• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata

Kabupaten Toba Samosir)

Implementasi merupakan suatu tindakan yang diambil oleh para implementor untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan didalam suatu kebijakan atau program yang telah diputuskan. Dalam teorinya Crown Dirgantoro mengatakan bahwa implementasi strategi merupakan tahap untuk melihat sejauh mana strategi dapat memberikan solusi, pengaruh atau pemecahan terhadap suatu masalah yang ada. Jika implementor melaksanakannya dengan baik maka tujuan atau sasaran strategi tersebut dapat tercapai. Jika implementor tidak melaksanakannya dengan baik maka kebijakan atau strategi tersebut dikatakan gagal mencapai tujuan atau sasaran yang telah dirumuskan.

Kebijakan pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir khususnya Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengembangkan sektor pariwisata dan meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Toba Samosir.

Untuk mencapai keberhasilan dari implementasi suatu strategi ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini bekerja secara simultan dan berinteraksi satu sama lain untuk membantu dan menghambat implementasi strategi. Faktor-faktor tersebut dari empat variabel yaitu tujuan tahunan, kebijakan, motivasi karyawan dan alokasi sumber daya yang saling memberikan pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Berikut analisis variabel

yang mempengaruhi implementasi strategi pengembangan sektor pariwisata pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir.

5.1.1 Tujuan Tahunan

Tujuan tahunan penting bagi penerapan strategi karena merupakan landasan untuk alokasi sumber daya, merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer, merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian tujuan jangka panjang dan menetapkan apa yang menjadi prioritas organisasi. Tujuan tahunan berfungsi sebagai pedoman tindakan, mengarahkan dan menyalurkan berbagai upaya dan aktivitas dari para anggota organisasi. Tujuan tahunan menjadi standar kinerja dan juga berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi yang penting. Tanpa adanya tujuan tahunan maka organisasi akan sulit untuk mengembangkan dan merealisasikan apa yang menjadi visi dan misi mereka, karena tentu saja setiap perangkat kerja dalam organisasi tersebut akan sulit terorganisir dan sulit untuk bekerja secara efektif dan efisien.

Tujuan tahunan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir dituangkan dalam Rencana Kerja yang disusun per tahun dan dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari dalam satu tahun. Rencana kerja tersebut merupakan acuan dan pedoman bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk melaksanakan suatu program atau apa yang akan mereka kerjakan dalam satu tahun.

Rencana kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir yang sudah disusun tersebut merupakan rumusan dari tiga rencana strategi yang sudah disusun sebelumnya. Tiga rencana yang menjadi dasar pembentukan rencana kerja

tersebut ialah Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Toba Samosir dan Rencana Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir tahun 2014 belum sepenuhnya tercapai. Masih ada sasaran yang belum tercapai yang sudah dicanangkan dalam Rencana Kerja, seperti masih kurangnya kesadaran para pelaku pariwisata dalam memberikan pelayanan terhadap wisatawan, masyarakat yang belum sadar wisata, kurangnya minat investor dalam berinvestasi dan belum terdapat home stay di setiap objek wisata. Hal tersebut terjadi karena masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat di sekitar objek wisata dan kurangnya pelatihan yang diberikan kepada para pelaku wisata.

Dari data yang didapatkan sasaran yang berhasil direalisasikan diantaranya adalah peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Toba Samosir, dimana pada tahun 2013 wisatawan asing maupun wisatawan nusantara yang datang berjumlah 104.175 dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 116.088. Pelaksanaan event seperti loba burung berkicau, lomba motocross, lomba foto wisata Danau Toba dan event Festival Danau Toba juga berhasil terealisasi di tahun 2014.

5.1.2 Kebijakan

Kebijakan merupakan bentuk implementasi bagaimana suatu rencana kerja atau strategi tersebut dilaksanakan. Dengan adanya kebijakan yang baik dan tepat sasaran maka peluang keberhasilan dari suatu strategi akan lebih besar. Kebijakan

yang tepat tentu harus mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan potensi yang dimiliki sehingga kebijakan yang dilakukan tepat sasaran dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kebijakan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir dengan melaksanakan beberapa event seperi lomba motocross, lomba foto objek wisata, lomba burung berkicau dan terakhir menjadi sebagai tuan rumah Festival Danau Toba sudah menjadi sebuah langkah maju untuk memperkenalkan pariwisata Toba Samosir dan menarik wisatawan demi pengembangan pariwisata di Toba Samosir.

Sayangnya dengan kondisi sarana dan prasarana yang kurang baik di Kabupaten Toba Samosir seperti jalan dan kebersihan membuat wisatawan kurang nyaman dalam perjalanannya tentu hal ini akan berpengaruh terhadap keinginan wisatawan untuk datang lagi untuk berwisata.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir juga harus meningkatkan hubungan lintas sektoral dengan dinas-dinas yang ada di Kabupaten Toba Samosir karena untuk memajukan dan mengembangkan pariwisata di Toba Samosir, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak dapat bekerja sendiri, harus ada kerja sama maupun dukungan dari dinas lainnya seperti pembangunan sarana akses jalan yang harus diperbaiki agar memberikan wisatawan kenyamanan dan membuka objek wisata baru seperti Bukit Dolok Tolong yang statusnya merupakan hutan lindung di bawah naungan Dinas Kehutanan sehingga dapat diubah menjadi hutan wisata yang mampu menarik minat para wisatawan.

Motivasi merupakan suatu hal yang positif bila dapat diberikan kepada pegawai. Dengan motivasi, pegawai akan lebih terpacu keinginannya untuk bekerja semaksimal mungkin dan mencapai produktivitas kerja yang tinggi sehingga tugas dan fungsi yang diberikan kepada pegawai dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat bekerja sama.

