• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks konstansi (C ij ), indeks fidelitas (F ij )

4.3. Kondisi Ikan

4.4.3. Indeks konstansi (C ij ), indeks fidelitas (F ij )

Hasil pengelompokan spesies ikan dengan Indeks Sorensen digunakan untuk mengetahui tingkat kekonstanan dan preferensi suatu kelompok spesies untuk berada pada kondisi habitat tertentu. Kekonstanan kelompok spesies tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9 Indeks Konstansi (Cij) kelompok spesies ikan terhadap habitat

Kelompok Spesies

Habitat

Sehat Kurang

sehat Miskin

1 Apogon crassipiens, Apogon cyanosoma, Apogon fuscus, Cheilodipterus quinquelineatus, Hypoatherina temminckii, Tylosurus gavialoides, Taeniura lymma, Gerres oyena, Choerodon anchorago, Halichoeres argus, Halichoeres chloropterus, Lethrinus lentjan, Lethrinus obsoletus, Acreichthys tomentosus, Upeneus tragula, Scolopsis lineatus, Scarus dimidiatus, Siganus canaliculatus, Siganus virgatus, Sphyraena obtusata, Pelates quadrilineatus.

1 0,85 1

2 Amblygobius stethopthalmus, Doryrhampus dactyliophorus, Congridae

0 0 1

3 Halichoeres scapularis, Lethrinus harak 0 1 1

4 Stethojulis balteata, Chaetodon octofasciatus 0 1 0 5 Lutjanus ehrenbergii, Aetobatus narinari,

Scolopsis margaritiferus, Scarus ghobban

1 1 0

6 Apogon kallopterus, Apogon

margaritiphorus, Hemirhampus far, Chrysiptera hemicyanea, Syngnathoides biaculeatus

1 0 0

Penutupan dan kerapatan lamun menjadi kunci keberadaan kelompok spesies ikan tertentu. Hal ini terkait dengan fungsi lamun yang berbeda bagi tiap kelompok spesies ikan. Seperti yang telah diketahui, fungsi meliputi wilayah pencarian makan, pemijahan, dan wilayah asuhan bagi ikan. Beberapa ikan tidak dapat ditemukan pada stasiun pengamatan di siang hari atau di malam hari. Dengan kata lain, ikan tersebut bukan merupakan penghuni tetap lamun, melainkan penghuni berkala yang muncul di padang lamun dengan tujuan tertentu seperti mencari makan.

Kelompok spesies 1 merupakan kelompok spesies yang memiliki tingkat kekonstanan yang tinggi (Cij = 1) pada ketiga habitat. Indeks konstansi kelompok 1

pada ketiga stasiun pengamatan berkisar antara 0,85-1. Kelompok ini terdiri dari 21 anggota spesies yang bisa ditemukan pada ketiga stasiun pengamatan. Anggota spesies kelompok ini meliputi Apogon crassipiens, Cheilodipterus quinquelineatus, Gerres oyena, Choerodon anchorago, Upeneus tragula, Scolopsis lineatus, Lethrinus lentjan, Acreichthys tomentosus dan Hypoatherina temminckii. Spesies ini ditemukan dalam jumlah dan frekuensi kehadiran yang cukup tinggi pada ketiga habitat. Indeks kekonstanan kelompok yang tinggi terhadap ketiga stasiun menandakan bahwa kelompok spesies ini merupakan kelompok spesies yang bersifat dinamis, atau mampu melakukan perpindahan antar stasiun dengan tujuan tertentu dari masing-masing spesiesnya.

Kelompok yang memiliki kekonstanan tinggi pada habitat lamun sehat adalah kelompok 5 dan 6. Kelompok spesies 5 beranggotakan biota berukuran besar yang berada pada lamun sehat hanya di siang atau malam hari. Spesies dari kelompok 5 merupakan bukan penghuni tetap lamun, melainkan penghuni berkala atau jenis peruaya yang tiap hari bergerak masuk dan keluar padang lamun. Sementara kelompok 6 beranggotakan spesies yang sangat tergantung dengan penutupan lamun yang tinggi. Beberapa spesies dari kelompok ini merupakan penghuni tetap lamun, seperti Apogon kallopterus, Apogon margaritiphorus, dan Syngnathoides biaculeatus. Angota spesies kelompok 5 dan 6 yang aktif pada malam hari meliputi Apogon kallopterus, Apogon margaritiphorus, Aetobatus narinari dan Lutjanus ehrenbergii. Sedangkan spesies dari kedua kelompok ini yang aktif di siang hari adalah Scarus ghobban dan Chrysiptera hemicyanea.

