• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap implementasi merupakan tahap pemrograman yang dilakukan menggunakan bahasa pemrograman dan pengisian database. Setelah pemrograman dan pengisian data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan aktivitas pengujian terahadap sistem yang sudah dibangun. Tujuan dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem tersebut, serta pengembangannya. Pengujian yang dilakukan adalah uji kompatibilitas pada beberapa spesifikasi komputer dan uji performansi oleh beberapa orang responden pengguna Sipaprodi.

Pada tahap pengujian akan diketahui apabila terdapat kesalahan dalam pemrograman. Produk akhir dari tahap implementasi sistem adalah menghasilkan sistem yang lebih baik.

1. Pemrograman dan Data

Pemrograman dilakukan menggunakan bahasa VB.Net yang merupakan paket software dari Visual Studio. Software yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman dengan teknologi .Net (dot net) akan berjalan pada komputer apabila sudah terinstal software .Net Framework.

Software ini berfungsi sebagai penterjemah dari bahasa .Net menjadi bahasa mesin komputer. Sipaprodi dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi software yang berbasis web sehingga memungkinkan penggunaan kapan saja dan di mana saja melalui koneksi internet.

Pada tahap pembangunannya Sipaprodi menggunakan empat halaman yaitu halaman utama, halaman grafik akumulasi panas, halaman grafik akumulasi biomassa dan halaman gambaran kondisi padi saat ini. Setiap halaman dapat diakses melalui tombol yang terdapat pada halaman utama. Kode program dari Sipaprodi disajikan pada Lampiran 3.

Pengisian database dilakukan menggunakan Microsoft Access. Jumlah varietas yang terdapat dalam database pada saat pembangunan Sipaprodi adalah lima varietas. Sedangkan jumlah kota/kabupaten adalah tiga kota/kabupaten. Database yang ada dapat ditambah dan diedit pada file sipaprodi.mdb tanpa mengubah kode program.

2. Uji Kompatibilitas Sistem

Pengujian kompatibilitas sistem dilakukan dengan menjalankan Sipaprodi pada beberapa spesifikasi komputer yang berbeda dan dijalankan menggunakan sistem operasi Windows XP Profesional. Teknis pengujian kompatibilitas sistem adalah dengan mencatat nilai waktu yang dibutuhkan untuk mengakses Sipaprodi. Waktu yang dicatat adalah waktu untuk menampilkan splashscreen, halaman autorun, halaman utama, halaman grafik dan halaman gambaran padi serta pergantian antar halaman. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengujian kompatibilitas sistem

Waktu (detik) No Kecepatan Processor RAM Splash screen Halaman autorun Halaman utama Halaman grafik dan gambaran padi Pergantian antar halaman 128 MB 5 2 2 3 2 1. Pentium III (900 MHz) 256 MB 4 1 2 3 2 128 MB 3 1 2 2 1 256 MB 3 1 1 2 1 2. Pentium IV (1.80 GHz) 512 MB 3 1 1 2 1

3. Uji Performansi Sistem

Pengujian performansi sistem dilakukan melalui pengisian kuisioner kepada beberapa responden. Pengisian kuisioner dilakukan setelah responden mengoperasikan Sipaprodi. Ada beberapa pertanyaan yang diberikan kepada responden mengenai Sipaprodi. Format serta pertanyaan dalam kuisioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kuisioner dibagikan kepada 20 responden, yang terdiri dari 10 orang mahasiswa, 6 orang masyarakat umum dan 4 orang petugas di Puslitbang Tanaman Pangan. Hasil pengujian melalui kuisioner tersebut diketahui bahwa seluruh responden pernah menggunakan komputer dengan jumlah responden yang meggunakan setiap hari adalah 12 orang (60 persen), jumlah responden yang menggunakan 1 minggu sekali adalah 4 orang (20 persen), dan lainnya adalah 4 orang (20 persen). Sisanya adalah 0 persen.

