• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J ER B ASU KI M AWA BEYA JAWA TIMUR

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. PENGUKURAN KINERJA

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 9 Program dan 82 kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2013, secara umum Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur telah mencapai kinerja cukup baik terkait pelaksanaan pembangunan di bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja.

Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator–indikator kinerja serta rencana pencapaiannya dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan sehingga berguna bagi para pengambil keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di masa mendatang.

Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target dari setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasi yang dicapai oleh indikator kinerja

tersebut, sehingga diketahui selisih kinerjanya (performance gap). Berdasarkan

performance gap tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Dalam proses pengukuran kinerja tersebut, diperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektivitas.

Penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis skala penilaian pengukuran yang masing-masing terdiri dari 4 (empat) kategori sebagai berikut :

(2)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

a. Apabila indikator sasaran bermakna capaian positif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI

4 > 100 % Sangat baik

3 75 % - 100 % Baik

2 55 % - 74 % Cukup

1 < 55 % Kurang

b. Apabila indikator sasaran bermakna capaian negatif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

SKOR CAPAIAN KATEGORI

1 > 100 % Kurang

2 75 % - 100 % Cukup

3 55 % - 74 % Baik

4 < 55 % Sangat Baik

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1. Meningkatnya tenaga

kerja yang terampil/ kompeten.

% peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi.

30,00 % 39,81 % 132,70

2. Meningkatnya tenaga

kerja yang dimagang-kerjakan.

% peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di : - Dalam negeri - Luar negeri 11,00 30,00 % % 8,57 60,67 % % 77,91 202,23 3. Meningkatnya produktivitas kerja. % pertumbuhan produktivitas perusa-haan/UKM yg diberi bimbingan konsultasi produktivitas. 26,00 % 26,83 % 103,19 4. Meningkatnya

pelayanan pelatihan & produktivitas.

- Hasil survey IKM pelayanan pelatihan. - Hasil survey pelayanan

produktivitas. 80,00 81,10 79,98 78,25 99,98 96,49 5. Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

- % penempatan pencari kerja.

(3)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J ER B ASU KI M AWA BEYA JAWA TIMUR - Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : • % perusahaan anggota aktif PLKT. • % peningkatan mitra

kerja jejaring bursa kerja. 75,00 20,00 % % 75,07 20,34 % % 100,09 101,70 6. Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Hasil survey IKM : - Pelayanan

penem-patan tenaga kerja. - Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). 79,80 76,35 74,81 71,27 93,75 93,35 7. Meningkatnya

per-luasan lapangan kerja di sektor informal.

% tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha & mem-punyai pendapatan tetap ( usahanya tetap eksis).

95,00 % 95,51 % 100,54 8. Menurunnya perselisihan hub. industrial. % penurunan kasus perselisihan hub. industrial. 15,00 % -5,71 % -26,27 9. Meningkatnya

perbaikan syarat kerja & kesejahteraan pekerja. - % peningkatan upah pekerja. - % peningkatan Pera-turan Perusahaan (PP) - % peningkatan

Per-janjian Kerja Bersama (PKB). 9,00 33,00 25,00 % % % 22,14 35,95 24,96 % % % 246,00 108,94 99,84 10. Meningkatnya pelayanan pembinaan hubungan industrial.

Hasil survey IKM pelayanan pembinaan hubungan industrial. 81,15 77,09 95,00 11. Meningkatnya K3 yang kondusif. - % penurunan kasus kecelakaan kerja. - % peningkatan per-usahaan yg mendapat penghargaan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) : • Kecelakaan Nihil (Zero Accident). • SMK3 (Sistem Manajemen K3). 15,00 25,00 25,00 % % % 9,75 25,82 18,75 % % % 65,00 103,28 75,00 12. Meningkatnya kepesertaan jamsostek aktif. % kepesertaan jamsostek aktif : - Orang (tenaga kerja). - Perusahaan.

39,00 % 36,27 % 93,00

(4)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

13. Meningkatnya ling-kungan kerja yang aman, higienis dan nyaman, serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.

- % pengujian kualitas udara emisi & ambien. - % pemeriksaan

lingkungan kerja & tenaga kerja. 95,50 93,00 % % 98,32 100,00 % % 102,95 107,53 14. Meningkatnya pelayanan K3.

Hasil survey IKM pelayanan K3. 78,00 79,55 101,99 15. Meningkatnya angka kepemilikan dokumen kependudukan. % kepemilikan e-KTP dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan) Tunggal melalui perekaman data e-KTP.

96,00 % 88,05 % 91,72 16. Meningkatnya realisasi pemberangkatan transmigrasi. % penempatan transmigran di daerah penempatan transmigrasi (Kepala Keluarga). 65,00 % 84,79 % 130,45 17. Meningkatnya kemandirian transmigran. % transmigran yg ber-hasil meningkatkan taraf ekonomi & sosialnya.

28,00 % 58,82 % 210,07

3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

3.2.1 Analisis Capaian Kinerja per Indikator

Secara terinci, analisis dan capaian kinerja tahun 2013 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur dijelaskan sebagai berikut :

SASARAN

Meningkatnya tenaga kerja yang terampil/kompeten.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET

2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 % peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi. 30,00% 39,81% 132,70 66,96% 109,53 % -28,82 % -18,33 %

(5)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

• Penciptaan lapangan kerja yang produktif diawali oleh tersedianya tenaga kerja berkualitas tinggi, yaitu tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan bersifat produktif. Untuk mendapatkan kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali pelatihan agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sebagai bekal untuk bekerja. Keterampilan/kompetensi sangat penting karena mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir, atau mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan kerja mendapatkan pengakuan atas keterampilan/kompetensi kerjanya berupa sertifikat keterampilan/kompetensi setelah melalui uji keterampilan/uji kompetensi. Sertifikat keterampilan dikeluarkan oleh BLK atau LP (Lembaga Pelatihan), sedangkan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) atau LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang memiliki lisensi/akreditasi dari BNSP. Manakala LSP melakukan penyimpangan, maka lisensi/akreditasinya dicabut. LSP yang tidak memiliki lisensi tidak boleh mengeluarkan sertifikat kompetensi.

• Capaian : Pada tahun 2013, dari target peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi sebesar 30%, realisasi sebesar 39,81% atau capaian kinerjanya sebesar 132,70%. Secara kuantitatif, lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/kompetensi pada tahun 2013 mencapai 22.380 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi masuk ke dalam kategori “sangat baik”.

Besarnya angka kelulusan pelatihan kerja mengindikasikan semakin banyaknya

tenaga kerja/calon tenaga kerja yang memiliki bekal keterampilan (skill)

maupun kompetensi yang didukung oleh sertifikat keterampilan dan/atau sertifikat kompetensi sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal

(6)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

skill/kompetensi dan sertifikat tersebut, tenaga kerja yang telah dilatih lebih

memiliki daya saing dan kekuatan tawar (bargaining position) untuk mengisi

peluang di pasar kerja dalam maupun luar negeri.

