• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian (IKSP-1, IK-1, 1.3)

AKUNTABILITAS KINERJ A

3.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2021

3.3.1. Indikator Kinerja Sasaran Program Tersedianya Prasarana Pertanian Sesuai Kebutuhan (IKSP-1)

3.3.1.1. Indikator Kinerja Tingkat Pemenuhan Prasarana Pertanian (IKSP-1, IK-1)

3.3.1.1.3. Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian (IKSP-1, IK-1, 1.3)

Berdasarkan perhitungan pencapaian kinerja tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian sebagaimana perhitungan pada point 3.2.1.1.3. maka realisasi adalah sebesar 70,05% atau tercapai 123% dari target indikator sebesar 56,95%

sehingga pencapaian indikator ini masuk dalam katagori sangat berhasil. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 dimana tercapaian 60,97% maka terdapat peningkatan sebesar 9,08 pada tahun 2021.

Keberhasilan atas tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian didukung oleh kinerja aspek pembiayaan pertanian yaitu : a). Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui kredit program dan fasilitasi pembiayaan adalah sebanyak 1.901 pelaku usaha dibanding target 1.550 pelaku usaha, b). Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses permodalan dari private sector adalah sebanyak 276 penerima manfaat yang terdiri dari 268, dan c). Rasio lahan pertanian dan ternak yang terlindungi asuransi pertanian terhadap total lahan pertanian dan ternak adalah sebesar 13,90% dibanding target 13,90% pada kegiatan Asuransi Pertanian (tabel 10).

Tabel 10. Capaian Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian Tahun 2021

a) Indikator Kinerja: Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Yang Mendapatkan Akses Pembiayaan Melalui Kredit Program Dan

1.3. Tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian

56,95 % 70,05 % 123,00 % Sangat

Berhasil a. Jumlah pelaku usaha pertanian yang

mendapatkan akses pembiayaan melalui b. Jumlah pelaku usaha pertanian yang

mendapatkan akses permodalan dari private sector

175 pelaku

usaha 276 pelaku

usaha 157,71 % Sangat

Berhasil c. Rasio lahan pertanian dan ternak yang

terlindungi asuransi pertanian terhadap total lahan pertanian dan ternak

13,90 % 13,90 % 100,00 % Berhasil

Indikator Kinerja Target

2021 Realisasi 2021 Capaian Kinerja

2021 Katagori

Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui kredit program dan fasilitasi pembiayaan diperoleh dari penjumlahan antara pelaku usaha yang mendapatkan akses pembiayaan melalui kredit program dan pelaku usaha yang mendapatkan akses pembiayaan melalui fasilitasi pembiayaan.

Akses pembiayaan melalui kredit program utamanya dilakukan dengan memfasilitasi petani untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), sedangkan akses pembiayaan melalui fasilitasi pembiayaan dilakukan dengan memfasilitasi petani untuk mendapatkan modal usaha dari sumber pembiayaan lainnya (kredit non program).

Realisasi kinerja tahun 2021 untuk indikator jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui kredit program dan fasilitasi pembiayaan tercapai 1.901 pelaku usaha, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 11. Capaian Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Binaan yang Mendapat Pembiayaan dari Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan

Capaian untuk indikator kinerja jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui kredit program dan fasilitasi pembiayaan di tahun 2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020, dimana nilai persentase capaian kinerja pada tahun 2020 adalah 119,66%, sedangkan tahun 2021 capaian yang diperoleh sebesar 122,65%.

a. Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui Jumlah pelaku usaha pertanian yang

mendapatkan akses melalui kredit program Jumlah pelaku usaha pertanian yang

mendapatkan akses pembiayaan melalui

Sebagai pendukung capaian indikator kinerja ini, di tingkat pusat telah dialokasi anggaran senilai Rp. 6.907.184.000,00 untuk melaksanakan kegiatan fasilitasi pembiayaan pertanian melalui kredit program dan sumber pembiayaan pertanian lainnya (kredit non program) dan terealisasi senilai Rp.

