BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Siak merupakan daerah bekas Kerajaan Siak yang didirikan pada tahun 1.723 Masehi, Kabupaten Siak ditetapkan berdasarkan UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 dengan ibu kota Siak Sri Indrapura, awal berdirinya terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Siak, Minas dan Sungai Apit tahun 2001 (8 Kecamatan) yaitu : Kecamatan Siak, Sungai Apit, Minas, Dayun, Kerinci Kanan, Tualang, Bunga Raya dan Sungai Mandau (90 Desa/Kel). Pada akhir tahun 2002 (11 Kecamatan) ditambah Kandis dan Koto Gasib, pemekaran tahun 2005 menjadi 13 Kecamatan (Sabak Auh dan Mempura) tahun 2007 menjadi 14 Kecamatan (Pusako Pecahan Bunga Raya), sebelumnya Siak berada dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis.
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1 Luas dan batas wilayah Administrasi
Koto Gasib, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Kerinci Kanan dan Kecamatan Dayun, bertambah 3 kecamatan menjadi 14 kecamatan yaitu :
Kecamatan Mempura merupakan pemekaran dari wilayah Kecamatan Siak, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 4 Tahun 2005;
Kecamatan Sabak Auh merupakan pemekaran dari wilayah
Kecamatan Sungai Apit, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 4 Tahun 2005; dan
Kecamatan Pusako merupakan pemekaran dari wilayah Kecamatan Bunga Raya, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 8 Tahun 2007.
Dengan semangat otonomi daerah dan implementasi Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan Penamaan Desa Menjadi Kampung, maka untuk melestarikan dan mengangkat istilah penamaan melayu untuk desa di Kabupaten Siak diganti menjadi Kampung. Selanjutnya Kabupaten Siak terdiri dari 122 Kampung dan 9 kelurahan. Luas masingmasing kecamatan dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut ini :
Tabel II.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Siak Tahun 2014
Kecamatan Ibukota Kampung/Jumlah
Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2) PersentaseLuas
1 2 3 4 5
1. Minas Minas 5 346,35 4,05
2. Kandis Kandis 11 1.493,65 17,45
3. Siak Siak Sri Indrapura 8 894,17 10,45
4. Sungai Apit Sungai Apit 15 1.346,33 15,73
5. Sungai Mandau Muara Kelantan 9 1.705,00 19,92
6. Kerinci Kanan Kerinci Kanan 12 128,66 1,50
7. Lubuk Dalam Lubuk Dalam 7 155,09 1,81
8. Tualang Perawang 9 343,6 4,01
Kecamatan Ibukota Kampung/Jumlah Kelurahan
Luas Wilayah
(Km2) PersentaseLuas
1 2 3 4 5
10. Dayun Dayun 11 232,24 2,71
11. Bunga Raya Bunga Raya 10 151 1,76
12. Mempura Benteng Hilir 8 437,45 5,11
13. Sabak Auh Bandar Sungai 8 73,38 0,86
14. Pusako Dusun Pusaka 7 544,47 6,36
Kabupaten Siak 131 8.556,09 100,00
Sumber: Siak Dalam Angka 2014
Gambar II.1
Peta Administrasi Kabupaten Siak
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Pekanbaru Propinsi Riau serta di sebelah timur berbatsan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau.
2.1.1.3 Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari iklim matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang berlaku di daerah ini juga iklim tropisdengan suhu udara berkisar antara 250C sampai dengan 370C dan kelembaban udara 88,9% per bulan. Menurut klasifikasi iklim Koppen, Kabupaten Siak dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan pada tahun 2014 mencapai 94 hari dan curah hujan sebesar 1.700 mm. Pada tahun 2013 rata– rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Bunga Raya yakni 232 mm per bulan per tahun. Sementara jumlah hari hujan paling banyak di Kecamatan Bunga Raya sejumlah 144 hari.
Iklim merupakan sumberdaya yang sangat
berharga dan memainkan peranan penting dalam pembangunan pertanian. Ketidak
menentuan pola curah hujan dan musim serta
anomali (penyimpangan) iklim merupakan
dampak dari perubahan iklim yang sudah dan akan terus
terjadi. Kondisi ini semakin dirasakan, antara lain dalam
bentuk ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama
penyakit, dan penurunan rendemen dan kualitas hasil pertanian.
Tabel. II.2
Perkembangan Jumlah Hari Hujan (HH) dan Jumlah Curah Hujan (MM) Tahun 20102014 Kabupaten Siak
Kabupa ten
2010 2011 2012 2013 2014
HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM
Siak na na na na 114 2.148 173 2.063 150 1.552
Keterangan : HH= Hari Hujan, MM=Milimeter, na=not available
Dengan menurunnya Jumlah hari hujan dan curah hujan berkolerasi positif terhadap kebakaran hutan dan lahan dan kabut asap sehingga kualitas udara menjadi sangat tidak sehat. Pada tahun 2014, kebakaran lahan dan hutan mulai banyak terjadi pada bulan Februari dan Maret bersama dengan musim kemarau dan pembukaan/pembersihan lahan gambut oleh petani.