Pada tahun 2012 dari target peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi 20%, realisasi sebesar 66,96% (334,80%) atau sebanyak 16.008 orang. Sementara itu di tahun 2011 dari target peningkatan 10%, tercapai realisasi sebesar 109,53% atau terjadi peningkatan sangat signifikan dari semula sebanyak 4.576 orang di tahun sebelumnya menjadi 9.588 orang di tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2010, dari target kenaikan 5% realisasi menunjukkan sebaliknya, yaitu turun -28,82%, dimana hanya 4.576 orang lulusan pelatihan yang mendapatkan keterampilan atau kompetensi. Demikian pula halnya di tahun 2009, dari target kenaikan 3%, realisasi -18,33% dikarenakan jumlah lulusan pelatihan yang mendapatkan keterampilan atau kompetensi hanya 6.429 orang, dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 7.872 orang.

Diagram 3.1

Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan lulusan pelatihan yang memiliki keterampilan atau kompetensi tahun 2009 - 2013

• Upaya pengembangan dan penguatan kompetensi antara lain dilakukan dengan mewujudkan 16 (enam belas) UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis kompetensi. Salah satu arah pengembangan dan penguatan kinerja lembaga pelatihan adalah terwujudnya UPT Pelatihan Kerja menjadi lembaga pelatihan berbasis kompetensi, juga menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi). Di Jawa Timur, kini terdapat 28 TUK di 11 (sebelas) UPT Pelatihan Kerja, yaitu

(7)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

untuk subkejuruan las, mesin logam, listrik, otomotif (roda 2 dan roda 4), multi media, aneka kejuruan, teknologi mekanik, pertanian, teknologi informatika, garmen, komputer, dan LMI (Logam Mesin Indonesia).

• Mulai tahun 2011 hingga saat ini jumlah siswa yang dilatih menunjukkan peningkatan secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini disumbang oleh kebijakan Pemerintah Prov. Jawa Timur untuk mereposisi 16 (enam belas) UPT

Pelatihan Kerja menjadi bertaraf internasional (dimulai tahun 2010 dan

ditargetkan selesai di tahun 2014). Melalui pengembangan sarana-prasarana, fasilitas pelatihan dan pengembangan SDM pelatihan, maka kapasitas dan kualitas pelatihan semakin meningkat. Kurikulum pelatihan senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar lebih mengikuti perkembangan IPTEK dan kebutuhan pasar kerja di dalam negeri maupun luar negeri.

• Terkait hasil akhir program pelatihan yang mengarah pada ketersediaan tenaga kerja yang kompetitif, berkualitas dan berdisiplin tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja, UPT Pelatihan Kerja juga menjalankan fungsi penempatan lulusan di pasar kerja, dimana UPT PK mempertemukan lulusan dengan lowongan kerja, dan diharapkan dapat menjembatani kerjasama antara perusahaan dengan lembaga pelatihan. Untuk mendukung fungsi tersebut, UPT

Pelatihan Kerja didukung Kios 3in1 (pelatihan – sertifikasi – penempatan)

guna meningkatkan partisipasi kalangan pendidikan dalam menciptakan tenaga kerja yang berkeahlian guna menekan pengangguran.

• Sedangkan untuk mendukung upaya peningkatan kompetensi tenaga kerja,

pada tahun 2013 telah terbentuk 16 Production Training Center (PTC) di 10

(sepuluh) UPT Pelatihan Kerja, dari semula hanya ada 1 PTC di tahun 2011. Pembentukan PTC di beberapa UPT Pelatihan Kerja telah berkembang sangat pesat dalam 2 (dua) tahun terakhir, mengingat PTC didirikan sebagai sebuah lembaga yang menjalankan fungsi pelatihan sekaligus berproduksi. Metode pembelajaran diarahkan pada proses pembuatan barang jadi yang bisa dikembangkan oleh peserta maupun peningkatan produksi yang sudah ada.

(8)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

• Di samping itu, UPT-UPT Pelatihan Kerja menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya melalui MoU atau menjaring

program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di bidang pelatihan,

pemagangan atau penempatan kerja. Dengan demikian, alumni siswa pelatihan UPT PK memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan/ kompetensinya, ditunjang sertifikat keterampilan/sertifikat kompetensi yang diakui secara lokal maupun internasional, sehingga alumni siswa pelatihan berpeluang lebih besar untuk mengisi kesempatan kerja di sektor formal.

• Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan pelatihan kerja : Pada tahun 2008, Pemerintah melalui

Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), diantaranya adalah SPM Bidang Ketenagakerjaan. Melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, Pemerintah menyusun SPM Bidang Ketenagakerjaan. SPM Bidang Ketenagakerjaan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM Bidang Ketenagakerjaan meliputi 5 (lima) pelayanan dasar. Kelima pelayanan dasar tersebut wajib dilaksanakan pencapaiannya oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di tingkat Provinsi maupun Kab./Kota, dengan mengacu pada target pencapaian yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2016. Salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan pelatihan kerja, yang meliputi indikator sebagai berikut :

1) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, dengan target capaian 75% di tahun 2016.

(9)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

2) Besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat, dengan target capaian 60% di tahun 2016.

• Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja : Indikator kinerja

tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk pelatihan dan produktivitas berbeda dengan indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada lulusan pelatihan yang diterima bekerja, dan bukan sekedar jumlah siswa yang telah mengikuti pelatihan, mengingat tujuan akhir dari pelatihan kerja itu sendiri

adalah agar siswa yang telah memiliki skill dan kompetensi dapat bersaing di

pasar kerja dan tertampung di dunia kerja. Meski demikian, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pelatihan kerja pada tahun 2012 sebagai berikut :

1) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi : Capaian tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 75%). 2) Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat : Capaian

tahun 2013 sebesar 80% (melebihi target di tahun 2016 sebesar 60%). • Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Jawa

Tengah :

- Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Barat :

Jumlah tenaga kerja terlatih : target 5.330 orang dan realisasi 13.188 orang (capaian 247,43%).

- Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Tengah :

a. Jumlah tenaga kerja terampil berbasis kompetensi : target 58.800 orang dan realisasi 63.765 orang (capaian 108,44%).

b. Jumlah tenaga kerja terampil berbasis masyarakat : target 27.500 orang dan realisasi 29.615 orang (107,69%).

(10)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Indikator kinerja pelatihan Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah masih berupa ”jumlah” tenaga kerja yang telah dilatih, sedangkan indikator kinerja Prov. Jawa

Timur sudah berupa outcome, yaitu : % peningkatan lulusan pelatihan yang

memiliki keterampilan atau kompetensi, dengan target 30%, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan terhadap capaian kinerjanya. Namun jika diperbandingkan secara kuantitatif, lulusan pelatihan yang mendapatkan sertifikat keterampilan/kompetensi di Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai 22.380 orang. Dibandingkan dengan capaian Prov. Jawa Tengah sebanyak 86.300 orang, dapat disampaikan bahwa jumlah tenaga kerja yang dilatih di Jawa Tengah berasal dari pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK milik pemerintah maupun Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Sedangkan kinerja pelatihan di Jawa Timur hanya berasal hasil pelatihan yang dilaksanakan oleh 16 UPT Pelatihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Prov. Jawa Timur.

SASARAN

Meningkatnya tenaga kerja yang dimagangkerjakan.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi kesempatan kerja di dalam dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 % peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di :

- Dalam negeri 11% 8,57% 77,91 20,69 % -27,50 % 60% 4,17%

- Luar negeri 30% 60,67% 202,23 50% 26,58% 229,17% -73,33%

• Pemagangan merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang

diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan Instruktur atau

(11)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, untuk menguasai keterampilan/keahlian tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM agar tenaga kerja menjadi terampil, kompeten dan produktif dengan meningkatkan keterlibatan/peran serta dunia usaha. Dalam pemagangan, sistem pelatihan kerja diselenggarakan dengan mengutamakan praktek di tempat kerja sehingga menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Pemagangan merupakan

langkah konkret pelaksanaan konsep link and match, yang memastikan

pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga program pemagangan lebih memastikan lulusan pendidikan dan pelatihan kerja untuk terserap di dunia kerja. Berdasarkan lokasinya, pemagangan dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri (magang ke Jepang).