Hasil penilaian responden terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dapat dilihat dari gambar-gambar diagram pie di bawah. Penilaian responden terhadap komposisi warna adalah 50 persen menyatakan bagus, 30 persen cukup, dan 20 persen sangat bagus. Hasil penilaian terhadap komposisi warna dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Penilaian responden terhadap komposisi warna

Hasil kuisioner untuk penilaian terhadap tampilan secara keseluruhan adalah 4 orang (20 persen) menyatakan sangat menarik, 14 orang (70 persen) menyatakan menarik, dan 2 orang (10 persen) menyatakan cukup. Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie pada Gambar 16.

Gambar 16. Penilaian responden terhadap tampilan sistem secara keseluruhan

Selanjutnya adalah penilaian terhadap kemudahan dalam menjalankan program Sipaprodi. Dua orang (10 persen) menyatakan sangat mudah, 16 orang (80 persen) menyatakan mudah, dan 2 orang (10 persen) menyatakan cukup. Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie

pada Gambar 17.

Gambar 17. Penilaian responden terhadap kemudahan menjalankan sipaprodi

Penilaian terhadap ketepatan hasil analisis, data kuisioner yaitu 3 orang (15 persen) menyatakan sangat tepat, dan 11 orang (55 persen) menyatakan tepat, 2 orang (10 persen) menyatakan cukup tepat dan 4 orang (20 persen) menyatakan kurang tepat. Hasil pengujian dapat dilihat pada diagram pie Gambar 18.

Gambar 18. Penilaian responden terhadap ketepatan hasil analisis

Hasil analisis dirasa kurang tepat oleh beberapa orang responden dikarenakan hasil analisis pendugaan waktu panen optimum dan pendugaan potensi hasil panen untuk kasus di Kabupaten Kuningan dirasa terlalu lama dari kenyataan di lapangan. Hal ini terjadi karena database

suhu udara di Kabupaten Kuningan jauh lebih rendah dibanding dengan Kabupaten Subang dan Bogor. Sehingga dilakukan lebih banyak proses

looping database untuk mencapai heat unit yang dibutuhkan. Oleh karena itu, nilai M (lama masa tanam) yang didapat di Kabupaten Kuningan lebih besar dibanding dengan Kabupaten Subang dan Bogor. Nilai M yang besar tersebut akan dijadikan acuan proses looping database untuk menghitung akumulasi biomassa. Sehingga nilai akumulasi biomassa yang didapat dari perhitungan radiasi matahari dan indeks luas daun akan bernilai besar pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hari panen yang semakin lama akan menyebabkan kandungan biomassa yang tinggi dan potensi hasil panen yang tinggi pula.

Berbeda dengan angka hasil panen aktual, nilai potensi hasil panen yang didapat pada hasil analisis Sipaprodi merupakan angka panen potensial yang dimungkinkan dari setiap varietas. Pada umumnya angka hasil panen aktual yang terdapat pada deskripsi masing-masing varietas adalah data hasil panen aktual tertinggi yang sudah terjadi di lapangan. Jika dibandingkan dengan angka panen potensial yang dihasilkan pada analisis Sipaprodi, angka panen aktual biasanya 80 persen lebih rendah.

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, faktor lingkungan tumbuh tanam seperti tingkat kesuburan tanah, pola tanam dan perlakuan tanaman berupa pemupukan dan irigasi merupakan hal yang juga menentukan hasil panen yang tinggi. Di samping kasus yang terjadi di Kabupaten Kuningan, secara umum hasil analisis yang diperoleh merupakan hasil yang didapat dengan asumsi bahwa faktor selain iklim dan indeks luas daun dianggap tidak berpengaruh. Dengan demikian, hasil analisis Sipaprodi menganut asumsi bahwa tanaman padi ditanam pada kondisi lingkungan tumbuh tanam yang ideal.

Dokumen terkait