• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian (IKSP-1, IK-1, 1.1)

AKUNTABILITAS KINERJ A

3.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2021

3.3.1. Indikator Kinerja Sasaran Program Tersedianya Prasarana Pertanian Sesuai Kebutuhan (IKSP-1)

3.3.1.1. Indikator Kinerja Tingkat Pemenuhan Prasarana Pertanian (IKSP-1, IK-1)

3.3.1.1.1. Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian (IKSP-1, IK-1, 1.1)

Keberhasilan atas indikator tingkat pemenuhan prasarana pertanian didukung atas keberhasilan indikator antara lain :

3.3.1.1.1. Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian (IKSP-1, IK-1, 1.1)

Berdasarkan perhitungan pencapaian kinerja tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian sebagaimana perhitungan pada point 3.2.1.1.1. maka realisasi adalah sebesar 34,09% atau tercapai 98,47% dari target indikator sebesar 34,62% sehingga pencapaian indikator ini masuk dalam katagori berhasil. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 dimana tercapaian 32,31% maka terdapat peningkatan sebesar 1,78 pada tahun 2021.

Keberhasilan atas tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian didukung oleh kinerja aspek pengelolaan air irigasi untuk pertanian dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi irigasi pertanian dalam mendistribusikan air ke seluruh lahan pertanian melalui kegiatan

a). rehabilitasi jaringan irigasi tersier, b). pengembangan sumber air,

1 56.16 % 55.72 % 99.22 % Berhasil

1.1. Tingkat pemenuhan pengairan lahan pertanian

34.62 % 34.09 % 98.47 % Berhasil

1.2. Tingkat Pemenuhan Ketersediaan Lahan Pertanian

66.98 % 63.03 % 94.10 % Berhasil

1.3. Tingkat pemenuhan pembiayaan dan perlindungan usaha pertanian

c). konservasi air dan lingkungan hidup untuk penambahan areal pertanian.

Pencapaian juga didukung dengan adanya penambahan anggaran untuk program pengelolaan irigasi pertanian melalui dana Bantuan Pemerintah Pusat pada Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim, Pilot Percontohan Rehabiliasi Jaringan Irigasi Tersier, dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (ABT PEN) serta komitmen petugas pengelola irigasi pertanian baik di pusat maupun daerah.

a) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Pertanian

Rehabilitasi jaringan irigasi tersier merupakan kegiatan perbaikan/ penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Dengan direhabilitasinya jaringan irigasi tersier, diharapkan manfaatnya/

dampaknya dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

Pada tahun 2021 tercapai jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi di 31 Provinsi dan 317 Kabupaten seluas 5.156 unit atau seluas 257.800 Ha (100,00%) dari target 5.156 unit atau seluas 257.800 Ha. Capaian ini diperoleh dari kegiatan RJIT melalui dana Tugas Pembantuan sebanyak 4.380 unit atau seluas 219.000 Ha, dana Bantuan Pemerintah Pusat melalui kegiatan Padat Karya Produktif Infrastruktur Irigasi sebanyak 6 unit atau seluas 300 Ha dan RJI ABT sebanyak 770 unit atau seluas 38.500 Ha.

Adapun pada alokasi dana Tugas Pembantuan terdapat realisasi anggaran yang terserap namun harus dikembalikan kepada negara sebesar Rp.75.000.000,00 di Kota Padang, Sumatera

Barat dan sebesar Rp.120.000.000,00 di Kabupaten Bungo, Jambi dikarenakan terjadinya kesalahan administrasi.

Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI, Capaian Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 2017-2020 (4 tahun terakhir) dapat dilihat pada Lampiran VI, Realisasi Kegiatan RJIT PEN dapat dilihat pada Lampiran VI dan Realisasi Kegiatan Percontohan Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI

Gambar 16 Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Tahun 2021 pada Poktan Nusa Indah di Kecamatan Rilauale, Kabupaten Bulukumba, Prov. Sulawesi Selatan

b) Pengembangan Sumber Air Untuk Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura dan Peternakan

Pengembangan sumber air untuk penambahan areal tanaman pangan, perkebunan, hortikultura peternakan satu bentuk upaya pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian.