• Capaian magang dalam negeri : Pada tahun 2013 dari target kenaikan 11% untuk tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri, realisasi sebesar 8,57%, dengan jumlah tenaga kerja yang dimagangkerjakan sebanyak 760 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri sebesar 77,91% atau masuk ke dalam kategori “baik”.

Terkait program pemagangan dalam negeri, 16 UPT Pelatihan Kerja saat ini semakin banyak mengadakan kerjasama (MoU) dengan perusahaan-perusahaan di wilayah kerjanya, sehingga banyak siswa yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya dapat ditampung di perusahaan untuk dimagangkerjakan. Di

samping itu, semakin banyak perusahaan yang menggunakan dana Corporate

Social Responsibility (CSR) untuk mengadakan magang kerja di perusahaannya. Dengan demikian, semakin banyak calon tenaga kerja yang memperoleh kesempatan untuk belajar kerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan pekerja/buruh yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, sehingga keterampilan/keahlian mereka semakin terasah.

(12)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Pada tahun 2012, dari target 600 orang tercapai 700 orang (16,67%). Di tahun 2011 dari target kenaikan 9%, realisasi sebesar 20,69% (capaian kinerja 229,89%) dengan jumlah tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri sebanyak 700 orang. Di tahun 2011, target kenaikan sebesar 7%, namun malah mengalami penurunan -27,5%, dimana tenaga kerja yang dimagangkerjakan hanya mencapai 580 orang. Sementara itu, di tahun 2010 dari target kenaikan 5% untuk tenaga kerja yang dimagangkan di dalam negeri, realisasinya naik sangat signifikan sebesar 60% dibandingkan tahun sebelumnya (800 orang). Adapun pada tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar 4,17% untuk tenaga kerja yang dimagangkan di dalam negeri, atau sebanyak 500 orang.

Diagram 3.2

Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di dalam negeri tahun 2009 - 2013

• Capaian magang luar negeri (magang ke Jepang) : Dari tahun ke tahun, calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan ke luar negeri, dalam hal ini ke Jepang, selalu mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2013, dari target kenaikan 30% untuk calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di luar negeri, realisasi sebesar 60,67% (capaian kinerjanya 202,23%), dimana di tahun ini peserta magang ke Jepang bertambah 91 orang menjadi 241 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk peserta magang ke luar negeri berada pada kategori “sangat baik”.

Di satu sisi, bertambahnya jumlah peserta magang Jepang dari tahun ke tahun menunjukkan semakin banyaknya calon siswa magang yang memenuhi syarat

(13)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

untuk belajar kerja di Jepang dan telah mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Jepang. Namun, calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan ke Jepang semakin kecil persentase kenaikannya, dikarenakan ketatnya seleksi

yang dilakukan langsung oleh Kemnakertrans RI serta IMM Jepang (Association

for International Manpower Development of Medium and Small Enterprises). Di tahun 2012 calon tenaga kerja magang Jepang dengan target kenaikan 20% terealisasi 50% kenaikan, atau calon tenaga kerja yang dimagangkan sebanyak 150 orang. Di tahun 2011, dari target peningkatan 10% terealisasi sebesar 26,58% atau calon tenaga kerja yang diberangkatkan ke Jepang sebanyak 100 orang. Pada tahun 2010, dari target peningkatan 7%, realisasi kenaikan sebesar 229,17% dikarenakan terjadi penambahan sangat signifikan dari 24 calon tenaga kerja yang dimagangkan ke Jepang pada tahun 2009 meningkat menjadi 79 orang.

Diagram 3.3

Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase peningkatan calon tenaga kerja yang dimagangkerjakan di luar negeri tahun 2009 - 2013

• Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Jawa

Tengah :

- Indikator kinerja magang kerja Prov. Jawa Barat :

Jumlah tenaga kerja yang dimagangkan di dalam negeri dan luar negeri : target 750 orang dan realisasi 880 orang (capaian 117,33%).

- Indikator kinerja magang kerja Prov. Jawa Tengah : tidak ada.

Indikator kinerja magang kerja Prov. Jawa Barat masih berupa ”jumlah” tenaga kerja yang dimagangkan, sedangkan indikator kinerja Prov. Jawa Timur sudah

(14)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

berupa outcome, yaitu : % peningkatan calon tenaga yang dimagangkerjakan,

dengan target magang kerja dalam negeri sebesar 11% dan target magang luar negeri 30%, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan terhadap capaian kinerjanya. Namun secara kuantitatif, calon tenaga kerja di Jawa Timur yang dimagangkerjakan di dalam negeri maupun luar negeri pada tahun 2013 mencapai 1.001 orang atau lebih tinggi 13,75% dari realisasi magang kerja di Jawa Barat.

SASARAN

Meningkatnya produktivitas kerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang diarahkan pada program peningkatan kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 % pertumbuhan produktivitas per-usahaan/UKM yg diberi bimbingan konsultasi produk-tivitas. 26,00% 26,83% 103,19 24,34% 23,89% n.a n.a

• Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan mutu kehidupan secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas. Peningkatan produktivitas dilaksanakan dalam rangka promosi, peningkatan, pengukuran dan pemelihaaan tingkat produktivitas masyarakat, perusahaan dan instansi pemerintah. Salah satu pola pendekatannya adalah program peningkatan

produktivitas (productivity improvement) yang diarahkan pada peningkatan

kinerja UKM (usaha kecil dan menengah). Program utamanya adalah pelatihan berbasis manajemen kewirausahaan dan produktivitas, maksimal

(15)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

selama 60 JP. Pelatihan tersebut tidak serta-merta dapat meningkatkan

produktivitas kerja karena jenis pelatihan lebih bersifat soft skill. Karena itu,

pelatihan tersebut ditindaklanjuti dengan program bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas untuk mengimplementasikan materi yang telah diperoleh selama pelatihan, sesuai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh mantan peserta pelatihan, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya. Jenis bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas diantaranya berupa pembenahan sistem produksi dan tempat kerja, pembenahan administrasi dan pembukuan sederhana, pembuatan kelayakan usaha, sistem pemasaran, dan sebagainya, sesuai kebutuhan mantan peserta pelatihan, dengan kisaran waktu 1 s.d. 3 bulan.

Indikator kinerja : % pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yg diberi bimbingan konsultasi produktivitas

Perusahaan eks peserta pelatihan yang mengikuti program bimbingan konsultasi manajemen kewirausahaan dan produktivitas dipilih secara acak dengan jumlah ± 5% dari seluruh jumlah peserta pelatihan. Sebelum dilakukan program bimbingan konsultasi, perusahaan diukur tingkat produktivitasnya, yaitu rasio antara omzet penjualan dengan jumlah tenaga kerja (Rp/TK) untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan perbaikan produktivitas melalui program bimbingan konsultasi. Pengukuran tingkat produktivitas kembali dilakukan setelah dilakukan program bimbingan konsultasi untuk mengetahui kondisi akhirnya apakah mengalami peningkatan atau tidak.

