• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5 Implikasi Kebijakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek harga ekspor teh berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor. Hubungan positif antara keduanya menunjukkan bahwa peningkatan harga ekspor teh menyebabkan peningkatan pula terhadap volume ekspor.

Gambar 2 mendeskripsikan harga ekspor teh yang terlihat sangat fluktuatif. Kondisi ini memperlihatkan ketidakpastian pasar ekspor teh dunia. Pengembangan potensi ekspor teh Indonesia di dunia, maka diperlukan suatu upaya menjaga stabilitas harga ekspor teh agar tidak terjadi kelesuan para pelaku bisnis ekspor teh.

Menurut Salvatore (1997), upaya stabilitasi harga ekspor oleh produsen secara individual di negara-negara berkembang dapat dilakukan melalui skema yang sepenuhnya bersifat domestik seperti pembentukan dewan pemasaran (marketing board). Dewan tersebut di bentuk guna menghimpun dana, yang selanjutnya dipakai untuk membeli kelebihan output dari setiap produsen domestik agar harga akhir yang berlaku dipasaran domestik senantiasa konstan. Diharapkan, jika harga dalam negeri dapat dibuat konstan, maka

demikian pula dengan harga-harganya dipasaran internasional. Kalau pun fluktuasi harga dunia (harga ekspor) tidak bisa dihindari, setidak-tidaknya

dewan tersebut dapat mengamankan pasar domestik. Pada masa panen atau ketika produksi melimpah, harga domestik akan dibuat lebih rendah

tersebut dapat mengakumulasi dana yang bisa dimanfaatkan sebagai cadangan. Jika masa paceklik tiba atau tingkat produksi merosot, dewan akan membagikan kembali dana tadi dalam bentuk harga yang lebih tinggi dibandingkan harga-harga dipasar internasional.

Jenis bentukan dewan pemasaran ini di Indonesia adalah Kantor Pemasaran Bersama yang berpusat di Jakarta. Dewan ini mengakumulasi semua produksi teh di semua PTPN yang tersebar diseluruh Indonesia. Namun kenyataan menunjukkan bahwa dewan pemasaran seperti itu jarang sekali memperoleh keberhasilan yang memuaskan. Menurut Salvatore (1997) ternyata upaya koreksi dan penyesuaian harga-harga diluar mekanisme pasar sama sekali tidak mudah dilakukan. Tekanan-tekanan harga internasional begitu kuat untuk itu dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam keberlangsungan tugas dewan pemasaran ini.

Namun dari sekian banyak mekanisme stabilisasi, yang paling digemari oleh negara-negara berkembang dalam rangka meningkatkan pendapatan ekspor adalah dengan membentuk lembaga pengelola atau perjanjian komoditi internasional (international commodity agreements). Melalui lembaga ini mereka menghimpun dana bersama dan menyesuaikan kebijakan ekspor masing-masing agar harga yang berlaku di pasaran internasional untuk komoditi bisa dibuat semaksimal mungkin. Untuk komoditi teh, bentukan lembaga pengelola ini adalah

International Tea Committee.

Tugas yang dilakukan International Tea Committee (ITC) secara luas diakui sebagai suatu kepentingan besar dan bernilai terhadap industri teh. Para anggota ITC mendukung operasional ITC dengan menghimpun dana bersama

untuk menambah pendapatan para pelaku industri teh, dan kemudian memberikan kuasa kepada ITC untuk melanjutkan pelayanan khusus ini serta untuk tetap menjaga harga yang berlaku dipasaran sebaik mungkin.

Keanggotaan ITC terbagi atas 4 jenis yaitu full producer/exporter

members, full consumer members, associate members dan corporate members.

Jenis anggota dari Full producer/exporter members adalah asosiasi komoditi teh dari negara produsen utama teh atau pengekspor teh dimana Asosiasi Teh Indonesia adalah salah satu anggotanya.

Full consumer members adalah jenis keanggotaan ITC yang terbuka untuk

organisasi-organisasi yang menunjukkan ketertarikan terhadap teh di negara masing-masing seperti Tea Boards atau asosiasi teh. Full consumer diwakilkan dalam ITC Boards of management, menerima keuntungan publikasi komoditi teh dan dari keuntungan mereka juga sehingga dapat mengakses ITC Web Summary. ITC Boards of management melakukan pertemuan secara rutin dan memberikan kontribusi terhadap ITC.

Associate members menikmati keuntungan keanggotaannya dari publikasi

dan akses terhadap ITC Web Summary dan jenis keanggotaan terbuka untuk organisasi-organisasi yang menunjukkan ketertarikan terhadap teh di negara masing-masing. Keanggotaan associate members memiliki kewajiban terhadap ITC untuk memberikan kontribusi terhadap ITC sebesar £475 per tahun.

Corporate members terbuka untuk perusahaan-perusahaan sektor privat

yang terlibat didalam perdagangan komoditi teh. Jenis keanggotaan yang mendapatkan keuntungan publikasi dan memiliki kewajiban terhadap ITC agar memberikan kontribusi terhadap ITC sebesar £475 per tahun.

Asosiasi Teh Indonesia (ATI) merupakan anggota dari ITC sebagai full

producer/exporter members yang memiliki program-program yang berpihak pada

para pelaku bisnis komoditi teh domestik. Berbagai program ATI antara lain : 1. Program peningkatan kerja sama antar pelaku industri teh Indonesia. 2. Program fleksibilitas pasar ekspor dan domestik.

3. Program peningkatan mutu SDM industri teh.

4. Program peningkatan mutu produk teh, produktivitas kebun, dan gerakan peningkatan kualitas lingkungan kebun teh.

Dengan keanggotaan ATI didalam ITC diharapkan dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan untuk para pelaku bisnis komoditi teh domestik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh harga domestik signifikan terhadap volume ekspor baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hubungan kedua variabel adalah negatif yang berarti bahwa setiap peningkatan harga teh domestik berimplikasi pada penururnan volume ekspor pada jangka panjang dan jangka pendek.

Kondisi ini dikarenakan eksportir teh akan mempertimbangkan keputusannya dalam menjual teh. Pengekspor teh akan melihat bagaimana pergerakan harga teh domestik, jika harga teh domestik meningkat, pengekspor lebih baikmenjual di dalam negeri, namun jika harga teh domestik cenderung sama dengan harga teh ekspor maka lebih baik ekspor teh ke luar negeri.

Dalam jangka panjang, volume ekspor juga signifikan dipengaruhi oleh nilai tukar tetapi tidak berpengaruh signifikan pada jangka pendek. Pengaruh positif nilai tukar menunjukkan bahwa apabila nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dollar maka akan menyebabkan peningkatan volume ekspor pada jangka panjang.

Teh dinilai dari cita rasa dan aroma maka orang yang sudah terbiasa minum teh yang berasal dari tempat tertentu akan tetap membeli tanpa memperhitungkan harga lagi. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar sedang melemah, maka pengekspor akan mendapatkan laba sehingga hal ini tentu saja sangat menguntungkan.

BAB VI

Dokumen terkait