• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Temuan Penelitian

2. Implementasi salat pada Tahanan

Salat adalah suatu kewajiban yang wajib dilaksanakan semenjak manusia menginjak masa baligh dan tidak boleh meninggalkannya kecuali ada alasan syar’i tertentu.

Adapun pelaksanaan ibadah salat pada tahanan kepolisian resor kota salatiga sebelum menjadi tahanan. Padahal diantara mereka ada yang sudah memahami pengertian dan makna ibadah salat dan mempunyai pengharapan dalam menjalankan ibadah salat. Dari hasil wawancara dengan tahanan bagaimana implementasi salat mereka sebelum dan sesudah menjadi tahanan kepolisian resor kota salatiga,

49

ada sebagian dari tahanan sebelum menjadi tahanan memang menjalankan solat dengan lengkap. Sebagaimana diungkapkan PIL asal Karang duwet

“Diusahakan 5 waktu dan tidak bolong (diluar rumah tahanan -red). Kalau terlewat karena ketiduran ketika shubuh, sulit bangun subuh, soalnya sering bergadang. Setelah menjadi tahanan tambah semangat menjalankan salat ditambah salat sunnah, ya dengan harapan mendapat tuntutan yang seringan ringannya dan mendapat ampunan dari Allah” (wawancara 29 desember 2017 ).

Ditambahkan lagi oleh KH asal Demak

“5 waktu. Dulu pernah dipesanten 3 tahun SMP. Jadi sudah kebiasaan, kalau tidak salat jadi seperti ada yang tertinggal. Masuk sini (rutan-red) menjadi lebih baik insyaAllah tepat waktu, saya ingin memperbaiki diri, meminta ampun melalukan kejahatan.” (wawancara 29 desember 2017 ).

Jelas bahwa ada beberapa dari tahanan yang sebelum berada di rumah tahanan sudah menjalankan salat 5 waktu dalam sehari. Dan ketika menjadi tahanan menambah semangat dan kekhusuan dalam salat.

Namun ada sebagian yang sebelum masuk rutan memang tidak menjalankan salat 5 waktu lengkap. Dikarenakan kesibukan dengan alasan tidak ada waktu sampai sedang dilanda masalah.

50

Namun setelah menjadi tahanan maka timbul kesadaran untuk menjalankan salat 5 waktu dan memperbaiki kualitas salat. Seperti yang dikemukakan AA asal Jombor ;

“ Sebelum dirutan masih bolong-bolong, apalagi subuh, magrib. Masih malas mbak. Tapi setelah masuk rutan mulai diperbaiki, mulai 5 waktu sebisanya. Insya Allah mba, banyak waktu luang, kalau tidak digunakan sebagai ibadah ya mau apa lagi. “(wawancara 29 desember 2017)

Hal senada juga dikemukakan DY asal Purworejo :

“ Dulu kan karena tuntutan kerja mba, jadi masih bolong- bolong, kejar setoran. Apalagi subuh magrib dzuhur. Tapi semenjak disini ya sudah 5 waktu, mau tobat mba, juga tidak ada kerjaan disini, jadi ada semangat salat. Semoga tuntutannya diringankan dan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya” (wawancara 29 desember 2017)

Hampir sama oleh AI asal Semarang;

“Waktu bebas salat tapi masih bolong bolong karena driver. Solat karena keinginan sendiri. Karena sudah kewajiban. Karena kadang suntuk mikir masalah keluarga. Suntuk dalam memikirkan kebutuhan. Tapi sekarang alhamdulillah sudah lengkap 5 waktu plus salat dhuha juga. Banyak waktu dan juga kalo bisa lanjut diluar nanti” (wawancara 29 desember 2017).

51

SW, 36 tahun asal Temanggung juga mengungkapkan hal yang hampir sama;

“Ya salat seingatnya kalau tidak malas juga, malas jika terkena air dinginnya salatiga. Tapi semenjak disini ya diusahakan lima waktu lengkap. Mau tobat sama waktunya juga sia-sia, tidak ada kerjaan disini. Berharap agar menjadi orang yang lebih baik dan secepatnya kumpul dengan keluarga” (wawancara 29 desember 2017).

RH, 31 tahun asal Salatiga mengatakan hal senada;

“bolong bolong mba, g menentu salatnya. Kalau mau ya salat kalau tidak ya tidak salat. Soalnya saya juga kerja. Tapi semenjak disini ya jadi lebih baik salat saya. biasa banyak pekerjaan disini tidak ada kegiatatan, waktunya ya buat salat. Lima waktu salat, minta sama Allah agar dimudahkan urusannya dan berdoa untuk keluarga” (wawancara 29 desember 2017).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa tahanan yang ketika berada diluar rutan masih belum lengkap salat 5 waktu dikarenakan berbagai kondisi dan alasan seperti karena terkendala oleh pekerjaan atau malas. Namun setelah menjadi tahanan mulai membenahi diri dan berusaha salat 5 waktu dan tidak meninggalkannya. Bahkan ada yang ditambah dengan salat dhuha.

