• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAAN MODEL MAKROEKONOMETRIKA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

5.2. Perilaku Variabel dalam Model Mekanisme Transmisi Moneter

5.2.3. Money Demand

Peran penting tingkat suku bunga dalam permintaan uang telah terbukti paling

tidak secara teoritis. Suku bunga merupakan ukuran yang relevan dari biaya oportunitas

eksplanatori dalam permintaan uang, dan variabel lain yang dimungkinkan seperti

tingkat sukubunga time deposit dan tingkat sukubunga SBI.

Perilaku permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat sukubunga (INT), Produk

Domestik Bruto Indonesia (PDBI), dan Nilai Tukar (ER). Persamaan ini menunjukkan

koefisien determinasi (R2) yang besar = 0.9731 artinya sebagian besar variabel penjelas

dapat menerangkan variabel endogennya dengan baik dan variabel penjelas memiliki

pengaruh nyata terhadap variabel endogennya pada 48.298 seperti yang dapat dilihat

pada Tabel 9.

Terdapat suatu peningkatan yang substansial dalam peningkatan jumlah uang

yang diminta (M2) sebagai akibat dari pengenalan time deposit dan tanpa hal tersebut

peningkatan dalam keseimbangan uang tidak akan ada, kecuali terdapat harapan akan

harga yang lebih rendah atau turun. Peningkatan yang relatif cepat dalam permintaan

uang untuk keperluan likuiditas yang didahului dengan tingkat suku bunga time deposit

menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan diantara permintaan dan pernawaran

jumlah uang beredar, terutama penurunan permintaan uang sehingga hal tersebut akan

menekan tingkat inflasi dan merupakan cara untuk menurunkan harga yang diharapkan.

Terdapat hubungan yang erat antara permintaan uang (termasuk time deposit) dan

tingkat sukubunga yang diharapkan yang diharapkan. Pada saat harga yang diharapkan

meningkat, masyarakat akan mengurangi permintaan uangnya. Dari variabel penjelas

pada persamaan permintaan uang, tingkat suku bunga (INT) memiliki pengaruh nyata

pada α = 0.002 ,Produk Domestik Bruto Indonesia (PDBI) memiliki pengaruh nyata pada

α = 0.01 , dan Nilai Tukar (ER) memiliki pengaruh nyata pada α = 0.1126 terhadap

variabel endogen. Dari keseluruhan variabel yang mempengaruhi persamaan

permintaan uang terlihat bahwa variabel tingkat sukubunga dan produk domestik bruto

permintaan uang dan seluruh variabel eksplanatori atau penjelas yang mempengaruhi

permintaan uang memiliki tingkat pengaruh nyata dibawah α = 0.3

Tabel 9. Hasil Pendugaan Persamaan Money Demand

MONEY DEMAND (MD)

Parameter Standard T for H0:

Variable Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| ES EL

INTERCEP -8113.789 10619 -0.764 0.4667 - - Intersep INT 425.08914 94.88151 4.48 0.0021 0.026 0.027 Interest Rate

PDBI 0.033638 0.010696 3.145 0.0137 0.236 0.251 Produk Domestik Bruto ER 5.914555 3.318684 1.782 0.1126 0.406 0.432 Exchange Rate DUM -14877 11686 -1.273 0.2387 - - Dummy TREND 3320.5312 834.9343 3.977 0.0041 - - Trend

MDL 0.060641 0.153866 0.394 0.7038 - - Lag Money Demand Durbin-Watson 1.637

R-Square 0.9731 F Value 48.298

5.2.4. Indeks Harga Konsumen

Inflasi diukur melalui CPI dan hal tersebut juga digunakan untuk mengukur GDP

deflator, Hal tersebut juga mencakup perubahan dalam tingkat harga dari domestik

output. Variabel MS, MD, PDBI memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap variabel

endogennya artinya jika terjadi penurunan jumlah pada variabel-variabel tersebut maka

akan terjadi peningkatan pada variabel endogennya yaitu indeks harga konsumen,

sedangkan variabel ER, GEXP, BASE memiliki pengaruh yang searah terhadap variabel

endogennya. Dari seluruh variabel yang ada (selain trend waktu) hanya penawaran

uang (MS) yang memiliki pengaruh nyata di bawah α = 0.3 sedangkan variabel lain

memiliki tingkat pengaruh nyata pada 0.3 < α < 0.6 seperti yang terlihat pada Tabel

10.