Pada habitat kurang sehat terdapat 3 kelompok spesies dengan kekonstanan yang tinggi, meliputi kelompok 3;4; dan 5. Angota spesies dari kelompok 3 dan 4 rata-rata memiliki ukuran tubuh yang kecil. Kelompok spesies 4 hanya berada pada lamun kurang sehat yang berada dekat dengan rataan terumbu karang karena ikan dari kelompok ini termasuk jenis ikan karang dengan wilayah penjelajahan yang tidak terlalu lebar. Sementara itu masing-masing kelompok 3 dan 5 selain berada pada habitat kurang sehat juga mampu ditemukan pada habitat miskin dan sehat. Kehadiran kedua kelompok ini pada habitat dengan kondisi penutupan lamun yang

berbeda diikuti dengan waktu pergerakan antar stasiun yang juga berbeda. Kelompok 5 cenderung bergerak di malam hari, sedangkan kelompok 3 cenderung bergerak di siang hari.

Kelompok dengan kekonstanan tinggi pada habitat lamun miskin adalah kelompok 1,2, dan 3. Kelompok 2 hanya ditemukan pada lamun kondisi miskin. Anggota kelompok 2 adalah spesies yang meliang dan memanfaatkan pasir dan air dangkal untuk hidup. Anggotanya meliputi Amblygobius stethopthalmus, Doryrhampus dactyliophorus, dan famili Congridae.

Dengan menggunakan indeks konstansi dapat diketahui tingkat kekhasan suatu kelompok spesies terhadap habitat tertentu. Indeks fidelitas tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10 Indeks Fidelitas (Fij) kelompok spesies terhadap habitat.

Kelompok Spesies

Habitat

Sehat Kurang

sehat Miskin

1 Apogon crassipiens, Apogon cyanosoma, Apogon fuscus, Cheilodipterus quinquelineatus, Hypoatherina temminckii, Tylosurus gavialoides, Taeniura lymma, Gerres oyena, Choerodon anchorago, Halichoeres argus, Halichoeres chloropterus, Lethrinus lentjan, Lethrinus obsoletus, Acreichthys tomentosus, Upeneus tragula, Scolopsis lineatus, Scarus dimidiatus, Siganus canaliculatus, Siganus virgatus, Sphyraena obtusata, Pelates quadrilineatus.

1,05 0,9 1,05

2 Amblygobius stethopthalmus, Doryrhampus dactyliophorus, Muray,

0 0 3

3 Halichoeres scapularis, Lethrinus harak 0 1,5 1,5

4 Stethojulis balteata, Chaetodon octofasciatus 0 3 0 5 Lutjanus ehrenbergii, Aetobatus narinari,

Scolopsis margaritiferus, Scarus ghobban

1,5 1,5 0

6 Apogon kallopterus, Apogon

margaritiphorus, Hemirhampus far, Chrysiptera hemicyanea, Syngnathoides biaculeatus

3 0 0

Kelompok spesies dengan indeks fidelitas tertinggi (Fij = 3) adalah kelompok 2

dengan preferansi habitat pada lamun miskin, kelompok 4 pada lamun kurang sehat, serta kelompok 6 dengan preferensi habitat pada lamun sehat. Kelompok 2 menyukai habitat lamun miskin dengan subtsrat pasir yang lebih kasar dan kedalaman air yang lebih dangkal karena anggota spesies kelompok ini hidup

dengan cara meliang dan memanfaatkan ukuran pasir yang lebih kasar untuk memudahkan ikan ini mencari makan dan berlindung sehingga tidak terlihat oleh mangsa ataupun pemangsa (Congridae dan Amblygobius stethopthalmus).

Kelompok spesies 4 memiliki preferensi yang tinggi terhadap habitat kurang sehat. Habitat ini menyediakan perlindungan yang cukup baik bagi ikan karang yang termasuk dalam kelompok 4. Chaetodon octofasciatus dan Stethojulis balteata hanya ditemukan satu kali selama pengambilan data. Ikan ini diduga masuk ke dalam padang lamun untuk berlindung dari predator pada saat air surut, ataupun berlindung dari sengatan matahari. Pada saat Chaetodon octofasciatus tertangkap suhu perairan mencapai 35ºC, hal inilah yang diindikasikan menjadi alasan ikan untuk berpindah dari ekosistem terumbu karang masuk ke padang lamun. Habitat lamun kurang sehat yang letaknya berdekatan dengan ekosistem terumbu karang memiliki penutupan lamun yang cukup baik untuk menjaga suhu perairan agar tidak terlalu tinggi.