6.771.318.369,00 atau 98,03%.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses melalui kredit program sebagai berikut :

1. Menyusun dan telah terbit Peraturan Menteri Pertanian No 03 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian

2. Melakukan Bimtek Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian 3. Mennyusun Skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat Sektor

Pertanian

4. Melakukan Kajian Kemenfaatan Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian

5. Melakukan monev pelaksanaan kegiatan KPFP

6. Bimtek Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian melalui daring/zoom meeting

Adapun Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Binaan yang Mendapat Pembiayaan dari Kredit Program sebagai berikut:

TOTAL 1601

Adapun kegiatan untuk mencapai indikator kinerja Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses pembiayaan melalui fasilitasi pembiayaan sebagai berikut :

- Pada TA. 2021, Direktorat pembiayaan Pertanian telah melaksanakan fasilitasi pembiayaan dalam rangka menjembatani petani untuk akses kepada sumber pembiayaan non program melalui pilot model pembiayaan sinergi program Ultra Mikro (UMI) dengan Pusat Investasi

Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Keuangan.

Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi permodalan bagi petani melalui Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) yang merupakan lingkage program. Manfaat yang diperoleh dari sinergi program UMI BLU Pusat Investasi Pemerintah ini antara lain:

1. LKMA mendapatkan penguatan permodalan melalui linkage program UMI, sehingga ada margin hasil yang disalurkan kepada petani anggotanya.

2. Petani anggotanya mendapatkan akses permodalan UMI melalui LKM-A.

3. Pengurus LKM-A mendapatkan pengetahuan pelatihan tentang Managemen Risiko Pengelolaan Keuangan dan Aplikasi Pelaporan secara Online.

Capaian dan Kontribusi pelaksanaan fasilitasi pembiayaan dari kredit non program

Hasil capaian pilot model yang sudah berhasil mendapatkan akses pembiayaan untuk penguatan permodalan melalui sinergi program UMI dengan PIP Kementerian Keuangan kepada 2 Koperasi yaitu: 1) Koperasi Anugerah Tani Makmur; dan 2) Koperasi LKM-A Blorok Makmur Sejahtera di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaku usaha pertanian binaan yang mendapatkan akses pembiayaan melalui fasilitasi program sebanyak 300 dapat dilihat pada lampiran 4. Adapun jumlah Capaian Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Binaan yang mendapat akses pembiayaan melalui fasilitasi program sebagai berikut:

Tabel 12. Capaian Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Binaan yang mendapat akses pembiayaan melalui fasilitasi pembiayaan

Keberhasilan hasil pilot model ini akan kita sosialisasikan ke seluruh Indonesia, supaya dapat diduplikasikan kepada seluruh LKM-A yang potensial untuk mendapatkan penguatan permodalan.

- Penyusunan permentan tindak lanjut PP 81 tentang pembiayaan usahatani RPP

Penyusunan Permentan sesuai yang tertuang pada pasal 5, pasal 8 dan pasal 30 Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2020 tentang Pembiayaan Usaha tani. Permentan tentang Kebutuhan Indikatif usaha Tani, Rencana Kebutuhan Usaha, Pendampingan, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi, dan Pelaporan.

- Fasilitasi Pembiayaan Inklusif

Pembiayaan inklusif pertanian dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan akses pembiayaan dari berbagai sumber dana dalam mendukung pembangunan pertanian. Dengan kegiatan yang telah dilaksanakan melalui FGD Fasilitasi Pembiayaan Inklusif (Pelatihan/bimbingan teknis Manajemen Risiko Pengelolaan Keuangan Bagi LKMA).

Pelatihan Manajemen Keuangan Mikro merupakan salah satu program kerjasama antara Kementerian Keuangan dalam hal ini Pusat Investasi Pemerintah dan Kementerian Pertanian. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pengurus dan pengelola Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis dibawah binaan Kementerian Pertanian

1 Koperasi Anugerah Tani Makmur 230

2 Koperasi LKM-A Blorok Makmur Sejahtera 70

300 Jumlah Pelaku

TOTAL

No Nama LKM-A / Koptan

yang nantinya akan diarahkan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan Ultra Mikro (UMI) dari PIP.

