Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur dengan angka melek huruf dan ratarata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan perkapita yang disesuaikan.
IPM Kabupaten Siak dari tahun ketahun mengalami peningkatan ratarata pertumbuhan IPM meningkat 0,27%, pada tahun 2010 IPM sebesar 76,46 dan terus mengalami peningkatan menjadi 77,69 pada tahun 2014 bila dibandingkan target RPJMD Kabupaten Siak tahun 20112016 yaitu 78,11 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik. II.5
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keterangan : (* Angka prediksi
Komponen pembentukan IPM terdiri dari Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan ratarata lama sekolah.
a. Angka Harapan Hidup(AHH)
Angka harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup pada suatu umur x adalah ratarata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tinggi rendahnya angka harapan hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi angka harapan hidup suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut semakin baik pula. Angka harapan hidup juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Berdasarkan data pada gambar berikut dapat dilihat bahwa angka harapan hidup di Kabupaten Siak selama 3 (tiga) tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam RPJMD Kabupaten Siak tahun 20112016 angka harapan hidup pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 72,13 atau meningkat dari tahuntahun sebelumnya.
Grafik. II.6
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013) Keterangan : (* Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016
b. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf (AMH) menggambarkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diukur dari aspek pendidikan. Indikator AMH diambil dari penduduk dewasa (umur 15 tahun ke atas) yang dapat membaca dan menulis minimal katakata atau kalimat sederhana
aksara tertentu, baik huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf
Kabupaten Siak selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 AMH Kabupaten Siak mencapai 98,69% atau sebesar 1,31% penduduk Kabupaten Siak masih berada dalam kategori tidak melek huruf. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia Kabupaten Siak sangat baik jika diukur dari aspek pendidikan. Pada tahun 2014 berdasarkan RPJMD Kabupaten Siak ditargetkan sebesar 98,74%, Perkembangan AMH Kabupaten Siak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik II.7
Grafik II.7
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013)
Keterangan : 2014 ( Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016) c. Ratarata lama Sekolah
Angka ratarata lama sekolah adalah ratarata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Ratarata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.
Angka ratarata lama sekolah penduduk Kabupaten Siak selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 lama ratarata sekolah mencapai 9,16 tahun dibandingkan tahun 2012 dan 2011 yang tidak mengalami perubahan, tetap pada angka 9,14 tahun untuk tahun 2014 rata rata lama sekolah dalam RPJMD Kabupaten Siak tahun 20112016 ditargetkan 9,23. Artinya ratarata penduduk di Kabupaten Siak untuk umur 15 tahun ke atas telah pernah mengenyam pendidikan formal minimal SMP. Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Siak untuk meningkatkan ratarata lama sekolah yaitu dengan
menjalankan Program Wajib Belajar 12 tahun sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tentang Wajib Belajar 12 Tahun. Perkembangan Angka ratarata lama sekolah penduduk Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik II.8.
Grafik. II.8
Ratarata lama Sekolah tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013)
Keterangan : 2014 ( Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016) 2) Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah yang bersekolah pada masingmasing jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah. APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu di suatu wilayah tertentu. Semakin tinggi APM berarti semakin banyak siswa usia sekolah yang bersekolah di wilayah tersebut. APM Kabupaten Siak tiga tahun terakhir pada semua jenjang pendidikan mengalami fluktuasi dalam setiap pencapainnya. Pada tahun 2013 APM tingkat SD/MI mencapai 89,15%, tingkat SMP/MTs mencapai 74,23%, dan SMA/MA/SMK mencapai 65,01%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat penduduk
usia sekolah pada masingmasing jenjang pendidikan yang tidak bersekolah.
APM untuk tingkat SD/MI pada tahun 2013 tiga kecamtan terendah terdapat pada Kecamatan Kerinci Kanan yaitu sebesar 79,81%, diikuti Kecamatan Kandis sebesar 82,55% dan Kecamatan Tualang sebesar 84,33%. APM untuk tingkat SMP/MTs pada tahun 2013 tiga kecamatan terendah terdapat pada Kecamatan Mempura yaitu sebesar 28,09%, diikuti Kecamatan Kerinci Kanan sebesar 59,30% dan Kecamatan Lubuk Dalam sebesar 62,69%. APM untuk tingkat SMA/MA/SMK pada tahun 2013 tiga kecamatan terendah terdapat pada Kecamatan Koto Gasib yaitu sebesar 42,58%, diikuti Kecamatan Kerinci Kanan sebesar 46,35% dan Kecamatan Pusako sebesar 50,90%. Perkembangan APM Kabupaten Siak menurut jenjang pendidikan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Tabel II.19.
