• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Atribut Mutu Beras Berlabel

Dalam menganalisa tingkat kepentingan dan kepuasan digunakan metode Importance-Performance Analysis. Analisis tingkat kepentingan bertujuan untuk menentukan atribut-atribut mutu beras berlabel yang dinilai penting oleh konsumen. Sebagai acuan awal dilakukan penentuan nilai rata- rata tingkat kepentingan seluruh atribut mutu beras yang dianalisis. Nilai rata-rata tingkat kepentingan diperoleh angka sebesar 3,90. Atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen adalah atribut mutu yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 3,90. Daftar atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Atribut-atribut mutu yang penting No.

Urut

No. Urut

Atribut Atribut Mutu Dimensi Mutu

Tingkat Kepentingan 1 1 Rasa Intrinsik 4,29 2 2 Kepulenan Intrinsik 4,30 3 3 Aroma Intrinsik 4,07 4 4 Warna Intrinsik 4,21 5 5 Kebersihan Intrinsik 4,52 6 6 Kontaminasi serangga Intrinsik 4,40 7 10 Harga Ekstrinsik 3,99 8 12 Ketersediaan Ekstrinsik 3,93 9 13 Sertifikat Ekstrinsik 4,13

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa ada 9 atribut mutu dari 13 atribut mutu yang diteliti dinilai penting oleh konsumen yaitu rasa, kepulenan, aroma, warna, kebersihan, kontaminasi serangga, harga, ketersediaan, dan sertifikat keaslian atribut. Dari seluruh atribut mutu yang penting, 6 atribut merupakan atribut mutu intrinsik dan 3 merupakan atribut mutu ekstrinsik. Dari sini dapat dilihat bahwa dimensi mutu intrinsik memiliki peranan yang penting karena seluruh atribut mutu yang diteliti merupakan atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen, sedangkan dimensi mutu ekstrinsik kurang dianggap penting karena hanya 3 dari 7 atribut mutu yang diteliti dianggap penting oleh konsumen.

Secara lengkap, tingkat kepentingan seluruh atribut mutu yang dianalisis dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa hampir seluruh atribut mutu yang dianalisis berada pada kisaran netral – hingga sangat penting (Berdasarkan kriteria penilaian skala Likert, yang dianggap netral yaitu skor 3,00, sedangkan yang dianggap sangat penting yaitu skor 5,00).

Dimensi mutu intrinsik memiliki tingkat kepentingan rata-rata lebih tinggi (4,30) dari dimensi mutu ekstrinsik (3,56). Dari hasil analisis baik dimensi mutu intrinsik maupun ekstrinsik, ternyata atribut mutu kebersihan

dekorasi memiliki tingkat kepentingan terendah yaitu sebesar 2,70. Dari sini dapat diketahui bahwa konsumen lebih memperhatikan atribut mutu yang berkaitan langsung dengan produk. Hal ini dapat dikarenakan tingkat pendidikan maupun penghasilan yang membuat konsumen lebih kritis terhadap mutu.

Atribut mutu beras berlabel ternyata memiliki tingkat kepentingan yang sedikit berbeda dengan tingkat kepentingan responden secara keseluruhan, tergantung pada tingkat pendidikan dan pengeluaran responden. Dari Lampiran 9 dapat diketahui bahwa untuk responden dengan tingkat pendidikan SMA dan S0, atribut mutu yang penting sama dengan tingkat kepentingan responden secara keseluruhan. Tetapi untuk responden dengan tingkat pendidikan S1, harga dan ketersediaan tidak penting sedangkan informasi merupakan atribut yang penting. Responden dengan tingkat pendidikan S2 memiliki tingkat kepentingan yang berbeda yaitu atribut sertifikat keaslian yang ternyata tidak penting.

Dilihat dari tingkat pengeluaran, responden dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta memiliki perbedaan tingkat kepentingan, yaitu pada atribut aroma dan sertifikat yang dianggap tidak penting. Responden dengan tingkat pengeluaran 1-2,5 juta mengganggap bahwa informasi merupakan atribut yang penting. Responden dengan tingkat pengeluaran 2,5-5 juta menganggap atribut harga dan ketersediaan tidak penting. Respoden dengan tingkat pengeluaran 5-7,5 juta menganggap atribut harga dan aroma tidak penting, sedang informasi termasuk atribut yang penting. Hal yang menarik tampak pada responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari 7,5 juta. Responden menganggap harga, warna dan sertifikat merupakan atribut yang tidak penting.