Tabel II.3
Jumlah Titik Api Tahun 2014 Kabupaten Siak
Uraian BULAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Jumlah Titik
Api 5 150 130 0 8 22 21 10 10 10 0 0
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
Grafik II.1
Jumlah Titik Api Tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : BPBD Provinsi Riau (2015)
2.1.1.4 Hidrogeologi
setara dengan tanah podsolik merah kuning pada perbukitan dan tropaquepst atau setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai berkembang pada bagian daratan rendah, terutama di pinggiran sungai. Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy clay loam) dan galuh lempung yang makin ke dalam makin tinggi kadar lempungnya. Struktur tanah gembur sampai gumpal menyudut untuk horison Adan gumpal menyudut untuk horison B yang umumnya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah alluvium merupakan daerah rawarawa yang terjadi karena gambut yang mengalami proses sedimentasi dari sungaisungai didekatnya. Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan berupa dataran rendah yang berawarawa, Kabupaten Siak memiliki banyak Sungai. Sungai tersebar adalah sungai siak, kemudian Sungai Mandau, Sungai Rawa, Sungai Gasib, Sungai Siak Kecil, Sungai Apit dan Sungai Buatan. Selain perairan sungai, Kabupaten Siak juga memiliki beberapa danau/ tasik antara lain : Tasik Pulau Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Serai, Tasik Air Hitam dan Tasik Ketilau. Tasiktasik tersebut berpotensi untuk dijadikan budidaya perikanan air tawar serta pariwisata. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.4
Sungaisungai dan tasik yang berada di Kabupaten Siak tahun 2014
KECAMATAN NAMA SUNGAI NAMA TASIK
1 2 3
1. Minas Sungai Sialang, Minas, Mandi Angin, Kin, Uko dan Pekatar
Ketialau, Air Hitam, Besi, Tembatu Sonsang
2. Kandis Sungai Bakula, Mandau, Sam Sam,
Rangau, Tondano dan Palumpang
3. Siak Sungai Buantan Besar dan Siak
4. Sungai Apit Sungai Apit, Metas, Rawa dan Siak Pulau Atas, Tasik Rawa, Tasik Mungkal dan Tasik Belat
5. Sungai Mandau Sungai Mandau, Kampas, Takikabun,
Kelantan, Olak dan Bungkal Danau Tasik Betung,
KECAMATAN NAMA SUNGAI NAMA TASIK
7. Lubuk Dalam
8. Tualang Sungai Siak, Lukut dan Perawang
9. Koto Gasib Sungai Siak, Gasib dan Buatan
10. Dayun Sungai Sejuk Pulau Besar, Zamrud, Pulau
Bawah
11. Bunga Raya Sungai Siak dan Buantan
12. Mempura Sungai Mempura Besar dan Pinang 13. Sabak Auh Sungai Siak Kecil, Tengah dan Bayam
14. Pusako Sungai Siak dan Sungai Limau Tasik Naga
Sumber : Bagian Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten Siak
Sungai siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung Kanan dan Tapung Kiri yang anakanak sungainya berasal dari wilayah Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Bengkalis. Sungai Tapung Kanan berasal dari anakanak sungai Paturuk, Karas Takuana, Suram, Lindai dan Siangkala.
Sungai mandau merupakan sungai yang cukup penting yang dibagian hulunya merupakan rawa dengan fisiografi kubah gambut. Formasi ini memiliki kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah yang dangkal, sehingga dengan evapotranspirasi dari air hujan yang meresap melalui air tanah dari kawasan hutan disekitarnya. Oleh karena itu, hutan memegang peranan penting bagi penyediaan air tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan hutan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi hidrografi di daerah ini. Pelepasan air dari kawasan ini merupakan pensuplay utama aliaran air yang masuk melalui anakanak sungai yang lain masuk ke sungai Mandau yang airnya berwarna coklat kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir terdapat di sepanjang Sungai Siak yang kesemuanya akan memberikan kontribusi terhadap kualitas perairan di Sungai Siak.
2.1.1.5 Penggunaan Lahan
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.5. Penggunaan lahan terluas adalah lahan lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus, dan lain lain) yaitu sebesar 200.603 Ha atau sebesar 25,38%.
Tabel II.5
Luas Lahan Kabupaten Siak Menurut Penggunaan Tahun 2014
PENGGUNAAN LUAS (HA) PROPORSI
(%)
1 2 3
Lahan Sawah 4.675 0,55%
Tegal/Kebun 25.812 3,02%
Ladang/Huma 9.351 1,09%
Perkebunan 200.648 23,45%
Hutan Rakyat 111.799 13,07%
Padang Penggembalaan/Rumput 216 0,03%
Sementara Tidak Diusahakan 7.685 0,90%
Lainnya (Tambak, Kolam, Empang, Dll) 145 0,02%
Rumah Bangunan/Halaman 179.665 21,00%
Hutan Negara 79.958 9,35%
Rawa 18.479 2,16%
Lainnya (Jalan, Sungai, Danau, Lahan Tandus, Dll) 217.176 25,38%
Jumlah 855.609 100,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab. Siak, 2015
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional, yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung dapat diklasifikasikan menjadi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Zona penyangga (±222.426 Ha) dan Zona transisi (±304.123 Ha). Sebaran penggunaan lahan dapat dilihat pada gambar II.2
Gambar II.2
Pengunaan Lahan Kabupaten Siak
2.1.1.6 Kondisi Demografi
merata di wilayah kecamatan. Sebaran penduduk terbanyak, yaitu 26,83% penduduk tinggal di Kecamatan Tualang. Sebaran terbanyak kedua sebesar 17,47% berada di Kecamatan Kandis, dan berikutnya adalah Kecamatan Dayun sebesar 6,91%. Tiga kecamatan dengan distribusi penduduk terendah yaitu Kecamatan Sabak Auh (2,71%), Kecamatan Sungai Mandau (1,58%) dan Kecamatan Pusako (1,41%). Komposisi Penduduk Kabupaten Siak menurut jenis kelamin terdiri atas lakilaki 245.429 jiwa (52,07%) dan perempuan 225.901 jiwa (47,93%). Perbandingan jumlah penduduk lakilaki dan perempuan menghasilkan sex rasio Kabupaten Siak sebesar 108 yang berarti jumlah penduduk lakilaki lebih besar dari pada jumlah penduduk
Kecamatan LakiLaki PendudukPerempuan Jumlah
1 2 3 4
1. Minas 16.737 15.202 31.939
2. Kandis 42.873 39.476 82.349
3. Siak 14.209 13.339 27.548
4. Sungai Apit 15.983 14.946 30.929
5. Sungai Mandau 3.837 3.608 7.445
6. Kerinci Kanan 13.556 12.271 25.827
7. Lubuk Dalam 10.777 10.023 20.800
8. Tualang 66.102 60.340 126.442
9. Koto Gasib 12.093 11.395 23.488
10. Dayun 17.052 15.539 32.591
11. Bunga Raya 13.699 12.493 26.192
12. Mempura 8.424 7.899 16.323
13. Sabak Auh 6.622 6.167 12.789
14. Pusako 3.465 3.203 6.668
Kabupaten Siak 245.429 225.901 471.330
Ditinjau dari kelompok usia, pada tahun 2014 dari jumlah penduduk yang berjumlah 471.330 jiwa terdapat 320.159 jiwa atau 67,93% penduduk usia produktif yaitu kelompok usia antara 1564 tahun dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berusia 3034 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Siak memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dimobilisasi pada berbagai sektor pembangunan daerah. Untuk itu pemerintah daerah dituntut berperan dalam meningkatkan ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat sehingga dapat membuka lapangan usaha seluasluasnya bagi penduduk usia produktif yang pada akhirnya dapat menekan lajunya angka pengangguran terbuka. Penduduk usia muda (belum produktif) yaitu kelompok usia antara 014 tahun berjumlah 141.196 jiwa atau 29,96% dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berusia 1014 tahun. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah untuk mempersiapkan generasi muda sebagai asset daerah baik melalui peningkatan kualitas kesehatan maupun pendidikan. Sedangkan untuk penduduk usia tua (tidak produktif) yaitu kelompok usia lebih dari 65 tahun berjumlah 9.975 jiwa atau 2,12%, dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berusia 6539 tahun. Perlu disiapkan pelayanan khusus bagi penduduk usia tua baik pelayanan kesehatan, bantuan sosial bagi lanjut usia serta membangun sarana sosial seperti panti jompo. Lebih rinci sebagaimana tertera dalam Tabel II.7 berikut ini :
Tabel II.7
Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia Kabupaten Siak Tahun 2014
Struktur Usia LakiLaki Perempuan Jumlah
1 2 3 4
04 18.995 17.320 36.315
59 26.417 25.051 51.468
1014 27.595 25.818 53.413
1519 22.982 21.801 44.783
Struktur Usia LakiLaki Perempuan Jumlah
2529 21.057 21.288 42.345
3034 23.211 22.732 45.943
3539 22.048 20.598 42.646
4044 19.686 17.462 37.148
4549 15.934 13.010 28.944
5054 10.172 8.145 18.317
5559 6.641 5.197 11.838
6064 4.657 3.509 8.166
6569 2.232 1.909 4.141
7074 1.774 1.409 3.183
>75 1.450 1.201 2.651
Kabupaten Siak 245.429 225.901 471.330
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015 Grafik II.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak, 2015 Gambar II.3
2.1.1.7 Wilayah Rawan Bencana
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan.
