• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pil KB. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

Imunisasi. Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

Penimbangan dan pemberian vitamin A. Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke puskesmas atau poskesdes.

Pencegahan dan penanggulangan diare. Pencegahan diare di posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan melalui pemberian oralit.

Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Tingkat Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), yaitu sebagai berikut:

Posyandu pratama. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

Posyandu madya. Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih

23

rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul posyandu dengan metode simulasi.

2. Menerapkan SMD dan MMD di posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

Posyandu purnama. Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:

Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.

Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan posyandu mengikutsertakan pula pengurus posyandu.

Posyandu mandiri. Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu.

Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing

Tabel 2

Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu

Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

Frekuensi penimbangan <8 ≥8 ≥8 ≥8

Rerata kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5

Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif KIA* <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%

Program tambahan - - + +

Cakupan dan sehat <50% <50% <50% ≥50%

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011 Landasan Teori

Teori Ivancevich et al (2007) yang meliputi masukan, proses serta keluaran merupakan acuan atau landasan teori yang diimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja puskesmas.

25

Gambar 1. Landasan teori Kerangka Berpikir

Gambar 2. Kerangka berpikir Keterangan:

Adapun definisi dari kerangka pikir penelitian, yaitu:

1. Input

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan Input

c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.

2. Proses

Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilaya kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari:

a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu, pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita, dan membuat diagram batang (balok) SKDN.

3. Output

Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Teladan Jl. Sisimangaraja No.65, Teladan Baru, Kecamatan Medan Kota.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 sampai Agustus 2019.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini diambil secara purposive (bertujuan), yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberi informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu sebanyak 10 subjek, yang terdiri dari:

1. Kepala Puskesmas Teladan Medan Kota

2. Koordinator pelaksana program Posyandu Puskesmas Teladan Medan Kota 3. Kepala lingkungan

4. Kepala Lurah Teladan

5. Kader posyandu bagian penimbangan 6. Kader posyandu bagian pencatatan

8. Ibu balita yang sering ke posyandu 9. Ibu balita yang jarang ke posyandu 10. Ibu balita yang tidak pernah ke posyandu Definisi Konsep

1. Input

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.

2. Proses

Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu, pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita, dan membuat diagram batang (balok) SKDN.

29

3. Output

Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi/pengamatan dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan yang dijadikan objek penelitian referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan posyandu.

Metode Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009) analisa data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Kemudian, data disajikan dengan teks yang bersifat naratif, serta dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Triangulasi. Pelaksanaan triangulasi adalah untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi yang disampaikan oleh informan ketika dilakukan wawancara terstruktur. Pada penelitian ini, triangulasi yang dilakukan adalah : 1. Triangulasi sumber, dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

2. Triangulasi metode, dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak umum geografis. Puskesmas Teladan terletak di Jalan SM Raja No.65 Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota. Puskesmas ini mempunyai wilayah kerja kurang lebih 229,1 Ha dengan akses jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan yaitu sebagai berikut:

1. Kelurahan Mesjid

2. Kelurahan Teladan Barat 3. Kelurahan Pasar Baru 4. Kelurahan Pusat Pasar 5. Kelurahan Pandahulu I

Secara geografi batas-batas Puskesmas Teladan adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Maimun

2. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Teladan Timur 3. Sebelah timur berbatasan dengan Medan Perjuangan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Limun

Wilayah kerja Puskesmas Teladan memiliki jumlah penduduk sebanyak 36.438 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 17.444 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 18.994 orang. Mayoritas mata pencaharian Penduduk di wilayah kerja ini adalah pedagang dan wiraswasta.

Sarana kesehatan. Sarana kesehatan di lima wilayah kerja puskesmas meliputi sarana kesehatan untuk bayi, balita, bumil dan bulin. Sarana-sarana

tersebut paling banyak dimanfaatkan oleh ibu hamil dan ibu melahirkan. Sarana transportasi dimiliki Puskesmas Teladan Tahun 2015 yaitu puskesmas keliling (ambulance) 1 buah, mobil operasional dinas 1 buah dan sepeda motor 3 buah.

Selain sarana transportasi, puskesmas ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas demi menjalankan perannya sebagai fasilitas kesehatan yaitu meja, kursi, lemari arsip, komputer sebanyak 8 unit, printer 3 unit, kartu berobat pasien, kartu Family Folder, berkas rekam medik, buku catatan arsip, buku laporan, formulir kegiatan, buku laporan kegiatan, kartu KIA / KB, buku bendahara, papan tulis dan lain-lain

Karakteristik Informan

Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Karakteristik Informan

Informan Nama Informan Umur

(Tahun) Pendidikan Jabatan 1 dr. Kas Puji Astuti 48 tahun S-1 Kepala Puskesmas 2 Sondang R.

Simanjuntak, S.K.M.