• Capaian : Dari target pertumbuhan produktivitas di tahun 2013 sebesar 26%, realisasi 26,83% (capaian kinerja 103,19%). Hasil pengukuran tingkat produktivitas rata-rata 43 perusahan yang mengikuti program bimbingan konsultasi menunjukkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti program bimbingan konsultasi adalah sebesar Rp. 1.664.300/TK (setiap tenaga kerja memiliki kontribusi dalam penciptaan penjualan

(16)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

produk/jasa sebesar Rp. 1.66.4300). Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah program bimbingan konsultasi adalah sebesar Rp. 2.110.750/TK (tiap tenaga kerja memiliki kontribusi dalam penciptaan penjualan produk/jasa meningkat menjadi Rp. 2.110.750). Dengan demikian tingkat produktivitas rata-rata 43 perusahaan mengalami pertumbuhan (peningkatan) rata-rata sebesar 26,83%, artinya tiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 26,83%. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang diberi bimbingan konsultasi produktivitas masuk ke dalam kategori “sangat baik”.

Di tahun 2012, target pertumbuhan sebesar 23% realisasi 24,34% (capaian 105,83%). Hasil pengukuran tingkat produktivitas rata-rata 40 perusahan yang mengikuti program bimbingan konsultasi menunjukkan, tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti bimbingan konsultasi adalah sebesar Rp. 1.562.850/TK (tiap tenaga kerja berkontribusi dalam penciptaan penjualan produk/jasa sebesar Rp. 1.562.850). Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah bimbingan konsultasi sebesar Rp. 1.943.200/TK (kontribusi setiap tenaga kerja dalam penciptaan penjualan produk/jasa meningkat menjadi Rp. 1.943.200). Dengan demikian tingkat produktivitas rata-rata 40 perusahan mengalami pertumbuhan (peningkatan) rata-rata 24,34% (setiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 24,34%).

Di tahun 2011, dari target pertumbuhan 20%, realisasi 23,89% (capaian sebesar 119,45%). Hasil pengukuran tingkat produktivitas rata-rata 37 perusahaan yang mengikuti bimbingan konsultasi menunjukkan bahwa tingkat produktivitas rata-rata awal sebelum mengikuti bimbingan konsultasi sebesar Rp. 1.525.500/TK (setiap tenaga kerja memiliki kontribusi dalam penciptaan penjualan produk/jasa sebesar Rp. 1.525.500). Sedangkan tingkat produktivitas rata-rata akhir setelah bimbingan konsultasi adalah sebesar Rp. 1.889.900/TK (tiap tenaga kerja berkontribusi dalam penciptaan penjualan produk/jasa

(17)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

meningkat menjadi Rp. 1.889.900). Dengan demikian tingkat produktivitas rata-rata 37 perusahaan mengalami pertumbuhan (peningkatan) rata-rata-rata-rata sebesar 23,89% (setiap tenaga kerja berkontribusi meningkatkan omzet penjualan sebesar 23,89%).

Pada tahun 2009 dan 2010 belum dilakukan pengukuran secara spesifik atas pertumbuhan produktivitas pada UKM yang mendapatkan bimbingan konsultasi produktivitas, sehingga tidak dapat diperoleh data yang memadai.

Diagram 3.4

Perkembangan target dan capaian kinerja pertumbuhan produktivitas perusahaan/UKM yang diberi

bimbingan konsultasi produktivitas tahun 2009 - 2013

• Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan pelatihan kerja (pelatihan kewirausahaan) : Salah satu

indikator dari pelayanan pelatihan kerja pada SPM Bidang Ketenagakerjaan yang terkait dengan produktivitas tenaga kerja adalah besaran tenaga kerja yg mendapatkan pelatihan kewirausahaan, dengan target capaian Nasional sebesar 60% di tahun 2016.

• Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan pelatihan kerja (pelatihan

kewirausahaan) : Indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa

Timur yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja berbeda dengan indikator SPM untuk pelayanan pelatihan kerja yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Hal ini dikarenakan indikator kinerja sasaran Disnakertransduk Prov. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada pertumbuhan produktivitas tenaga

(18)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

kerja UKM, dan bukan sekedar jumlah siswa yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan, mengingat tujuan akhir dari pembinaan produktivitas itu sendiri adalah agar tingkat produktivitas tenaga kerja semakin meningkat sehingga

berpengaruh positif terhadap perkembangan UKM. Meski demikian,

Disnakertransduk Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan pelatihan kewirausahaan pada tahun 2013 sebagai berikut :

Capaian pelatihan kewirausahaan tahun 2013 yang dilaksanakan oleh UPT PPTK Surabaya baru sebesar 29,47%, masih sangat jauh dari target capaian Nasional sebesar 60% di tahun 2016.

• Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Jawa

Tengah :

- Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Barat : tidak ada. - Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Tengah :

Jumlah tenaga kerja terampil berbasis kewirausahaan : target 2.150 orang dan realisasi 2.285 orang (capaian 106,28%).

Indikator kinerja produktivitas kerja Prov. Jawa Tengah berbeda dengan indikator di Prov. Jawa Timur yaitu : % pertumbuhan produktivitas tenaga kerja, dengan target 26%, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan terhadap capaian kinerjanya. Jawa Timur lebih menitikberatkan pada pertumbuhan produktivitas tenaga kerja UKM, dan bukan sekedar jumlah siswa yang telah mengikuti pelatihan kewirausahaan, mengingat tujuan akhir dari pembinaan produktivitas itu sendiri adalah agar meningkatnya produktivitas tenaga kerja.

SASARAN

Meningkatnya pelayanan pelatihan dan produktivitas.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan pelatihan maupun pelayanan produktivitas melalui hasil pengukuran kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam

(19)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

memperoleh pelayanan pelatihan maupun produktivitas. Indikator dan capaian kinerjanya tergambar sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009

- Hasil survey IKM pelayanan pelatihan.

- Hasil survey IKM

pelayanan produktivitas. 80,00 81,10 79,98 78,25 99,98 96,49 79,39 81,01 78,10 n.a 76,17 n.a 76,70 n.a

Indikator kinerja : hasil survey IKM pelayanan pelatihan

• Pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan pelatihan yang dilaksanakan oleh 16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan Kependudukan yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan pelatihan di UPT-UPT terkait.

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan pelatihan yang masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari UPT-UPT terkait.

• Survey IKM pelayanan pelatihan dilakukan terhadap siswa yang telah mengikuti pelatihan di 17 UPT Pelatihan (16 UPT Pelatihan Kerja dan UPT Pelatihan Kependudukan), baik pelatihan Institusional, pelatihan Non Institusional atau

MTU (Mobile Training Unit), pelatihan Swadana/Pihak-III, maupun pelatihan

kependudukan, dengan kriteria pelatihan PBK (Pelatihan Berbasis Kompetensi) maupun PBM (Pelatihan Berbasis Masyarakat). Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan pelatihan adalah Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang

(20)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, dimana SPP terbaru telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/ 2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur.

• Capaian : Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 80,00 tercapai realisasi sebesar 79,98 (99,98%). Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2013 berada pada kategori “baik”.

