Penetapan Indikator Kinerja
ndikator kinerja m-P3MI di lapangan perlu ditetapkan meliputi aspek penggunaan input, proses, output, outcome, benefit dan dampak dari petani pelaksana (kooperator) dan petani adaptor teknologi, setelah adanya percontohan.
Indikator keberhasilan (performance) yang harus dipenuhi ialah :
(1) Meningkatnya produktivitas dan pendapatan petani (2) Meningkatnya nilai tambah produksi, terjadi diversivikasi
produk sesuai permintaan pasar
(3) Meningkatnya aktivitas kelompok tani akibat dari pemberdayaan
(4) Terbangunnya kemitraan dengan pihak luar
(5) Meningkatnya kinerja kelembagaan pendukung, kelembagaan pasar input maupun output
I
(6) Adanya apresiasi Pemda setempat yang diwujudkan berupa dana atau material lainnya untuk mendukung kegiatan m-P3MI
(7) Dimanfaatkannya sumberdaya pertanian lebih optimal (8) Meningkatnya jumlah petani adopter
(9) Meningkatnnya jumlah petani dan stakeholder berkunjung ke laboratorium lapang
Pengukuran Indikator Kinerja (1) Mengukur peningkatan produktivitas
Untuk mengukur peningkatan produktivitas usaha tani dilakukan dengan menghitung selisih produktivitas yang dicapai m-P3MI dikurangi dengan produktivitas sebelum m-P3MI. Formula yang digunakan adalah:
(Peningkatan produktivitas absolut) atau
x 100 % (persentase)
Dimana : Y0= produktivitas sebelum m-P3MI Y1= produktivitas Sesudah m-P3MI Setelah mengukur peningkatan produktivitas, dilanjutkan dengan mengukur produksi. Produksi merupakan hasil perkalian luas panen x produktivitas.
Secara ringkas, dituliskan sebagai berikut:
Dimana:Q0= produksi sebelum m-P3MI Q1= produksi sesudah m-P3MI Y0= produktivitas sebelum m-P3MI Y1= produktivitas sesudah m-P3MI
L0= luas tanam atau panen sebelum m-P3MI L1= luas tanam atau panen sesudah m-P3MI Peningkatan produksi, dapat dihitung dengan rumus:
Hasil Perhitungan di atas, selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel seperti Tabel 1.
Tabel 1.
Perubahan Produktivitas dan Produksi Sebelum dan Sesudah m-P3MI Teknologi/Komoditas/
Musim
Produktivitas/Produksi Perubahan
Sebelum Sesudah ton %
1.
2.
3.
Total
(2) Mengukur pendapatan petani
Untuk mengukur tingkat pendapatan petani, dilakukan melalui penelusuran data total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut.
Data total penerimaan yang biasa disingkat TR (total revenue dibangun oleh komponen produktivitas, volume atau luas dan harga (sebelum dan sesudah) dari masing-masing jenis kegiatan, sedangkan data total biaya yang biasa didingkat TC (total cost) merupakan penjumlahan biaya dari masing-masing jenis kegiatan
Selanjutnya, perhatikan harga output (PQ) dan harga input (Px) yang dipakai sebelum dan sesudah m-P3MI harus sama, yaitu PQ1 dan PX1. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
TR0 = ∑Q01* PQ1i
TC0 = ∑X01* PX1i
TI0 = ∑Q01* PQ1i - ∑X01* PX1i
TR1 = ∑Q1i* PQ1i
TC1 = ∑X1i* PX1i
TI1 = ∑Q11* PQ1i - ∑X01* PX1i
Hasilnya kemudian ditampilkan seperti Tabel 2.
Tabel 2.
Perubahan Tingkat Pendapatan Sebelum dan Sesudah m-P3MI Teknologi/Komoditas/
Musim
Tingkat Pendapatan (Rp)
Perubahan
Sebelum Sesudah Rp %
1.
2.