memiliki sifat batuan pada satuan perbukitan yang stabil sehingga potensi untuk terjadinya gerakan tanah dan erosi yang menyebabkan longsor sangat kecil. Namun, karena sebagian besar wilayahnya relatif datar (1430 mdpl), potensi untuk terjadinya banjir cukup besar di beberapa tempat terutama didaerah sepanjang Sungai Siak. Berdasarkan perhitungan siklus hidrologi dimana terjadi surplus air sekitar 15% manjadi aliran permukaan dari curah hujan ratarata bulanan, maka kemungkinan terjadinya banjir musiman pada bulanbulan basah. Kecamatan yang rawan terjadinya banjir adalah Kecamatan Sungai Mandau, Siak, Sungai Apit, Mempura dan perbatasan Kecamatan Minas dan Sungai Mandau.
Kabupaten Siak berpotensi bahaya erosi atau lebih tepatnya abrasi pantai di sepanjang pesisir Kecamatan Sungai Apit. Karakteristik struktur geologi dan jenis tanah di pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit terdiri dari jenis endapan permukaan pantai dan sungai dengan komposisi struktur tanahnya sebagian besar adalah kerikil pasir dan lempung. Jenis tanah ini menjadi faktor material yang berpengaruh besar terhadap proses pengikisan tanah di pantai dan sempadan sungai.
2.1.1.8 Potensi pengembangan wilayah a. Potensi Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak dan memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Siak selain sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
(cadangan LP2B) seluas 2.610 hektar, sehingga luas total potensi lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 7.285 hektar. Potensi lahan sawah terbesar terdapat di 4 (empat) kecamatan yaitu seluas 8.078 hektar. Selain itu juga diikuti oleh tanaman jagung dengan jumlah produksi sebesar 479 ton dan memiliki luas panen seluas 209 hektar serta diikuti oleh komoditi unggulan lainnya. Data ini memberikan gambaran bahwa tanaman padi masih mendominasi sektor pertanian di Kabupaten Siak. Peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada Tabel II.8.
Tabel II.8
Peningkatan Produksi Pertanian Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Jenis Tanaman
2012 2013 2014
Produksi
Padi 32.298 7.982 36.978 8.359 40.394 8.078
Jagung 681 296 474 207 479 209
Kedelai 28 26 9 9 12 11
Kacang tanah 98 105 70 75 56 60
Kacang hijau 17 17 3 3 2 2
Ubi Kayu 5.930 228 5.846 218 7.169 281
Ubi Jalar 600 72 442 55 464 56
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak, 2015
Tabel II.9
Peningkatan Populasi dan Produksi Ternak Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
JenisTernak Satuan 2012 2013 2014
Ternak Besar
Sapi Ekor 16.022 17.533 19.055
Kerbau Ekor 466 479 471
Ternak Kecil
Kambing Ekor 16.893 17.464 19.864
Unggas
Ayam Buras Ekor 99.029 243.071 255.071
Itik Ekor 13.215 28.047 31.047
Produksi Hasil Peternakan
Produksi Daging Ton 2.291,4 2.362,14 2.716,44
Produksi Telur Ton 192 400 464
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
Selain produksi daging dari ternak sapi, kotoran sapi juga dapat diolah menjadi pupuk padat dan urine sapi diolah menjadi pupuk cair. Di Kabupaten Siak terdapat kelompok ternak yaitu kelompok Karya Tunggal Desa Rawang Kao Kecamatan Lubuk Dalam yang telah berhasil memproduksi pupuk cair atau urine sapi serta telah mendapatkan izin merek dari Dirjen HAKI dengan produksi pupuk cair per bulan sebesar 8.300 liter dan produksi pupuk padat per bulan sebesar 5.000 Kg.
c. Potensi Perikanan
jenis ikan Kabupaten Siak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.10.
Tabel II.10
Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar Menurut Jenis Ikan Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Jenis 2012 Produksi
(Ton) 2013(Ton) 2014(Ton)
Ikan Mas 18.647 33.665 28,61
Ikan Nila 161.756 156.075 155,33
Ikan Gurami 51.025 77.329 273,14
Ikan Lele Dumbo 518.612 566.916 492,18
Ikan Patin/Jambal Siam 71.896 72.596 226,93
Ikan Bawal 32.193 24.391 44,53
Jumlah 854.129 930.972 1.220,71
Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak, 2015
d. Potensi Perkebunan
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 luas lahan perkebunan kelapa sawit yaitu seluas 287.079 hektar, diikuti oleh karet seluas 15.568 hektar, sagu seluas 11.522 hektar, kelapa seluas 1.657 hektar, dan kakao seluas 66 hektar. Selain memiliki luas lahan perkebunan yang paling luas, kelapa sawit juga mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu sebesar 952.918 ton, diikuti karet sebesar 10.494 ton, sagu sebesar 19.904 ton, kelapa sebesar 1.238 ton dan kakao sebesar 21 ton. Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.11.