Pada tahun 2012 dari target nilai IKM sebesar 79,00 realisasi 79,39 (100,49%). Di tahun 2011, dari target 78,00 tercapai 78,10 atau 100,13%. Realisasi capaian nilai IKM pelayanan pelatihan pada tahun 2010 sempat mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 saat pertama kali dilakukan survey IKM pelayanan pelatihan (mencapai nilai 76,70). Pada tahun 2010, nilai IKM sebesar 76,17, turun 0,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 76,70. Meski persentase penurunannya sangat kecil yaitu kurang dari 1%, namun hal tersebut tetap harus menjadi bahan evaluasi, mengingat unit yang melaksanakan pelayanan pelatihan terdiri dari banyak UPT. Dengan demikian, penurunan nilai IKM dari satu unit pelaksana pelayanan saja akan berpengaruh terhadap nilai IKM pelayanan pelatihan secara keseluruhan. Secara umum, capaian nilai IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2012 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’).

Diagram 3.5

Perkembangan target dan capaian kinerja hasil survei IKM pelayanan pelatihan tahun 2009 - 2013

(21)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

• Secara keseluruhan, hasil survey IKM pelayanan pelatihan menunjukkan trend

positif. Hal ini antara lain disumbang oleh faktor keberadaan SPP (Standar Pelayanan Publik) sehingga UPT-UPT terkait dalam melaksanakan pelayanan pelatihan berpedoman kepada SPP secara penuh. Disamping itu, faktor reposisi 16 UPT Pelatihan Kerja menjadi bertaraf internasional yang didukung oleh

keberadaan Kios 3in1 Plus Plus, Production Traning Center (PTC), TUK (Tempat

Uji Kompetensi) dan sarana-prasarana pendukung lainnya turut berkontribusi terhadap naiknya tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelatihan kerja.

Indikator kinerja : hasil survey IKM pelayanan produktivitas Pelayanan produktivitas yang dilakukan survey IKM meliputi :

a. Peningkatan produktivitas : pengembangan budaya produktif, peningkatan kualitas SDM, inovasi teknologi dan pengembangan manajemen dalam skala mikro maupun makro.

b. Pengukuran produktivitas : dilakukan secara individu (pada orang perorangan yang bekerja di perusahaan, instansi pemerintah atau kelompok masyarakat), mikro (pada perusahaan, instansi pemerintah atau kelompok masyarakat), ataupun makro (pada skala nasional, sektoral, Provinsi, Kab./kota).

c. Pemeliharaan produktivitas : pembakuan teknik dan metode peningkatan produktivitas serta pelestarian penggunaan teknik dan metode peningkatan produktivitas. Untuk menjaga mutu pemeliharaan dilakukan pembudayaan produktivitas.

• Capaian : Dari target nilai IKM di tahun 2013 sebesar 81,10 realisasi 78,25 (capaian kinerja 96,49%). Survey dilakukan terhadap 210 orang yang menjadi ‘pelanggan’ UPT PPTK yang mendapat pelayanan peningkatan produktivitas, pengukuran produktivitas, maupun pemeliharaan produktivitas. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk hasil survey IKM pelayanan produktivitas berada pada kategori “baik”.

(22)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Di tahun 2012, hasil survey IKM pelayanan produktivitas lebih tinggi dibandingkan tahun 2013, yaitu sebesar 81,01. Survey IKM terhadap pelayanan produktivitas baru dilakukan pertama kali di tahun 2012.

SASARAN

Meningkatnya penempatan tenaga kerja di sektor formal.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 - % penempatan pencari kerja. - Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja : • % perusahaan anggota aktif PLKT. • % peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja. 55,00% 75,00% 20,00% 58,41% 75,07 % 20,34% 106,20 100,09 101,70 54,33% 75,00% 96,67% 42,08% 64,19% 15,38% n.a 60,78% 18,18% n.a 72,88% n.a.

Indikator kinerja : Persentase penempatan pencari kerja

• Kegiatan penempatan tenaga kerja dilakukan melalui mekanisme Antar Kerja. Antar Kerja merupakan suatu proses kegiatan penempatan tenaga kerja yang meliputi Informasi Pasar Kerja (IPK), pendaftaran lowongan, pendaftaran pencari kerja, bimbingan dan penempatan. Jenis Antar Kerja meliputi :

a. AKL (Antar Kerja Lokal) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja antar Kab./Kota dalam satu provinsi;

b. AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja antar provinsi di dalam wilayah RI;

c. AKAN (Antar Kerja Antar Negara) atau kegiatan yang membantu proses penempatan tenaga kerja di luar negeri.

(23)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Disamping itu, mulai tahun 2010 terdapat kontribusi penempatan tenaga kerja kontrak di perusahaan melalui PPJP (Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja) yang keberadaannya mendapatkan pembinaan dan pengawasan secara langsung oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Provinsi maupun Kab./Kota. Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu

pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, dengan indikator sebagai berikut : besaran

pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan. SPM pelayanan penempatan tenaga kerja ini kemudian diterjemahkan menjadi salah satu indikator kinerja sasaran kelompok bidang penempatan dan perluasan kerja, khususnya untuk penempatan tenaga kerja di sektor formal.

• Capaian : Persentase tenaga kerja/pencari kerja yang ditempatkan di sektor

formal menunjukkan trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga

kerja atau pencari kerja yang terserap di sektor formal. Pada tahun 2013, dari target 55% penempatan pencari kerja, realisasi sebesar 58,41% atau capaian kinerjanya sebesar 106,2%. Adapun jumlah pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2013 tersebut sebanyak 423.059 orang dari pencari kerja yang terdaftar sebanyak 724.292 orang. Dengan demikian, capaian kinerja untuk persentase penempatan pencari kerja tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”. Pada tahun 2012, dari target penempatan 48%, realisasi sebesar 54,33% atau capaian kinerja sebesar 113,19%. Di tahun 2012 tersebut, pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 474.989 orang, dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar sebanyak 874.223 orang. Sementara itu, pada tahun 2011 yang merupakan tahun awal dilakukannya penghitungan SPM ketenagakerjaan termasuk pelayanan penempatan tenaga kerja, dicapai realisasi sebesar

(24)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

42,08%, yaitu 327.489 pencari kerja telah ditempatkan dari total 778.345 orang pencari kerja yang mendaftar.

Mengingat SPM ketenagakerjaan baru berjalan secara efektif mulai tahun 2011, maka penghitungan capaian kinerja persentase penempatan pencari kerja pada

tahun 2009 dan 2010 belum dilakukan (data not available).

Diagram 3.6

Perkembangan target dan capaian kinerja

persentase penempatan pencari kerja tahun 2009 - 2013

Kondisi positif terkait kenaikan persentase penempatan tenaga kerja/pencari kerja di sektor formal antara lain dikarenakan :

- Naiknya angka penempatan melalui mekanisme AKL, AKAD dan AKAN yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kab./Kota; - Pendataan terhadap angka penyerapan tenaga kerja kontrak di perusahaan

melalui PPJP (mulai tahun 2010);

- Pendataan terhadap angka penempatan tenaga kerja yang semakin akurat; - Sebagai terobosan dalam mensosialisasikan, mengakomodasi peningkatan

lowongan kerja, mengoptimalkan penempatan tenaga kerja, dan mengefektifkan fungsi layanan penempatan tenaga kerja, Disnakertransduk Prov. Jawa Timur menggagas Bursa Kerja Bulanan (bursa kerja mini/berskala kecil). Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah pencari kerja, partisipasi perusahaan yang melaporkan lowongan yang tersedia, serta peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja dari rata-rata jumlah pencari kerja yang terdaftar melalui Bursa Kerja Bulanan.