Atribut mutu yang dinilai memuaskan adalah atribut mutu yang memiliki nilai lebih tinggi dari rata-rata nilai tingkat kepuasan yaitu 3,60. Dalam hal ini ada 7 atribut mutu yang dianggap telah memuaskan yaitu rasa, kepulenan, aroma, warna, kebersihan, keberadaan serangga, dan ketersediaan. Seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Atribut mutu yang memiliki nilai kepuasan tertinggi adalah kebersihan (3,96). Seluruh

atribut mutu intrinsik telah mencapai nilai memuaskan. Atribut mutu yang memiliki nilai kepuasan terendah adalah dekorasi (3,10), sedangkan atribut mutu harga dan sertifikat ternyata masih belum memuaskan.

Seperti halnya tingkat kepentingan, tingkat kepuasan juga dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan dan pengeluaran responden. Dari Lampiran 9 diketahui bahwa untuk responden dengan tingkat pendidikan SMA tidak puas dengan atribut ketersediaan dan merasa puas dengan atribut sertifikat. Responden dengan tingkat pendidikan S0 tidak puas dengan atribut ketersediaan. Responden dengan tingkat pendidikan S1dan S2 memiliki tingkat kepuasan yang relatif sama dengan tingkat kepuasan responden secara keseluruhan.

Responden dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta merasa tidak puas dengan atribut aroma dan keberadaan serangga, namun merasa cukup puas dengan atribut harga. Responden dengan tingkat pengeluaran 1-2,5 juta merasa tidak puas dengan atribut keberadaan serangga. Responden dengan tingkat pengeluaran 2,5-5 juta merasa tidak puas dengan atribut ketersediaan. Responden dengan tingkat pengeluaran 5-7,5 juta merasa puas dengan atribut harga. Responden dengan tingkat pengeluaran diatas 7,5 juta merasa puas dengan atribut merek.

Dari hasil penelitian ini dapat juga disimpulkan bahwa beberapa atribut mutu ekstrinsik seperti bahan kemasan, dekorasi kemasan, informasi, dan merek relatif kurang penting bagi konsumen. Pada kenyataan di pasar, keempat atribut ini ditangani secara berlebihan oleh produsen beras berlabel padahal dibutuhkan biaya yang besar untuk memenuhinya.

Dari hasil penelitian ini diharapkan produsen dapat merancang bauran pemasaran (Produk, Distribusi, Harga dan Promosi) yang lebih baik dengan memfokuskan perhatian kepada 9 atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen tersebut.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian dan Tingkat Kesenjangan Atribut Mutu Beras Berlabel

Analisis tingkat kesesuaian merupakan hasil perbandingan antara tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut mutu yang diberikan

produsen dengan tingkat kepentingan atribut mutu beras berlabel. Atribut- atribut yang dinilai perlu mendapat prioritas perhatian oleh produsen dapat dilihat dari nilai tingkat kesesuaiannya. Persentase tingkat kesesuaian ini diperoleh berdasarkan nilai rata-rata kepuasan dibandingkan terhadap rata- rata kepentingan. Persentase tingkat kesesuaian dinilai cukup sesuai bila mencapai nilai ≥75%. Hasil distribusi tingkat kesesuaian dan kesenjangan untuk setiap atribut mutu disajikan pada Tabel 6

Tabel 6. Distribusi tingkat kesesuaian dan kesenjangan pada atribut mutu beras berlabel yang penting

No.

urut Atribut Mutu

Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Kesesuaian (%) Kesenjangan (%) 1 Rasa 4,29 3,92 91,38 8,62 2 Kepulenan 4,30 3,90 90,70 9,30 3 Aroma 4.07 3,82 93,86 6,14 4 Warna 4,21 3,88 92,16 7,84 5 Kebersihan 4,52 3,96 87,61 12,39 6 Serangga 4,40 3,75 85,23 14,77 10 Harga 3,99 3,42 85,71 14,29 12 Ketersediaan 3,93 3,63 92,37 7,63 13 Sertifikat 4,13 3,51 84,99 15,01 Rata-rata 3,90 3,60 89,33 10,67