45 tahun S-1 Koordinator pelaksana program Posyandu

33

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah informan dalam penelitian ini adalah 10 informan, yang terdiri dari satu informan kepala puskesmas yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan koordinator pelaksana program posyandu yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1, satu informan kepala lingkungan yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan kepala lurah yang berusia 50 tahun dengan pendidikan SMA, tiga informan kader posyandu bagian penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang masing-masing berusia 48 tahun, 45 tahun, 52 tahun dengan pendidikan SMP, SMA, dan SMP dan tiga orang ibu balita yang yang terdiri dari ibu balita yang sering ke posyandu, yang jarang ke posyandu, dan tidak pernah ke posyandu yang masing masing berusia 35 tahun, 37 tahun, dan 40 tahun, dan masing-masing berpendidikan SMA, SMP, dan SD.

Perkembangan Posyandu yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota

Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut Kemenkes RI (2011), yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama, dan posyandu mandiri. Adapun pernyataan informan :

“Kalau strata posyandu kami madya, makanya dibilang madya diatas 50%, aktif aktif (Informan 1)”

“Posyandu aktif dek jumlahnya 22, sekarang sudah mulai berkembang ya, stratanya mulai naik dari madya ke purnama. Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak hadir di posyandu untuk ditimbang (Informan 2)”

”Perkembangannya baik dek, sejak datang posyandu di desa kami mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi masyarakat desa (Informan 3)”

“Aktif masih, dan makin banyak masyarakat yang berpartisipasi (Informan 4)”

”Bagus perkembangannya, setiap bulan masyarakat aktif datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan 5)”

“Perkembangan posyandu suah cukup bagus, masyrakat juga aktif datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan pemberian makanan tambahan untuk anak mereka. Terkadang ada juga ibu hamil yangatang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan 6)”

“Sudah bagus perkembangannya, karena banyak ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Teladan sudah berjalan dengan aktif setiap bulannya. Terdapat 22 posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Teladan. Setiap bulan masyarakat aktif datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak hadir di posyandu untuk ditimbang. Selain posyandu balita terdapat juga posyandu untuk usia lanjut di posyandu wilayah kerja Puskesmas Teladan.

35

Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam Penyelenggaraan Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Selain itu, terselenggaranya pelayanan posyandu melibatkan banyak pihak seperti kader, petugas puskesmas, lurah, camat, dan perangkat lingkungan lainnya.

Adapun pernyataan informan :

”Aparatur lingkungan itulah, misalnya PKK, ya kebetulan sekali-sekali ikut PKK kelurahan (Informan 1)”

“kalau di posyandu yang ikut kamilah petugas puskesmasnya ama kader, kalo kepala desa gitu jarangnya itu, nggaknya pun tau-tau dia itu kayaknya (Informan 2)”

”Untuk pembentukan posyandu pertama kali di lingkungan yang ikut berpartisipasi adalah kepala lingkungan dan aparatur pemerintahan, anggota posyandu dibentuk kepala lingkungan, perwakilan camat, perwakilan dinas kesehatan. Sedangkan pada saat pelaksaan posyandu yang ikut serta adalah petugas puskesmas, kader, dan sesekali kepala puskesmas, kepala lingkungan, dan penggerak PKK kecamatan (Informan 3)”

“Setau saya yang ikut serta itu lurah dalam mengeluarkan SK, Kader itulah memberikan dukungan dan himbauan kepada masyarakat pengguna posyandu agar hadir tepat waktu saat kegiatan posyandu, ibu PKK, Tokoh masyarakat, petugas dari puskesmas biasanya ikut juga dek dalam pelaksanaan posyandu (Informan 4)”

“Kader, kader ikutnya itu semua. Petugas puskesmasnya iya, kepala puskesmasnya pun kadang-kadang datang kemari dia (Informan 5)”

“Kadang kepala puskesmas kemari tapi paling sering kader-kadernya ajayang datang (Informan 6)”

“Kader-kadernya saja yang nampak yang lainnya jarang (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa pihak-pihak yang ikut serta dalam pembentukan posyandu di Kecamatan Medan Kota yaitu aparatur lingkungan, PKK lingkungan, dan PKK kecamatan. Menurut kepala Puskesmas Teladan pihak yang ikut serta dalam melaksanakan posyandu di wilayah kerjanya

adalah kader, petugas puskesmas, kepala lurah, dan camat yang diwakilkan penggerak PKK kecamatan.

Sumber daya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah mencukupi dari segi kuantitas. Hal ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah memiliki masing-masing 4 kader dan petugas puskesmas sebanyak 2 orang yang bertugas melaksanakan posyandu. Keempat kader ini memiliki tugas masing-masing yaitu 2 untuk pendaftaran, 1 untuk penimbangan, 1 untuk mencatat hasil penimbangan.

Sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan program posyandu ini terdiri dari banyak pihak seperti kader, petugas puskesmas, kepala lingkungan, Pokja/Pokjanal, camat, dan instansi terkait lainnya. Namun secara operasional posyandu dilaksanakan oleh kader dan petugas kesehatan, sedangkan pihak lainnya bertugas dalam fungsi pembinaan dan pengawasan.

