• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 22-74)

TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 - % penempatan pencari kerja. - Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : • % perusahaan anggota aktif PLKT. • % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja. 55,00% 75,00% 20,00% 58,41% 75,07 % 20,34% 106,20 100,09 101,70 54,33% 75,00% 96,67% 42,08% 64,19% 15,38% n.a 60,78% 18,18% n.a 72,88% n.a.

Indikator kinerja : Persentase penempatan pencari kerja

• Kegiatan penempatan tenaga kerja dilakukan melalui mekanisme Antar Kerja. Antar Kerja merupakan suatu proses kegiatan penempatan tenaga kerja yang meliputi Informasi Pasar Kerja (IPK), pendaftaran lowongan, pendaftaran pencari kerja, bimbingan dan penempatan. Jenis Antar Kerja meliputi :

a. AKL (Antar Kerja Lokal) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja antar Kab./Kota dalam satu provinsi;

b. AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja antar provinsi di dalam wilayah RI;

c. AKAN (Antar Kerja Antar Negara) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja di luar negeri.

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Disamping itu, mulai tahun 2010 terdapat kontribusi penempatan tenaga kerja kontrak di perusahaan melalui PPJP (Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja) yang keberadaannya mendapatkan pembinaan dan pengawasan secara langsung oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Provinsi maupun Kab./Kota. Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu

pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, dengan indikator sebagai berikut : besaran

pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan. SPM pelayanan penempatan tenaga kerja ini kemudian diterjemahkan menjadi salah satu indikator kinerja sasaran kelompok bidang penempatan dan perluasan kerja, khususnya untuk penempatan tenaga kerja di sektor formal.

• Capaian : Persentase tenaga kerja/pencari kerja yang ditempatkan di sektor

formal menunjukkan trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga

kerja atau pencari kerja yang terserap di sektor formal. Pada tahun 2013, dari target 55% penempatan pencari kerja, realisasi sebesar 58,41% atau capaian kinerjanya sebesar 106,2%. Adapun jumlah pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2013 tersebut sebanyak 423.059 orang dari pencari kerja yang terdaftar sebanyak 724.292 orang. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase penempatan pencari kerja tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”. Pada tahun 2012, dari target penempatan 48%, realisasi sebesar 54,33% atau capaian kinerja sebesar 113,19%. Di tahun 2012 tersebut, pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 474.989 orang, dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar sebanyak 874.223 orang. Sementara itu, pada tahun 2011 yang merupakan tahun awal dilakukannya penghitungan SPM ketenagakerjaan termasuk pelayanan penempatan tenaga kerja, dicapai realisasi sebesar

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

42,08%, yaitu 327.489 pencari kerja telah ditempatkan dari total 778.345 orang pencari kerja yang mendaftar.

Mengingat SPM ketenagakerjaan baru berjalan secara efektif mulai tahun 2011, maka penghitungan capaian kinerja persentase penempatan pencari kerja pada

tahun 2009 dan 2010 belum dilakukan (data not available).

Diagram 3.6

Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penempatan pencari kerja tahun 2009 - 2013

Kondisi positif terkait kenaikan persentase penempatan tenaga kerja/pencari kerja di sektor formal antara lain dikarenakan :

- Naiknya angka penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kab./Kota; - Pendataan terhadap angka penyerapan tenaga kerja kontrak di perusahaan

melalui PPJP (mulai tahun 2010);

- Pendataan terhadap angka penempatan tenaga kerja yang semakin akurat; - Sebagai terobosan dalam mensosialisasikan, mengakomodasi peningkatan

lowongan kerja, mengoptimalkan penempatan tenaga kerja, dan mengefektifkan fungsi layanan penempatan tenaga kerja, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur menggagas Bursa Kerja Bulanan (bursa kerja mini/berskala kecil). Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah pencari kerja, partisipasi perusahaan yang melaporkan lowongan yang tersedia, serta peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja dari rata-rata jumlah pencari kerja yang terdaftar melalui Bursa Kerja Bulanan.

- Adanya MoU jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri,

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan mudah diakses pencari kerja.

- Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja secara online melalui website

www.infokerja-jatim.com untuk mengoptimalkan penyerapan lowongan

kerja di pasar kerja. Website dapat diakses oleh pencari kerja,

perusahaan/dunia usaha maupun institusi yang membutuhkan tenaga kerja. Penggunaan sarana teknologi informasi ini sangat besar manfaatnya dalam menyediakan informasi pasar kerja yang cepat, akurat dan murah, serta membantu mempercepat layanan penempatan tenaga kerja.

Indikator kinerja : Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja

• Sebagai salah satu inovasi dalam menjalankan fungsi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja atau Bursa Kerja Pemerintah (BKP), pada akhir tahun 2008 Disnakertransduk Prov. Jawa Timur membentuk Pusat Layanan Karir

Terpadu (PLKT). Fungsi PLKT dikembangkan sebagai model pelayanan

penempatan tenaga kerja (Public Employment Service) terutama dalam aspek

penyebaran informasi lintas kab/kota (kliring system), pembinaan lembaga

bursa kerja, pembinaan petugas fungsional Pengantar Kerja dan kegiatan bimbingan konseling. PLKT sebagai pusat layanan penempatan kerja memfasilitasi pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja, maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya. Tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan jaringan mitra kerja serta mendekatkan hubungan antara dunia usaha dengan pencari kerja, terutama dari angkatan kerja muda terdidik yang mencari pekerjaan di sektor formal, baik yang sudah menyelesaikan ataupun sedang dalam masa pendidikan. Sedangkan pelayanannya dilakukan

secara offline (dilayani langsung oleh petugas) maupun online melalui website

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J ER B A SU KI M AWA BEYA JAWA TIMUR • Capaian :

Persentase perusahaan anggota aktif PLKT :

Pada tahun 2013, dari target 75%, realisasi sebesar 75,07% perusahaan anggota PLKT yang aktif menginformasikan lowongan pekerjaan dibandingkan seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT (capaian 100,09%). Kinerja sebesar 75,07% lebih lanjut terinci sebagai berikut : jumlah perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 694 perusahaan, yang aktif menginformasikan lowongan sebanyak 521 perusahaan, dan anggota pasif sebanyak 173 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan perusahaan anggota aktif PLKT pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.

Pada tahun 2012, dari target 70%, realisasi 75% (107,14%), dengan rincian perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 524, yang aktif menginformasikan lowongan 393 perusahaan dan anggota pasif 131 perusahaan. Sedangkan target tahun 2011 sebesar 60%, realisasi 64,19% (106,98%), dengan rincian dari 444 perusahaan anggota PLKT, 285 perusahaan secara aktif menginformasikan lowongan dan 159 perusahaan merupakan anggota pasif PLKT. Di tahun 2010, dari target 50% realisasi 60,78% (121,56), dengan rincian dari 283 perusahaan anggota PLKT, sebanyak 172 perusahaan aktif menginformasikan lowongan dan sisanya 111 perusahaan bersifat pasif. Di tahun 2009, dari target 40% terealisasi 72,88% (182,20%), dimana dari 118 perusahaan anggota PLKT, 86 perusahaan merupakan anggota aktif dan 32 perusahaan menjadi anggota pasif PLKT.

Diagram 3.7

Perkembangan target dan capaian kinerja

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja :

Dari target peningkatan 20% jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun 2013, diperoleh realisasi peningkatan sebesar 20,34% (101,70%). Peningkatan jumlah mitra kerja tersebut adalah sebagai berikut : mitra kerja pada jejaring

bursa kerja (BKK/Bursa Kerja Khusus di website PLKT) sebanyak 71

perusahaan, terdiri dari 14 BKK perguruan tinggi dan 57 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”. Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20% mitra kerja jejaring bursa kerja, diperoleh realisasi sangat signifikan sebesar 96,67% (483,35%), dengan rincian 59 BKK, terdiri dari 13 BKK perguruan tinggi dan 46 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Sedangkan pada tahun 2011 dari target peningkatan 10%, tercapai realisasi peningkatan 15,38% dari tahun sebelumnya (153,80%), dengan rincian 30 BKK yang meliputi 9 BKK perguruan tinggi dan 21 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2010, dari target peningkatan 5%, realisasi peningkatan mencapai 18,18% (363,60%), dengan rincian 26 BKK yang terdiri dari 7 BKK perguruan tinggi dan 19 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2009 pada satu tahun pertama PLKT berdiri, terdapat 22 BKK yang telah menjadi mitra kerja jejaring bursa kerja (5 BKK perguruan tinggi dan 17 BKK UPT PK dan SMA/SMK). Namun di tahun 2009 belum dapat ditentukan target peningkatan jumlah mitra kerja