Total
Untuk lebih memperjelas informasi struktur pendapatan rumah tangga petani sebelum dan sesudah m-P3MI, dapat ditampilkan dalam grafik seperti Gambar 1
Gambar 1. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sebelum dan Sesudah m-P3MI
Kegiatan m-P3MI tidak hanya merubah produksi dan pendapatan, akan tetapi juga merubah struktur penggunaan tenaga kerja. Untuk mengukur perubahan tenaga kerja
sebelum dan sesudah m-P3MI dapat dilakukan menggunakan tabel seperti disajikan dalam Tabel 3
Tabel 3.
Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga dan Non Keluarga Sebelum dan sesudah m-P3MI
Teknologi/
Komoditas
TK Non Keluarga TK Keluarga Total TK Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1.
% Kenaikan 2.
% Kenaikan 3.
% Kenaikan
(3) Mengukur Kesejahteraan Petani
Untuk mengukur kesejahteraan petani, biasa dilakukan untuk jangka panjang. Kesejahteraan dalam jangka panjang dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti:
Pemilikan asset (lahan, rumah, motor, TV, dll)
Jumlah anggota petani yang sekolah
Jumlah dan frekuensi anggota keluarga petani yang sakit/berobat
Jumlah tabungan, dll
(4) Mengukur nilai tambah (value added = VA) produksi Pendekatan untuk mengukur nilai tambah dapat menggunakan formula sebagai berikut:
VA0= TR0– TC0 (sebelum m-P3MI)
VA1-0= TR1-0– TC1-0- (sesudah m-P3MI, misalnya GKP) VA2-1= TR2-1– TC2-1- (sesudah m-P3MI, dari GKP menjadi beras
Dimana:
Subcript 0 = KGP; 2= beras Total VA = VA0+ VA1-0+ VA2-1
dari GKP menjadi GKG , atau (dari GKP menjadi beras)
Hasil perhitungan nilai tambah tersebut selanjutnya ditampilkan dalam tabel, seperti contoh berikut (Tabel 4).
Tabel 4
Perubahan Nilai Tambah Sebelum dan Sesudah m-P3MI Teknologi/Komodita
s/ Usaha
Nilai Tambah (Rp) Perubahan
Sebelum Sesudah Rp %
1. - -
-2.
3.
4.
Tabel 5
Perubahan Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Sebelum dan Sesudah m-P3MI
Teknologi/Komoditas / Musim
Nilai (Rp) Perubahan Sebelu
C. Pendapatan (A-B) 1.
2.
3.
Total
(5) Mengukur aktivitas kelompok tani akibat pemberdayaan
Aktivitas kelompok bisa didekati dari beberapa aspek, antara lain:
Frekuensi pertemuan sebelum vs sesudah m-P3MI, misalnya 2 kali vs 5 kali dalam semusim.
Jumlah anggota yang hadir dalam pertemuan sebelum vs sesudah m-P3MI, misalnya 20 orang vs 35 orang dalam semusim
Topik yang dibahas dalam pertemuan sebelum vs sesudah m-P3MI
Misalnya sebelum m-P3MI hanya satu teknologi yang digunakan yaitu teknologi produksi saja, dan sesudah m-3MI menggunakan lima teknologi yaitu teknologi produksi, cara pengadaan input, teknologi pengolahan, pemasaran output, permodalan. Untuk menghitungnya digunakan formula, sebagai berikut:
(6) Mengukur kemitraan dengan pihak luar
Terbangunnya kemitraan dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti: Jumlah mitra yang terbentuk dan nama mitra; Bentuk kemitraan; Periode bermitra, dan Volume.
Hasilnya ditampilkan seperti contoh dalam Tabel 6.
Tabel 6
Terjadinya Kemitraan Setelah m-P3MI Teknologi/Komoditas
Kemitraan Nama
Mitra
Bentuk Mitra
Periode
Mitra Volume 1.
2.
3.
4.
(7) Mengukur kinerja kelembagaan pendukung, kelembagaan pasar input maupun output
Kinerja kelembagaan pendukung dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
Pengadaan input produksi (sendiri atau kelompok, jenis input, harga input)
Penjualan produk (jual sendiri atau kelompok, jual ke pengumpul atau langsung konsumen, harga jual)
Permodalan (modal dari kelompok, pinjam ke rentenir, koperasi, bank, LKM)
Informasi yang diperoleh tentang kelembagaan ini selanjutnya ditampilkan seperti dalam Tabel 7.
