• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

H. Indeks Panen

Data Indeks panen dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 25 dan 26. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian Pupuk kandang ayam (A) berpengaruh tidak nyata terhadap Indeks panen dimana diperoleh Indeks panen tertinggi terdapat pada keadaan status hara sedang (A3) diperoleh nilai Indeks panen rata-rata sebesar 0,37 (37%) dan terendah pada keadaan status hara rendah (A1) dengan nilai rata-rata sebesar 0,34 (34%). Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk Kalium (K) berpengaruh nyata terhadap Indeks panen dimana diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan K3 (75 Kg K2O/ha) dengan nilai indeks rata-rata sebesar 0.40 (40%) dan yang terendah pada perlakuan K0 (0 Kg K2O/ha) dengan nilai Indeks rata-rata sebesar 0.31 (31 %). Sedangkan kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan perlakuan pemberian pupuk Kalium tidak berpengaruh nyata terhadap Indeks Panen dan diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan A3K3 dengan nilai Indeks panen 0,41 (41 %) dan terendah pada masing-

masing perlakuan A1K0, A1K5 dan A2K0 dengan nilai 0,30 (30 %). Indeks Panen pada berbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Indeks Panen pada berbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium.

Perlakuan Pupuk Kalium (Kg K2O/ha) Rataan

0 25 50 75 100 125 Status Hara K0 K1 K2 K3 K4 K5 --- % ---

Rendah (A1) 0.30 0.34 0.39 0.40 0.33 0.30 0.34 Agak Rendah (A2) 0.30 0.38 0.43 0.39 0.35 0.34 0.36 Sedang (A3) 0.34 0.37 0.35 0.41 0.36 0.36 0.37 Rataan 0.31 a 0.36 ab 0.39 de 0.40 e 0.35 bc 0.33 ab

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.

Dari Tabel 9 diatas secara umum dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan Indeks panen pada berbagai status hara. Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk kalium, penambahan pupuk kalium meningkatkan nilai Indeks panen sampai batas tertentu dan selanjutnya mengalami penurunan. Pada kombinasi perlakuan tidak ada perbedaan nilai Indeks panen. Hubungan nilai Indeks panen dengan perlakuan pupuk kalium dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan Indeks panen dengan perlakuan pupuk kalium

Dari Gambar 10 di atas secara umum dapat dilihat bahwa diperoleh kurva kuadratik. Dengan meningkatnya pemberian pupuk kalium, akan meningkatkan Indeks Panen sampai batas K3. Penambahan pupuk kalium sampai dosis K5 tidak meningkatkan Indeks panen. Produksi jagung (bobot pipilan kering) yang mempunyai korelasi positif dengan Indeks panen, yaitu dengan meningkatnya produksi maka akan meningkat pula Indeks panen. Indeks panen berbanding lurus dengan hasil ekonomi (economy yield), tetapi berbanding terbalik dengan hasil biologis tanaman (biological yield) dalam hal ini adalah bobot kering brangkasan ditambah dengan bobot kering panen.

I. Kandungan Glukosa

Data kandungan Glukosa dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 27 dan 28. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang ayam (A) berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan glukosa dan diperoleh nilai kandungan glukosa tertinggi pada kadaan status hara sedang (A3) yaitu rata-rata sebesar 0,82 µgr/ml dan terendah pada keadaan status hara rendah (A1) yaitu rata-rata sebesar 0,72 µgr/ml. Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk kalium (K) berpengaruh nyata terhadap kandungan glukosa dan diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan K0 (0 Kg K2O/ha) dengan nilai kandungan

glukosa rata-rata 0,91µg/ml dan terendah pada perlakuan K3 (75 Kg K2O/ha) dengan nilai kandungan glukosa rata-rata 0,55 µg/ml . Kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan perlakuan pemberian pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap kandungan glukosa dan diperoleh kandungan glukosa tertinggi pada perlakuan A1K2 dengan nilai 1,25 µg/ml dan terendah pada perlakuan A1K4 dngan nilai 0,41 µg/ml . Kandungan glukosa pada berbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Glukosa pada biji jagung diberbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium.

Perlakuan Pupuk Kalium (Kg K2O/ha) Rataan

0 25 50 75 100 125 Status Hara K0 K1 K2 K3 K4 K5 ---µgr/ml ---

Rendah (A1) 0.63abcd 0.48ab 1,25d 0.45a 0.41a 1.07bcd 0.72 Agak Rendah (A2) 1.13cd 0.78abcd 0.54abc 0.43a 0.68abcd 0.79abcd 0.73 Sedang (A3) 0.96abcd 1.11cd 0.50ab 0.78abcd 0.78abcd 0.83abcd 0.82 Rataan 0.91 c 0.79 bc 0.77 bc 0.55a 0.62 ab 0.90 c

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.

Dari Tabel 10 diatas secara umum dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan kandungan glukosa pada brbagai status hara. Sedangkan pada perlakuan pupuk kalium, penambahan pupuk kalium sampai batas tertentu menurunkan kandungan glukosa dan selanjutnya mengalami peningkatan. Pada kombinasi perlakuan, nilai kandungan glukosa tertinggi pada status hara rendah dan 50 Kg K2O/ha (A1K2). Pada setiap status hara, kandungan glukosa mnurun sampai batas tertentu dan selanjutnya mengalami peningkatan. Hubungan kandungan glukosa dengan kombinasi perlakuan berbagai status hara tanah dan pupuk kalium dapat dilihat pada Gambar 11.

Sedang Agak Rendah Rendah

Gambar 11. Hubungan kandungan glukosa dengan kombinasi berbagai status hara tanah dan Pupuk Kalium

Dari Gambar 11 secara umum dapat dilihat bahwa diperoleh kurva kudratik terbalik. Penambahan pupuk kalium menurunkankan kandungan glukosa sampai batas minimum (K3). Penambahan pupuk kalium sampai dosis maksimal meningkatkan kandungan glukosa.

Batas Kritis dan Kurva Respon

Penentuan batas kritis Kalium sangat penting untuk menetapkan rekomendasi takaran pemupukan yang optimal, rasional dan efisien serta menghindari serapan berlebihan (luxury consumption). Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jagung yang sangat respon terhadap pemupukan karena itu tanaman ini disebut juga dengan tanaman indikator. Respon tanah terhadap pemupukan sangat berbeda-beda tergantung dari jenis tanah dan lingkungan setempat, akibatnya penerapan penggunaan pupuk juga sangat beragam.

Dari penelitian terhadap kandungan Kalium dapat dipertukarkan (K-dd) tanah, telah diperoleh hasil untuk kemudian dilanjutkan dalam menentukan batas kritis dan kurva respon untuk menetapkan rekomendasi pemupukan. Untuk menetukan batas kritis, digunakan metode kurva respon yang dimodifikasi (Cate-Nelson) yaitu dengan menghubungkan antara persentase hasil relatif (Y) dengan nilai uji tanah (X).

Sedangkan rekomendasi pemupukan berdasarkan persamaan kurva respon dengan menghubungkan antara produksi/bobot pipilan kering (Y) dengan nilai uji tanah (X). Dalam menentukan dosis pemupukan Kalium untuk tanaman jagung digunakan metode kurva respon pemupukan, sedangkan penentuan batas kritis berdasarkan metode modifikasi Cate - Nelson (Widjaja-Adhi, 1996; Dahnke dan Olson, 1990) .

A. Kurva Respon Kadar Kalium (K-dd) Tanah (me/100 g) dan Batas Kritis

Dokumen terkait