• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Masukan

1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 48.000.000.000

2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha) 3. Data dan teknologi

B. Keluaran

1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan bawang merah seluas 1.200 ha di 6 Provinsi 12 kabupaten/kota

2. Terfasilitasinya sarana produksi dan sarana budidaya pendukung lainnya dalam kegiatan pengembangan kawasan bawang merah.

C. Hasil

1. Terbangunnya kawasan baru dan pengutuhan kawasan bawang merah di sentra-sentra produksi

2. Meningkatnya luas kawasan pengembangan bawang merah pada off season. 3. Meningkatnya produksi bawang merah.

4. Tersedianya bawang merah sepanjang tahun untuk stabilisasi pasokan dan harga.

D. Manfaat

Terbentuknya kawasan bawang merah yang mampu menyediakan bawang merah sepanjang tahun stabilisasi pasokan dan harga.

E. Dampak

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 19

1771.025

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peranan strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan berperan sebagai : 1) sumber bahan makanan bergizi bagi masyarakat; 2) merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja; 3) sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara; serta 4) memiliki peluang pasar bagi sektor non pertanian, khususnya industri hulu.

Pengembangan sayuran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian wilayah, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing wilayah tersebut. Untuk menciptakan agribisnis sayuran yang efektif, efisien, berdampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang terlibat di dalamnya diperlukan volume, intensitas dan kualitas kegiatan yang memadai berbasis pada kesamaan kegiatan dalam ruang yang sama.

Untuk itu melalui APBNP 2017 dilakukan pengembangan sayuran yang bernilai ekonomis di wilayah pengembangan dengan memanfaatkan kapabilitas yang ada di daerah.

Upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019 dilakukan dengan memacu laju peningkatan kuantitas dan kualitas produksi Bawang Putih di Indonesia antara lain melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Berbagai upaya peningkatan produksi Bawang Putih terus dilakukan untuk mengimbangi peningkatan permintaan Bawang Putih secara nasional seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya industri olahan serta mengurangi ketergantungan impor. Tujuan dilakukan pengembangan bawang putih yaitu untuk mempercepat proses swasembada bawang putih, penurunan jumlah impor dan meningkatkan produksi bawang putih untuk pemenuhan kebutuhan dan pasokan dalam negeri sepanjang tahun terutama pada triwulan IV sekaligus menyangga kebutuhan bawang putih secara keseluruhan.

Kentang dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kentang sayur dan kentang industri. Untuk kentang sayur umumnya menggunakan varietas granola yang

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 21

memiliki ciri kadar air dan gulanya tinggi, dan patinya rendah. Sedangkan kentang industri ciri yang dimiliki adalah kaya pati, sedikit gula dan air. Industri pengolahan keripik kentang (potato chip) bahan baku yang digunakan antara lain adalah kentang varietas spesifik industri. Menjamurnya industri olahan kentang khususnya untuk kripik kentang telah melahirkan peluang agribisnis baru. Namun hingga saat ini kebutuhan kentang industri masih sangat terbatas sehingga dipandang perlu dilakukan pengembangan kentang industri. Beberapa varietas kentang industri yang telah berkembang adalah atlantik, median, bliss dan lain-lain.

Untuk itu dalam berbudidaya dan penanganan dengan menggunakan dana APBN-P 2017 diwajibkan menerapkan perbaikan teknologi berdasarkan kaidah GAP dan SOP komoditas, menggunakan input produksi yang memadai, pengendalian OPT secara baik dan ramah lingkungan. Untuk mempermudah pemasaran kelompok tani/Gapoktan diharapkan dapat bekerjasama dengan industri dan/atau UMKM yang mau menerima varietas yang dtanam oleh petani. Kemitraan ini diketahui oleh Dinas Pertanian setempat.

Produksi petai dan jengkol saat ini masih bergantung pada pohon warisan turun-temurun dan sebagian besar sudah berumur diatas 25 tahun serta sangat mengandalkan perawatan yang seadanya. Akibatnya setiap kali panen, produksi nya akan menurun padahal mengingat kebutuhan akan komoditas tersebut relatif meningkat. Ditambah lagi permintaan akan komoditas jengkol dan petai juga berasal luar negeri, sehingga prospek pengembangan ekspor petai dan jengkol ke depan masih sangat menjanjikan. Berangkat dari kondisi tersebut, perlu dikembangkan budidaya tanaman petai dan jengkol dengan konsep kebun atau kawasan melalui peremajaan tanaman dan pemeliharaan tanaman di daerah sentra produksi.

B. Tujuan dan Sasaran Tujuan Umum :

Meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas sayuran yang merata sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani, melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP), dan Standard Operasional Prosedure (SOP).

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 22

Tujuan Spesifik :

1. Penyediaan benih bawang putih di dalam negeri sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019.

2. Pengurangan impor kentang industri serta membangun kemitraan dengan industri olahan.

3. Pemenuhan pasar dalam negeri serta ekspor jengkol dan petai.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

1. Terlaksananya pengembangan kawasan sayuran dalam rangka peningkatan produksi dan perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha.

2. Meningkatkan produksi bawang putih untuk memenuhi kebutuhan benih dan konsumsi dalam negeri

3. Meningkatkan produksi kentang industri untuk memenuhi kebutuhan dan pasokan dalam negeri.

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 23

BAB II PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan di Provinsi Tugas Pembantuan Provinsi

Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah berupa kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya melalui dana Tugas Pembantuan di Provinsi yang lokasi kegiatannya berada di kabupaten/kota di Provinsi bersangkutan.