Indeks fidelitas tertinggi juga dimiliki oleh kelompok spesies 6 terhadap habitat sehat. Beberapa anggota kelompok spesies ini merupakan penghuni tetap padang lamun. Apogon kallopterus dan Apogon margaritiphorus memanfaatkan padang lamun ini untuk mencari makanan berupa krustase atau invertebrata lain yang jumlahnya melimpah seiring dengan tingginya penutupan lamun. Syngnathoides biaculeatus memanfaatkan daun atau batang lamun tinggi untuk mencari makanan, adaptasi bentuk mulut menyerupai pipa memudahkan biota ini menghisap makanan yang menempel pada daun. Syngnathoides biaculeatus beristirahat dengan cara mengaitkan ujung ekor pada daun lamun. Sementara Chrysiptera hemicyanea dan Hemirhampus far memanfaatkan kelimpahan perifiton atau fitoplankton yang tinggi pada stasiun ini sebagai makanan. Merujuk hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilson (1974), bahwa lamun jenis Thalassia adalah makanan utama Hemirhampus.

Habitat lamun dengan kondisi sehat juga diduga dimanfaatkan sebagai tempat pemijahan dan nursery ground bagi S. Biaculeatus yang tertangkap saat mengerami telur pada bagian perut. Selain tangkur hijau, Lutjanus ehrenbergii juga diindikasikan memanfaatkan lamun sebagai spawning ground karena ditemukan dalam kondisi matang gonad. Kelompok spesies 1 memiliki preferensi habitat yang

sedang. Ikan-ikan dari kelompok ini memiliki kesukaan yang sama pada ketiga kondisi habitat. Dengan demikian kelompok ini cenderung bersifat dinamis sehingga mampu berasosiasi dan melakukan perpindahan antar habitat untuk mencari makan, berlindung ataupun memijah. Kelompok spesies ini terdiri dari tingkat trofik yang berbeda, mulai dari konsumen 1 hingga top predator. Kelompok 1 berisikan ikan- ikan pemakan lamun (Siganus canaliculatus, Siganus virgatus dan), pemakan ikan (Tylosurus gavialoides, Taeniura lymma, Sphyraena obtusata, Lethrinidae), pemakan perifiton, fitoplankton (Hypoatherina temminckii, Acreichthys tomentosus), pemakan krustase, gastropod, dan invertebrata lain (Halichoeres, Apogon, Upeneus tragula)

Habitat lamun sehat dihindari oleh kelompok spesies 2, 3, dan 4 yang bukan penghuni tetap lamun. Kelompok 2, 3 dan 4 berisikan spesies yang berpindah dari dan menuju habitat lamun dengan kerapatan yang tidak rumbun. Pergerakan ditujukan untuk mencari makan ataupun berlindung. Pencarian makan dilakukan pada habitat kurang sehat dan miskin karena kondisi penutupan lamun yang tinggi bagi sebagian spesies menyulitkan untuk mencari makan. Padang lamun yang beragam dengan kerapatan tinggi mereduksi aktivitas meliang dari udang-udangan dan makrofauna lain seperti Amblygobius stethopthalmus.

Kelompok spesies 4, 5, dan 6 lebih menghindari habitat dengan kondisi penutupan lamun yang minim. Kelompok ini lebih menyukai lamun dengan penutupan yang tinggi atau sedang, dengan kedalaman air yang lebih dalam, dan substrat yang lebih halus. Beberapa anggota dari kelompok ini adalah pemakan ikan- ikan serta crustacea berukuran kecil yang banyak hidup pada stasiun dengan kondisi lamun yang lebih baik. Anggota lainnya bersifat herbivor seperti Scarus ghobban yang memakan daun lamun menyukai habitat dengan kerapatan yang tinggi. Habitat lamun kurang sehat cenderung dihindari oleh kelompok spesies yang memiliki ketertarikan hanya pada lamun sehat (kelompok 6) ataupun lamun miskin saja (kelompok 2).

Dokumen terkait