Pelatihan dilakukan di Hotel Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Tanggal 13-17 September 2021. Peserta terdiri dari Pengurus dan Pengelola Lembaga Keuangan Mikro Agribisnsi dari wilayah Kabupaten Kendal dan Koperasi lingkup provinsi Jawa Tengah yang mengajukan proposal penguatan permodalan ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Peserta terdiri dari 30 orang dari 10 LKMA, 20 Orang Pengurus Koperasi, 10 Penyuluh pendamping, petugas Dinas pertanian Provinsi Jawa Tengah 2 Orang, petugas Dinas Kabupaten Kendal 3 orang, dari pusat 3 orang sehingga total 68 orang. Pelatih atau Fasilitator dari International Training Labour Organization (ILO) bidang Microfinance dan sekaligus praktisi di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah BMT itQan sebagai Ketua dan juga sebagai Founder IMANI lembaga pelatihan dan konsultasi bidang mikro bisnis dan keuangan mikro di Indonesia.

b) Jumlah Pelaku Usaha Pertanian Yang Mendapatkan Akses Permodalan Dari Private Sector

Private sector mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui Program Usaha Mikro Kecil (PUMK) atau Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dimana mereka memberikan sebagian keuntungannya untuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan ataupun sosial. PUMK adalah dana yang dialokasikan oleh perusahaan yang berasal dari keuntungan perusahaan yang kemudian diperuntukkan untuk kegiatan tanggung jawab social dan lingkungan yang dapat diakses secara pinjaman oleh pelaku usaha mikro dan kecil dengan bunga 6% per tahun. PUMK ini adalah salah satu sumber

pembiayaan kegiatan sektor pertanian. Pada tahun 2021 private sector yang disasar dalam rangka pencapaian indikator kinerja adalah 5 (lima) BUMN yang senantiasa menyalurkan PUMK/TJSL untuk sektor pertanian.

Jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses permodalan dari private sector diperoleh dari pengurangan komponen jumlah pelaku usaha pertanian yang ditolak pengajuan permodalan oleh private sector dari komponen jumlah pelaku usaha pertanian yang mengajukan akses permodalan dari private sector atau sesuai dengan rumus dibawah ini :

Realisasi kinerja tahun 2021 untuk indikator jumlah pelaku usaha pertanian yang mengajukan akses permodalan dari private sector adalah sebanyak 276 pelaku usaha yang terdiri dari 268 pelaku usaha dan 8 kelompok yang mengajukan permohonan modal kepada private sector dari target 175 pelaku usaha dan dari permohonan tersebut tidak ada yang ditolak. Sehingga capaian kinerja untuk indikator ini adalah 157,71%. sector terdapat pada Lampiran.

Pada tahun 2021 terdapat ada 5 (lima) BUMN yang menjadi sumber permodalan bagi 276 pelaku usaha dan kelompok yang memiliki usaha di bidang pertanian:

1. PT. Petrokomia Gresik menyalurkan PUMK/TJSL kepada 139 orang pelaku usaha di tiga Provinsi yaitu Jawa tengah, Jawa Timur dan D.I. Yogyakarta.

2. PT. Pupuk Kujang telah menyalurkan pinjaman modal

Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Garut, Indramayu, Subang dan Sumedang).

3. PT. Pertamina menyalurkan PUMK/TJSL kepada 68 orang pelaku usaha di 8 Provinsi yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara.

4. PT. Sriwijaya Palembang menyalurkan PUMK/TJSL kepada 3 orang pelaku usaha di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

5. PT. Jasindo telah menyalurkan PUMK/TJSL kepada 8 kelompok yaitu:

a. Kelompok Tani Beringin Tani, Kembang Tani, Tani Sejahtera dan Karya Makmur di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Tengah.

b. UPJA Tani Jaya & UPJA Tani Maju di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

c. Gapoktan Tani Makmur di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.

d. Saspri Kuamang Abadi di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Persentase capaian indikator kinerja jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses permodalan dari private sector dari tahun 2020 ke tahun 2021 meningkat dari 100%

(berhasil) menjadi 157,71% (sangat berhasil). Hal ini terjadi karena Direktorat Pembiayaan telah melaksanakan sosialisasi sumber pembiayaan alternative ini melalui kegiatan apresiasi pemberdayaan permodalan dan asuransi pertanian, sehingga walaupun target indikator kinerja meningkat dari 150 pelaku usaha pada tahun 2020 menjadi 175 pada tahun 2021 namun target tetap terlampaui.

Untuk mencapai indikator kinerja jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses permodalan dari private sector dilaksanakan beberapa kegiatan meliputi :

Fasilitasi pertemuan berupa apresiasi Permodalan dan

Asuransi Pertanian yang diharapkan

Petani/Poktan/Gapoktan/UMKM dapat mengakses pinjaman/

bantuan modal melalui dana binaan PUMK/TJSL BUMN atau Perusahaan lain yang memiliki program serupa. Fasilitasi pertemuan dilaksanakan di dua lokasi yaitu :

 Pertemuan Apresiasi Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian di Hotel Griya Persada Bandungan.