Pengendalian inflasi dimaksudkan untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi

dan penyediaan lapangan kerja pada tingkat kapasitas penuh. Disamping itu, mengingat

secara otomatis identik dengan mentargetkan pertumbuhan. Dengan kata lain, dalam

menetapkan target inflasi, Bank Indonesia sudah mempertimbangkan seberapa tinggi

tingkat pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai dengan tingkat inflasi tersebut. Dengan

tingginya tingkat inflasi dan mekanisme transmisi didominasi oleh efek kuantitas, dasar

moneter lebih disukai sebagai target operasional bagi target moneter bank sentral

sedangkan pada saat tingkat inflasi rendah.

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari

sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor

terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak

inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga

komoditi yang diatur pemerintah (administered price) , dan terjadi negative supply

shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab terjadi

demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap

ketersediaannya. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat

inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif

sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

Tabel 10. Hasil Pendugaan Persamaan Indeks Harga Konsumen INDEKS HARGA KONSUMEN (INDEX)

Parameter Standard T for H0:

Variable Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| ES EL

INTERCEP 19.071104 75.07181 0.254 0.8096 - - Intersep MS -0.000512 0.000383 -1.338 0.2384 -0.807 -0.859 Money Supply MD -0.001514 0.001411 -1.074 0.3321 -0.545 -0.580 Money Demand ER 0.019842 0.022521 0.881 0.4186 0.490 0.522 Exchange Rate PDBI -0.00011 0.00013 -0.849 0.4348 -0.278 -0.296 Produk Domestik Bruto GEXP 0.000326 0.000573 0.57 0.5936 0.184 0.196 Government Expenditure BASE 0.001607 0.002836 0.567 0.5954 0.361 0.385 Base Money

DUM -54.36207 61.87852 -0.879 0.4199 - - Dummy TREND 26.5081 7.572361 3.501 0.0173 - - Trend LINDEX 0.060393 0.594537 0.102 0.923 - - Lag Index

Durbin-Watson 2.002 R-Square 0.9931 F Value 80.001

Dari nilai R2 (Koefisien Determinasi) persamaan Indeks Harga Konsumen

memiliki nilai 0.9931 artinya variabel penjelas dari persamaan Indeks Harga Konsumen

dapat menjelaskan dengan baik terhadap variabel endogennya dan variabel penjelas

secara bersamaan memiliki pengaruh nyata terhadap variabel endogennya pada

80.001.

5.2.5. Ekspor

Variabel penjelas pada persamaan EXPO memiliki nilai R2 yang cukup tinggi

(0.9657) yang artinya variabel penjelas pada persamaan ekspor yaitu ER, PDBI KREDIT

INDEX, dapat menjelaskan dengan baik variabel endogen EXPO dan memiliki tingkat

nyata pada 28.144. Variabel ER memiliki pengaruh positif terhadap ekspor artinya jika

nilai tukar terdepresiasi maka jumlah yang diekspor akan meningkat sedangkan variabel

PDBI, KREDIT dan INDEX memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap variabel

endogen EXPO. Nilai tukar berpengaruh secara langsung terhadap net external demand

(ekspor dikurangi impor) tetapi hal ini ditunjukkan dengan tingkat pengaruh nyata pada

α = 0.58, sedangkan produk domestik bruto memiliki tingkat pengaruh nyata pada α = 0.85, dan indeks harga konsumen (INDEKS) memiliki tingkat pengaruh nyata pada α = 0.16, dari variabel-variabel tersebut terlihat variabel yang memiliki pengaruh paling

signifikan adalah variabel indeks harga konsumen seperti yang disajikan pada Tabel 11.

