• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Rantai Pasok Buah Manggis .1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis

DAFTAR LAMPIRAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Rantai Pasok Buah Manggis .1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis

Suatu rantai pasok terdiri dari berbagai pihak, baik terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung. Rantai pasok berifat dinamis dan memiliki aliran informasi, produk dan uang. Struktur rantai pasok menjelaskan mengenai pihak yang terlibat dan perannya serta aliran informasi, produk dan uang pada rantai pasok. Struktur rantai pasok buah Manggis yang terdapat di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Struktur rantai pasok buah Manggis di Bogor (Astuti et al.2012)

4.1.2 Anggota Rantai Pasok Buah Manggis di PT AMS

Peran masing-masing pihak yang terlibat dalam rantai pasok buah Manggis di Kabupaten Bogor adalah:

1. Petani

Petani Manggis merupakan pelaku rantai pasok yang berperan dalam melakukan kegiatan budidaya Manggis, mulai dari pembibitan pohon Manggis, pemeliharaan dan pemanenan. Pada saat ini jumlah dari petani yang terlibat dalam rantai pasok buah Manggis segar untuk ekspor baru berjumlah 75 orang yang tergabung dalam Koperasi Bina Usaha Al-Ihsan. Sebagian besar petani Manggis (75%) merupakan pemilik kebun Manggis dengan luas yang ditanami buah Manggis rata-rata 0,5 hektar. Pohon Manggis yang dibudidayakan sebagian besar merupakan warisan yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Setiap petani rata-rata memiliki 100 pohon Manggis produktif.

Petani Kelompok Tani KBU Al-Ihsan Eksportir PT AMS PKBT IPB Keterangan: Aliran Manggis Aliran Uang Aliran Informasi Teknologi, Pengetahuan dan Keterampilan HPSP Diperta

Pembudidayaan Manggis yang dilakukan petani masih belum intensif. Hanya sedikit petani (28% dari jumlah petani) yang melakukan budidaya Manggis (sesuai dengan pedoman GAP) seperti dengan jarak tanam yang teratur dan terpisah dengan budidaya tanaman lainnya seperti durian, melinjo, cempedak dan tanaman buah lainnya. Pohon Manggis yang dibudidayakan juga merupakan perbanyakan secara generatif dan pada umumnya petani melakukan pembibitan sendiri, atau membeli bibit dari petani lain. Kemudian para petani tidak melakukan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, sanitasi kebun, pemangkasan cabang /ranting serta pembungkusan buah Manggis.

Sejak mendapat pembinaan dari Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) yang didukung oleh Horticultural Partnership Supporting Program (HPSP) dalam budidaya Manggis dan cara pemanenan yang dapat menghasilkan buah Manggis segar yang bermutu. Para petani yang terlibat dalam rantai pasok ini diberikan bantuan pupuk organik oleh eksportir melalui KBU Al-Ihsan.

Masa panen buah Manggis di Kabupaten Bogor adalah bulan November hingga bulan April dengan puncak panen raya pada bulan Februari hingga bulan Maret. Kegiatan pemanenan buah Manggis dilakukan dengan cara pemetikan langsung. Untuk buah yang sulit dijangkau, pemetikan dilakukan dengan alat berupa galah. Petani mendapat bantuan alat pemetikan dari HPSP dan PKBT IPB. Pemetikan dengan alat tersebut bertujuan agar buah yang dipetik tidak mengalami kerusakan akibat terjatuh dari ketinggian pohon Manggis. Buah Manggis yang sudah dipetik langsung dimasukkan kedalam karung, atau keranjang bambu, sehingga hasil panen dari petani Manggis masih dalam berbagai ukuran dan mutu.

2. Kelompok Tani

Kelompok tani berperan dalam mencatat seluruh kegiatan petani anggota dari kelompok tani tersebut. Pencatatan mulai dari pembibitan pohon Manggis, pemeliharaan, dan pemanenan. Misalnya pada Kelompok Tani Karya Mekar hasil dari panen dari para petani dicatat oleh petugas kelompok tani kemudian dikumpulkan dan dibawa ke gudang KBU Al-Ihsan, penjadwalan panen, penjadwalan pemupukan, serta pemangkasan dan sebagainya.