- Adanya MoU jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri,

(25)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan mudah diakses pencari kerja.

- Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja secara online melalui website

www.infokerja-jatim.com untuk mengoptimalkan penyerapan lowongan

kerja di pasar kerja. Website dapat diakses oleh pencari kerja,

perusahaan/dunia usaha maupun institusi yang membutuhkan tenaga kerja. Penggunaan sarana teknologi informasi ini sangat besar manfaatnya dalam menyediakan informasi pasar kerja yang cepat, akurat dan murah, serta membantu mempercepat layanan penempatan tenaga kerja.

Indikator kinerja : Pengembangan jejaring informasi lowongan kerja

• Sebagai salah satu inovasi dalam menjalankan fungsi Lembaga Penempatan Tenaga Kerja atau Bursa Kerja Pemerintah (BKP), pada akhir tahun 2008 Disnakertransduk Prov. Jawa Timur membentuk Pusat Layanan Karir

Terpadu (PLKT). Fungsi PLKT dikembangkan sebagai model pelayanan

penempatan tenaga kerja (Public Employment Service) terutama dalam aspek

penyebaran informasi lintas kab/kota (kliring system), pembinaan lembaga

bursa kerja, pembinaan petugas fungsional Pengantar Kerja dan kegiatan bimbingan konseling. PLKT sebagai pusat layanan penempatan kerja memfasilitasi pencari kerja, perusahaan pemberi kerja/pengguna tenaga kerja, maupun kalangan pendidikan dan mitra kerja lainnya. Tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan jaringan mitra kerja serta mendekatkan hubungan antara dunia usaha dengan pencari kerja, terutama dari angkatan kerja muda terdidik yang mencari pekerjaan di sektor formal, baik yang sudah menyelesaikan ataupun sedang dalam masa pendidikan. Sedangkan pelayanannya dilakukan

secara offline (dilayani langsung oleh petugas) maupun online melalui website

(26)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

• Capaian :

Persentase perusahaan anggota aktif PLKT :

Pada tahun 2013, dari target 75%, realisasi sebesar 75,07% perusahaan anggota PLKT yang aktif menginformasikan lowongan pekerjaan dibandingkan seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT (capaian 100,09%). Kinerja sebesar 75,07% lebih lanjut terinci sebagai berikut : jumlah perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 694 perusahaan, yang aktif menginformasikan lowongan sebanyak 521 perusahaan, dan anggota pasif sebanyak 173 perusahaan. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan perusahaan anggota aktif PLKT pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”.

Pada tahun 2012, dari target 70%, realisasi 75% (107,14%), dengan rincian perusahaan yang terdaftar sebagai anggota PLKT sebanyak 524, yang aktif menginformasikan lowongan 393 perusahaan dan anggota pasif 131 perusahaan. Sedangkan target tahun 2011 sebesar 60%, realisasi 64,19% (106,98%), dengan rincian dari 444 perusahaan anggota PLKT, 285 perusahaan secara aktif menginformasikan lowongan dan 159 perusahaan merupakan anggota pasif PLKT. Di tahun 2010, dari target 50% realisasi 60,78% (121,56), dengan rincian dari 283 perusahaan anggota PLKT, sebanyak 172 perusahaan aktif menginformasikan lowongan dan sisanya 111 perusahaan bersifat pasif. Di tahun 2009, dari target 40% terealisasi 72,88% (182,20%), dimana dari 118 perusahaan anggota PLKT, 86 perusahaan merupakan anggota aktif dan 32 perusahaan menjadi anggota pasif PLKT.

Diagram 3.7

Perkembangan target dan capaian kinerja

(27)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Persentase peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja :

Dari target peningkatan 20% jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun 2013, diperoleh realisasi peningkatan sebesar 20,34% (101,70%). Peningkatan jumlah mitra kerja tersebut adalah sebagai berikut : mitra kerja pada jejaring

bursa kerja (BKK/Bursa Kerja Khusus di website PLKT) sebanyak 71

perusahaan, terdiri dari 14 BKK perguruan tinggi dan 57 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Dengan demikian, capaian kinerja untuk peningkatan mitra kerja jejaring bursa kerja pada tahun 2013 berada pada kategori “sangat baik”. Pada tahun 2012, dari target peningkatan 20% mitra kerja jejaring bursa kerja, diperoleh realisasi sangat signifikan sebesar 96,67% (483,35%), dengan rincian 59 BKK, terdiri dari 13 BKK perguruan tinggi dan 46 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Sedangkan pada tahun 2011 dari target peningkatan 10%, tercapai realisasi peningkatan 15,38% dari tahun sebelumnya (153,80%), dengan rincian 30 BKK yang meliputi 9 BKK perguruan tinggi dan 21 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2010, dari target peningkatan 5%, realisasi peningkatan mencapai 18,18% (363,60%), dengan rincian 26 BKK yang terdiri dari 7 BKK perguruan tinggi dan 19 BKK UPT PK dan SMA/SMK. Di tahun 2009 pada satu tahun pertama PLKT berdiri, terdapat 22 BKK yang telah menjadi mitra kerja jejaring bursa kerja (5 BKK perguruan tinggi dan 17 BKK UPT PK dan SMA/SMK). Namun di tahun 2009 belum dapat ditentukan target peningkatan jumlah mitra kerja

jejaring bursa kerja dibandingkan tahun 2008 (target tahun 2009 not available),

mengingat PLKT baru didirikan di akhir tahun 2008.

Diagram 3.8

Perkembangan target dan capaian kinerja

(28)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

• Perkembangan capaian :

Perusahaan anggota aktif PLKT :

Diamati dari capaian 5 (lima) tahun terakhir, nampak angka keikutsertaan perusahaan sebagai anggota PLKT meningkat signifikan, dimana pada tahun 2009 ke 2010 di masa-masa awapl terbentuknya PLKT, keanggotaan meningkat lebih dari 2 kali lipat (bertambah 165 perusahaan atau 139,83%), dari tahun 2010 ke 2011 keanggotaan PLKT meningkat 56,89% (bertambah 161 perusahaan), tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 18,02% (bertambah 80 perusahaan), dan di tahun 2012 ke 2013 kembali meningkat sebesar 32,44% (bertambah 170 perusahaan). Secara kuantitas, nampak bahwa semakin banyak perusahaan yang menjadi anggota PLKT dan aktif

menginformasikan lowongan pekerjaan secara online (melalui website PLKT)

maupun offline melalui layanan PLKT. Hal ini mengindikasikan semakin

tingginya kesadaran pengusaha untuk melaporkan informasi lowongan di perusahaan yang bersangkutan (kepatuhan terhadap Keppres No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan), sehingga pencari kerja semakin banyak mendapatkan informasi peluang kerja.