Semarang, Jawa Tengah yang dilaksanakan pada tanggal 6 – 7 April 2021 dengan Nara Sumber yang berasal dari:

a) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala BPTPH Provinsi Jawa Tengah; b) Koordinator Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian; c) PT. Pertamina Persero; d) PT. Petrokimia Gresik; e) Sekretaris Perusahaan PT. JASINDO;

 Pertemuan Apresiasi Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian di Surabaya, Provinsi Jawa Timur yang dilaksanakan pada tanggal 4 – 5 Oktober 2021 dengan Nara Sumber yang berasal dari: a) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur; b) Asisten Deputi Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan, Kedeputian SDM, Teknologi dan Informasi, Kementerian BUMN; c) Direktur Keuangan, SDM dan Umum, PT.

Petrokimia Gresik; d) Koordinator Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian; d) Manager SME Partnership PT. Pertamina; dan e) Sekretaris perusahaan PT. JASINDO.

Aktivitas memfasilitasi pelaku usaha pertanian untuk mendapatkan akses permodalan dari private sector

membuka jalan baik bagi petani untuk mendapatkan modal dan private sector untuk menyalurkan PUMK/TJSL untuk usaha produktif yang dapat meningkatkan perekonomian wilayah.

Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan ini adalah sebesar Rp 909.100.000,00 dengan realisasi Rp.

887.413.369,00 (97,61%).

c) Rasio Lahan Pertanian Dan Ternak Yang Terlindungi Asuransi Pertanian Terhadap Total Lahan Pertanian Dan Ternak

Asuransi usaha tanaman padi (AUTP) dan asuransi usaha ternak sapi/kerbau merupakan aktivitas yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada pelaku usaha tanaman padi (petani) dengan luas lahan maksimal 2 hektar dan pelaku usaha ternak sapi/kerbau dengan kepemilikan ternak maksimal 15 ekor per orang untuk mendapatkan modal usaha kembali pada saat terjadi gagal panen atau kematian ternak.

Secara umum aktivitas AUTP berkontribusi dalam mendukung program swasembada pangan dengan melakukan mitigasi gagal panen dari usaha tani padi yang terealisasi seluas 400.000,01 Ha pada tahun 2021.

Sedangkan aktivitas AUTS/K berkontribusi dalam mendukung program swasembada daging melalui mitigasi terjadinya kerugian peternak sapi/kerbau akibat mati dan atau kehilangan yang terealisasi sejumlah 100.000 ekor sapi pada tahun 2021.

Target capaian indikator kinerja rasio lahan pertanian dan ternak yang terlindungi asuransi pertanian terhadap total lahan pertanian dan ternak untuk tahun 2021 ditetapkan sebesar 13,90% yang diperoleh dari formulasi sebagai berikut:

dimana:

 Jumlah luas lahan pertanian yang terlindungi asuransi pertanian adalah target luasan lahan sawah yang dicover AUTP yaitu 400.000 hektar

 Total luas lahan pertanian dengan besaran senilai 1.492.789 merupakan asumsi lahan yang terkena puso 10% dari hasil perkalian luas lahan sawah total nasional (7.463.948 ha) dengan jumlah musim tanam per tahun (2 kali) atau IP 200 dengan. Data luas lahan sawah nasional berdasarkan data kementerian ATR/BPN tahun 2019.

 Jumlah ternak yang terlindungi asuransi pertanian adalah target jumlah ternak yang dicover AUTS/K yaitu 100.000 ekor

 Total ternak adalah jumlah ternak sapi/kerbau betina yang berumur > 1 tahun dan masih berproduksi.

Persentase capaian indikator kinerja ini pada tahun 2021 adalah sebesar 13,90% yang diperoleh dari 13,40% capaian dari perlindungan yang diberikan aktivitas AUTP dan 0,51%

perlindungan yang diberikan aktivitas AUTS/K. Hal ini berarti capaian kinerja indikator ini adalah 100% dengan kategori berhasil. Rincian luas sawah yang dicover AUTP dan jumlah ternak yang dicover AUTSK per lampiran.