Tabel II.11
Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Siak Tahun 2012 2014
Jenis Tanaman
2012 2013 2014
Luas
Lahan (Ha) Produksi(Ton) Lahan (Ha)Luas Produksi(Ton) Lahan (Ha)Luas Produksi(Ton)
1 2 3 4 5 6 7
Kelapa Sawit 287.065,00 875.777,00 287.782,00 925.010,00 287.079,00 952.918,00
Karet 15.011,00 8.731,00 16.129,00 7.039,00 15.568,00 10.494,00
Sagu 11.557,00 20.779,00 11.557,00 19.904,00 11.522,00 19.904,00
Kelapa 1.667,00 1.554,00 1.657,00 894,00 1.657,00 1.238,00
Kakao 67,00 25,00 66,00 21,00 66,00 21,00
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, 2015
e. Potensi Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton
buton menuju jalur pelayaran internasional dapat dilakukan melalui tiga rute yaitu :
– Pelabuhan ButonDumaiSelat Malaka dengan jarak 148 kilometer dan waktu tempuh 6,5 jam
– Pelabuhan ButonSelat asam selat malaka dengan jarak 112,2 kilometer dan waktu tempuh 4,41 jam
– Pelabuhan butonselat lalangselat malaka dengan jarak 186,9 kilometer dan waktu tempuh 7,44 jam
Kawasan industri dan pelabuhan Tanjung Buton memliki lahan seluas 5.192 Ha yang telah dibebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Siak. Dari luas kawasan tersebut, 600 Ha telah bersertifikat HPL dari BPN. Pengembangan tahap pertama di atas lahan seluas 600 Ha, 300 Ha untuk kawasan industri dan 300 Ha untuk pelabuhan. Telah dibangun pelabuhan dermaga, trestle laut, turap, trestle darat serta timbunan. Sejak tahun 2012 telah memiliki izin operasional sementara dari Kementerian Perhubungan dengan Surat Nomor PP103/3/3/DP12 tanggal 12 Juli 2012. Pengelola Kawasan Industri oleh BUMD PT. Kawasan Industri Tanjung Buton (PT. KITB) dan PT. Samudra Siak sebagai Badan Usaha Pelabuhan. Kawasan pelabuhan tanjung buton sudah dimanfaatkan untuk aktifitas bongkar oleh beberapa perusahaan (PT. Astra Group, BOB PT. BSP dan PT. Pertamina Hulu Energi, PT. Pekan Perkasa, PT. Wahana Meta Riau, Petro Gold Malaysia).
f. Potensi Pariwisata
Potensi wisata Kabupaten Siak didominasi oleh objekobjek wisata sejarah hasil peninggalan kerajaan Siak yang dahulunya merupakan bekas sebuah kerajaan besar melayu yang didirikan pada Tahun 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah atau disebut sebagai Raja Kecik. Beberapa situs peninggalan bersejarah kerajaan Siak yang merupakan potensi sebagai tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara antara lain: Istana Asserayah el Hasyimiyah atau Istana Siak, Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Sultan Sultan Syarif Kasim XII, Makam Sultan Syarif Kasim XII, Makam Koto Tinggi, Tangsi Belanda. Selain potensi wisata sejarah sebagaimana tersebut di atas, Kabupaten Siak juga memiliki potensi wisata lainnya, antara lain : wisata budaya, wisata alam dan wisata buatan. Wisata budaya antara lain Upacara adat perkawinan, Tenun Siak dan Kesenian Tradisional terdiri dari tari zapin, olang olang dan joget, musik kompang, gambus dan silat bedah, sastra syair, pantun, bidal dan gurindam. Wisata alam terdiri dari : Danau Zamrud, Danau Pulau Besar/Danau Bawah, Tasik Betung, Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu, Danau Naga Sakti, Danau Km. 51 Gasib, dan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Kasim. Sedangkan wisata buatan terdiri dari Jembatan Siak (Tengku Agung Sultanah Latifah), Queen Star Water Park, Wisata Kuliner, Pusat Pelatihan Gajah, Islamic Center, Gedung LAM Siak.
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Unitunit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) sektor atau lapangan usaha, yaitu: 1) Pertanian, Perternakan, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan, 2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4) Listrik, Gas dan Air, 5) Bangunan/Konstruksi, 6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7) Angkutan dan Komunikasi, 8) Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan, dan 9) Jasajasa.
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2013 berjumlah Rp.13.464.261,95 juta. Kontribusi terbesar pada sektor Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar 65,25% dan terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 17,88% dari total PDRB. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,03%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada
o Sektor (Juta Rp)2012 % (Juta Rp)2013 %
1 Pertanian 1.332.181,67 9,59 1.412.816,31 10,49
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 41.769,73 0,30 45.246,24 0,34
9 JasaJasa 207.969,94 1,50 225.256,21 1,67
Jumlah 13.897.145,05 100,00 13.464.261,95 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB dengan migas Kabupaten Siak atas dasar harga berlaku tahun 2013 berjumlah Rp.57.515.706,73 juta. Kontribusi terbesar pada sektor Pertambangan & Penggalian yaitu sebesar 39,88% dan terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 32,15% dari total PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,04%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Siak dari tahun
o Sektor (Juta Rp)2012 % (Juta Rp)2013 %
1 Pertanian 9.370.576,62 17,78 10.570.411,75 18,38
2 Pertambangan & Penggalian 22.735.589,85 43,13 22.935.980,50 39,88 3 Industri Pengolahan 16.218.833,99 30,77 18.489.699,97 32,15 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 16.717,25 0,03 20.811,93 0,04
5 Konstruksi 1.523.221,63 2,89 1.836.926,01 3,19
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.288.264,23 2,44 1.639.778,06 2,85 7 Pengangkutan & Komunikasi 178.455,16 0,34 212.617,13 0,37 8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 284.373,79 0,54 366.038,86 0,64
9 JasaJasa 1.099.773,50 2,09 1.443.442,52 2,51
Jumlah 52.715.806,02 100,00 57.515.706,73 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
tanpa migas atas dasar harga konstan tahun 2000 Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel II.14.
(Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 1.332.181,67 30,23 1.412.816,31 30,04 2 Pertambangan & Penggalian 23429,83 0,53 24897,11 0,53 3 Industri Pengolahan 2.266.949,73 51,44 2.407.299,07 51,18 4 Listrik,Gas & Air Bersih 3.887,48 0,09 4.225,41 0,09 5 Bangunan/Konstruksi 153.524,61 3,48 161.337,19 3,43 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 293.084,62 6,65 327.497,65 6,96 7 Pengangkutan & Komunikasi 84.382,97 1,91 94.689,91 2,01 8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 41.769,73 0,95 45.246,24 0,96
9 JasaJasa 207.969,94 4,72 225.256,21 4,79
Jumlah 4.407.180,58 100,00 4.703.265,10 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
PDRB tanpa migas Kabupaten Siak atas dasar harga berlaku tahun 2013 berjumlah Rp.34.802.480,62 juta. Kontribusi terbesar pada sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 53,13% dan terbesar kedua adalah sektor Pertanian sebesar 30,37% dari total PDRB. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB yaitu sebesar 0,06%. Perkembangan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel II.15.
Tabel II.15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2013
No Sektor 2012 2013
(Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 9.370.576,62 31,09 10.570.411,75 30,37
2 Pertambangan & Penggalian 164042,15 0,54 222754,39 0,64 3 Industri Pengolahan 16.218.833,99 53,80 18.489.699,97 53,13 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 16.717,25 0,06 20.811,93 0,06
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.288.264,23 4,27 1.639.778,06 4,71 7 Pengangkutan & Komunikasi 178.455,16 0,59 212.617,13 0,61 8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 284.373,79 0,94 366.038,86 1,05
9 JasaJasa 1.099.773,50 3,65 1.443.442,52 4,15
Jumlah 30.144.258,32 100,00 34.802.480,62 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 2014
2) PDRB Per Kapita
Tujuan pembangunan ekonomi dan sosial adalah meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat tersebut, dan dengan disertai pengurangan masyarakat miskin, yang antara lain dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan perbaikan derajat kesehatan yang pada akhirnya akan membawa kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Peningkatan PDRB per kapita menjadi salah satu tolok ukur terhadap pencapaian kemakmuran suatu masyarakat dalam satu daerah. PDRB per kapita adalah salah satu indikator ekonomi yang cukup penting, yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran yang telah dicapai penduduk pada suatu daerah. PDRB per kapita dapat dibahasakan sebagai ratarata nilai tambah yang dihasilkan oleh satu orang penduduk pada suatu daerah. Bila disajikan secara berkala, data tersebut akan dapat menunjukkan adanya perubahan kemakmuran yang terjadi di daerah tersebut, sehingga dapat diinterpretasikan apakah perubahannya menunjukkan ke arah yang semakin membaik atau sebaliknya. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB suatu daerah dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang ada di daerah tersebut. Dengan demikian jumlah penduduk yang ada di suatu daerah sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai PDRB per kapita.
Kabupaten Siak dapat menciptakan nilai tambah (value added) sebesar 83,60 juta rupiah dalam setahun. Tabel 6.10 menunjukkan bahwa angka PDRB per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku selama kurun waktu 20112013 terus mengalami peningkatan; yaitu dari 66,28 juta rupiah pada tahun 2011, naik menjadi 74,20 juta rupiah di tahun 2012, kemudian menjadi 83,60 juta rupiah pada tahun 2013.
Dalam periode yang sama secara riil PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 juga menunjukkan tren yang meningkat yakni 10,46 juta rupiah di tahun 2011, kemudian di tahun 2012 menjadi 10,91 juta rupiah dan 11,30 juta rupiah di tahun 2013.
grafik II.3
Perkembangan PDRB Per Kapita Tanpa Migas Kabupaten Siak Tahun 2012 2013 (Juta Rupiah)
Sumber : PDRB Kabupaten/Kota SeProvinsi Riau 2012 – 2014
3) Inflasi
tertinggi terjadi pada bulan November dan Desember 2014. Tekanan Inflasi pada bulanbulan tersebut terjadi akibat kebijakan pemerintah menaikan bahan bakar Minyak (BBM) yang berimbaspada kenaikan harga pada komoditaskomoditas lainnya. Disamping itu kenaikan harga LPG dan Tarif Tenaga Listrik secara progresif dari Juli 2014 turut memicu tingginya inflasi mulai pertengahkan tahun 2014.
Grafik II.4
Perkembangan Inflasi Umum Bulanan Kota Siak Sri Indrapura Tahun 20142015
Memasuki triwulan pertama tahun 2015, Kondisi tingkat harga secara umum di Kota Siak Sri Indrapura mengalami penurunan disbanding bulanbulan sebelumnya. Disamping momen hari Raya dan tahun baru telah usai, pada triwulan ini pasokan bahan makanan mulai normal, disamping adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) pada pertengahan bulan Januari 2015, yang sebelumnya naik cukup tinggi.
tinggi, Seperti kelompok transport, Komunikasi dan jasa keuangan (Kelompok 7), Kelompok perumakan, air, listrik, gas dan bahan bakar (Kelompok 3), dan imbasnya juga terjadi pada kelompok bahan makanan (kelompok 1).
Pada triwulan I 2015 terjadi deflasi sebesar 0,98 persen, yang merupakan deflasi tertinggi (inflasi terendah) selama lima triwulan ini. Bila triwulan sebelumnya pemerintah telah menaikkan harga BBM subsidi dan menjadi pemicu inflasi tinggi, maka kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali harga BBM pada triwulan ini juga menjadi pemicu deflasi. Kelompok yang berkaitan langsung dengan BBM yakni kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 3,41 persen. Disamping itu, Pasokan bahan makanan yang cukup normal dan turunnya harga pada kelompok transportasi, memicu penurunan harga pada kelompok bahan makanan.
Pada triwulan I 2015, Secara Umum Kota Siak Sri Insdrapura mengalami deflasi sebesar 0,98 persen, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 112,42 pada triwulan IV 2014 menjadi 111,33 pada awal triwulan I 2015. Dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 7,51 persen dengan andil/share 2,14 persen, dan kelompok transport, Komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,41 persen dengan andil/share 0,56 persen.
persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,41 persen dengan andil/share 0,03 persen.