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari semua atribut mutu yang penting tidak ada yang memiliki nilai kesesuaian mencapai 100% atau lebih. Hal ini berarti produk yang dihasilkan belum memenuhi seluruh harapan konsumen selama ini, sehingga masih memerlukan perbaikan. Namun bila dilihat dari nilai kesesuaiannya yang sudah mendekati 100 seperti atribut mutu aroma (93,86%) dan atribut mutu lain yang sudah berada diatas 75%, serta rata-rata tingkat kesesuaian mencapai 89,33% dapat dikatakan bahwa kinerja produsen pada umumnya sudah cukup baik.

Nilai kesenjangan merupakan hasil pengurangan 100% dengan nilai kesesuaian masing-masing atribut mutu. Nilai ini menunjukkan sejauh

mana kesenjangan antara harapan konsumen dengan kinerja produsen. Batas maksimal kesenjangan pada studi ini adalah 25%. Hal ini berarti semakin kecil kesenjangan atribut mutu tersebut, berarti semakin terpenuhinya harapan konsumen. Pada Tabel 4, kesenjangan tertinggi terdapat pada atribut mutu sertifikat (15,01%) dan kontaminasi serangga (14,77 %) sedangkan nilai kesenjangan terendah terdapat pada atribut mutu aroma (6,14 %). Para produsen perlu mempertahankan kinerjanya dengan cara memperkecil kesenjangan pada tiap atribut mutu. Rata-rata kesenjangan dari seluruh atribut mutu yang hanya 10,67 % menunjukkan kinerja produsen sudah cukup baik.

3. Analisis Prioritas Perbaikan Mutu (Diagram Cartesius)

Dari data yang telah diperoleh berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, diperlukan suatu bentuk diagram untuk mempermudah menentukan prioritas perbaikan. Diagram Cartesius merupakan suatu bagan yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X ,Y ). Sumbu X kemudian diisi oleh nilai tingkat kepuasan (Performance) sedangkan sumbu Y diisi oleh nilai tingkat kepentingan (Importance) dari atribut-atribut mutu yang dianalisa. Penempatan posisi data itu dalam diagram Cartesius berguna sekali untuk melihat kedudukan berbagai kategori atribut mutu dan pelayanan yang ada dalam suatu konsep prioritas, sehingga dapat dirumuskan usaha-usaha perbaikan yang harus diambil oleh perusahaan untuk tetap lebih menarik dan mempertahankan konsumen agar memperoleh keunggulan bersaing dalam pasar (Supranto, 2001). Diagram Cartesisus hasil penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Diagram Cartesius dari atribut mutu beras berlabel

Diagram Cartesius di atas dibagi menjadi 4 bagian utama yang terdiri dari bagian prioritas utama (kuadran A), bagian pertahankan prestasi (kuadran B), bagian prioritas rendah (kuadran C), dan bagian berlebihan (kuadran D).

1. Prioritas Utama (Kuadran A)

Atribut-atribut mutu yang masuk ke dalam kuadran ini adalah atribut-atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen, namun dalam pelaksanaannya belum dapat memuaskan keinginan dan harapan konsumen sehingga patut dipertimbangkan menjadi fokus utama perbaikan. Atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini adalah harga dan sertifikat.

Banyak hal yang mempengaruhi harga barang di pasaran. Selain pengaruh permintaan dan penawaran, kebijakan pemerintah tentang harga gabah, tingkat inflasi, harga pokok penjualan, harga BBM, dan masih banyak faktor lain yang terkadang tidak dapat dikontrol oleh

rasa kepulenan warna kebersihan serangga aroma ketersediaan sertifikat harga informasi merk bahan kemasan dekorasi 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 3.00 3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 Tingkat Kepuasan Ti n g kat K e p e n ti n g an C (Prioritas rendah)

A (Prioritas utama) B (Pertahankan mutu)

produsen menyebabkan harga menjadi atribut mutu yang sangat sulit untuk dijaga kestabilannya. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh produsen antara lain meningkatkan efektifitas dan efisiensi di seluruh lini, mulai dari suplai bahan baku hingga pemasarannya.