3. Koperasi Bina Usaha (KBU) Al-Ihsan

KBU Al-Ihsan merupakan kelembagaan yang didirikan oleh beberapa orang petani Manggis di Kampung Cengal pada tahun 2002 di desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Dalam rantai pasok buah Manggis ini KBU Al-Ihsan berperan sebagai penghubung antara petani dan kelompok tani dengan pelaku lain yang terlibat dalam rantai pasok yaitu eksportir, PKBT IPB dan HPSP.

KBU Al-Ihsan melakukan sortasi dan grading yang dikirim oleh kelompok tani setelah melakukan pemanenan dari kebun petani, kemudian menjual buah Manggis mutu ekspor secara langsung kepada eksportir. Proses grading yang dilakukan pada buah Manggis terbagi dalam empat (4) grade, yaitu grade super 1, grade super 2, grade super 3 dan mutu lokal. Buah Manggis yang tidak memenuhi persyaratan mutu ekspor dijual oleh KBU Al-Ihsan kepada

para pemasok pasar swalayan/pemasok pedagang pengecer, atau dijual langsung kepada pedagang pengecer.

Harga jual buah Manggis mutu ekspor ditentukan berdasarkan harga jual buah Manggis di negara tujuan ekspor. Pada saat ini KBU Al-Ihsan merupakan pemasok buah Manggis untuk PT AMS yang mengekspor buah Manggis dengan tujuan ekspor ke negara Cina. Harga jual buah Manggis yang berfluktuatif selalu diinformasikan oleh KBU Al-Ihsan kepada para petani anggotanya. KBU Al-Ihsan mengambil 25% dari hasil penjualan ke eksportir dan penjualan ke pasar domestik untuk keperluan biaya transportasi dan penanganan buah Manggis pasca panen hingga terjual.

Selain mengatur jadwal panen tiap kelompok tani KBU Al-Ihsan juga melakukan koordinasi pemeliharaan pohon Manggis berupa kegiatan pembagian pupuk bantuan eksportir, penentuan jawdal pemupukan dan penentuan jadwal pemangkasan pohon Manggis. Untuk meningkatkan keterampilan para anggotanya dalam budidaya dan usaha Manggis KBU Al-Ihsan memberikan fasilitas kepada para petani anggotanya berupa pelatihan melalui program kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, PKBT IPB dan HPSP.

4. Eksportir

Eksportir merupakan pihak yang terlibat dalam rantai pasok buah Manggis sebagai penghubung dengan konsumen di luar negeri. Pada saat ini, eksportir yang terlibat dalam rantai pasok buah Manggis di Kabupaten Bogor dengan perjanjian tertulis adalah PT Agung Mustika Selaras. Buah Manggis yang dieskpor oleh eksportir ini berasal dari Jawa Barat dan Sumatera Barat dengan sumber utama adalah Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, Purwakarta dan Subang.

PT Agung Mustika Selaras merupakan eksportir terbesar yang terlibat dalam rantai pasok buah Manggis di Kabupaten Bogor. Bidang usaha utama perusahaan yang didirikan pada tahun 1985 ini adalah penjualan Manggis dari 12 propinsi di Indonesia. Semua buah Manggis diekspor ke Cina dengan volume ekspor rata-rata 2000 ton per tahun. PT Agung Mustika Selaras memiliki bangunan seluas 2.000 m2 dengan gudang penampungan buah Manggis yang dilengkapi pendingin dengan suhu 11-130 C sehingga mampu menjaga kesegaran buah Manggis yang akan diekspor.