Tabel II.16
Inflasi Kota Siak Sri Indrapura triwulan I 2015 dan andil inflasi menurut kelompok pengeluaran (2013=100)
Kelompok Pengeluaran IHK trw .IV 2014 IHK trw . I2015 Inflasi Trw.I2015 Andil/share
Umum/ Total 112.43 111.33 0.98 0.98
Bahan Makanan 120.58 111.52 7.51 2.14
Makanan Jadi, Minuman ,
Rokok & tembakau 107.27 112.12 4.52 0.89
Perumahan, Air, Listrik, Gas &
Bahan Bakar 112.71 116.23 3.13 0.61
Sandang 104.53 106.26 1.94 0.11
Kesehatan 108.61 111.42 2.58 0.08
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga 103.06 103.48 0.41 0.03
Transport, Komunikasi dan
Jasa Keuangan 113.62 109.75 3.41 0.56
4) Angka Kemiskinan
Angka Kemiskinan dihitung berdasarkan Standar Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan adalah pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Persentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Siak selama 3 (tiga) tahun meskipun naik namun masih di bawah angka kemiskinan Provinsi Riau dan Nasional. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Perkembangan kemiskinan di Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel II.17
Tabel II.17
Angka Kemiskinan Kabupaten Siak Tahun 2012 2013
No. Uraian 2012 2013
1 Garis Kemiskinan (Rp) 316.774,00 336.671,00 2 Persentase Penduduk Miskin Tahun 2011
3 Jumlah Penduduk Miskin (000) Tahun
20112013 (%) 21,20 23,21
Sumber : BPS Kabupaten Siak, 2014
Untuk menekan lajunya angka kemiskinan di Kabupaten Siak, Pemerintah Kabupaten Siak telah membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Siak serta telah menetapkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 10 tahun 2012 tentang penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Siak. Berdasarkan basis data terpadu yang telah dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, jumlah rumah tangga miskin berjumlah 17.300 rumah tangga (KK) dengan total penduduk miskin sebanyak 73.369 individu.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Siak dalam mengurangi tingkat kemiskinan telah diupayakan, hal ini sejalan dengan adanya program MDGs (Millennium Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak dalam rangka menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Siak melalui beberapa program penanggulangan kemiskinan diantaranya :
1. Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga: subsidi Raskin, sembako murah 2 (dua ) kali dalam setahun, rumah layak huni 140 unit per tahun, beasiswa dan bantuan peralatan sekolah keluarga miskin (pakaian, sepatu dan tas sekolah), bantuan sosial fakir miskin, yatim piatu dan penyandang cacat serta bantuan rumah tangga miskin lansia terlantar per bulan Rp.200.000.
2. Program berbasis pemberdayaan masyarakat : pelatihan otomotif, menjahit, bordir, pengelasan dan manajemen kewirausahaan.
penyelenggaraan promosi produk, peningkatan kemitraan usaha.
4. Programprogram lain yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin : bantuan alat dan bibit pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan, bantuan KUBE, bantuan zakat produktif dan konsumtif dari BAZ serta bantuan CSR.
5) Kriminalitas
Keamanan suatu daerah ditandai dengan semakin rendahnya tingkat kriminalitas yang terjadi. Suatu kondisi yang aman memberikan daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selain itu kondisi yang aman juga dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Untuk menciptakan keamanan suatu daerah sangat diperlukan peran serta semua pihak baik pemerintah, aparat keamanan maupun masyarakat. Adapun jumlah kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Siak selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel II.18.
Tabel II.18
Jumlah Kriminalitas Kabupaten Siak Tahun 2012 2014
No Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
1 Volume kayu yang dicuri M3 6,0 9,5 5,75
2 Jumlah kayu yang dicuri Kasus 24 5 9
3 Jumlah lokasi pencurian dan
penyelundupan Lokasi 24 5 9
4 Jumlah perkara yang dilaporkan
No Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014
Perdata Perkara
Politik dan HAM Perkara
Lalu Lintas Perkara 268 251 212
5 Jumlah Tindak Kriminal
Jumlah kasus Narkoba Kasus 39 47 50
Jumlah kasus Pembunuhan Kasus 4 5 4
Jumlah kasus Seksual Kasus 42 42 45
Jumlah kasus Penganiayaan Kasus 85 77 91 Jumlah kasus Pencurian Kasus 414 386 462
Jumlah kasus Penipuan Kasus 37 30 43
Jumlah kasus Pemalsuan Uang Kasus 1 6 Jumlah Tindak Kriminal yang ditangani
Jumlah kasus Narkoba Kasus 39 47 50
Jumlah kasus Pembunuhan Kasus 3 2 4
Jumlah kasus Seksual Kasus 33 28 45
Jumlah kasus Penganiayaan Kasus 61 59 91 Jumlah kasus Pencurian Kasus 194 171 462
Jumlah kasus Penipuan Kasus 18 22 43
Jumlah kasus Pemalsuan Uang Kasus 1 7 Aparat dan Sarana Keamanan
Jumlah aparat keamanan (Polisi) Orang 585 562 599 Jumlah Pos Keamanan (Polisi) Unit 27 27 11
Sumber : Kepolisian Resor Siak, 2015
Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Siak telah membangun Posko Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (BABINKAMTIBMAS) pada sejumlah desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Siak, yakni sebanyak 83 Posko dan menjadi percontohan BABINKAMTIBMAS di tingkat nasional oleh Kepolisian Republik Indonesia.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
kelulusan, angka kematian bayi, angka usia harapan hidup, dan rasio penduduk yang bekerja, capaian MDG’S.
1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur dengan angka melek huruf dan ratarata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan perkapita yang disesuaikan.
IPM Kabupaten Siak dari tahun ketahun mengalami peningkatan ratarata pertumbuhan IPM meningkat 0,27%, pada tahun 2010 IPM sebesar 76,46 dan terus mengalami peningkatan menjadi 77,69 pada tahun 2014 bila dibandingkan target RPJMD Kabupaten Siak tahun 20112016 yaitu 78,11 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik. II.5
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keterangan : (* Angka prediksi
Komponen pembentukan IPM terdiri dari Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan ratarata lama sekolah.
a. Angka Harapan Hidup(AHH)
Angka harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup pada suatu umur x adalah ratarata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tinggi rendahnya angka harapan hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi angka harapan hidup suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut semakin baik pula. Angka harapan hidup juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Berdasarkan data pada gambar berikut dapat dilihat bahwa angka harapan hidup di Kabupaten Siak selama 3 (tiga) tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam RPJMD Kabupaten Siak tahun 20112016 angka harapan hidup pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 72,13 atau meningkat dari tahuntahun sebelumnya.