Tidak ada perbedaan indikator kinerja antara tahun 2020 dan

kinerja perlindungan usaha pertanian maka pada gambar 2 dan 3 dibawah ini dapat dilihat trend realisasi AUTP (Ha) selama 7 tahun dan AUTS/K selama 6 tahun sebagai berikut :

Gambar 20. Diagram capaian realisasi AUTP tahun 2015 s.d 2021

Untuk mencapai indikator kinerja Rasio lahan pertanian dan ternak yang terlindungi asuransi pertanian terhadap total lahan pertanian dan ternak dilaksanakan beberapa kegiatan meliputi :

Ket 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target (ekor) 20.000 120.000 120.000 150.000 120.000 100.000 Realisasi (ekor) 20.000 91.831 88.673 140.190 120.000 100.001 Persentase (%) 100,00% 76,53% 73,89% 93,46% 100,00% 100,00%

a. Penentuan Target Alokasi AUTP dan AUTS/K

Penentuan target alokasi AUTP dan AUTS/K berdasarkan usulan Direktorat Perlindungan dan usalan dari daerah pada saat Musrenbangtan.

b. Penyusunan pedoman AUTP dan AUTS/K sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan AUTP dan AUTS/K di daerah.

c. Penyusunan Leaflet AUTP dan AUTS/K sebagai bahan informasi untuk mempercepat petugas lapangan dan petani memahami AUTP dan AUTS/K.

d. Koordinasi dan Sosialisasi, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mensosialisasikan program AUTP dan AUTS/K kepada petugas yang dilaksanakan di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten.

e. Tahun 2021 dana bantuan premi AUTP seluas 400.000 ha, telah disalurkan kepada 1.367.678 orang petani, yang mencakup areal sawah seluas 400.000,01 ha pada 22 provinsi dan 201 kabupaten/kota. Pada Tahun 2021 bantuan premi disalurkan kepada petani padi yang melakukan usahatani di sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah rawa pasang surut dan sawah rawa lebak.

f. Tahun 2021 dana bantuan premi AUTS 100.000 ekor sapi, telah disalurkan untuk mengasuransikan 100.001 ekor sapi/kerbau dari 43.670 orang peternak, yang mencakup 28 provinsi dan 258 kabupaten/kota.

g. Verifikasi Dokumen AUTP

Sebelum melakukan penyaluran bantuan premi 80%, dokumen tagihan dari PT. Jasindo terlebih dahulu dilakukan verifikasi.

Verifikasi terhadap data tagihan disinkronkan dengan data peserta AUTP yang telah dibuat Surat Keputusan Daftar Peserta Defenitif (DPD) Dinas Pertanian Kabupaten. Pada Tahun 2021 telah dilaksanakan kegiatan verifikasi sebanyak 17 (Tujuh Belas) kali sesuai dengan jumlah tagihan yang diusulkan oleh PT. Jasindo. Jika jumlah tagihan dari PT. Jasindo setelah disinkronkan dengan SK DPD dari Kabupaten/Kota jumlah

sesuai, maka tagihan dari PT. Jasindo untuk pembayaran premi 80% bisa dilakukan.

h. Verifikasi Dokumen AUTS/K

Sebelum melakukan penyaluran bantuan premi 80%, dokumen tagihan dari PT. Jasindo terlebih dahulu dilakukan verifikasi.

Verifikasi terhadap data tagihan disinkronkan dengan data peserta AUTS/K yang telah dibuat Surat Keputusan Daftar Peserta Defenitif (DPD) Dinas Peternakan Kabupaten. Pada Tahun 2021 telah dilaksanakan kegiatan verifikasi sebanyak 18 (Delapan Belas) kali sesuai dengan jumlah tagihan yang diusulkan oleh PT. Jasindo. Jika jumlah tagihan dari PT.

Jasindo setelah disinkronkan dengan SK DPD dari Kabupaten/Kota jumlah sesuai, maka tagihan dari PT. Jasindo untuk pembayaran premi 80% bisa dilakukan.

Pelaksanaan aktivitas untuk mendukung 2 (dua) indikator kinerja : jumlah pelaku usaha pertanian yang mendapatkan akses permodalan dari private sector dan rasio lahan pertanian dan ternak yang terlindungi asuransi pertanian terhadap total lahan pertanian dan ternak dilakukan oleh Kelompok Pemberdayaan permodalan dan Asuransi Pertanian yang beranggotakan 11 (sebelas) orang yang terdiri dari 1 orang Koordinator, 2 Subkoordinator dan 8 orang staf pelaksana (analis pembiayaan pertanian).

3.3.1.2. Indikator Kinerja Persentase lahan baku sawah yang