Pada saat ini, PT Agung Mustika Selaras mempunyai 14 ruangan cold storage dengan kapasitas total 1.050-1.400 ton. Memiliki sarana transportasi berupa mobil Built up/Tronton berpendingin dengan kapasitas 8 ton dan 5 mobil colt diesel dengan kapasias 4 ton, juga Site Plant (tempat sortasi awal)/gudang penampungan di 12 propinsi (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat). Teknologi penanganan buah Manggis untuk ekspor yang dimiliki oleh PT Agung Mustika Selaras ini memegang peranan sangat penting untuk menjaga kualitas buah Manggis. Jumlah SDM yang terlibat kegiatan ekspor buah di PT Agung Mustika Selaras mencapai sekitar 100 orang karyawan tetap dan tidak tetap. Jumlah tersebut merupakan keseluruhan SDM yang bekerja di PT Agung Mustika Selaras untuk kegiatan ekspor buah dari Indonesia.

PT AMS membeli buah Manggis langsung dari KBU Al-Ihsan dan membayarnya secara tunai. Harga beli buah Manggis disesuaikan dengan harga jual buah Manggis di negara konsumen dan berdasarkan mutu buah Manggis tersebut. Antara eksportir dan importir dari luar negeri tidak mempunyai kontrak kuantitas buah Manggis yang harus dipenuhi dalam periode tertentu, eksportir akan mengirim buah Manggis ke importir ke luar negeri jika kapasitas container sudah penuh.

Pihak eksportir masih melakukan proses sortasi dan grading kembali pada buah Manggis yang dijual oleh KBU Al-Ihsan sebelum dikirim ke negara konsumen, kemudian dilakukan pengepakan agar meminimunkan kerusakan selama pengiriman. PT Agung Mustika Selaras senantiasa melakukan berbagai upaya untuk dapat memenuhi persyaratan ekspor dalam perdagangan dunia. Salah satu upaya tersebut adalah mengembangkan kemitraan dengan kelompok tani Manggis di sentra produksi utama dengan dukungan dari Pusat Kajian Buah Tropis, Direktorat Budidaya Tanaman Buah dan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten untuk menghasilkan buah Manggis yang bermutu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Manggis PT Agung Mustika Selaras.

5. Pelaku Pendukung

a. Pusat Kajian Buah/Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (PKBT atau PKHT IPB)

PKBT IPB merupakan lembaga pengelolaan Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) dengan melakukan penelitian untuk menghasilkan teknologi yang bercirikan keunggulan akademik, mempunyai nilai ekonomi dan memberikan dampak sosial.

Dalam rantai pasok buah Manggis di Kabupaten Bogor, PKBT IPB berperan dalam pembinaan kegiatan budidaya buah Manggis melalui penerapan teknologi, pembinaan kemitraan usaha untuk meningkatkan daya saing usaha Manggis dan penguatan peran kelembagaan dalam pemasaran buah Manggis segar untuk pasar ekspor. PKBT IPB kemudian menjadikan KBU Al-Ihsan sebagai kawasan percontohan laboratorium lapangan Manggis.

b. Horticultural Partnership Supporting Program (HPSP)

HPSP merupakan dalah satu program dari Indonesia-Benelux Chamber of Commerce (organisasi kamar dagang nirlaba di Jakarta yang memberikan layanan bagi pelaku usaha Indonesia, Belanda, Belgia dan Luxemburg). Dalam rantai pasok buah Manggis di Bogor HPSP berperan sebagai organisasi yang membantu dalam hal sarana dan prasarana, pembinaan kegiatan usaha tani, pelatihan keterampilan pasca panen dan penguatan peran kelembagaan dalam pemasaran buah Manggis segar untuk pasar ekspor.

c. Dinas Pertanian (Disperta)

Disperta Kabupaten Bogor merupakan perwakilan dari pihak pemerintah yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan sektor pertanian di Kabupaten Bogor. Dalam rantai pasok buah Manggis di Kabupaten Bogor, Disperta berperan dalam pembinaan dan penyuluhan budidaya dan usaha Manggis.

4.2 Karakteristik Risiko

Dokumen terkait