52

Namun tidak semua dari para tahanan memiliki perilaku yang baik seberti hasil wawancara dengan narasumber sebelumnya. Masih ada yang melalaikan salat dan belum terpanggil hatinya dikarekan malas dan sebagainya. Sebagaimana yang diungkapkan HW asal Blotongan ;

“Sebelum masuk sini sama sekali tidak salat mba. Saya jujur. Disini juga belum salat sama sekali. Mau salat juga belum bisa. Saya dulunya katolik. Masuk islam tahun 1990. Tapi nanti kalau sudah di lapas mau belajar sala, banyak teman-teman yang pandai salat. Harapannya ya semoga menjadi lebih baik dan mau mempelajari islam benar-benar ” (wawancara 29 desember 2017)

Hampir sama yang di ungkapkan oleh B asal Mbugel ;

“Sebelum dirutan ya masih bolong bolong mba. Sekarang juga masih bolong-bolong. Masih malas kadang-kadang.kalau lagi mau ya salat kalo tidak ya tidak mba. Tapi lebih baik daripada sebelum dirutan. Arena ingin memperbaiki diri pelan-pelan agar mendapat keringana hukuman.” (wawancara 29 desember 2017)

Dalam wawancara diatas, terntara Masih ada beberapa dari tahanan yang meninggalkan salat karena berbagai alasan, dapat dikarenakan malas dan menunda hingga berada didalam lapas setelah jatuhan hukuman di persidangan telah ditetapkan. Dan dapat dikatakan bahwa tidak semua tahanan melaksanakan salat diluar rutan dengan baik dan benar, namun ibadah salat menjadi jauh lebih baik

53

setelah berada dirutan. Namun tidak menampik ada dari beberapa tahanan masih malas untuk melaksanakan salat lima waktu karena berbagai alasan.

54

BAB IV PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di rumah tahanan di Kepolisian Resor kota Salatiga kepada para tahanan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di mana telah terkumpul data dari pihak tahanan dan pihak kepolisan, maka penulis akan menganalisis data untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :

A. Pemahaman ibadah salat tahanan di Rumah Tahanan Kepolisian Resor

kota Salatiga

Ibadah adalah ketaatan terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indra, sedangkan salat adalah ibadah yang terdiri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir kepada Allah dan diakhiri dengan salam. Salat secara bahasa berarti doa, ia disebut doa karena sebagian pelaksanaan salat adalah doa. Dengan kata lain, salat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Dinamakan salat karena merupakan salah satu bentuk ibadah yang mengagungkan Allah SWT dan menyucikan-Nya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam ucapan salat ketika tasyahhud yaitu lafath ash-solawatu lillah, bahwa doa –doa yang dimaksud

adalah untuk mengagungkan Allah SWT, yaitu dzat yang berhak diagungkan dan tidak ada sesuatu yang pantas untuk diagungkan selain Allah SWT.

Pemahaman salat akan berbeda-beda oleh setiap individu tergantung pada pengetahuan yang didapat dimasa kanak-kanak. Apalah orang tua

55

maupun lingkungan mengajarkan dan membiasakan salat. Karena salat tanpa pembiasaan akan menjadi berat untuk dikerjakan. Banyak orang yang oaham dan dapat salat namun masih enggan melaksanakan salat. Begitu pula pada para tahanan di mana ketika ditanya tentang pemahaman tentang salat, jawaban para tahanan berbeda-beda sesuai tentang pemahaman mereka.

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti mengenai pemahaman tahanan tentang salat dapat dipahami bahwa sebenarnya para tahanan sebagian besar paham dan tahu makna sesungguhnya salat. Paham akan kewajibannya namun masih melalaikannya karena alasan alasan tertentu.

Berikut hasil yang diperoleh dari pemahaman ibadah salat oleh para tahanan :

1. Salat adalah kewajiban

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti kepada para tahanan bahwa salat adalah kewajiban bagi setiap muslim didunia dan tidak boleh ditinggalkan, karena jika meninggalkan salat maka akan berdosa. Salat merupakan rukun islam yang ke dua setelah syahadat. Di mana salat fardhu wajib dilakukan lima kali dalam sehari dan tidak boleh ditinggalkan. Adapun kelima salat wajib tersebut adalah salat subuh, salat dhuhur, salat ashar, salat magrib, dan salat isya’. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

ُﻦ ْﺤَﻧ ۖ ﺎًﻗ ْز ِر َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧ َﻻ ۖ ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ ْﺮِﺒَﻄْﺻا َو ِة َﻼﱠﺼﻟﺎِﺑ َﻚَﻠْھَأ ْﺮُﻣْأ َو

ٰى َﻮْﻘﱠﺘﻠِﻟ ُﺔَﺒِﻗﺎَﻌْﻟا َو ۗ َﻚُﻗ ُز ْﺮَﻧ

56

Dan perintahkanlah kepada umatmu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, (sebaliknya) kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa (Thaha/20: 132)

Salat sangat penting karena dengan salat maka kita akan menjadi tenang dan menjadi dekat kepada Allah SWT. Di mana kita berdoa untuk meminta segala hajat kita terpenuhi.

