan dari P2WKSS, program yang masyarakat KK Binaan ikuti.

Setiap program, tentunya memiliki tujuan dan sasaran tersendiri. Program terpadu P2WKSS memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya yaitu meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas. Sedangkan tujuan khususnya yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam usaha ekonomi produktif, meningkatkan status pendidikan masyarakat, meningkatkan status kesehatan masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup, serta menigkatkan peran aktif masyarakat dalam pengembangan masyarakat. Sasaran dari program terpadu P2WKSS ini adalah masyarakat dengan tingkat kesejahteraan tergolong rendah dan/atau yang masuk dalam kategori keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera tahap I, menurut hasil pendataan keluarga yang dilakukan BKKBN/BKBPP.

Dari tujuan-tujuan tersebut, disimpulkan oleh pernyataan dari Staff BKBPP (I

1-2) yang menyatakan Program terpadu P2WKS adalah

“Program yang ditujukan bagi peningkatan SDM perempuan untuk dapat lebih berperan dan lebih memiliki kapabilitas terutama dalam mewujudkan

keluarga sehat sejahtera”. (wawancara/20 Juni 2013/pukul 13.20/wawancara

tersebut dilakukan di Kantor BKBPP Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa program terpadu P2WKSS bertujuan untuk meningkatkan SDM masyarakat agar dapat lebih berperan dan lebih memiliki kapabilitas dalam mewujudkan keluarga sehat sejahtera. Sehingga keluarga yang dulu tidak mengetahui bagaimana cara menciptakan keluarga sehat dan sejahtera, dengan mengikuti program terpadu P2WKSS menjadi tahu dan paham.

Hal itu juga disampaikan oleh Wakil Walikota Cilegon dalam acara evaluasi program terpadu P2WKSS tahun 2013 di Kelurahan Cikerai dan Kelurahan Bulakan Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. Acara tersebut dilaksanakan pada hari jumat tanggal 25 Oktober 2013 dengan dihadiri oleh pihak, diantaranya yaitu tim penilai program P2WKSS dari Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Desa (BPPMD), Kepala BAPPEDA Kota Cilegon Ibu Ati Marliati, Kepala BKBPP Ibu Nur Fatmah, Camat Kecamatan Cibeber Ibu Lina Komalasari, Wakil Ketua PKK Kota Cilegon Ibu Lili Muflihah, Lurah Cikerai Bapak Astari, Sekmat Cibeber Bapak Habib, serta pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah Kota Cilegon yang berlokasi di Aula Kantor Kelurahan Cikerai. Wakil Walikota Cilegon tersebut menyampaikan bahwa program yang ditujukan bagi peningkatan Sumbar Daya Manusia (SDM) perempuan untuk dapat lebih berperan dan lebih memiliki kapabilitas terutama dalam mewujudkan keluarga sehat sejahtera.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tujuan dari program terpadu P2WKS, Kabid Pelatihan dan Penempatan Kerja Disnaker Kota Cilegon, (I1-3) menyatakan,

“P2WKSS bertitik berat pada NKKBS (Norma, Keluarga, Kecil, Bahagia,

Sejahtera). Tujuannya mengembangkan NKKBS itu. Bagaimana kita bisa bahagia sejahtera, duit dari menjahit sedikit. Seperak dua perak, anaknya banyak yang di urus gimana bisa bahagia-bahagia. Makannya dua anak cukup. Jadi itu, mengenai keluarga berencana. Dengan adanya P2WKSS ini yang tadinya kerja suaminya saja, penghasilan kurang. Nah, isterinya ikut di latih jahit, dilatih usaha mandiri. Dia bikin es, bikin ager untuk di jual, bikin goreng-gorengan di jual, penghasilannya kan tidak seberapa tidak sampai milyaran, paling seribu dua ribu. Tapi kalau tidak NKKBS, keluarganya banyak ya banyak juga yang dikasih makan. Jadi goal dari P2WKSS adalah NKKBS, bagaimana menciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera. Apapun yang ada di P2WKSS kalau belum menciptakan, menumbuhkembangkan NKKBS, ya tidak sejahtera-sejahtera. Bagimana bisa sejahtera, pendapatan

tidak seberapa tapi anaknya 12.”(wawancara/17 Juni 2013/pukul

09.20/wawancara tersebut dilakukan di Kantor Disnaker Kota Cilegon).

Dari hasil wawancara di atas, di ketahui bahwa tujuan lain dari program terpadu P2WKSS adalah mengambangkan NKKBS yaitu Norma, Keluarga, Kecil, Bahagia, dan Sejahtera pada masyarakat. Pengembangan NKKBS dimulai dengan membuka kesadaran masyarakat mengenai pentingnya KB ( Keluarga Berencana ), karena walaupun masyarakat terutama masyarakat bisa mendapatkan penghasilan sendiri tapi kalau memiliki anak banyak, tetap saja pengahasilan tersebut tidak mencukupi. Oleh karenanya, dalam mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera itu dimulai dari kesadaran ber-KB.

Seperti yang diulas sebelumnya, yang menjadi sasaran program terpadu P2WKSS adalah masyarakat. Hal itu sebabkan karena faktor budaya di negara ini yang menganut jalur kebapakan, yaitu dimana sering memposisikan kaum laki-laki pada kondisi superior di atas kaum masyarakat sehingga menjadikan kaum masyarakat

memiliki ruang gerak yang terbatasi seperti konsentrasi pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan yang terbatas, kesempatan berusaha yang terbatas, dan eksistensi pada pranata sosial juga terbatas. Oleh karena itu, program terpadu P2WKSS sangatlah bagus untuk dilaksanakan di negara ini. Khususnya di wilayah pedesaan yang masih kental dengan anutan kebapakan tersebut. Sehingga muncul pernyataan yang dinyatakan oleh salah satu masyarakat KK Binaan dari Kelurahan Cikerai (I4-2) yang menyatakan bahwa program terpadu P2WKSS adalah :

“Program yang memberdayakan wanita supaya setara dengan laki-laki”.

(wawancara/6 Juli 2013/pukul 13.20/wawancara tersebut dilakukan di Kediaman Rubiah di Kelurahan Cikerai).

Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa tujuan lain dari program terpadu P2WKSS ini yaitu memberdayaan wanita supaya wanita lebih setara dengan laki-laki. Setara disini maksudnya yaitu dalam segi peran pembangunan. Jadi wanita bukan hanya sebagai objek, tapi juga sebagai subjek dari pembangunan.

Program terpadu P2WKSS berlangsung di Kota Cilegon dari tahun 2009 yang pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi pemerintah seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS), Dinas Pertanian dan Kelautan (Disperla), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), dan Dinas-dinas lainnya yang ada di Kota Cilegon. Lamanya program terpadu P2WKSS di Kota Cilegon seharusnya instansi-instansi yang terlibat mengetahui dan paham mengenai program terpadu P2WKSS. Namun kenyataannya, ada informan yang berasal dari intansi pemerintah yang ikut mendukung dalam pelaksanakan program terpadu P2WKSS yaitu dengan mengadakan kegiatan dari instansi tersebut dalam

Dokumen terkait