• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prioritas Faktor Pendukung SCRM

4.4 Implikasi Manajerial

4.4.1 Implikasi Manajerial Analisis Risiko Rantai Pasok Manggis

Implikasi manajerial pada manajemen risiko rantai pasok yang dapat diusulkan dari penelitian ini adalah perlu adanya suatu mekanisme yang tepat untuk dapat mengidentifikasi risiko rantai pasok, sehingga diperoleh gambaran yang jelas akan kemungkinan terjadinya risiko dan penyebabnya, sehingga pihak manajemen dapat melakukan tindakan, ataupun mengantisipasi akan terjadinya risiko dalam melakukan proses bisnisnya. Untuk itu, hasil dari analisis metode ANP dapat menguraikan besarnya nilai pengaruh dari sumber risiko dan jenis risiko yang terjadi pada manajemen rantai pasok Manggis yang merupakan suatu informasi sangat berharga dalam membangun suatu model referensi manajemen risiko rantai pasok pertanian secara umum, maupun pada buah-buahan sejenis untuk dapat memberikan pengertian dan penjabaran akan pembentukkan manajemen rantai pasok yang tangguh melalui peningkatan kemampuan manajemen risiko rantai pasoknya.

Selain itu untuk dapat memfokuskan tindakan yang tepat dalam menganalisis risiko rantai pasok, maka perlu adanya evaluasi setiap risiko yang telah diidentifikasi, sehingga akan diperoleh suatu alternatif tindakan yang dapat

dipilih oleh pihak manajemen dalam mengantisipasi adanya risiko secara cepat, tepat dan efektif. Untuk itu, penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi dan menganalisis sumber risiko dan jenis risiko yang terjadi pada manajemen rantai pasok buah Manggis, melainkan juga mengidentifikasi dan menganalisis faktor risiko yang memengaruhi operasional dari manajemen rantai pasok buah Manggis. Karena dapat dilihat hubungan yang saling terkait antara sumber dan jenis risiko dengan faktor risiko operasional di dalam membentuk suatu model referensi manajemen risiko rantai pasok.

Dengan demikian terdapat hasil analisis prioritas dari faktor risiko operasional yang salah satu faktornya merupakan pilihan alternatif pengendalian dari risiko yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok Manggis. Dengan melihat dua hasil analisis ini dapat memberikan model referensi lengkap tentang gambaran manajemen risiko rantai pasok berupa prioritas sumber dan jenis risiko yang terjadi serta prioritas faktor risiko operasional yang memengaruhi manajemen risiko rantai pasok buah Manggis dalam mengatasi risiko yang terjadi pada manajemen rantai pasok buah Manggis.

Dari hasil analisis prioritas sumber risiko didapatkan bahwa sumber risiko pasar dan sumber risiko produksi merupakan sumber risiko yang paling sering terjadi pada manajemen rantai pasok buah Manggis. untuk prioritas jenis risiko, yaitu ketidakpastian harga, ketidakpastian permintaan dan ketidakpastian mutu produk merupakan jenis risiko yang paling potensial muncul pada rantai pasok buah Manggis yang ketiganya memiliki hubungan keterkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk membuat suatu rantai pasok Manggis berkelanjutan harus berupaya untuk dapat mengendalikan risiko tersebut. Untuk melakukan pengendalian, perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu pada Operational Key Process pada Operational Process Cycle, dengan mempertimbangkan Organization Process Factor dan Risk Operational Practice. Dengan demikian, mekanisme pengendalian risiko dalam upaya untuk melemahkan dan memisahkan risiko secara bersama dalam jaringan rantai pasok perlu adanya peningkatan manajemen produk, manajemen pasokan dan manajemen informasi yang diutamakan pada proses pengadaan dan produksi untuk meningkatkan mutu dan jumlah buah Manggis kualitas ekspor dalam melakukan manajemen risiko rantai pasok secara berkelanjutan.

4.4.2 Implikasi Manajerial Pengendalian Risiko Rantai Pasok Manggis Dengan adanya mekanisme pengendalian risiko pada setiap tingkatan rantai pasok bertujuan agar setiap pelaku rantai pasok dapat mengetahui dan mendapatkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko yang akan terjadi, sehingga setiap pelaku rantai pasok dapat membuat suatu perencanaan tindakan yang tepat guna meminimalkan risiko. Mekanisme pengendalian risiko dalam sistem ini memberikan solusi terhadap risiko-risiko yang mempunyai nilai prioritas tertinggi dan tidak memberikan alternatif solusi terhadap risiko yang tidak terlalu signifikan untuk diatasi, agar setiap pelaku dapat lebih fokus pada risiko yang memang sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis rantai pasok.