Lembaga yang dapat mengeluarkan sertifikasi adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN untuk memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk telah memenuhi persyaratan mutu. Beras termasuk pangan yang belum memiliki sertifikat. Dengan melihat hasil penelitian ini, ternyata sertifikasi merupakan atribut mutu yang diharapkan oleh konsumen namun belum dapat disediakan oleh produsen. Sebaiknya produsen mengambil langkah yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi, karena sertifikasi dapat menjadi suatu nilai tambah dari produk sejenis lain yang belum disertifikasi.

Dari lampiran 6 dapat diketahui bahwa 14 responden menjawab sangat puas, 44 responden menjawab puas. Sedang sisanya 21 responden menjawab tidak tahu, dan 21 responden menjawab tidak puas. Hal ini menarik karena sertifikasi keaslian jenis beras itu sendiri belum ada. Artinya konsumen sebenarnya kurang yakin dengan apa yang mereka beli. Pendidikan konsumen perlu dilakukan agar konsumen lebih sadar tentang keaslian produk yang mereka beli.

2. Pertahankan Mutu (Kuadran B)

Atribut-atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini adalah kuadran yang penting menurut konsumen dan sudah dipenuhi oleh produsen. Atribut-atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini adalah ketersediaan, keberadaan serangga, aroma, kepulenan, warna, rasa, dan kebersihan.

Ketersediaan beras berlabel berhubungan dengan kapasitas produksi, rantai distribusi, dan ketersediaan bahan baku yaitu beras itu sendiri. Sebagai langkah antisipasi menghadapi kemungkinan pertambahan permintaan maupun untuk memperluas wilayah pemasaran, produsen dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perusahaan dapat mengatisipasi kekurangan stok dengan

menggunakan beberapa pemasok. Masalah terjadi bila stok beras dalam negeri mengalami penurunan, seperti yang Januari 2007 lalu. Maka otomatis produsen akan kekurangan bahan baku dan menyebabkan ketersediaan di pasar otomatis ikut terkena imbasnya.

Dari hasil penelitian ini ternyata seluruh atribut mutu intrinsik seperti keberadaan serangga, aroma, kepulenan, rasa, warna, dan kebersihan merupakan atribut mutu yang masuk dalam kuadran yang perlu dipertahankan mutunya. Konsumen nampaknya sudah cukup puas dengan mutu yang diberikan produsen, namun bukan berarti produsen tidak perlu menjaga apa yang sudah dicapainya karena perkembangan mutu akan terus mengikuti perkembangan jaman.

3. Prioritas Rendah (Kuadran C)

Atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini merupakan atribut mutu yang menjadi prioritas rendah bagi produsen, karena walaupun atribut-atribut mutu tersebut belum memenuhi harapan konsumen, atribut-atribut mutu tersebut dianggap kurang penting bagi konsumen. Atribut-atribut mutu yang masuk didalamnya adalah informasi produk, bahan kemasan, dekorasi, dan merek.

Atribut-atribut mutu tersebut termasuk dimensi atribut mutu eksterinsik, yaitu atribut mutu yang tidak secara langsung mempengaruhi mutu produk. Bagi produsen hal ini merupakan tantangan karena bisa saja suatu saat terjadi pergeseran nilai rata-rata tingkat kepentingan, sehingga atribut mutu yang tadinya tidak penting menjadi penting. Salah satu cara meningkatkan keunggulan bersaing adalah dengan memberi diferensiasi yang jelas dari produk kompetitor, dan tidak selamanya diferensiasi berkaitan dengan mutu intrinsik. Peningkatan pada atribut-atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini patut dipertimbangkan dalam usahanya bertahan dalam persaingan walaupun harus dibayar dengan pengeluaran ekstra.

4. Berlebihan (Kuadran D)

Tidak ada atribut mutu yang masuk dalam kuadran ini, artinya konsumen belum merasa adanya produk yang telah melampaui permintaannya. Dengan kata lain, produk beras berlabel yang ada di pasaran saat ini baru sampai tahap sesuai dengan permintaan konsumen atau di bawahnya.

Dokumen terkait