• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi dan Rekomendasi .1 Implikasi

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.2 Implikasi dan Rekomendasi .1 Implikasi

Hasil penelitian memberikan implikasi bahwa kajian mengenai keyakinan normatif perilaku agresif telah tepat untuk digunakan pada siswa sekolah dasar sebagaimana penelitian-penelitian terdahulu telah dilakukan. Hal ini disebabkan, keyakinan (belief) merupakan salah satu faktor yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar dalam melatari seorang individu untuk kemudian menampilkan sebuah perilaku tertentu. Maka penelitian keyakinan normatif perilaku agresif pada siswa sekolah dasar pun dipandang tepat disebabkan masa sekolah dasar merupakan bagian dari tahap awal pembentukan sebuah perilaku pada diri anak yang akan terus berkembang sehingga masa ini kemudian dipandang sebagai masa perkembangan anak yang sangat penting dan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya.

Adapun hasil penelitian yang didukung oleh beberapa kajian mengenai keyakinan normatif perilaku agresif siswa sekolah dasar pada penelitian terdahulu yang telah memfokuskan pada sisi perkembangan sosial-kognitif anak melalui 92

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan sistem pemrosesan informasi dipandang telah tepat. Namun mengingat penelitian mengenai keyakinan normatif perilaku agresif siswa sekolah dasar yang memfokuskan pada sisi perkembangan kognitif anak melalui pendekatan sistem pemrosesan informasi masih sangat terbatas, maka diperlukan adanya penelitian-penelitian sejenis agar mampu memaknai keyakinan normatif siswa sekolah dasar sebagai salahsatu faktor yang dapat memprediksi sejumlah bentuk perilaku agresif aktual dikemudian hari.

5.2.2 Rekomendasi

Adapun rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi bimbingan dan konseling anak.

Penelitian mengenai situasi-situasi yang sangat kompleks di sekitar perilaku agresif pada jenjang sekolah dasar sangatlah penting. Keyakinan normatif sebagai salahsatu faktor yang melatari anak berperilaku agresif pun perlu mendapat perhatian dan intervensi yang tepat. Sejumlah gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai keyakinan normatif perilaku agresif baik berdasarkan kategori perilaku agresif maupun berdasarkan kategori gender merupakan informasi penting tentang fokus upaya intervensi yang dapat dilakukan.

2. Bagi konselor dan guru bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

Pengukuran keyakinan normatif perilaku agresif pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi terjadinya perilaku agresif aktual yang jauh lebih parah di masa yang akan datang yakni dengan memfokuskan upaya intervensi yang perlu dilakukan. Adapun salahsatu tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah dengan memahamkan siswa mengenai bahaya perilaku agresif sebagai upaya preventif yang dapat dilakukan melalui layanan dasar dengan

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi bimbingan kelompok yang dibagi berdasarkan tiga kategori perilaku agresif maupun berdasarkan kategori gender.

3. Bagi seluruh civitas SD Negeri Kudanguyah Tasikmalaya.

Bantuan dapat dilakukan dengan melibatkan wali kelas, guru mata pelajaran dan orangtua dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Mengetahui gambaran perilaku agresif dan gambaran keyakinan normatif perilaku agresif siswa pada setiap jenjang kelasnya (salahsatunya dengan menggunakan angket yang sudah tersedia). b. Menciptakan iklim sekolah yang otoritatif dan sehat yang dipadu

dengan hukuman non-fisik dengan batasan yang jelas dan konsisten yakni dengan merancang aturan kelas bersama siswa mengenai batasan perilaku agresif.

c. Perlunya monitoring pada jam istirahat dan melakukan pendekatan secara personal dengan beberapa siswa yang menunjukkan perilaku agresif yang berlebihan.

d. Melakukan komunikasi dan koordinasi secara berkala dengan pihak orangtua mengenai perkembangan siswa, lebih khusus pada siswa yang sering menjadi pelaku perilaku agresif juga menjadi korban perilaku agresif.

Hal ini juga sekaligus merupakan dorongan bagi terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling pada jenjang sekolah dasar, mengingat jenjang sekolah dasar merupakan masa dimana tahap pertumbuhan dan perkembangan yang penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya pada seorang anak sedang berlangsung.

4. Bagi penelitian selanjutnya.

Pada penelitian ini pengukuran keyakinan normatif perilaku agresif hanya dilakukan pada jenjang sekolah dasar kelas atas (kelas 4, 5 dan 6) dan tanpa disertai pengukuran menggunakan self-report dan peer nominated index of aggression siswa maka pada penelitian selanjutnya

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat dilakukan pada setiap jenjang dengan menggunakan self-report dan peer nominated index of aggression agar mampu mengungkap perilaku agresif aktual siswa secara lebih mendalam yang kemudian dianalisis terkait hubungan antara keyakinan normatif perilaku agresif dengan perilaku agresif aktual siswa sebagai upaya preventif untuk meminimalisir angka terjadinya perilaku agresif aktual di lingkungan sekolah. Selain itu, agar hasil penelitian dapat bermanfaat secara maksimal bagi perkembangan siswa yakni dengan memfokuskan layanan bimbingan dan konseling pada beberapa aspek perkembangan siswa pada setiap jenjang kelasnya, maka hasil penelitian dapat diperinci tidak hanya berdasarkan gender namun juga berdasarkan jenjang kelas.

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Zakarija. (t.t). Theory of planned behavior, masihkah relevan?.

Ajzen & Fishbein. (1972). Attitudes and normative beliefs as factors influencing behavioral intentions. Journal of Personality and Social Psychology, 21 (1), hlm. 1-9.