Tabel II.19
Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Siak Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 – 2014
No. Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014 1 SD/MI Jumlah Siswa Kelompok Usia 712 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SD/MI Orang 60.860 60.076 61.764 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7 12 Tahun Orang 66.819 67.390 68.013 APM SD/MI % 91,08 89,15 90,81 2 SMP/MTs Jumlah Siswa Kelompok Usia 1315 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SMP/MTs Orang 21.972 22.016 23.584 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13 15 Tahun Orang 28.199 29.661 30.087 APM SMP/MTs % 77,92 74,23 78,39 3 SMA/MA/SMK
No. Uraian Satuan Nilai 2012 2013 2014 Jumlah Siswa Kelompok Usia 1618 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SMA/MA/SMK Orang 15.932 17.330 17.808 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16 18 Tahun Orang 25.860 26.658 27.160 APM SMA/MA/SMK % 61,61 65,01 65,57 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 Grafik II.9 Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 20112014 Kabupaten Siak Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 3) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu di suatu wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak siswa yang bersekolah di wilayah tersebut. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena terdapat siswa yang berusia di luar usia sekolah. APK Kabupaten Siak tiga tahun terakhir pada semua jenjang pendidikan mengalami fluktuasi dalam setiap pencapainnya. Pada tahun 2013 APK tingkat PAUD mencapai 49,67%, tingkat SD/MI mencapai 92,41%, tingkat SMP/MTs mencapai 80,40%, dan SMA/MA/SMK mencapai 65,01%. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi penduduk
Kabupaten Siak untuk bersekolah pada masingmasing jenjang pendidikan masih rendah. Dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan Program Wajib Belajar 12 Tahun diharapkan ke depan APK Kabupaten Siak dapat meningkat. Perkembangan APK Kabupaten Siak pada semua jenjang pendidikan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel II.20.
Tabel II.20
Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Siak Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 2014
No. Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014 1 PAUD Jumlah Siswa Pada Jenjang TK/RA Orang 13.621 15.530 11.045 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 46 Tahun Orang 30.952 31.269 31.388 APK PAUD % 44,01 49,67 35,19 2 SD/MI Jumlah Siswa yang Bersekolah Berjenjang Pendidikan SD/MI Orang 62.102 62.273 63.674 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 712 Tahun Orang 66.819 67.390 68.013 APK SD/MI % 92,94 92,41 93,62 3 SMP/MTs Jumlah Siswa yang Bersekolah Berjenjang Pendidikan SMP/MTs Orang 22.420 23.846 24.825 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 1315 Tahun Orang 28.199 29.661 30.087 APK SMP/MTs % 79,51 80,40 82,51 4 SMA/MA/SMK Jumlah Siswa yang Bersekolah Berjenjang Pendidikan SMA/MA/SMK Orang 16.092 17.330 17.988 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 1618 Tahun Orang 25.860 26.658 27.160 APK SMA/MA/SMK % 62,23 65,01 66,23 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 Grafik II.10
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 20122014 Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 4) Angka Kelulusan
Perkembangan Angka Kelulusan (AL) dan Angka Putus Sekolah (APS) pada masingmasing jenjang pendidikan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.11. Grafik. II.11 Angka kelulusan (AL) Kabupaten Siak Tahun 20122014 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 Grafik II.12
Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015 5) Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Jumlah bayi yang meninggal yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 50 orang dari 9.553 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung angka kematian bayi sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menglami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah bayi meninggal yang dilaporkan sebanyak 56 orang dari 8.633 kelahiran hidup. Target AKB tahun 2014 kurang dari 6 per 1.000 kelahiran hidup sudah tercapai. Perkembangan angka kematian bayi yang dilaporkan per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 .
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) yang Dilaporkan Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Siak 2015
Beberapa upaya yang dilakukan terkait penurunan AKB tersebut melalui dana APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2014 adalah Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dokter di Puskesmas dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Madu (MTBM). Sebanyak 15 orang Dokter Puskesmas selama 5 (lima) hari telah mengikuti pelatihan tersebut. Di samping itu juga dilaksanakan penelusuran sebab kematian bayi oleh Tim dari Kabupaten Siak untuk mengevaluasi faktor penyebab terjadinya kematian pada bayi.