Untuk pilihan alternatif pengendalian risiko berupa melemahkan dan memisahkan risiko sangat besar di pengaruhi oleh faktor manajemen produk,

manajemen pasokan dan manajemen informasi. Proses peningkatan manajemen produk berkaitan dengan penggunaan teknologi, khususnya pada proses pengadaan dan produksi buah Manggis, dimana penggunaan teknologi berupa pemakaian kontainer pendingin untuk mencegah terjadinya kerusakan pada saat setelah dipanen dan pada saat proses distribusi dari kebun.

Untuk proses manajemen pasokan implikasi manajerial dilakukan dengan memperbanyak petani sebagai mitra pasok dengan mendorong petani yang belum membentuk kelompok tani untuk membentuk kelompok tani, sehingga dapat memperbesar pasokan Manggis. Selain itu dengan membentuk kelompok tani dapat mempermudah untuk melakukan pembinaan dan memberikan fasilitas pendaftaran kebun Manggisnya agar memenuhi syarat sebagai kebun terdaftar dalam melakukan Good Agriculture Practice (GAP). Dengan mengadopsi GAP diharapkan dapat memenuhi peningkatan keamanan buah Manggis untuk dikonsumsi, mutu buah Manggis, efisiensi operasi dan keamanan lingkungan yang menjadi sebuah persyaratan dari konsumen luar negeri.

Proses pembinaan bagi KBU Al-Ihsan difokuskan pada proses pengadaan dan produksinya tidak hanya melakukan proses sortasi tetapi juga melakukan proses grading buah Manggis dari petani sehingga dapat memberikan peningkatan pendapatan melalui peningkatan harga yang disesuaikan dengan mutu dari Manggis para petani, yang pada akhirnya dapat memberikan motivasi bagi para petani dalam kelompok tani tersebut. Sementara proses manajemen informasi berkaitan terhadap pengumpulan dan pendistribusian informasi untuk memperbaiki mutu dari Manggis yang dimulai dari cara pemanenan yang baik, cara pemupukan dan perawatan pohon sampai kepada tahap melakukan distribusi yang cepat, perbaikan proses logistik sampai pada proses pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan konsumen akan jumlah dan mutu yang tepat dan baik.

Pada proses pengadaan buah Manggis sebagai prioritas tertinggi pada siklus proses operasional pemanfaatan ketersediaan teknologi dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan penempatan kontainer pengumpulan buah Manggis langsung di lapangan atau di areal penampungan buah KBU Al-Ihsan, sehingga dapat menjaga kesegaran buah Manggis dari petani sebelum dibawa ke gudang pensortiran dan pengradingan di PT AMS. Dengan demikian, akan dapat menekan ketidakpastian mutu dan pasokan buah Manggis, sehingga dapat meningkatkan jumlah Manggis yang masuk dalam grade ekspor, dan berpengaruh terhadap peningkatan harga jual buah Manggis pada setiap tingkatan rantai pasok buah Manggis.

Kedepannya dari keberhasilan melakukan manajemen risiko rantai pasok buah Manggis ini akan membentuk suatu rantai pasok yang tangguh yang secara keseluruhan dapat menghasilkan peningkatkan pengembangan rantai pasok buah Manggis, khususnya di Jawa Barat dan di Indonesia pada umumnya untuk menuju kepada suatu negara pengekspor terbesar buah Manggis di dunia. Bagi keseluruhan anggota rantai pasok diharapkan dengan meningkatnya ketangguhan dari manajemen rantai pasok buah Manggis melalui peningkatan kemampuan manajemen risiko rantai pasok Manggis yang akan memberikan kemampuan dalam mengurangi risiko, sehingga dapat memberikan peningkatan kesejahteraan yang merata antar anggota rantai pasok dengan pembagian keuntungan yang seimbang pada setiap rantai pasok, terutama bagi para petani yang selama ini

hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit dibandingkan anggota rantai pasok yang lain.

Bagi pihak pemerintah, keberhasilan usaha pengendalian ketidakpastian harga dan mutu buah Manggis akan berdampak pada penyelarasan produksi buah Manggis terhadap volume ekspor, karena peningkatkan harga jual buah Manggis akan berakibat meningkatkan motivasi seluruh anggota rantai pasok untuk meningkatkan produksi buah Manggis dalam mendapatkan keuntungan dan juga meningkatkan devisa negara melalui peningkatan ekspor buah ke luar negeri.

Dokumen terkait