Motivasi kepada pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir diberikan melalui pembinaan kepada pegawai dan bertingkat tanggung jawabnya yaitu kepala dinas, kepala bidang, kepala seksi dan staf pegawai. Dalam melaksanakan tugas, setiap staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan sesuai dengan jabatannya. Motivasi diberikan agar tugas pokok dan fungsi dari setiap jabatan tersebut dapat tercapai, pegawai melaksanakan tupoksi yang sifatnya tidak kaku, intinya bagaimana mereka dapat mencapai tujuan dan hasil kerja yang diharapkan dari mereka. Sehingga pegawai tidak merasa tertekan dengan cara kerja yang tidak kaku dan mampu merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

5.1.4 Alokasi Sumber Daya

Dalam pengimplementasian strategi, ketersediaan sumber daya merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan. Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang diterapkan dalam tujuan tahunan. Namun apabila dengan ketersediaan sumber daya yang baik dan melimpah maka keberhasilan suatu strategi dengan hasil yang maksimal akan lebih memiliki peluang yang lebih besar.

Semua organisasi mempunyai setidak-tidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu sumber daya keuangan, sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.

a) Sumber Daya Keuangan

Sumber daya keuangan merupakan sumber daya yang sangat penting, apabila dengan keuangan yang tidak memadai maka strategi maupun rencana kerja yang telah dicanangkan mustahil dapat dijalankan. Namun dalam mengalokasikan sumber daya keuangan tersebut organisasi harus dapat memanfaatkan sumber daya tersebut dengan efektif dan efisien.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir telah mencukupi untuk keperluan internal Dinas dalam menjalankan tugasnya dalam perkantoran dan sudah cukup untuk menjalankan Rencana Kerja yang sudah disusun untuk pengembangan pariwisata.

b) Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik yang dimiliki Toba Samosir seperti objek wisata dan panorama keindahan alamnya merupakan keunggulan yang bisa dimaanfaatkan untuk membuat objek wisata yang bisa mendatangkan banyak wisatawan, namun objek wisata yang mempersembahkan keindahan alam tersebut belum ditangani secara serius sehingga objek wisata yang ada tidak dapat dinikmati dengan puas karena objek wisata yang ada belum dikelola dengan maksimal.

Laju pengembangan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir juga dipengaruhi investor yang belum banyak membuka usahanya di Toba Samosir.

Masalah pembebasan lahan juga merupakan kendala yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir, seperti Tara Bunga yang menyediakan pemandangan indah Danau Toba dimana lahan tersebut merupakan tanah masyarakat setempat. Bukit Dolok Tolong juga merupakan tempat yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menjadi objek wisata namun Bukit tersebut di bawah kendali Dinas Kehutanan dimana statusnya merupakan hutan lindung dan masih dalam tahap proses agar Bukit Dolok Tolong bisa diubah statusnya menjadi hutan wisata.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada belum bisa dikembangkan menjadi suatu objek wisata yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah karena

c) Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia dalam implementasi strategi dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir merupakan hal yang sangat penting. Meskipun demikian perlu juga diketahui bahwa jumlah manusia (pegawai) tidak selalu mempunyai efek positif bagi implementasi suatu kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah pegawai yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Ini juga dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh pegawai, namun di sisi lain kurangnya pegawai juga akan menimbulkan persoalan yang menyangkut implementasi kebijakan maupun strategi yang efektif. Artinya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu strategi harus terpenuhi secara kualitas dan kuantitasnya.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dirasa belum cukup memadai, masih harus terus dibenahi terutama dari segi keahlian dan profesionalismenya karena masih hanya satu pegawai yang mempunyai riwayat pendidikan lulusan pariwisata, tentu hal ini perlu diperhatikan demi terwujudnya “the right man on the right place” di dalam tubuh organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir juga dirasa membutuhkan tenaga ahli yang mampu mengoperasikan Sistem Informasi dan Manajemen dengan baik.

Selain sumber daya manusia yang dimiliki Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kendala juga dihadapi pada faktor masyarakat Toba Samosir, dimana mayoritas masyarakat juga belum sepenuhnya menyadari bahwa pariwisata dapat meningkatkan perekonomian mereka dan dapat memajukan kabupaten mereka, hal ini tentu harus bisa diatasi dengan memberikan sosialisasi agar terwujud masyarakat Toba Samosir yang sadar wisata. Begitu juga dengan para pelaku wisata, penyuluhan harus diberikan dengan intensitas yang tinggi, karena peran para pelaku wisata masih kurang dalam memberikan pelayanan yang baik bagi para wisatawan dan tentu juga harus menjalin kerja sama yang baik dengan para investor seperti rumah makan maupun pemilik hotel agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi para wisatawan.

d) Sumber Daya Teknologi

Sumber daya teknologi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir belum memadai dalam pelayanan publik, hal ini ditunjukkan saat peneliti mencoba mengirim e-mail kepada Dinas namun tidak ada respon yang diterima

oleh peneliti. Sementara para pegawai yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir sudah menggunakan laptop dan komputer dalam bekerja, hal ini tentu merupakan suatu kekurangan dari Dinas secara kolektif karena tidak dapat memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki. Keterangan di atas tentu merupakan suatu kemunduran dalam usaha pengembangan pariwisata, wisatawan yang mempunyai niat datang untuk berwisata akan kesulitan dalam mendapat informasi tentang pariwisata di Toba Samosir.

Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir (http://wisatatobasa.com/2014/) juga kurang memadai dalam memberikan informasi untuk setiap objek wisata yang ada, tidak banyak ditemukan dokumentasi untuk setiap objek wisata. Hal ini menunjukkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir belum memanfaatkan secara maksimal kemajuan teknologi dalam memperkenalkan asetnya dalam rangka mengembangkan pariwisata di Toba Samosir.

BAB VI

Dokumen terkait