SUNDA PADA MASYARAKAT PANGANDARAN I. DATA 1
D. Implentasi Pendidikan
Saat ini persolan keragaman menjadi faktor yang mengancam dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun negara. Indonesia sebagai negara yang penuh dnegan keragaman etnik dan budaya menjadi tatangan berat dalam mengatur perbedaan supaya menjadi kekayaan bangsa. Keberagaman akhir-akhir ini menjadi faktor utama pemicu konflik sosial, seakan keadan keberagaman bangsa sebagai api dalam sekam yang tinggal menunggu waktu untuk disulut menjadi konflik. Situasi ini rentan terjadi pada masyarakat yang snagat multi kultural seperti yang ada di masyarakat pangandaran.
Keberagaman masyarakat panganndaran itu bisa kita lihat jelas dari segi bahasa yang ada di sana. Setelah kita melakukan penelitian tetang adanya variasi sosiolinguistik yang terjadi di pengandaran tentu bisa kita gambarkan bagaimana keberagaman masyarakat Panganndaran. Dalam kedaan keberagaman yang ada tentu situasi perubahan dan pergeseran budaya akan cenderung terjadi. Sama halnya dengan perubahan dan pergeseran bahasa yang telah kita bahas sebelumnya. Dan dlaam penelitian yang kita lakukan kita memperoleh kenyataan bahwa golongan usia muda sangat cepat menerima perubahan budaya yang terjadi sama seperti bahasa. kecendrung keterbuakan kaum muda terhadap perubahan dan budaya baru, tentu snagat menghawatirkan kita akan perubahan dan pergeseran itu malah pada situasi negatif. Seperti pola perubahan gaya hidup remaja zaman sekarang yang sangat gampang masuk pada jurang kenakalan remaja yang berdampak negatif bagi kehidupan sosial dan negara.
Untuk menghindari situasi seperti itulah maka perlu dilakukan pendidikan multi kultural pada golongan remaja sejak dini sebaagai langkah prefentif bagi pergeseraan kehidupan remaja. Menurut pandangan Choirul Mahfud (2011:201) bahwa:
Pendidikan kkultural dapat kita rumuskan sebagai studi tentang keaneka ragaman kultur, hak asasi manusia dan pengangguran atau penghapusan berbagai jenis prasangka demi membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan tentram.
Dengan pendidikan kultur yang diterapkan dalam masyarakat pangandaran diaharapkan berbagai keberagaman yang terjadi dapat diatasi sebagai sebuah pedekatan yang menanamkan nilai-nilai keunggulan budaya dan keragaman sebagai sebuah kekayaan yang memiliki potensi dalam pengembangan masyarakat Pangandaran. Pelaksanaan pendidikan kultural khususnya pada masyarakat golongan usia muda diaharpakan dapat memberikan pemahaman kepad amereka bahwa keberagaman budaya seperti bahasa merupakan kekayaan yang bisa diangkat menjadi potensi yang dpat diberdayakan mayarakat sebagai daya tarik wisata pad amsyarakat Panganndaran.
Pendekatan pendidikan kultural yang dimaksud biasa dilakukan dnegan melui pendekatan bahasa. sikap masyarakat pangandaran yang terbuka pada budaya baru seperti bahasa menjadi peluang terhadap pemberian pendidikan kultural kepada mereka khususnya golongan usia muda (remaja). Keragaman bahasa yang ada dan telah banyak dipakai oleh remaja Pangandaran akan menjadi potensi terhadap pengembangan budaya sebagai salah satu daya tarik wisata. Sehingga mereka mampu memaamfaatkan setiap potensi keragaman budaya untuk membangun masyarakat pangandaran yang adil dan makmur.
