• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1.Definisi dan Pengukuran

Dalam dokumen TINJAUAN TEORI DAN OTONOMI DAERAH (Halaman 29-35)

3. Peran Daerah Induk

2.3. Sosial Ekonomi Masyarakat

2.3.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1.Definisi dan Pengukuran

Ukuran pembangunan yang digunakan selama ini yaitu Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dalam konteks nasional dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam konteks regional. Ukuran pembangunan itu hanya mampu memotret pembangunan ekonomi saja. Untuk itu dibutuhkan suatu indikator yang lebih komprehensif, yang mampu menangkap tidak saja

perkembangan ekonomi akan tetapi juga perkembangan aspek sosial dan kesejahteraan manusia.

Pembangunan nasional menurut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang kemudian dijabarkan kedalam Repelita adalah pembangunan yang menganut konsep pembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk secara spiritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sumber daya manusia secar fisik dan mental mengandung makna peningkatan kapasitas dasar penduduk yang kemudian akan memperbesar kesempatan untuk dapat berpartsisipasi dalam pembangunan yang berkelanjutan.

UNDP (United Nation Development Programme) mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan,

pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut

mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Produktivitas

Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.

Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.

2. Pemerataan

Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambata yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil menfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

3. Kesinambungan

Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.

4. Pemberdayaan

Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.

Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi, dan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran agregat dari dimensi

dasar pembangunan. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting, diantaranya:

1. Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia

2. Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana.

3. Membentuk satu indeks komposit daripada menggunakan sejumlah indeks

dasar.

4. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.

Beberapa alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup baik sebagai ukuran pembangunan manusia, adalah:

1. IPM menerjemahkan secara sederhana konsep yang cukup kompleks kedalam

tiga dimensi dasar yang terukur.

2. IPM membantu dalam pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan

yang hanya terfokus pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia.

3. IPM berfokus pada kapabilitas yang releven, baik untuk negara maju dan

berkembang, sehingga menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal.

4. IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan manusia.

5. IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk berkompetisi secara sehat

dengan negara/wilayah lain melalui keterbandingan angka IPM.

Konsep Indeks Pembangunan Manusia adalah mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara. Dengan demikian, IPM mengukur pencapaian kemajuan pembangunan sosial ekonomi. IPM yang dipresentasikan oleh tiga (3) dimensi merupakan indeks dasar yang tersusun dari dimensi berikut ini:

1. Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indikator angka harapan

2. Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf, rata-rata lam sekolah dan kombinasi dari angka partisipasi sekolah untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi.

3. Standar hidup yang layak, dengan indikator PDRB per kapita dalam bentuk

Purchasing Power Parity (PPP).

Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih baik dari pada teori-teori pembangunan ekonomi yang konvensional termasuk model pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya manusia (SDM), pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Model pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan produksi nasional (GDP).

Untuk dapat membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) maka UNDP mensponsori sebuah proyek tahun 1989 yang dilaksanakan oleh tim ekonomi dan pembangunan. Tim tersebut menciptakan kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu adalah umur panjang, pengetahuan dan daya beli. Umur panjang yang dikuantifikasikan dalam umur harapan hidup saat lahir atau sering disebut Angka

Harapan Hidup/ AHH (eo

2.3.1.1.Metode Penghitungan

). Pengetahuan dikuantifikasikan dalam kemampuan baca tulis/ angka melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Daya beli dikuantifikasikan terhadap kemampuan mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.

1. Lamanya hidup, yaitu kehidupan untuk bertahan lebih lama dan diukur dengan

indikator harapan hidup pada saat lahir atau life expectancy at birth (e0).

2. Tingkat pendidikan, diukur dari dua indikator, yaitu angka melek huruf (Lit)

dan rata-rata lama sekolah (MYS). Angka melek huruf adalah persentase dari pendidik usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin atau huruf lainnya. Rata-rata lama sekolah, yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani atau sedang menjalani

3. Tingkat kehidupan yang layak, diukur dari pengeluaran riil per kapita yang

telah disesuaikan.

Dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia digunakan tahap-tahap berikut ini :

1. Tahapan pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks

masing-masing komponen IPM (usia hidup, pengetahuan, standar hidup layak) dengan hubungan matematis sebagai berikut :

Indeks (Xi) = (Xi – Xmin) / (Xmax – Xmin)

Xi = Indikator komponen ke-i, (i = 1, 2, 3,…n)

Xmin = Nilai minimum Xi

Xmax = Nilai Maksimum Xi

Persamaan diatas akan menghasilkan nilai 0 ≤ X i ≤ 1, untuk mempermudah

membaca skala dinyatakan dalam 100% sehingga interval nilai menjadi 0≤ Xi ≤ 100.

2. Tahapan kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari

masing-masing indeks Xi dengan hubungan matematis :

IPM = 1/3 Xi

= 1/3 (X(1) + X(2) + X(3)) Dimana,

X(1) = Indeks Angka Harapan Hidup

X(2) = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata Lama Sekolah)

X(3) = Indeks Konsumsi Perkapita yang disesuaikan

Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM di kabupaten/kota, dibedakan 4 kriteria dimana status menengah dipecah menjadi dua, seperti dibawah ini :

1. Tinggi, dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80.

2. Rendah, dengan nilai IPM kurang dari 50.

3. Menengah bawah, dengan nilai IPM berada diantara 50 sampai kurang dari

66.

4. Menengah atas, dengan nilai IPM berada diantara 66 sampai kurang dari 80.

Dalam dokumen TINJAUAN TEORI DAN OTONOMI DAERAH (Halaman 29-35)

Dokumen terkait