FDI dalam jangka pendek akan meningkatkan ekspor tetapi tidak dalam jangka panjang.

Dengan demikian peluang untuk meningkatkan global capital tidak berarti akan

Tabel 11. Hasil Pendugaan Persamaan Ekspor EXPOR (EXPO)

Parameter Standard T for H0:

Variable Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| ES EL

INTERCEP 35650 13644 2.613 0.0348 - - Intersep ER 2.615128 4.507461 0.58 0.58 0.268 0.302 Exchange Rate PDBI -0.004388 0.042524 -0.103 0.9207 -0.046 -0.052 Produk Domestik Bruto KREDIT 0.009349 0.047813 0.196 0.8505 0.046 0.052 Kredit

INDEX -249.5412 158.8524 -1.571 0.1602 -1.036 -1.166 Index DUM -11672 15357 -0.76 0.472 - - Dummy TREND 3654.7212 3540.98 1.032 0.3364 - - Trend EXPOL 0.111971 0.375387 0.298 0.7741 - - Lag Export

Durbin-Watson 1.847 R-Square 0.9657 F Value 28.144

5.2.6. Impor

Nilai koefisien determinasi (R2) persamaan impor memiliki nilai yang cukup tinggi

0.9667 dan nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai R2 persamaan ekspor yaitu

0.9657 yang artinya variabel penjelas pada persamaan impor ini pun dapat dengan baik

menjelaskan variabel endogennya dan variabel penjelasnya memiliki tingkat nyata pada

38.705. Variabel Penjelas ER dan KREDIT memiliki pengaruh yang searah terhadap

variabel endogen impor dan memiliki pengaruh nyata pada α = 0.6895 dan α = 0.1964,

sedangkan variabel penjelas lainnya PDBI dan INDEX memiliki pengaruh yang

berlawanan terhadap variabel endogennya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12.

Pada persamaan Impor ini variabel kredit memberikan pengaruh nyata yang cukup

signifikan dan hal ini diperkirakan bahwa peningkatan impor dapat disebabkan karena

adanya peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dan dana kredit tersebut digunakan

untuk melakukan pembelian barang dan jasa secara impor. Indeks harga konsumen pun

dalam hal ini memiliki tingkat signifikansi yang lebih baik jika dibandingkan dengan

variabel kredit dan variabel INDEX dibandingkan dengan variabel kredit diprediksi lebih

dengan indeks harga konsumen meningkat menunjukkan bahwa harga barang yang

meningkat pula dan hal tersebut akan mengakibatkan pada proses penyerapan barang

dan jasa di pasar konsumen dan akhirnya akan mempengaruhi pada variabel Impor

yang menurun.

Pada tabel 12 berikut ini dapat terlihat nilai-nilai dari estimasi variabel impor dan

variabel eksplanatori yang mempengaruhi variabel impor tersebut.

Tabel 12. Hasil Pendugaan Persamaan Impor IMPOR (IMPO)

Parameter Standard T for H0:

Variable Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| ES EL

INTERCEP 32475 11090 2.928 0.019 - - Intersep ER 1.1369 2.74343 0.414 0.6895 0.153 - Exchange Rate PDBI -0.014258 0.023042 -0.619 0.5533 -0.196 - Produk Domestik Bruto KREDIT -0.029756 0.021115 -1.409 0.1964 -0.191 - Kredit INDEX -222.4864 75.98908 -2.928 0.0191 -1.213 - Index DUM -11090 10394 -1.067 0.3171 - - Dummy TREND 3307.7178 1654.779 1.999 0.0807 - - Trend Durbin-Watson 1.625 R-Square 0.9667 F Value 38.705