Pendidikan multi kultural dengan pendekatan bahasa bisa kita mulai dengam memberikan pembekalan pelatihan komunikasi kepada para remaja Pangandaran supaya mereka dapat berkomunikasi yang baik dalam berbgaai bahasa, sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para wisatawan untuk mengunjungi daerah itu. Maka dengan kemampuan yang dimiliki dan berefek pada peningkatan kunjungan tentunyaa juga akan berpak pada tingkat kemajuan ekonomi masyarakat pangandaran. Hal itu akan melahirkan pemahaman kepada masyarakat pangandaran bahwa
keberaagaman adalah merupakan kakayaan yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian maka, persolan perbedaan bahasa dan berbagai keragaman yang ada di pangandaran akan terus berkembang dengan baik. Mellaui pemahaman kita terhadap persolan perubahan bahasa yang terjadi di Pangandaran. Perubahan dan pergeseran bahasa tidak semata-mata menjadi kerugian dan hilangnya bahasa yang ada, tetapi bisa menjadi kekeyaan yang sangat berpotensi membnagun kesejahteraan.
BAB V KESIMPULAN
A. Simpulan
Dari situasi yang tergambar dalam penelitian yang dilakukan maka kita memperoleh situasi adanya perubahan bahasa pada masyarakat Pangandaran. Perubahan itu dapat kita rekan dengan melihat situasi penggunaan bahasa sunda yang makin berbeda pada setiap golongan usia. Pada golongan usia tua perubahan bahasa masih terjadi pada bidang yang lebih rendah yaitu tatanan fonologi. Semetara pada golongan usia muda perubahan bahasa sudah terjadi pada tingkatan tatanan bahasa yang lebih kompleks. Yaitu perubahan bahasa mulai pada tingkatan kata, frase, klausa dan kalimat. Artinya tingkat perubahan bahasa makin jelas terlihat pada masyarakat pangandaran. Hal itu diketahui dengan perbedaan tingkat perubahan bahasa dalam tatanan yang makin kompleks antara masyarakat usia muda dan usia tua. Situasi ini sama dengan fakta yang ditemukan oleh Labov ketika melakukan penelitian variasi bahasa dengan sampel diambil berdasrkan usia, etnis pekerjaan dandaerah tempat tinggal. Yang sama pada penelitian ini adalh pada aspek umur.
Vaktor umur ternyata sangat mempengaruhi tingkat perubahan bahasa, sehingga dalam penelitian ini terlihat bahwa usia muda lebih cepat terpengaruh pada peubahan bahasa yang digunakan oleh masyarakat panngandaran. Perbedaan anatara bahasa golongan usia muda dan tua merupaka representasi dari adanya situasi perubahan bahsa yang terjadi pada masyarakat Pangandaran. Perbedan yang mencolok membuktikan bahawa faktor umur memberikan pengaruh pada perunahan bahasa pada suatu kelompok masyarakat penutur bahasa.
B. Saran
Memberikan pendidikan multi kultur kepada masyarakat Pangandara. Sehingga berbagai keragaman bisa dijadikan potensi dan kekayaan yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pendidikan multi kultural dilakukan dengan pendekatan bahasa bisa kita mulai dengam memberikan pembekalan pelatihan komunikasi kepada para remaja Pangandaran supaya mereka dapat berkomunikasi yang baik dalam berbgaai bahasa, sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para wisatawan untuk mengunjungi daerah itu. Maka dengan kemampuan yang dimiliki dan berefek pada peningkatan kunjungan tentunyaa juga akan berpak pada tingkat kemajuan ekonomi masyarakat pangandaran. Hal itu akan melahirkan pemahaman kepada masyarakat pangandaran bahwa keberaagaman adalah merupakan kakayaan yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Daftar Pustaka
Lucas, Ceil. 2004. The Sociolinguisticcs of sign lnguages. New York: Cambridge University press.
Chaer, A. & Agustina, L. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusyana, Yus. 1999. Fungsi Bahasa Daerah dalam Kehidupan Manusia Indonesia: Keadaan Menjelang Milenium Ketiga. Makalah disampaikan di Konferensi Bahasa Nusantara.
Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultur. Yogyakarta: Pustaka pelajar.