jejaring bursa kerja dibandingkan tahun 2008 (target tahun 2009 not available),

mengingat PLKT baru didirikan di akhir tahun 2008.

Diagram 3.8

Perkembangan target dan capaian kinerja

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J ER B A SU KI M AWA BEYA JAWA TIMUR • Perkembangan capaian :

Perusahaan anggota aktif PLKT :

Diamati dari capaian 5 (lima) tahun terakhir, nampak angka keikutsertaan perusahaan sebagai anggota PLKT meningkat signifikan, dimana pada tahun 2009 ke 2010 di masa-masa awapl terbentuknya PLKT, keanggotaan meningkat lebih dari 2 kali lipat (bertambah 165 perusahaan atau 139,83%), dari tahun 2010 ke 2011 keanggotaan PLKT meningkat 56,89% (bertambah 161 perusahaan), tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 18,02% (bertambah 80 perusahaan), dan di tahun 2012 ke 2013 kembali meningkat sebesar 32,44% (bertambah 170 perusahaan). Secara kuantitas, nampak bahwa semakin banyak perusahaan yang menjadi anggota PLKT dan aktif

menginformasikan lowongan pekerjaan secara online (melalui website PLKT)

maupun offline melalui layanan PLKT. Hal ini mengindikasikan semakin

tingginya kesadaran pengusaha untuk melaporkan informasi lowongan di perusahaan yang bersangkutan (kepatuhan terhadap Keppres No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan), sehingga pencari kerja semakin banyak mendapatkan informasi peluang kerja.

Mitra kerja jejaring bursa kerja :

Jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK

(Bursa Kerja Khusus) di website PLKT meningkat sangat signifikan, dimana

tahun 2009 di masa awal terbentuknya PLKT, mitra kerja baru berjumlah 22 lembaga. Kemudian di tahun 2010 jumlahnya bertambah 4 lembaga menjadi 26 BKK. Selanjutnya, tahun 2011 kembali bertambah 4 lembaga sehingga bertambah menjadi 30 BKK. Dan di tahun 2012 mulai meningkat tajam dengan penambahan 29 lembaga menjadi 59 BKK. Terakhir, pada tahun 2013 kembali bertambah 12 lembaga sehingga jumlahnya menjadi 71 BKK. Pesatnya pertambahan jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK antara lain merupakan dampak dari dilakukannya pembinaan, bimbingan teknis, maupun sosialisasi secara intens kepada BKK-BKK di lingkup

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

UPT Pelatihan Kerja maupun lingkup pendidikan (perguruan tinggi, SMA/SMK) terkait pentingnya pengembangan jejaring bursa kerja dan sistem Antar Kerja untuk membantu mempertemukan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja di pasar kerja.

• Dampak dari berkembangnya keanggotaan aktif PLKT serta mitra kerja jejaring bursa kerja, angka pencari kerja yang mendapat pekerjaan ataupun perusahaan yang mendapatkan tenaga kerja melalui layanan PLKT makin bertambah secara signifikan. Secara terinci, tahun 2009 penempatan tenaga kerja melalui PLKT

sebanyak 340 orang (penempatan offline melalui bursa kerja), tahun 2010

penempatan PLKT sebanyak 911 orang (secara online 204 orang dan secara

offline 707 orang), di tahun 2009 penempatan melalui PLKT menjadi 1.925

orang (secara online 591 orang dan offline 1.334 orang), di tahun 2012 angka

penempatan PLKT mencapai 2.379 orang (secara online 357 orang dan offline

2.022 orang), dan pada tahun 2013 penempatan melalui PLKT tercatat

berjumlah 648 orang (secara online 162 orang dan offline 486 orang).

• Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan penempatan tenaga kerja : Mengacu pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, yang indikatornya adalah besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan, dengan target capaian 70% di tahun 2016.

• Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan penempatan tenaga kerja : Indikator

kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk penempatan tenaga kerja sama dengan indikator SPM untuk pelayanan penempatan tenaga kerja yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Pada tahun 2012, Disnakertransduk

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan penempatan tenaga kerja sebagai berikut : capaian tahun 2013 sebesar 58,41%, sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 70%. Secara bertahap, melalui berbagai intervensi capaian pelayanan ini dapat ditingkatkan hingga mencapai target dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur pada tahun 2014 maupun target SPM tahun 2016.

• Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Jawa

Tengah :

- Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat :

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor lapangan usaha : target 583.000 orang dan realisasi 602.722 orang (capaian 103,38%).

- Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Tengah :

a. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAN : target 103.605 orang dan realisasi 105.985 orang (capaian 102,30%).

b. Jumlah penempatan tenaga kerja AKL : target 35.000 orang dan realisasi 66.098 orang (capaian 188,85%).

c. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAD : target 16.000 orang dan realisasi 16.686 orang (capaian 104,29%).

Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah masih berupa ”jumlah” penempatan, sedangkan indikator Prov. Jawa Timur

berupa outcome, yaitu : % penempatan pencari kerja, dengan target sebesar

55%. Dengan demikian tidak dapat dilakukan perbandingan capaian kinerja Prov. Jawa Timur dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun bila dilihat dari segi jumlah, pencari kerja di Jawa Timur yang ditempatkan di tahun 2013 sebanyak 423.059 orang atau lebih tinggi 124,11% dari realisasi penempatan di Jawa Tengah. Sedangkan jumlah penempatan di Jawa Barat lebih tinggi 42,47% dibandingkan penempatan di Jawa Timur.

Sementara itu, untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja, baik Prov. Jawa Barat maupun Jawa Tengah tidak memiliki indikator

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

dimaksud, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan. Dalam hal ini, jejaring informasi lowongan kerja melalui Pusat Layanan Karir terpadu (PLKT) hanya terdapat di Disnakertransduk Prov. Jawa Timur dan menjadi satu-satunya model pelayanan info kerja di tingkat Provinsi.

SASARAN

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan penempatan tenaga kerja melalui hasil pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dimaksud. Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM : - Pelayanan

penem-patan tenaga kerja. - Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). 79,80 76,35 74,81 71,27 93,75 93,35 74,66 72,35 76,25 67,17 78,56 76,43 79,07 75,77

• Pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan penempatan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan UPT P3TKI (Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan pelatihan di kedua unit kerja tersebut.

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan penempatan tenaga kerja yang masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari unit kerja terkait. • Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari :

1) Pelayanan penempatan tenaga kerja, meliputi pelayanan antar kerja, yakni

(a) informasi pasar kerja/bursa kerja/penempatan kerja offline dan online,

(b) pencabutan perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing atau IMTA, (c) rekomendasi penempatan tenaga kerja antar daerah, (d) ijin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta atau LPTKS untuk antar kerja lokal, dan (e) ijin operasional kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau PPTKIS.

2) Pelayanan khusus TKI (Tenaga Kerja Indonesia), meliputi (a) rekomendasi Rencana Kebutuhan Calon TKI (RKCTKI) atau Surat Pengantar Rekrut TKI

(SPR TKI), (b) surat pengantar rekomendasi endors visa ke Teto, (c)

penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri atau KTKLN, (d) Pembekalan

Akhir Pemberangkatan atau PAP, dan (e) counter TKI.

Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja adalah Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, yang telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/ 2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur. • Capaian :

Hasil survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja :

Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 79,80, terealisasi 74,81 atau capaiannya sebesar 93,75%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2013 termasuk kategori “baik”.

