• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Karakteristik Risiko .1 Identifikasi Risiko

Proses manajemen risiko rantai pasok dimulai dari tahap identifikasi risiko. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap risiko yang ada pada rantai pasok buah Manggis. Identifikasi harus dilakukan terhadap semua risiko dan sumbernya, baik yang berada didalam ataupun diluar organisasi. Selain itu juga dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor pendorong risiko dalam meningkatkan kemampuan manajemen rantai pasok buah Manggis.

Identifikasi beberapa risiko yang potensial yang akan memengaruhi rantai pasok akan mendukung pengambil keputusan untuk melihat permasalahan yang terjadi secara lebih terpadu, sehingga strategi pengurangan risiko rantai pasok dapat ditetapkan dengan baik untuk meminimumkan biaya peningkatan risiko.

Risiko dalam rantai pasok dapat dikurangi, jika anggota rantai pasok mengetahui risiko dan pengurangannya yang berdampak pada pengelolaan risiko dalam rantai pasok melalui faktor-faktor tersebut. Anggota rantai pasok hendaknya mengetahui bahwa pengurangan risiko terkait satu dengan yang lain. Pemahaman mengenai risiko merupakan titik awal untuk membantu pelaku dalam rantai pasok, sehingga identifikasi sumber risiko merupakan langkah kritis dalam mengelola situasi yang memungkinkan timbulnya permasalahan dan kerugian bagi setiap anggota rantai pasok. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi risiko yang potensial pada rantai pasok buah Manggis yang dikelola PT AMS, serta memahami keterkaitan antara alternatif pengendalian risiko dan faktor lain dalam pengelolaan risiko tersebut.

4.2.2 Analisis Risiko

Analisis risiko termasuk pertimbangan dari sumber risiko, jenis risiko yang terjadi, faktor risiko, peluang dan konsekuensinya (dampaknya). Setelah melakukan identifikasi sumber risiko dan risiko potensial, selanjutnya dilakukan analisis prioritas sumber risiko dan kemudian analisis faktor risiko dan alternatif pengendalian risiko.

Pelaksanaan manajemen rantai pasok disebabkan oleh banyak faktor seperti yang dikemukakan oleh Xia and Chen (2011) terdapat empat (4) faktor yang dapat diklasterkan, yaitu OPC, OPF, OKP dan ROP. Pada faktor-faktor ini perlu dilakukan analisis hubungan ketergantungan antar faktor, baik antar klaster maupun antar setiap unsur dalam klaster masing-masing.

Risiko yang potensial diidentifikasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dan diskusi dengan pakar, serta tinjauan pustaka (kuesioner ditunjukkan pada Lampiran 2 dan Lampiran 3). Secara lebih terperinci, sumber risiko dan risiko yang potensial berdasarkan sumbernya adalah:

1. Produksi dengan cuaca, ketidakpastian mutu dan kuantitas buah Manggis sebagai risiko potensialnya.

2. Pasar dengan ketidakpastian harga, ketidakpastian permintaan dan ketidakpastian pengiriman sebagai risiko potensialnya.

3. Kelembagaan dengan kebijakan pemerintah dan hubungan bisnis antar mitra sebagai risiko potensialnya.

4. Manusia, atau pelaku dengan variasi keterampilan dan pengetahuan serta kesejahteraan pelaku (terkait dengan kesehatan dan kehidupan sosial) sebagai risiko potensialnya.

5. Finansial dengan nilai tukar uang dan ketidakpastian pengembalian modal sebagai risiko potensialnya.

Untuk identifikas faktor pendorong risiko pada pelaksanaan manajemen rantai pasok disebabkan oleh banyak faktor seperti yang dikemukakan oleh Xia and Chen (2011) terdapat 4 faktor yang dapat diklasterkan yaitu OPC, OPF, PLC dan ROP. Faktor-faktor ini didasarkan pada penelitian pada perusahaan bidang manufaktur. Untuk rantai pasok pertanian terdapat perbedaan dimana di dalam rantai pasok pertanian buah segar seperti Manggis tidak terdapat PLC, karena PLC hanya ada pada rantai pasok bidang manufaktur. Menurut pakar terdapat satu (1) faktor yang juga memengaruhi dalam SCRM yaitu apa yang disebut sebagai Operational Key Process (OKP). OKP ini merupakan empat (4) pendekatan dasar untuk melakukan kolaborasi dan koordinasi dalam mengurangi risiko seperti yang telah dijelaskan pada bagian pendekatan manajemen risiko. Secara terperinci keempat (4) faktor tersebut adalah:

1. Operational Process Cycle (OPC) terdiri dari pengadaan, produksi, distribusi, logistik dan pelayanan.

2. Operational Key Process (OKP) terdiri dari manajemen pasokan, manajemen permintaan, manajemen produk dan manajemen informasi. 3. Organizational Performance Factor (OPF) terdiri dari jumlah, mutu, biaya

dan waktu.