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya di Kabupaten/Kota yang tidak memiliki satker tersendiri.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : (024) Kawasan Sayuran Lainnya Sub Output : (001) Tanpa Suboutput

Komponen : (051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis di tingkat Provinsi yang menangani pengembangan hortikultura, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang telah terbiasa melakukan kegiatan budidaya sayuran dan terpilih menerima bantuan pengembangan kawasan sayuran lainnya.

Penerima bantuan sanggup menanam pada waktu-waktu tertentu sesuai petunjuk dinas. Dinas berkoordinasi dengan kelompoktani melakukan pendampingan dalam mengatur pertanaman sayuran lainnya di wilayahnya dengan tujuan menyediakan pasokan sayuran di dalam negeri.

Penerima manfaat untuk komoditas kentang industri diharapkan menjalin kerjasama dengan industri olahan dan mendapatkan pendampingan dari Dinas Pertanian.

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 24

Penerima manfaat untuk komoditas bawang putih hasil panen yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan benih dengan mendapatkan pendampingan dari BPSBTPH. Penerima manfaat untuk komoditas bawang putih dan kentang membuat surat pernyataan kesanggupan pada lampiran.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.

5. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan di kabupaten/kota yang dikoordinasikan serta diintegrasikan dengan Provinsi.

Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi. Dalam pelaksanaannya kegiatan identifikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan terkait pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan dana APBNP pada kegiatan dukungan manajemen.

Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (051), Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi, (052), (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dengan penjelasan sebagai berikut :

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 25

(051) Identifikasi/ koordinasi/ sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).

Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.

Kriteria penerima manfaat antara lain :

1) Lokasi berdekatan dengan sumber air (sungai, danau, embung, sumur, dll), dan tersedia cukup air pada musim kemarau; Untuk calon lahan bawang putih sebaiknya berada pada ketinggain diatas 800 mdpl.

2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;

3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017;

4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBN-P;

5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu yang dituangkan dalam surat pernyataan;

6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.

(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan sayuran lainnya. Bantuan kepada

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 26

petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.

Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.

Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.

Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.

Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 27

komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.

Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat (APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi.

Tabel 3. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran Lainnya Komoditas Satuan Biaya

Rp./Ha

Komponen pilihan

Bawang Putih 20.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Kentang Industri 17.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 28

Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha

Komponen pilihan

Sayuran Dataran Tinggi

10.125.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

Sayuran Lainnya 10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik, kapur pertanian, dan atau pilihan lain sesuai dengan kondisi lapang dan kebutuhan kelompok.

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Jagung Manis 10.000.000 Benih (bersertifikat), Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 29

Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha

Komponen pilihan

Pete 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di

Kementan),Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

Jengkol 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan),Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Pelaksanaan komponen ini dilakukan secara periodik dan mengacu pada petunjuk umum pelaksanaan kegiatan peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Hortikultura.

B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota

Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya melalui dana Tugas Pembantuan di kabupaten/kota.

1. Lokasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis yang membidangi hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sebagaimana terlampir.

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 30

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : (024) Kawasan Sayuran Lainnya Sub Output : (001) Tanpa Suboutput

Komponen : (051) Identifikasi/Koordinasi/Sosialisasi (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupaten/kota, penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya yang telah terbiasa melakukan kegiatan budidaya sayuran.

4. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.

5. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan di kabupaten/kota secara terkoordinasi dan terintegrasi. Pelaksanaan kawasan sayuran lainnya dapat dilakukan pada lahan yang baru/ekstensifikasi atau di lahan eksisting melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

Identifikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB), Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya Selanjutnya kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya kegiatan

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 31

identifikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan terkait pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan dana APBN pada kegiatan dukungan manajemen.

Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2018. Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi yang didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :

(051) Identifikasi/koordinasi/sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).

Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identifikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon penerima.

Kriteria penerima manfaat antara lain :

1) Lokasi berdekatan dengan sumber air (sungai, danau, embung, sumur, dll), dan tersedia cukup air pada musim kemarau;

2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat Jenderal Hortikultura;

3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen. Hortikultura 2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P Ditjen Hortikultura 2017;

4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBNP;

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 32

5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim tertentu yang dituangkan dalam surat pernyataan;

6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis.

(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan sayuran. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja barang fisik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja Bantuan Dalam Bentuk Barang.

Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identifikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kemudian dibuat rencana kebutuhan dan spesifikasi barang fisik lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.

Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/kota kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker Dinas Pertanian Kabupaten/kota sesuai peraturan yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum.

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 33

Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui oleh Tim Teknis.

Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.

Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat (APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi.

Tabel 4. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran Lainnya Komoditas Satuan Biaya

Rp./Ha

Komponen pilihan

Bawang Putih 20.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Kentang Industri 17.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 34

Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha

Komponen pilihan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Sayuran Dataran Tinggi

10.125.000 Benih Bersertifikat, Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan

kebutuhan kelompok

(berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

Sayuran Lainnya 10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik, kapur pertanian, dan atau pilihan lain sesuai dengan kondisi lapang dan kebutuhan kelompok.

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun.

Jagung Manis 10.000.000 Benih (bersertifikat), Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan), Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).

Direktorat Jederal Hortikultura

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura (APBN-P 2017) 35

Komoditas Satuan Biaya Rp./Ha

Komponen pilihan

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai akun

Pete 7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di

Kementan),Pupuk Anorganik, dan atau pilihan sesuai dengan kebutuhan kelompok (berstandar mutu).

Untuk jenis belanja komponen pilihan agar mengacu sesuai

Dokumen terkait