Pada tahun 2012, dari target nilai IKM 79,60, realisasi 74,66 (93,79%). Di tahun 2011, dari target 79,40 terealisasi 76,25 (96,03%). Pada tahun 2010, target 79,20 dan realisasi 76,56 (96,67%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan survey IKM, capaiannya sebesar 79,07.

Diagram 3.9

Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013

Jika diamati, meski kinerja pelayanannya masih berada pada rentang kategori ‘baik’, capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja pada tahun 2009-2012 cenderung menurun, meski di tahun 2013 nilainya kembali menunjukkan kenaikan. Penurunan nilai IKM pada tahun 2009-2012 antara lain disebabkan adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan yang di-survey. Pada tahun 2009 (awal dilakukannya survey IKM), jenis pelayanan yang di-survey termasuk pelayanan-pelayanan terkait Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Namun mengingat pelayanan IMTA kemudian dialihkan menjadi pelayanan di UPT P2T Prov. Jawa Timur (pelayanan perijinan satu atap), ditambah baru terbentuknya Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, maka terjadi perubahan beberapa jenis pelayanan yang di-survey dengan responden yang berbeda pula, sehingga capaian nilai IKM belum stabil. Meski demikian, secara umum capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

turunnya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa alternatif langkah perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :

- Memotivasi petugas pelayanan untuk meningkatkan tanggung jawab petugas pelayanan;

- Merekondisi SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, khususnya

terkait waktu pelayanan dan kemudahan syarat pelayanan;

- Memberikan coaching/arahan kepada personil pelayanan agar memiliki

kemampuan yang sama dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada masyarakat;

- Menerapkan budaya kerja secara efektif dan mengimplementasikan 5R/5S. Hasil survey IKM pelayanan TKI :

Pada tahun 2013, dari target nilai survei IKM sebesar 76,35, terealisasi sebesar 71,27 atau capaian kinerjanya 93,35%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2013 berada pada kategori “baik”.

Tahun 2012, dari target nilai IKM 76,20, terealisasi 72,35 (94,95%). Pada tahun 2011, target 76,00 realisasi 67,17 (87,74%). Pada tahun 2010, target 75,90 dan realisasi 76,43 (100,70%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukannya survey IKM, nilai IKM-nya sebesar 75,77.

Diagram 3.10

Perkembangan target dan capaian kinerja hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013

Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan TKI menunjukkan adanya fluktuasi. Salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan, menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan di UPT P3TKI,

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

sehingga capaian nilai IKM cenderung tidak stabil. Meski demikian, sebagaimana halnya dengan pelayanan penempatan tenaga kerja, capaian nilai IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan berfluktuasinya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, alternatif perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah : - Memperbaiki jadwal pelayanan sehingga bisa dilaksanakan tepat waktu; - Menambah sarana-prasarana, khususnya terkait pembuatan foto untuk

KTKLN sehingga pelayanan dapat terselesaikan semakin cepat;

- Meningkatkan pemahaman kepada semua petugas terkait optimalisasi pelayanan kepada calon TKI maupun PPTKIS.

SASARAN

Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor informal.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya produktif. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha & mempunyai penda-patan tetap (usahanya tetap eksis).

95,00% 95,51% 100,54 95,86% 95% 95% 95%

• Pemecahan isu pengangguran tidak hanya dilakukan melalui penempatan tenaga kerja di sektor formal, tetapi juga melalui upaya pembinaan dan fasilitasi kegiatan perluasan kesempatan kerja. Untuk memperluas kesempatan kerja di dalam negeri, Kemnakertrans RI, Pemerintah Provinsi dan Kab./Kota melakukan

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B A

SU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

langkah-langkah strategis untuk mendukung penempatan tenaga kerja di dalam negeri melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi SDA, SDM dan teknologi tepat guna. Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya infrastruktur

maupun padat karya produktif, penerapan teknologi tepat guna,

pendayagunaan tenaga kerja sukarela, program kewirausahaan melalui pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, pendampingan serta subsidi program pelatihan keterampilan, atau pola lain yang dapat mendorong terciptanya perluasan kesempatan kerja di sektor informal.

• Capaian : salah satu indikator yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja di sektor informal melalui sektor ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang dibina

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 22-74)

Dokumen terkait