• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKENG TANA BAILO BERBASIS PRODUK PANGAN SEHAT

4.2 Indeks Pembangunan Desa (IPD)

4.1. Kawasan Perdesaan Agrowisata di Kecamatan Balaesang

Kawasan Perdesaan Agrowisata di Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa Tambu, Mapane Tambu, Tovia Tambu, Meli, dan Siweli. Lima desa tersebut merupakan bagian dari Kawasan Agrowisata Makeng Tana Bailo Sebagai Sentra Kawasan Agrowisata. Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo adalah perikanan, peternakan, wisata, padi, dan nelayan kelautan. Wisata yang bisa dikembangkan adalah sumber air panas, air terjun dan pasir putih.

4.2 Indeks Pembangunan Desa (IPD)

Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks Pembangunan Desa di Kecamatan Balaesang yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS dengan 13 Desa terdapat, Desa Tertinggal sebanyak 1 Desa (7,69%) dan Desa Berkembang sebanyak 12 Desa atau 92,31% (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Desa-Desa dan Status IPD di Kecamatan Balaesang

Desa Status IPD Keterangan

1. Labean Berkembang -

2. Lombonga Berkembang -

3. Meli Berkembang Bagian Kws. Perdesaan

4. Tambu Berkembang Bagian Kws. Perdesaan 5. Siweli Berkembang Bagian Kws. Perdesaan

6. Sibualong Berkembang -

7. Sibayu Berkembang -

8. Malino Berkembang -

9. Mapane Tambu Berkembang Bagian Kws. Perdesaan 10. Tovia Tambu Berkembang Bagian Kws. Perdesaan

11. Sipure Berkembang -

12. Kampung Baru Sibayu Tertinggal -

13. Simagaya Berkembang -

54

Gambar 4.1 Status Perkembangan Desa (IPD 2014) di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala.

55 4.3. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Balaesang per bulan Juli 2015 adalah 28.039 KK dengan 98.256 jiwa (Kecamatan Balaesang, 2015). Jumlah penduduk di 4 desa yang menjadi wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Penyangga Agrowisata adalah 6.830 KK dengan 24.822 jiwa atau 25,3% dari penduduk di Kecamatan Balaesang. Jumlah penduduk di Kawasan Perdesaan Penyangga Agrowisata disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Jumlah penduduk di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng

Tana Bailo

Desa Penduduk (Jiwa) % Desa Jumlah

KK Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Meli 930 942 1.872 17,19 537 2. Tambu 1.127 1.137 2.264 20,80 536 3. Siweli 1.569 1.536 3.105 28,52 739 4. Mapane Tambu 583 579 1.162 10,67 312 5. Tovia Tambu 1.288 1.196 2.484 22,81 631 Jumlah Dalam Kawasan 5.497 5.390 10.887 100,00 2.755 Kec. Balaesang 12.124 11.834 23.958 6.136 % Kawasan thd Kec. 45,33 45,54 45,44 44,90

Sumber: Kecamatan Balaesang, 2015.

Jumlah penduduk di Desa Mapane adalah yang terendah yaitu hanya 10,67% dari jumlah penduduk Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo, sedangkan Desa Siweli mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu 28,52%. Berdasarkan mata pencaharian, sebagian besar penduduk di Kecamatan Balaesang, bekerja di lapangan usaha Pertanian (50,02%), Peternakan (12,59%), Pedagang (9,14%), Pengolahan Industri (7,13%), Nelayan (6,09%), Angkutan (4,15%), Pegawai (3,27%), Pengusaha (2,73%), TNI/POLRI (0,32%) dan Pensiunan (0,03%).

4.4. Pendidikan

Untuk sekolah, jenis sekolah yang tersedia di Kecamatan Balaesang sampai SMU atau sederajat. Sedangkan di desa-desa Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo jenis sekolah yang tersedia hanya sampai SMA atau sederajat. Lima desa yang menjadi wilayah pengembangan

56

Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo terdapat MTs. Banyaknya sekolah dan murid menurut jenis sekolah di Kecamatan Balaesang dan Kawasan Perdesaan Penyangga Agrowisata disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Banyaknya Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di Kecamatan Balaesang dan Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo

Jenis Sekolah Sekolah Murid Balaesang Kawasan Perdesaan Balaesang Kawasan Perdesaan 1. SD/Sederajat 28 14 3.840 2.417 2. SMP/Sederajat 9 5 1.580 347 3. SMU/Sederajat 4 3 1.195 1.041

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016. 4.5. Kesehatan

Untuk kesehatan, jenis sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Balaesang yaitu Puskesmas, Pustu/Poskesdes dan Pos KB. Untuk desa-desa di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo sarana kesehatan yang tersedia adalah Puskesmas (1 buah), Pustu/Poskesdes (5 buah) dan Pos KB (8 buah). Ketersedian sarana kesehatan dan tenaga medis di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo disajikan pada Tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4 Ketersedian Sarana Kesehatan di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo

Desa Puskesmas Pustu/Poskesdes Pos KB

1. Meli 0 1 2

2. Tambu 1 0 0

3. Siweli 0 1 3

4. Mapane Tambu 0 0 1

5. Tovia Tambu 0 1 2

Jumlah Dalam Kawasan 1 3 8

Kec. Balaesang 1 10 24

57

Tabel 4.5 Ketersedian Tenaga Medis di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo

Desa Dokter Mantri

Kesehatan Dukun Bayi Bidan 1. Meli 0 0 3 1 2. Tambu 1 4 3 3 3. Siweli 0 0 5 1 4. Mapane Tambu 0 0 2 1 5. Tovia Tambu 0 1 4 0 Jumlah Dalam Kawasan 1 4 19 6 Kec. Balaesang 1 9 37 11

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016.