Mitra kerja jejaring bursa kerja :

Jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK

(Bursa Kerja Khusus) di website PLKT meningkat sangat signifikan, dimana

tahun 2009 di masa awal terbentuknya PLKT, mitra kerja baru berjumlah 22 lembaga. Kemudian di tahun 2010 jumlahnya bertambah 4 lembaga menjadi 26 BKK. Selanjutnya, tahun 2011 kembali bertambah 4 lembaga sehingga bertambah menjadi 30 BKK. Dan di tahun 2012 mulai meningkat tajam dengan penambahan 29 lembaga menjadi 59 BKK. Terakhir, pada tahun 2013 kembali bertambah 12 lembaga sehingga jumlahnya menjadi 71 BKK. Pesatnya pertambahan jumlah mitra kerja jejaring bursa kerja yang bergabung menjadi anggota BKK antara lain merupakan dampak dari dilakukannya pembinaan, bimbingan teknis, maupun sosialisasi secara intens kepada BKK-BKK di lingkup

(29)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

UPT Pelatihan Kerja maupun lingkup pendidikan (perguruan tinggi, SMA/SMK) terkait pentingnya pengembangan jejaring bursa kerja dan sistem Antar Kerja untuk membantu mempertemukan pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja di pasar kerja.

• Dampak dari berkembangnya keanggotaan aktif PLKT serta mitra kerja jejaring bursa kerja, angka pencari kerja yang mendapat pekerjaan ataupun perusahaan yang mendapatkan tenaga kerja melalui layanan PLKT makin bertambah secara signifikan. Secara terinci, tahun 2009 penempatan tenaga kerja melalui PLKT

sebanyak 340 orang (penempatan offline melalui bursa kerja), tahun 2010

penempatan PLKT sebanyak 911 orang (secara online 204 orang dan secara

offline 707 orang), di tahun 2009 penempatan melalui PLKT menjadi 1.925

orang (secara online 591 orang dan offline 1.334 orang), di tahun 2012 angka

penempatan PLKT mencapai 2.379 orang (secara online 357 orang dan offline

2.022 orang), dan pada tahun 2013 penempatan melalui PLKT tercatat

berjumlah 648 orang (secara online 162 orang dan offline 486 orang).

• Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan untuk

pelayanan penempatan tenaga kerja : Mengacu pada Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, salah satu pelayanan dasar SPM Bidang Ketenagakerjaan adalah pelayanan penempatan tenaga kerja, yang indikatornya adalah besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan, dengan target capaian 70% di tahun 2016.

• Perbandingan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketenagakerjaan untuk pelayanan penempatan tenaga kerja : Indikator

kinerja tujuan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur untuk penempatan tenaga kerja sama dengan indikator SPM untuk pelayanan penempatan tenaga kerja yang ditetapkan oleh Kemenakertrans. Pada tahun 2012, Disnakertransduk

(30)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

Prov. Jawa Timur telah mencapai SPM pelayanan penempatan tenaga kerja sebagai berikut : capaian tahun 2013 sebesar 58,41%, sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2016 sebesar 70%. Secara bertahap, melalui berbagai intervensi capaian pelayanan ini dapat ditingkatkan hingga mencapai target dalam Renstra Disnakertransduk Prov. Jawa Timur pada tahun 2014 maupun target SPM tahun 2016.

• Perbandingan dengan capaian kinerja Prov. Jawa Barat dan Jawa

Tengah :

- Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat :

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor lapangan usaha : target 583.000 orang dan realisasi 602.722 orang (capaian 103,38%).

- Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Tengah :

a. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAN : target 103.605 orang dan realisasi 105.985 orang (capaian 102,30%).

b. Jumlah penempatan tenaga kerja AKL : target 35.000 orang dan realisasi 66.098 orang (capaian 188,85%).

c. Jumlah penempatan tenaga kerja AKAD : target 16.000 orang dan realisasi 16.686 orang (capaian 104,29%).

Indikator kinerja penempatan tenaga kerja Prov. Jawa Barat dan Jawa Tengah masih berupa ”jumlah” penempatan, sedangkan indikator Prov. Jawa Timur

berupa outcome, yaitu : % penempatan pencari kerja, dengan target sebesar

55%. Dengan demikian tidak dapat dilakukan perbandingan capaian kinerja Prov. Jawa Timur dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun bila dilihat dari segi jumlah, pencari kerja di Jawa Timur yang ditempatkan di tahun 2013 sebanyak 423.059 orang atau lebih tinggi 124,11% dari realisasi penempatan di Jawa Tengah. Sedangkan jumlah penempatan di Jawa Barat lebih tinggi 42,47% dibandingkan penempatan di Jawa Timur.

Sementara itu, untuk indikator pengembangan jejaring informasi lowongan kerja, baik Prov. Jawa Barat maupun Jawa Tengah tidak memiliki indikator

(31)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

dimaksud, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan. Dalam hal ini, jejaring informasi lowongan kerja melalui Pusat Layanan Karir terpadu (PLKT) hanya terdapat di Disnakertransduk Prov. Jawa Timur dan menjadi satu-satunya model pelayanan info kerja di tingkat Provinsi.

SASARAN

Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan jasa pelayanan penempatan tenaga kerja melalui hasil pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dimaksud. Indikator dan capaian kinerjanya adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009

Hasil survey IKM : - Pelayanan

penem-patan tenaga kerja. - Pelayanan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). 79,80 76,35 74,81 71,27 93,75 93,35 74,66 72,35 76,25 67,17 78,56 76,43 79,07 75,77

• Pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat, bertujuan :

a. Untuk mengetahui secara periodik tingkat kinerja dari pelayanan penempatan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan UPT P3TKI (Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) yang telah dibuat SPP-nya (Standar Pelayanan Publik).

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas dan kualitas pelayanan pelatihan di kedua unit kerja tersebut.

(32)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

c. Sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan/kelemahan unsur-unsur dari pelayanan penempatan tenaga kerja yang masih perlu ditingkatkan.

d. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik di masa mendatang.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang kinerja dari unit kerja terkait. • Survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari :

1) Pelayanan penempatan tenaga kerja, meliputi pelayanan antar kerja, yakni

(a) informasi pasar kerja/bursa kerja/penempatan kerja offline dan online,

(b) pencabutan perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing atau IMTA, (c) rekomendasi penempatan tenaga kerja antar daerah, (d) ijin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta atau LPTKS untuk antar kerja lokal, dan (e) ijin operasional kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau PPTKIS.

2) Pelayanan khusus TKI (Tenaga Kerja Indonesia), meliputi (a) rekomendasi Rencana Kebutuhan Calon TKI (RKCTKI) atau Surat Pengantar Rekrut TKI

(SPR TKI), (b) surat pengantar rekomendasi endors visa ke Teto, (c)

penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri atau KTKLN, (d) Pembekalan

Akhir Pemberangkatan atau PAP, dan (e) counter TKI.

Dasar pelaksanaan survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja adalah Standar Pelayanan Publik (SPP) Bidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan, yang telah disempurnakan melalui Keputusan Kepala Disnaker-transduk Prov. Jawa Timur tanggal 27 Maret 2012 Nomor 560/39/KPTS/106.01/ 2012 tentang Standar Pelayanan pada Disnakertransduk Prov. Jawa Timur. • Capaian :

Hasil survey IKM pelayanan penempatan tenaga kerja :

Pada tahun 2013, dari target nilai IKM sebesar 79,80, terealisasi 74,81 atau capaiannya sebesar 93,75%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil

(33)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2013 termasuk kategori “baik”.

Pada tahun 2012, dari target nilai IKM 79,60, realisasi 74,66 (93,79%). Di tahun 2011, dari target 79,40 terealisasi 76,25 (96,03%). Pada tahun 2010, target 79,20 dan realisasi 76,56 (96,67%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukan survey IKM, capaiannya sebesar 79,07.