Grafik. II.6
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013) Keterangan : (* Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016
b. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf (AMH) menggambarkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diukur dari aspek pendidikan. Indikator AMH diambil dari penduduk dewasa (umur 15 tahun ke atas) yang dapat membaca dan menulis minimal katakata atau kalimat sederhana
aksara tertentu, baik huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf
Kabupaten Siak selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 AMH Kabupaten Siak mencapai 98,69% atau sebesar 1,31% penduduk Kabupaten Siak masih berada dalam kategori tidak melek huruf. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia Kabupaten Siak sangat baik jika diukur dari aspek pendidikan. Pada tahun 2014 berdasarkan RPJMD Kabupaten Siak ditargetkan sebesar 98,74%, Perkembangan AMH Kabupaten Siak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik II.7
Grafik II.7
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013)
Keterangan : 2014 ( Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016)
c. Ratarata lama Sekolah
Angka ratarata lama sekolah adalah ratarata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Ratarata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.
menjalankan Program Wajib Belajar 12 tahun sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 Tentang Wajib Belajar 12 Tahun. Perkembangan Angka ratarata lama sekolah penduduk Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik II.8.
Grafik. II.8
Ratarata lama Sekolah tahun 20102014 Kabupaten Siak
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2011-2013)
Keterangan : 2014 ( Angka prediksi RPJMD Kab. Siak 2011-2016)
2) Angka Partisipasi Murni (APM)
usia sekolah pada masingmasing jenjang pendidikan yang tidak bersekolah.
APM untuk tingkat SD/MI pada tahun 2013 tiga kecamtan terendah terdapat pada Kecamatan Kerinci Kanan yaitu sebesar 79,81%, diikuti Kecamatan Kandis sebesar 82,55% dan Kecamatan Tualang sebesar 84,33%. APM untuk tingkat SMP/MTs pada tahun 2013 tiga kecamatan terendah terdapat pada Kecamatan Mempura yaitu sebesar 28,09%, diikuti Kecamatan Kerinci Kanan sebesar 59,30% dan Kecamatan Lubuk Dalam sebesar 62,69%. APM untuk tingkat SMA/MA/SMK pada tahun 2013 tiga kecamatan terendah terdapat pada Kecamatan Koto Gasib yaitu sebesar 42,58%, diikuti Kecamatan Kerinci Kanan sebesar 46,35% dan Kecamatan Pusako sebesar 50,90%. Perkembangan APM Kabupaten Siak menurut jenjang pendidikan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Tabel II.19.
Tabel II.19
Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Siak Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 – 2014
No. Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014
1 SD/MI
Jumlah Siswa Kelompok Usia 712 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SD/MI
Orang 60.860 60.076 61.764
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7
12 Tahun Orang 66.819 67.390 68.013
APM SD/MI % 91,08 89,15 90,81
2 SMP/MTs
Jumlah Siswa Kelompok Usia 1315 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SMP/MTs
Orang 21.972 22.016 23.584
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13 15 Tahun
Orang 28.199 29.661 30.087
APM SMP/MTs % 77,92 74,23 78,39
No. Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014
Jumlah Siswa Kelompok Usia 1618 Tahun yang Bersekolah di Jenjang Pendidikan SMA/MA/SMK
Orang 15.932 17.330 17.808
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16
18 Tahun Orang 25.860 26.658 27.160
APM SMA/MA/SMK % 61,61 65,01 65,57
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
Grafik II.9
Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 20112014 Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
3) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kabupaten Siak untuk bersekolah pada masingmasing jenjang pendidikan masih rendah. Dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan Program Wajib Belajar 12 Tahun diharapkan ke depan APK Kabupaten Siak dapat meningkat. Perkembangan APK Kabupaten Siak pada semua jenjang pendidikan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel II.20.
Tabel II.20
Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Siak Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 2014
No. Uraian Satuan Nilai
2012 2013 2014
1 PAUD
Jumlah Siswa Pada Jenjang TK/RA Orang 13.621 15.530 11.045 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 46
Tahun Orang 30.952 31.269 31.388
APK PAUD % 44,01 49,67 35,19
2 SD/MI
Jumlah Siswa yang Bersekolah
Berjenjang Pendidikan SD/MI Orang 62.102 62.273 63.674 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 712
Tahun Orang 66.819 67.390 68.013
APK SD/MI % 92,94 92,41 93,62
3 SMP/MTs
Jumlah Siswa yang Bersekolah Berjenjang Pendidikan SMP/MTs
Orang 22.420 23.846 24.825
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 1315
Tahun Orang 28.199 29.661 30.087
APK SMP/MTs % 79,51 80,40 82,51
4 SMA/MA/SMK
Jumlah Siswa yang Bersekolah
Berjenjang Pendidikan SMA/MA/SMK Orang 16.092 17.330 17.988 Jumlah Penduduk Kelompok Usia 1618
Tahun Orang 25.860 26.658 27.160
APK SMA/MA/SMK % 62,23 65,01 66,23
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 20122014 Kabupaten Siak
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
4) Angka Kelulusan
Perkembangan Angka Kelulusan (AL) dan Angka Putus Sekolah (APS) pada masingmasing jenjang pendidikan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.11.
Grafik. II.11
Angka kelulusan (AL) Kabupaten Siak Tahun 20122014
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, 2015
5) Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Jumlah bayi yang meninggal yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 50 orang dari 9.553 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung angka kematian bayi sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menglami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah bayi meninggal yang dilaporkan sebanyak 56 orang dari 8.633 kelahiran hidup. Target AKB tahun 2014 kurang dari 6 per 1.000 kelahiran hidup sudah tercapai. Perkembangan angka kematian bayi yang dilaporkan per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 .
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) yang Dilaporkan Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Siak 2015
Beberapa upaya yang dilakukan terkait penurunan AKB tersebut melalui dana APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2014 adalah Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dokter di Puskesmas dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Madu (MTBM). Sebanyak 15 orang Dokter Puskesmas selama 5 (lima) hari telah mengikuti pelatihan tersebut. Di samping itu juga dilaksanakan penelusuran sebab kematian bayi oleh Tim dari Kabupaten Siak untuk mengevaluasi faktor penyebab terjadinya kematian pada bayi.