4.6. Transportasi dan Komunikasi

Wilayah Kabupaten Donggala secara umum terhubung oleh transportasi darat walaupun kondisi jalan untuk masing-masing wilayah tentunya tergantung dari kelas jalannya. Demikian juga dengan di Kecamatan Balaesang sudah terdapat angkutan umum untuk penumpang.

Jumlah mobil angkutan di Kecamatan Balaesang sebanyak 20 buah, angkutan barang berupa truk sebanyak 29 buah dan Pick Up sebanyak 31 buah. Selain itu, perkembangan jumlah kendaraan roda dua sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.136 unit sepea motor baik yang digunakan secara pribadi maupun yang digunakan sebagai ojek. Selain angkutan kendaraan bermotor terdapat juga angkutan kendaraan tidak bermotor seperti gerobak sebanyak 263 buah.

Untuk sarana komunikasi, sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, wilayah Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo telah terjangkau oleh signal telepon selular.

4.7. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang terdapat di wilayah Kawasan Perdesaan Agrowisata masih terbatas yaitu hanya koperasi non KUD dan tidak terdapat di semua desa. Adanya kondisi jalan yang relatif baik

58

memungkinkan masyarakat mengakses lembaga ekonomi yang ada di desa lain atau sekaligus ke Kota Donggala. Berdasarkan data Kecamatan Balaesang Dalam Angka tahun 2016, lembaga ekonomi yang ada di Kecamatan Balaesang meliputi, Koperasi non KUD (1 buah), Bank umum (1 buah) dan lembaga ekonomi lainnya (4 buah). Lembaga ekonomi di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Lembaga Ekonomi di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo

Desa KUD Koperasi

Non KUD Bank Umum Lainnya 1. Meli 0 0 0 0 2. Tambu 0 1 1 4 3. Siweli 0 0 0 0 4. Mapane Tambu 0 0 0 0 5. Tovia Tambu 0 0 0 0 Jumlah Dalam Kawasan 0 1 1 4 Kec. Balaesang 0 2 1 4

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016.

4.8. Pertanian

Kondisi geografis Kecamatan Balaesang beragam yaitu tanah subur dengan udara sejuk dan beriklim tropis, sehingga secara luas lahan wilayah Kecamatan Balaesang didominasi oleh lahan kering (tegalan). Dari data yang terdapat di Kecamatan Balaesang (2016), luas lahan kering mencapai 29.813,68 ha atau 95,12% dari luas wilayah. Luas lahan dan penggunaannya di Kawasan Agrowisata Makeng Tana Bailo disajikan pada Tabel 4.7.

59

Tabel 4.7 Luas Lahan dan Penggunaannya di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo

Desa Luas

Penggunaan

Bangunan Kebun Tambak

Kayu-kayuan Perke-bunan Lainnya Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha 1. Meli 7.355,00 26,00 61,00 0 0 3.386,50 3.881,50 2. Tambu 5.530,00 80,00 50,00 56,00 5,00 2.289,00 3.050,00 3. Siweli 4.851.43 38,00 96,00 0 0 3.427,00 4.714,00 4. Mapane Tambu 2.148,50 18,00 33,00 0,50 20,00 643,75 1.433,25 5. Tovia Tambu 2.034,00 30,00 78,00 0 0 421,00 1.505,00 Jumlah Dalam Kawasan 21.918,93 192 318 56,50 25,00 10.167,25 14.583.75 Kecamatan Balaesang 29.813,68 546,00 877,00 58,00 25,00 7.816,00 20.491,68

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016.

Sama halnya dengan kondisi kecamatan, di wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo penggunaan lahannya didominasi oleh Perkebunan (46,39%). Sehingga komoditas unggulan untuk masing-masing desa adalah bukan padi. Berdasarkan data dan informasi yang dirilis oleh Kecamatan Balaesang, komoditas unggulan untuk 4 desa yang ditetapkan menjadi wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Penyangga Agrowisata disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Komoditas Unggulan untuk 5 Desa di Kawasan Perdesaan Agrowisata