Kewajiban salat bermula ketika Nabi melakukan mi’raj. Tatkala Nabi berada di Sidrah al-Mumtahah, nabi dengan perantara jibril

mendapatkan “oleh-oleh” dari Allah berupa salat yang konon katanya lima puluh waktu. Salatinilah yang dijadikan Nabi kepada umatnya sebagai kendaraan untuk melakukan mi’raj ruhani.

2. Salat menjadi perantara doa

Salat merupakan doa disamping sebuah kewajiban yang harus setiap muslim jalankan. Doa yang ada didalam salat itu sendiri maupun doayang diharapkan setelah salat adalah agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, diberikan kesabaran dalam menjalani hukuman, dapat menjalankan hukuman dengan hati lapang dan juga berharap agar diringankan hukuman, sehingga dapat segera menghirup udara bebas. Sehingga dapat cepat bebas dan berkumpul bersama keluarga.

Hal ini senada Menurut imam musbikhin (2007:273), salat merupakan media komunikasi vertikal. Pada penekanannya, salat

57

merupaka media komunikasi antara manusia dengan Allah. Salat merupakan salah satu diantara komunikasi non linguistik dalam arah yang naik, yakni dari manusia kepada tuhan sebagai ekspresi formal kekaguman manusia yang mendalam adanya Yang Maha Kuasa.

Hal ini sesuai dengan hadits nabi berikut ini :

ِﻠَﻋ ْﻦَﻋ

اَذِإ َﻢﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُ ﱠ9ا ﻰﱠﻠَﺻ ﱡﻲِﺒﱠﻨﻟا َنﺎَﻛ َلﺎَﻗ ٍﺐِﻟﺎَط ﻲِﺑَأ ِﻦْﺑ ِّﻲ

ُت ْر َﺮْﺳَأ ﺎَﻣ َو ُت ْﺮﱠﺧَأ ﺎَﻣ َو ُﺖْﻣﱠﺪَﻗ ﺎَﻣ ﻲِﻟ ْﺮِﻔْﻏا ﱠﻢُﮭﱠﻠﻟا َلﺎَﻗ ِة َﻼﱠﺼﻟا َﻦِﻣ َﻢﱠﻠَﺳ

َأ ﻲِّﻨ ِﻣ ِﮫِﺑ ُﻢَﻠْﻋَأ َﺖْﻧَأ ﺎَﻣ َو ُﺖْﻓ َﺮْﺳَأ ﺎَﻣ َو ُﺖْﻨَﻠْﻋَأ ﺎَﻣ َو

ُﺮ ِّﺧَﺆُﻤْﻟا َﺖْﻧَأ َو ُمِّﺪَﻘُﻤْﻟا َﺖْﻧ

َﺖْﻧَأ ﱠﻻِإ َﮫَﻟِإ َﻻ

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Kebiasaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika telah mengucapkan salam (selesai) shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, “Wahai Allâh Azza wa Jalla ampunilah dosaku yang telah aku lakukan dan (dosa akibat dari kewajiban) yang telah aku tinggalkan, (dosa) yang aku rahasiakan dan yang aku lakukan dengan terang-terangan, yang aku telah melakukan dengan berlebihan dan segala dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkau adalah Muqaddim (Dzat Yang memajukan orang yang Engkau kehendaki dengan sebab mentaatiMu atau sebab lainnya) dan Muakh- khir (Yang memundurkan orang yang Engkau kehendaki). Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau”. [HR. Abu Dâwud, no. 1509; dishahihkan syaikh Al-Albâni rahimahullah]

58

3. Salat menjadikan obat penenang

Tujuan dari perintah Allah untuk menunaikan kewajiban salat yang lima waktu, agar umat islam mampu meredam, menghilangkan kegelisahan, dan keresahan. Sebagaimana diyakini peran salat dalam melindungi dan membersihkan kotoran-kotoran jiwa yang menodai batin. Para tahanan merasakan adanya ketenangan ketika melaksanakan salat, memoho dan bersimpuh kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 28 yaitu :

ُبﻮُﻠُﻘْﻟا ﱡﻦِﺌَﻤْﻄَﺗ ِ ﱠ9ا ِﺮْﻛِﺬِﺑ َﻻَأ ۗ ِ ﱠ9ا ِﺮْﻛِﺬِﺑ ْﻢُﮭُﺑﻮُﻠُﻗ ﱡﻦِﺌَﻤْﻄَﺗ َو اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Dokumen terkait