Ajzen & Fishbein. 1975. Belief, attitude, intention and behavior (An introduction to theory and research). USA: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational behavior and human decision processes, 50, hlm. 179-211.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baron, J. (1992). The effect of normative belief on anticipated emotions. Journal of Personality and Social Psychology, 63 (2), hlm. 320-330.

BSNP. (2007). Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta.

Chaplin, J.P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cresswell, J.W. (2012). Educational research. USA: Pearson Education, Inc.

Cresswell, J.W. (2014). Research design (Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crick, dkk. (1996). Gender differences in children’s normative beliefs about

aggression: how do i hurt thee? Let Me Count the Ways. Society for Research in Child Development, Inc., 63, hlm. 1003-1014.

Depdikbud. (2008). Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Jakarta: Depdikbud

Depdikbud. (2014). Salinan lampiran peratiran menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan Menengah. Jakarta: depdikbud.

Derlaga & Janda. (1978). Personal adjustment. Canada: General Learning Press.

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung: Rosda.

DetikNews. (2006). Kak Seto –Anak peniru yang baik. [Online]. Diakses dari

http://news.detik.com/read/2006/11/24/091019/712177/10/kak-seto-anak-peniru-yang-baik?nd992203605. (26 September 2013)

Faisal, S. (2010). Format-format penelitian sosial. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Furqon. (2009). Statistik terapan untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Henry, dkk. (2000). Normative influences on aggression in urban elementary school classroom. American Journal of Community Psychology, 28 (1), hlm. 59-80.

Huesmann & Guerra. (1997). Children’s normative belief about aggression and

aggresive behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 72 (2), hlm. 408-419.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kartadinata, S. (2009). Kerangka kerja bimbingan dan konseling dalam pendidikan (Pendekatan ekologis sebagai suatu alternatif). Bandung: UPI Press.

Kartadinata, S. (2011). Menguak tabir bimbingan dan konseling sebagai upaya pedagogis. Bandung: UPI Press.

Koenig, M. (2002). Childrens’s understanding of belief as a normative concept. New Ideas in Psychology, 20, hlm. 107-130.

Koeswara, E. (1988). Agresi manusia. Bandung: Rosda Offset.

Kong luo lan, dkk. 2010. Understanding media violence and the development of aggressive behaviour of school children. Procedia Social a n d B e h a v i o r a l S c i e n c e s , 7(C), hlm. 522–527. Krahe, B. (2005). Perilaku agresi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan. (2011). Kasus kekerasan di sekolah kian meningkat. [Online].

Diakses dari

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lingga, dkk. (2011). Pengaruh menonton film aksi terhadap tingkat agresivitas

pada dewasa awal. [Online]. Diakses dari

http://kampusmaya.org/2011/11/25/pengaruh-menonton-film-aksi-terhadap-tingkat-agresivitas-pada-dewasa-awal/ (1 November 2012)

Lochman, John E, dkk. (t.t). Anger and aggression. The University of Alabama.

Masruri. (2011). Negative learning. Solo: PT Era Adicitra Intermedia.

Myers, D.G. (2012). Psikologi sosial edisi 10. Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Myers, D.G. (2012). Psikologi sosial edisi 10. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Nata, A. (2014). Uji Reliabilitas dengan Metode Split Half. [Online]. Diakses dari

http://aralegraph.blogspot.co.id/2014/01/uji-reliabilitas-dengan-metode-split.html?m=1 (06 November 2014)

Papalia, dkk. (2008). Human development (Psikologi perkembangan) Edisi IX. Jakarta: Prenada Media Grup.

Perkins, dkk. tanpa tahun. Aggression. [Online]. Diakses dari

http://en.wikipedia.org/w/index.php?oldid=396828289

Porter, L. (2008). Young children’s behaviour. (3rd Ed). Sydney: Elsevier.

Prayitno & Amti, Erman. (2004). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Santrock, J.W. (2012). Life span development. Jakarta: Erlangga.

Scheneiders, A.A. (1995). Personal adjustment and mental health. New York: Holt Rinehart and Winston.

Spock, B. (1961). Pertumbuhan dan bimbingan bagi kanak-kanak. Jakarta: PT Kinta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryannie. (2010). Masalah-Masalah Siswa di SD. [Online]. Diakses dari

http://suryannie.wordpress.com/2010/11/27/masalah-masalah-siswa-di-sd/.

Salma Shifatia Thursina, 2015

KEYAKINAN NORMATIF PERILAKU AGRESIF SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syahadat, Yustisi M. (2013). Pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan perilaku agresif pada anak. Humanitas, X (1), hlm. 21.

Taylor, dkk. (2009). Psikologi sosial edisi 12. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Tentama, Fatwa. (2012). Perilaku anak agresif: Assesmen dan intervensinya. Jurnal Kesmas UAD, 6 (2), hlm. 162-232.

Tiyo, dkk. (2006). Dengan smackdown, bocah bergadai nyawa. [Online]. Diakses dari http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=27533&ik=6. (11 Oktober 2013)

Tremblay, Richard E. (2000). The development of aggressive behaviour during childhood; what have we learned in the past century?. International Journal of Behavioral Development, 24 (2), hlm. 129-141.

Werner & Hill. (2010). Individual and peer group normative beliefs about relational aggression. Child Development, 81 (3), hlm. 826-836.

Wijayanto, dkk. (2010). Penyimpangan perilaku anak sekolah. [Online]. Diakses dari

http://nurwijayantoz.wordpress.com/pendidikan-4/penyimpangan-perilaku-anak-sekolah-dasar/ (8 Januari 2014)

Yusuf & Nurihsan. (2006). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: Rosda.

Yusuf & Nurihsan. (2009). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: Rosda.

Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Dokumen terkait