Makeng Tana Bailo

Desa Komoditas Luas/Populasi

1. Meli a. Pertanian b. Perkebunan/Ladang c. Kebun Desa d. Pekarangan e. Palawija 141,50 Ha 270 Ha 0,75 Ha 36,5 Ha 5 Lokasi 2. Tambu a. Padi

b. Tanah Kebun/ Ladang

52 Ha 641,5 Ha 3. Siweli a. Padi b. Kelapa 109 Ha 478 Ha

60

Desa Komoditas Luas/Populasi

c. Cengkeh 89 Ha

4. Mapane Tambu a. Sawah Pengairan b. Kebun Kelapa c. Kebun Kakao d. Tanaman Rakyat 150 Ha 280 Ha 249 pohon 63 Ha 5. Tovia Tambu a. Pertanian

b. Kelapa c. Coklat

52 Ha 278 Ha 317 Ha Sumber: RPJMDES Desa Kecamatan Balaesang, 2016.

Sebagai bagian dari Kawasan Agrowisata Balaesang, beberapa komoditas yang sudah dikembangkan oleh masyarakat selain kelapa kopra diantaranya coklat terpusat pada Desa Siweli dan Desa Tovia. Lahan Kopra/Kelapa di Desa Tambu sebagian adalah milik investor dari luar daerah, sehingga penduduk setempat hanya jadi buruh. Oleh karena itu, apabila ada kegiatan pemberdayaan sebaiknya tepat sasaran yaitu pengembangan kelapa/kopra di halaman/pekarangan penduduk sehingga nilai tambah tidak didistribusikan ke luar (asal investor) tetapi dinikmati oleh penduduk setempat guna peningkatan pendapatan keluarga.

Hasil perhitungan terkait dengan pemusatan komoditas, beberapa komoditas unggulan di Kecamatan Balaesang yang potensi juga untuk dikembangkan diKawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo, diantaranya: jagung, ubikayu, kacang tanah, kacang hijau, kopi, cengkeh,dan lada.

4.9. Peternakan

Populasi ternak besar di Kecamatan Balaesang didominasi oleh ternak sapi (99,33%), ternak kecil adalah kambing (92,84%), sedangkan untuk unggas adalah ayam buras (93,17%). Untuk desa-desa yang merupakan wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo populasi ternak besar didominasi oleh ternak sapi

61

potong (51,81%), ternak kecil adalah kambing (87,82%), sedangkan untuk unggas adalah ayam buras (93,98%).

Ternak sapi di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo merupakan 51,88% dari ternak sapi di Kecamatan Balaesang, sedangkan ternak kambing kontribusinya adalah 44,23%, dan ayam buras 43,87%. Secara rinci populasi ternak dan kontribusinya di Kawasan Perdesaan Penyangga Agrowisata terhadap Kecamatan Balaesang disajikan pada Tabel 4.9, 4.10, dan 4.11.

Tabel 4.9 Populasi Ternak Besar di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo dan Kontribusinya terhadap Kecamatan Balaesang tahun 2015

Desa Populasi (Ekor)

Sapi Potong 1. Meli 236 2. Tambu 168 3. Siweli 446 4. Mapane Tambu 252 5. Tovia Tambu 289 Jumlah 1.391 Kec. Balaesang 2.681 Kontribusi (%) 51,88

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016.

Tabel 4.10 Populasi Ternak Kecil di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo dan Kontribusinya terhadap Kecamatan Balaesang tahun 2015

Desa Populasi (Ekor)

Kambing Babi 1. Meli 243 59 2. Tambu 387 0 3. Siweli 236 63 4. Mapane Tambu 129 0 5. Tovia Tambu 94 29 Jumlah 1.089 151 Kec. Balaesang 2.462 190 Kontribusi (%) 44,23 79,47

62

Tabel 4.11 Populasi Ternak Unggas di Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo dan Kontribusinya terhadap Kecamatan Balaesang tahun 2015

Desa Populasi (Ekor)

Ayam Buras Ayam Ras Itik

1. Meli 1.728 0 66 2. Tambu 1.339 50 38 3. Siweli 1.264 50 42 4. Mapane Tambu 579 0 83 5. Tovia Tambu 967 0 47 Jumlah 5.877 100 276 Kec. Balaesang 13.396 100 882 Kontribusi (%) 43,87 100 31,29

Sumber: Kecamatan Balaesang Dalam Angka, 2016. 4.10. Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan

Adanya produksi komoditas pertanian menggerakkan sebagian masyarakat untuk mengolahnya menjadi produk turunannya yaitu kelapa/kopra, coklat dan cengkeh. Industri pengolahan ikan yang akan dikembangkan adalah industri produk ikan sehat, dimana sektor hulu pembibitan dan pengolahannya tidak menggunakan formalin hingga pada sektor hilir pada proses pembuatan abon, untuk budidaya ikan kerapu yang diberi pangan organik kemudian diolah dengan organik sehingga komoditasnya ikan kerapu organik yang sehat.

Masyarakat di Kawasan Agrowisata Makeng Tana Bailo mengembangkan Agrowisata produk pangan sehat yaitu beras kemasan, ikan sehat, hirilasisi minyak kelapa dan peternakan seperti ayam kampung, kambing, dan sapi kemudian diolah dalam bentuk daging, keripik, nugget, karena pengolahannya berasal dari pangan yang sehat maka nama kawasan ini menjadi Agrowisata Berbasis Produk Pangan Sehat.

63

Gambar 4.2 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor Pertanian di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Agrowisata Makeng Tana Bailo, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala.

64

Dokumen terkait