Diagram 3.9

Perkembangan target dan capaian kinerja

hasil survei IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013

Jika diamati, meski kinerja pelayanannya masih berada pada rentang kategori ‘baik’, capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja pada tahun 2009-2012 cenderung menurun, meski di tahun 2013 nilainya kembali menunjukkan kenaikan. Penurunan nilai IKM pada tahun 2009-2012 antara lain disebabkan adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan yang di-survey. Pada tahun 2009 (awal dilakukannya survey IKM), jenis pelayanan yang di-survey termasuk pelayanan-pelayanan terkait Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Namun mengingat pelayanan IMTA kemudian dialihkan menjadi pelayanan di UPT P2T Prov. Jawa Timur (pelayanan perijinan satu atap), ditambah baru terbentuknya Pusat Layanan Karir Terpadu (PLKT) Disnakertransduk Prov. Jawa Timur, maka terjadi perubahan beberapa jenis pelayanan yang di-survey dengan responden yang berbeda pula, sehingga capaian nilai IKM belum stabil. Meski demikian, secara umum capaian nilai IKM pelayanan penempatan tenaga kerja tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan

(34)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

turunnya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, beberapa alternatif langkah perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah :

- Memotivasi petugas pelayanan untuk meningkatkan tanggung jawab petugas pelayanan;

- Merekondisi SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, khususnya

terkait waktu pelayanan dan kemudahan syarat pelayanan;

- Memberikan coaching/arahan kepada personil pelayanan agar memiliki

kemampuan yang sama dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada masyarakat;

- Menerapkan budaya kerja secara efektif dan mengimplementasikan 5R/5S. Hasil survey IKM pelayanan TKI :

Pada tahun 2013, dari target nilai survei IKM sebesar 76,35, terealisasi sebesar 71,27 atau capaian kinerjanya 93,35%. Dengan demikian, capaian kinerja untuk hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2013 berada pada kategori “baik”.

Tahun 2012, dari target nilai IKM 76,20, terealisasi 72,35 (94,95%). Pada tahun 2011, target 76,00 realisasi 67,17 (87,74%). Pada tahun 2010, target 75,90 dan realisasi 76,43 (100,70%). Sedangkan di tahun 2009 pada awal dilakukannya survey IKM, nilai IKM-nya sebesar 75,77.

Diagram 3.10

Perkembangan target dan capaian kinerja hasil survei IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013

Jika diamati, capaian nilai IKM pelayanan TKI menunjukkan adanya fluktuasi. Salah satu penyebabnya adalah adanya perubahan pada beberapa jenis pelayanan, menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan di UPT P3TKI,

(35)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

sehingga capaian nilai IKM cenderung tidak stabil. Meski demikian, sebagaimana halnya dengan pelayanan penempatan tenaga kerja, capaian nilai IKM pelayanan TKI tahun 2009 - 2013 berada pada nilai interval konversi IKM antara 62,51 – 81,25 dengan mutu pelayanan B (kinerja pelayanan ‘baik’). Namun kecenderungan berfluktuasinya nilai IKM dari waktu ke waktu tetap harus diwaspadai dan menjadi bahan evaluasi. Berdasarkan hasil survey IKM tahun 2013, alternatif perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan adalah : - Memperbaiki jadwal pelayanan sehingga bisa dilaksanakan tepat waktu; - Menambah sarana-prasarana, khususnya terkait pembuatan foto untuk

KTKLN sehingga pelayanan dapat terselesaikan semakin cepat;

- Meningkatkan pemahaman kepada semua petugas terkait optimalisasi pelayanan kepada calon TKI maupun PPTKIS.

SASARAN

Meningkatnya perluasan lapangan kerja di sektor informal.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mewujudkan pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat karya produktif. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI 2013 % REALISASI 2012 2011 2010 2009 % tenaga kerja di sektor informal yang mampu belajar usaha & mempunyai penda-patan tetap (usahanya tetap eksis).

95,00% 95,51% 100,54 95,86% 95% 95% 95%

• Pemecahan isu pengangguran tidak hanya dilakukan melalui penempatan tenaga kerja di sektor formal, tetapi juga melalui upaya pembinaan dan fasilitasi kegiatan perluasan kesempatan kerja. Untuk memperluas kesempatan kerja di dalam negeri, Kemnakertrans RI, Pemerintah Provinsi dan Kab./Kota melakukan

(36)

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur J

ER B ASU KI M AWA BEYA

JAWA TIMUR

langkah-langkah strategis untuk mendukung penempatan tenaga kerja di dalam negeri melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi SDA, SDM dan teknologi tepat guna. Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya infrastruktur

maupun padat karya produktif, penerapan teknologi tepat guna,

pendayagunaan tenaga kerja sukarela, program kewirausahaan melalui pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, pendampingan serta subsidi program pelatihan keterampilan, atau pola lain yang dapat mendorong terciptanya perluasan kesempatan kerja di sektor informal.

• Capaian : salah satu indikator yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja di sektor informal melalui sektor ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang dibina di sektor informal usaha mandiri yang dirintisnya minimal tetap eksis. Artinya, tenaga kerja yang dibina telah memiliki pendapatan tetap dari usahanya tersebut, usahanya tidak berhenti beroperasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru yang cukup tinggi dan merekrut banyak tenaga kerja baru di daerah sekitarnya.

• Pada tahun 2013, dari target 95% binaan Disnakertransduk Prov. Jawa Timur di sektor informal (tidak termasuk binaan Kab./Kota) yang usahanya tetap eksis, terealisasi 95,51% (100,54%), dengan rincian jumlah binaan di sektor informal sebanyak 178 orang, yang tetap eksis sebanyak 170 orang. 8 (delapan) orang lainnya tidak melanjutkan usaha informal karena berbagai alasan : menjadi PNS, beralih menjadi TKI ke luar negeri, diterima bekerja di sektor formal, dan menjadi caleg. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2013 untuk persentase tenaga kerja di sektor informal yang usahanya tetap eksis berada pada kategori “sangat baik”.

Capaian tahun 2012, dari target 93% binaan yang eksis di sektor informal, terealisasi 95,86% (103,08%). Capaian tahun 2011, dari target 91% yang usaha mandirinya tetap eksis, realisasi 95% (104,40%). Tahun 2010, dari

Referensi

Dokumen terkait

Segala Puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dngan judul “Pengaruh Konsentrasi Zirkonium Oksiklorid

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel independen yang diantaranya pendapatan komprehensif (comprehensive income) dan

Opsi multiaset adalah suatu kontrak atau perjanjian antara dua pihak, dimana pihak pertama adalah sebagai pembeli yang memiliki hak bukan kewajiban untuk membeli

       37

Setelah berhasil maka data aset tersebut secara otomatis akan berada di halaman aset kapitalisasi pada sisi Bagian Akuntansi seperti yang terlihat pada Gambar 4.11 di

Sebanyak 50 responden yang terdiri dari pekerja kandang dan pemilik peternakan di Kawasan Usaha Ternak (KUNAK) Cibungbulang Kabupaten Bogor dijadikan responden untuk

SETELAH PERUBAHAN Bidang Pemerintahan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat. Unit Organisasi Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB Sub

Kegiatan ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah untuk pendaftaran tanah yang pertama sekali merupakan prosedur khusus yang prosesnya dilakukan pada pemberian