• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kependudukan

Dalam dokumen INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA (Halaman 47-54)

BAB II DATA DAN METODOLOGI

4.1. Indikator Kependudukan

Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan. Penduduk tidak saja berperan sebagai pelaksana pembangunan tetapi juga menjadi sasaran pembangunan. Oleh sebab itu, perkembangan penduduk harus diarahkan pada peningkatan kualitas, pengendalian kuantitas serta pengarahan mobilitasnya mempunyai ciri dan karakteristik yang menunjang tercapainya keberhasilan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk.

4.1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

Jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2012 berdasarkan hasil proyeksi BPS Kota Jayapura sebanyak 273.928 jiwa, yang terdiri dari 144.742 laki-laki dan 129.186 perempuan dengan total jumlah rumah tangga sebanyak 67.677 rumah tangga. Pada gambar 4.1 terlihat bahwa sebaran penduduk paling banyak terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 60.593 jiwa. Kelompok usia 20-29 tahun merupakan kelompok usia produktif untuk bekerja dan sekolah, sehingga wajar sebagai ibukota propinsi Kota Jayapura memiliki daya tarik bagi kelompok usia ini untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan sekolah di jenjang perguruan tinggi. Selain itu, dapat dianalisa pula angka ketergantungan

rata untuk setiap 100 penduduk usia tidak produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 65 tahun) terdapat 44 penduduk usia produktif ( 15-64 tahun). Atau dengan kata lain, secara rata-rata 1 orang penduduk usia produktif menanggung 2 orang penduduk usia tidak produktif. Angka ini dapat memberikan informasi potensi penduduk secara kuantitatif bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Gambaran distribusi penduduk pada setiap distrik di Kota Jayapura dapat dilihat pada gambar 4.2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Distrik Abepura (77.995 jiwa) kemudian diikuti Distrik Jayapura Selatan (71.505 jiwa). Sedangkan jumlah penduduk terkecil ada di Distrik Muara Tami (11.916 jiwa).

4.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang terjadi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dengan persentase. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata besarnya perubahan jumla penduduk yang terjadi setiap tahunnya yang dinyatakan dengan persentase.

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk digunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Laki-laki

X 100 Dimana:

Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar

n : Jumlah tahun antara tahun dasar dan tahun ke-n r : Laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun

Laju pertumbuhan penduduk per tahun selama kurun waktu 2008-2012 yaitu sebesar 2,98 persen. Artinya bahwa selama 5 tahun terakhir secara rata-rata penduduk Kota Jayapura bertambah sebesar 2,98 persen per tahun.

4.1.3 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Rasio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah dalam waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah : Sex Ratio =

Jumlah Penduduk Perempuan

Rasio jenis kelamin Kota Jayapura tahun 2012 yaitu 112,04 yang artinya pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 112penduduk laki-laki atau pada setiap 10 perempuan terdapat 11 orang laki-laki.

Banyaknya Penduduk 4.1.4 Rata-rata Anggota Rumah Tangga

Rata-rata anggota rumah tangga merupakan suatu indikator untuk menunjukkan rata-rata muatan suatu rumah tangga. Angka ini dapat digunakan sebagai acuan apakah keluarga di suatu daerah masih merupakan keluarga besar atau sudah merupakan keluarga kecil. Angka rata-rata anggota rumah tangga ini diperoleh dengan membandingkan jumlah penduduk dengan banyaknya rumah tangga.

Rumus yang digunakan adalah:

Rata-rata ART =

Banyaknya Rumah Tangga

Jumlah rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012 sebanyak 67.677 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4,24 jiwa. Artinya, secara rata-rata terdapat 4 sampai dengan 5 anggota rumah tangga pada setiap rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012.

4.2. INDIKATORPENDIDIKAN

4.2.1 Angka Melek Huruf

Salah satu keberhasilan pendidikan adalah bertambahnya angka melek huruf. Angka melek huruf merupakan bagian dari indikator kemampuan penduduk untuk berkomunikasi secara tertulis. Kemampuan baca tulis merupakan pengetahuan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai hidup sejahtera. Bahasan pada sub bab ini merupakan materi yang memperkuat analisis indikator angka melek huruf. Dihubungkan pula dengan tujuan MDG‟s maka dalam sub bab ini akan membahas angka melek huruf pada penduduk berusia sepuluh 10-44 tahun.

Terkait dengan pencapaian pendidikan, angka melek huruf khususnya untuk penduduk berusia 15-24 tahun merupakan salah satu indikator berhasil tidaknya program pendidikan. Pemerintah mematok angka pencapaian sebesar 95 persen

untuk angka melek huruf. Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa Angka melek huruf sudah lebih dari 95 persen pada semua kelompok usia. Bahkan, 100 persen penduduk pada kelompok umur 15-19 tahun telah memiliki kemampuan baca dan tulis. Namun, pada kelompok umur 20-24 tahun masih terdapat sekitar 0,9 persen penduduk yang belum memiliki kemampuan membaca dan menulis. Jika digabungkan, angka melek huruf penduduk Kota Jayapura pada kelompok umur 15-24 tahun adalah sebesar 99,5 persen.

Dapat disimpulkan bahwa target pemerintah untuk angka melek huruf di Kota jayapura telah tercapai mengingat target yang dipatok pemerintah adalah 95 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan di bidang pendidikan dirasa cukup berhasil. Namun, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dengan harapan dapat tercapainya kualitas sumber daya manusia yang optimal di Kota Jayapura.

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi. Sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka tamatan pendidikan tinggi diharapkan akan meningkatkan produktifitasnya sebagai tenaga kerja. Selanjutnya peningkatan produktifitas seseorang dalam bekerja dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Masih berhubungan dengan hasil rata-rata lama sekolah, indikator yang menunjukkan adanya peningkatan

rata-rata lama sekolah adalah persentase penduduk yang berijazah SMU ke atas. Persentase pemilikan ijazah tertinggi minimal SMU/sedarajat pada tahun 2012 adalah 61,94 persen. Gambaran mengenai distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada gambar 4.4.

4.3. INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

Dalam dokumen INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA (Halaman 47-54)

Dokumen terkait