4. Risk Operational Practice (ROP) terdiri dari pemisahan, transfer, asuransi, menghindar dan melemahkan.

4.2.3 Evaluasi dan Pengendalian Risiko

Pelaksanaan tahapan evaluasi dan pengendalian risiko dilakukan dengan metode ANP. Dalam pelaksanaan evaluasi dan pengendalian risiko akan menghasilkan dua (2) prioritas, yaitu pertama, prioritas risiko potensial yang terjadi pada rantai pasok buah Manggis dan kedua prioritas faktor-faktor yang mendukung peningkatan kemampuan SCRM yang didalamnya terdapat prioritas pengendalian risiko pada rantai pasok buah Manggis. Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan analisis dengan metode ANP seperti yang terlihat pada Lampiran 1.

Prosedur ANP untuk penentuan prioritas risiko dan faktor risiko potensial di tahapan evaluasi dan pengendalian pada manajemen risiko memiliki empat (4) langkah utama, yaitu:

1. Mengembangkan struktur model keputusan, terdiri dari dua (2) struktur model yaitu struktur model sumber risiko dan struktur model faktor risiko. 2. Membuat matriks perbandingan berpasangan dari unsur-unsur yang saling

terkait, terdapat perbandingan kelompok, unsur dan alternatif.

3. Melakukan perhitungan super matriks yang terdiri dari perhitungan unweighted matrix, weighted matrix dan limit matrix.

Setelah didapatkan ketiga (3) matriks kemudian dilakukan perhitungan prioritas akhir baik perioritas akhir untuk sumber dan jenis risiko, serta prioritas pada faktor pendukung peningkatan kemampuan SCRM. Hasil prioritas akhir ini berupa nilai limit dan nilai normalisasi tiap klaster dari masing-masing sumber risiko dan jenis risiko, serta faktor risiko yang memengaruhi peningkatan SCRM seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Prioritas akhir ANP pada manajemen risiko rantai pasok

Keterangan Normalized By Klaster Limiting SUMBER RISIKO 1. Risiko Produksi 1. Ketidakpastian Cuaca 0,33406 0,098253

2. Ketidakpastian Mutu Produk 0,37104 0,109130

3. Ketidakpastian Jumlah Produk 0,29490 0,086734

2. Risiko Pasar 1. Ketidakpastian Harga 0,42664 0,179196 2. Ketidakpastian Permintaan 0,37446 0,157276 3. Ketidakpastian Pengiriman 0,19890 0,083540 3. Risiko Kelembagaan

1. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah 0,29140 0,021745

2. Ketidakpastian Hubungan Bisnis 0,70860 0,052878

4. Risiko SDM

1. Variasi Keterampilan dan Pengetahuan

Personal 0,62838 0,090273

2. Ketidakpastian Kesejahteraan Pelaku 0,37162 0,053386

5. Risiko Finansial

1. Fluktuasi Nilai Tukar Uang 0,27805 0,018793

2. Ketidakpastian Pengembalian Modal 0,72195 0,048796

FAKTOR - FAKTOR RISIKO

1. OPC 1. Pengadaan 0,40684 0,039655 2. Produksi 0,21956 0,021401 3. Distribusi 0,14688 0,014316 4. Logistik 0,09087 0,008857 5. Pelayanan 0,13585 0,013241 2. OKP 1. M. Pasokan 0,34068 0,178271 2. M. Permintaan 0,13510 0,070695 3. M. Produk 0,36375 0,190341 4. M. Informasi 0,16048 0,083974 3. OPF 1. Jumlah 0,26202 0,081708 2. Mutu 0,44717 0,139445 3. Biaya 0,12925 0,040304 4. Waktu 0,16157 0,050383

ALTERNATIF PENGENDALIAN RISIKO

4.ROP 1. Pemisahan 0,23657 0,015947 2. Transfer 0,11973 0,008071 3. Asuransi 0,08687 0,005856 4. Menghindar 0,17968 0,012112 5. Melemahkan 0,37715 0,025423

Untuk hasil sintesis hanya dapat dilakukan pada kontruksi model yang memiliki alternatif seperti pada konstruksi model penentuan bobot faktor dengan faktor Risk Operational Process sebagai alternatif dari pengendalian risiko. Hasil sintesis ini untuk melihat pengaruh alternatif, jika terjadi perubahan pada pembobotan faktor-faktor tersebut.

Dokumen terkait