Tabel 7
Perkembangan Kelembagaan Pendukung
Kelembagaan
Perkembangan Kelembagaan Pendukung
Sebelum Sesudah Perubaha n (%) A. Input
1.Cara Pengadaan
-2.Harga Input X1
3.Harga Input X2
B. Ouput
1.Cara Penjualan
-2.Harga Ouput Q1
3.Harga Output Q2 C. Modal
1.Sumber Permodalan
-(8) Mengukur apresiasi Pemda setempat
Pengukuran apresiasi Pemda setempat dapat ditinjau dari kontribusinya dalam kegiatan m-P3MI yang wujudnya berupa dana atau material lainnya untuk mendukung kegiatan m-P3MI
Langkah-langkah pengukuran:
Identifikasi semua jenis apresiasi/kontribusi pemda/ pemangku kepentingan lainnya, baik berupa kontribusi uang maupun tidak dalam bentuk uang
Apresiasi/kontribusi yang bukan dalam bentuk uang, selanjutnya disetarakan ke dalam nilai uang
Cara mensetarakan kontribusi tersebut ke dalam bentuk uang dapt melalui pendekatan sewa, harga, upah, biaya cetak, dll.
Contoh:
a. Misalnya Pemda menyediakan lahan 5 hektar. Kontribusi ini bisa dinilai dalam bentuk uang melalui pendekatan nilai sewa lahan perhektar dikali 5. Jika nilai sewa lahan itu Rp 5 juta per hektar per tahun, maka kontribusi Pemda = Rp 25 juta.
b. Jika dalam bentuk bibit atau benih, pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan jumlah benih di kalikan dengan harga bibit/benih yang berlaku di pasaran c. Jika dalam bentuk leaflet/brosur, pendekatannya
didasarkan pada perkiraan biaya cetak per satuan
dikalikan dengan jumlah eksemplar leaflet atau brosur tersebut.
d. Pendekatan yang sama dapat pula dilakukan untuk menilai bentuk uang kontribusi berupa fasilitas dan peralatan lainnya. Misalnya alsintan.
Jumlahkan semua kontribusi dari masing-masing Pemda/stakeholder setara uang, sehingga akan tampak keragaan apreasiasi/kontribusi dari masing-masing stakeholder/pemda tersebut.
Apresiasi dalam bentuk kebijakan misalnya dalam bentuk nilai peraturan atau surat keputusan Bupati./Dinas, tidak dinilai dengan uang tetapi diinventarisasi.
Hasil perhitungan tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel seperti contoh (Tabel 8).
Tabel 8
Kontribusi Pemerintah Daerah Dalam m-P3MI Teknologi/ Komoditas Bentuk Fisik dan Nilai Setara Kontribusi
Bentuk Fisik Setara (Rp) 1.
2.
3.
4.
Total Nilai (Rp) xxxxxxxxx
(9) Mengukur pemanfaatan sumberdaya pertanian
Sumberdaya Lahan: Peningkatan Indeks Pertanaman (IP), sistem tanam tumpang sari
Integrasi dengan komoditas lain (diversifikasi)
Pemanfaatan limbah untuk bahan input, barang komersial
(10) Mengukur peningkatan jumlah petani adopter
Jumlah adopter (awal m-P3MI dan sekarang), baik dari kelompok tani/desa, maupun luar kelompok/
desa
Luas areal (awal m-P3MI dan sekarang), baik dari kelompok tani/desa, maupun luar kelompok/desa
Tabel 9
Perkembangan Jumlah Adopter dan Luas Adopsi m-P3MI Teknologi/
Komoditas
Jumlah Adopter
(Orang) Luas (ha)
Awal
(...) Saat ini
(...) Awal
(...) Saat ini (...) 1.
% Kenaikan
2.
% Kenaikan 3.
% Kenaikan
(11) Mengukur peningkatan jumlah petani dan stakeholder yang berkunjung ke laboratorium lapang
Perkembangan frekuensi kunjungan (waktu, jumlah, asal, lama)
Topik yang dipelajari
Tanggapan pengunjung terhadap keberadaan laboratoriom lapang