6) Angka Kematian Balita (AKBA)
2012. Target MDGs tahun 2015 AKBA ≤ 32 sudah tercapai. Di samping itu juga dilaksanakan penelusuran sebab kematian balita oleh Tim dari Kabupaten Siak untuk mengevaluasi faktor penyebab terjadinya kematian pada balita. Perkembangan angka kematian balita yang dilaporkan per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar II.14
Perkembangan Angka Kematian Balita (AKBA) yang Dilaporkan Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Siak 2014
Dari tabel di atas terlihat bahwa AKBA di Kabupaten Siak selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan. AKB di Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibandingkan dengan AKBA di Provinsi Riau yang mencapai 28 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKBA Nasional yang mencapai 40 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
7) Ketenaga Kerjaan
Kabupaten Siak telah melaksanakan beberapa kebijakan diantaranya :
1. Adanya link and match antara dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui rencana pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas.
2. Transparansi penerimaan tenaga kerja melalui kegiatan pameran kesempatan kerja/job fair yang dilaksanakan setiap tahunnya.
3. Pengembangan kawasan ekonomi baru seperti pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Tanjung Buton.
Kondisi tenaga kerja Kabupaten Siak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel II.21.
Tabel II.21
Kondisi Tenaga Kerja Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
No. Uraian Satuan 2012 2013Nilai 2014
1 Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha
orang 317.937 184.545 143.562
2 Angkatan kerja (bekerja
dan mencari pekerjaan) orang 325.756 192.103 283.933 3 Jumlah pencari kerja yang
terdaftar orang 2.423 4.575 2.594
4 Jumlah pencari kerja yang
telah ditempatkan orang 26 55 127
5 Jumlah tenaga kerja yang
bekerja pada PMDN orang 24.106 16.088 25.961 6 Jumlah tenaga kerja yang
bekerja pada PMA Orang 9.911 1.211 1.110
7 Jumlah konflik pekerja
dengan pengusaha konflik 50 64 66
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Siak, 2015
Tabel II.22
Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Siak Tahun 2012 – 2014
Uraian 2012 2013 2014
TPAK (%) 55,53 61,90 86,00
Mencari pekerjaan (%) 2,12 5,38 3,00
Bekerja (%) 54,15 58,57 60,15
Bekerja di sektor Pertanian (%) 33,52 38,48 40,78
Bekerja di sektor Perdagangan (%) 20,02 16,90 27,10
Bekerja di sektor Manufaktur (%) 21,25 21,09 34,50
Bekerja di sektor Jasajasa (%) 13,24 13,24 20,70
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS, 2012 – 2014
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Siak pada tahun 2014 sebesar 86,00%. Hal ini menunjukkan bahwa total penduduk Kabupaten Siak yang termasuk dalam angkatan kerja lebih besar dari pada penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Persentase TPAK penduduk laki–laki di Kabupaten Siak lebih besar dibandingkan dengan persentase TPAK penduduk perempuan, dimana pada tahun 2014 TPAK penduduk lakilaki sebesar 52,00% sedangkan TPAK penduduk perempuan sebesar 34,00%.
lain disebabkan karena sektor ini tidak mensyaratkan persyaratan–persyaratan tertentu seperti misalnya pendidikan. 8) Capaian MDG’S
Kabupaten Siak secara berkala terus melakukan evaluasi pencapaian MDGS. Secara umum pencapaian MDGS di Kabupaten Siak sebagian telah dapat dicapai, sebagian dimungkinkan untuk dapat dicapai, dan sebagian memerlukan kerja keras untuk dapat dicapai. Khusus Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan secara khusus untuk perdesaan maupun perkotaan, secara sendirisendiri belum diperoleh angka capaiannya. Secara rinci, capaian MDG’s Kabupaten Siak dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel II.23
Capaian Indikator MDG’s Kabupaten Siak
Indikator Acuan Dasar(Nasional) Saat Ini (Kab.Siak) Target MDG2015
(Nasional) Keterangan
1 2 3 4 5 6
Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1.A: Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 19902015
1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan 2,70 % (1990) 0,53 % (2012) Berkurang Sudah Tercapai
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 19902015
1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah / kekurangan gizi
31,0 % (1989) 7,19 %(2013) 15.50% TercapaiSudah
1.8a Prevalensi balita gizi buruk 7,2 % (1989) 0,1 % (2013) 3.60% TercapaiSudah
1.8b Prevalensi balita gizi kurang 23,8 % (1989) 1,83% (2013) 11.90% TercapaiSudah
Indikator Acuan Dasar(Nasional) Saat Ini (Kab.Siak) Target MDG2015
Rasio APM perempuan/lakilaki di SD 100,27%(1993) 89,15 %(2013) 100%
Perlu perhatian khusus
Rasio APM perempuan/lakilaki di SMP 99,86 % (1993) 74,23 %(2013) 100%
Perlu perhatian khusus
Rasio APM perempuan/lakilaki di SMA 93,67 % (1993) 64,93 %(2013) 100% Perlu perhatian khusus
Rasio APM perempuan/lakilaki di Perguruan Tinggi
Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 19902015
4.1 Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup 97 % (1991) 7% (2013) 32% TercapaiSudah
4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 68% (1991) 7% (2013) 23% TercapaiSudah
4.2a Angka Kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidup 32% (1991) 5% (2013) Menurun TercapaiSudah
4.3 Persentase anak usia 1 tahun
yang diimunisasi campak 44,5% (1991) 100% (2013) Meningkat
Sudah Tercapai
Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 19902015
5.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 49,7% (1991) 78,82%(2012) Meningkat TercapaiSudah
Indikator Acuan Dasar(Nasional) Saat Ini (Kab.Siak) Target MDG2015
(Nasional) Keterangan
1 2 3 4 5 6
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
1 kunjungan: 75% (1991) 100% (2013) Meningkat Sudah
Tercapai 4 kunjungan: 56% (1991) 97% (2013) Meningkat TercapaiSudah
5.6 Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB yang tidak terpenuhi)
Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015
6.1 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi 0,5% (2013 Menurun PerhatianPerlu Khusus
kematian akibat Malaria
6.6a Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk) 4,68% (1990) 1,5% (2013) Menurun TercapaiSudah
6.6b Angka kejadian Malaria di luarJawa & Bali (AMI) 24,10% (1990) 1,5% (2013) Menurun TercapaiSudah
37,73% (1990) 65% (2013) 68.87% Akan Tercapai
7.8a Perkotaan 50,58% (1993) 58,96%(2013) 75.29% PerhatianPerlu khusus
7.8b Perdesaan 31,61% (1993) 58,43%(2013) 65.81% Akan Tercapai
7.9
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan
24,81% (1993) 65% (2013) 62.41% TercapaiSudah
7.9a Perkotaan Tidak Ada Data
7.9b Perdesaan Tidak Ada
Data