Lalu jika dilihat dari segi kualitas kader yang dimiliki sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan. Kualitas ini dilihat dari kegiatan kader pada saat sebelum, saat, dan sesudah posyandu. Kegiatan kader sebelum posyandu dibuka sudah baik yang meliputi mengajak warga untuk datang ke posyandu, mempersiapkan tempat dan sarana, melakukan pembagian tugas, koordiansi dengan petugas, dan menyiapkan PMT. Saat kegiatan posyandu masih perlu ditingkatkan yaitu dari kegiatan penyuluhan masing jarang dilakukan karena kader belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga belum mampu untuk melaksanakan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan biasanya diberikan oleh petugas

37

puskesmas. Lalu setelah hari buka posyandu kader juga telah melakukan sweeping pada warga yang tidak berhadir dan membuat diagram SKDN dan laporan lainnya.

Sarana dan Prasarana

“Dari desa, Kami hanya melaksanakan. Tempat, apa semua, desanya itu nya itu menyediakan. (Informan 1)”

“Kalau alatnya misalnya penimbangan adanya itu masing-masing posyandu dikasi dari Dinas Kesehatan, itulah yang kami bawa ke posyandu, kalo alat yang lain kamilah yang bawa, mejalah ada disedian dari desanya. (Informan 2)”

“Kalo mejanya itu dulu kita buat sendiri, istilahnya partisipasi dari pemerintahan desanya. Haa trataknya kita belikan. Sama ibu PKK la, distu masih ada, masih ada disitu meja ama kursinya itu. Timbangan-timbangan gk dari kita itu, dari puskesmasnya, ditarok orang itu disini.

Saya kurang tau masalah itu, pokoknya timbangan adanya kutengok disitu. (Informan 3)”

“Itulah dek, alat-alat cukupnya, karena adanya alat kami, baru timbangan adanya dikasih dari dinas, meja kursi itulah suruh disediain sama warganya (Informan 4)”

“Untuk sarana dan prasarana di posyandu ini dulu dapat bantuan dari dinas kesehatan kota medan, seperti dacin itu dek, tapi udah 2 tahun belakangan gaada bantuan lagi, kalau peralatan seperti meja dan kursi pun kita terbatas. Mejanya cuma 2 inilah (Informan 5)”

“Biasanya dapat bantuan dari Dinkes Kota Medan, tapisudah 2 tahun belangan ini tidak ada dapat (Informan 6)”

“Dapat dari Dinkes tapi bulan ini kurang tau (Informan7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah kerja puskesmas Teladan belum mencukupi seperti terbatasnya meja dan kursi.

Sedangkan untuk alat-alat kesehatan dibawa sendiri oleh petugas puskesmas.

kesehatan adalah dacin, kemudian untuk meja dan kursi disediakan oleh kader posyandu dibantu dengan masyarakat sekitar.

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardani (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu model didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan kader dan kelengkapan sarana dengan keberhasilan posyandu model serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan dana dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu model. Selain itu hasil penelitian Iman (2007) bahwa ciri-ciri posyandu denagn cakupan penimbangan lebih dari 70% di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Karawang adalah memiliki sarana yang lengkap, ada ketua kader yang baik, PMT dan pengobatan yang baik, ditambah dukungan dan PMT yang baik dari bidan dan puskesmas.

Sumber Pendanaan untuk Posyandu

Ada beberapa sumber daya untuk pelaksanaan posyandu yaitu dari masyarakat, swasta/dunia usaha, hasil usaha yang dilakukan kader, dan dari pemerintah yang berupa stimulan atau bantuan lainnya. Adapun pernyataan informan:

”Dana ya dari operasional kesehatan yaitu BOK puskesmas, kalau untuk kader biasa dana nya ada dari kecamatan (Informan 1)”

“Dananya masih berasal dari BOK puskesmas, semua posyandu sudah purnama, tapi belum mandiri karena kami belum ada dana sehat nya.

Kalau dana untuk transportasi petugas puskesmas dari BOK sebesar Rp.

40.000 dan dana untuk transportasi kader berasal dari kecamatan yang dibayar setiap 3 bulan sekali (Informan 2)”

“Kalau dananya, iya, masih dari puskemas, kalo setau kita orang itunya yang kemari, petugas puskesmasnya, orang itu yang membelikan kadang

39

”Kalau dana mandiri dari masyarakat belum ada, dari puskesmas (Informan 4)”

“Dana untuk posyandu masih dari puskesmas. Dana untuk transportasi kader ya ada dek dari kecamatan, tiap 3 bulan sekali itu dikasih Rp.

150.000 per orang . (Informan 5)”

“Sejauh in dana posyandu masih dari puskesmas, tapi umtuk kader itu dapat dari kecamatan 3 bulan sekali (Imforman 6)”

“Untuk pendanaan posyandu dari puskesmas dan umtuk kader itu dari kecamatan biasanya (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sumber pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sumber pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah

Dokumen terkait