Kegiatan ini dikembangkan melalui kegiatan irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,5 pada lahan sawah serta

pertanian. Hal ini perlu dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan potensi daerah, yang berdampak pada beragamnya perkembangan teknologi irigasi yang berkembang di setiap daerah.

Total anggaran yang dilalokasikan untuk kegiatan Pengembangan Sumber Air Tahun 2021 melalui dana Tugas Pembantuan sebanyak 838 unit dengan anggaran sebesar Rp.100.447.988.000,00, yang terdiri dari irigasi perpompaan sebanyak 688 unit dengan anggaran sebesar Rp.85.387.888.000,00 dan irigasi perpipaan sebanyak 150 unit dengan anggaran sebesar Rp.15.060.100.000,00. Selain melalui Tugas Pembantuan, kegiatan pengembangan sumber air juga dialokasikan melalui dana Bantuan Pemerintah Pusat.

Satuan unit biaya kegiatan irigasi perpompaaan yang dialokasikan melalui dana Tugas Pembantuan menggunakan Satuan Biaya Khusus sebagaimana pada Tabel. 8, sedangkan satuan unit biaya kegiatan irigasi perpipaan sebesar Rp.100.000.000,00 per unit.

Tabel 8 Satuan Biaya Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan.

Capaian kegiatan pengembangan sumber air yang dibangun Tahun Anggaran 2021 melalui dana Tugas Pembantuan sebanyak 838 unit (100%) senilai Rp. 99.754.872.735,00 (99,31%), yang terdiri dari kegiatan irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan. Capaian kegiatan irigasi perpompaan sebanyak 688 unit (100%) senilai Rp. 84.808.312.435,00 (99,32%) yang tersebar yang tersebar di 32 propinsi dan 280 kabupaten. Capaian kegiatan irigasi perpipaan sebanyak 150

tersebar di 22 propinsi dan 95 kabupaten. Capaian kegiatan pengembangan sumber air melalui dana Bantuan Pemerintah Pusat dengan program Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim sebanyak 134 unit dengan anggaran sebesar Rp.

15.701.050.000,00 yang tersebar di 11 provinsi dan 36 kabupaten.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, anggaran dana Tugas Pembantuan kegiatan Pengembangan Sumber Air Tahun Anggaran 2020 terealisasi sebanyak 1.138 unit (100%) senilai Rp. 137.078.408.073,00 (98,89%). Sedangkan Tahun Anggaran 2021 dari target 838 unit senilai Rp.100.447.988.000,00 realisasi sampai dengan akhir Desember 2021 mencapai 838 unit (100%) senilai Rp.

84.808.312.435,00 (99,32%). Secara presentase realisasi anggaran tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,43%.

Sedangkan alokasi Dana Banpem Pusat Tahun 2021 sebanyak 134 unit, terjadi penurunan sebesar 112 unit atau sebesar 45,52%, hal ini disebabkan alokasi anggaran untuk kegiatan Banpem Pusat tahun 2021 lebih kecil dibandingkan tahun 2020.

Realisasi Kegiatan Pengembangan Perpompaan TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran 8, Data Capaian Kegiatan Realisasi Kegiatan Pengembangan Perpompaan TA. 2017-2020 (4 tahun terakhir) dapat dilihat pada Lampiran VI, Realisasi Kegiatan Pengembangan Perpipaan TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI dan Data Capaian Kegiatan Pengembangan Perpipaan TA 2017 – 2020 (4 tahun terakhir) dapat dilihat pada Lampiran VI

Kegiatan Bangunan Konservasi air dan Antisipasi Anomali Iklim melalui kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Kegiatan Bangunan Konservasi air dan Antisipasi Anomali Iklim melalui kegiatan Pengembangan Irigasi Perpipaan TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI.

Gambar 17. Kegiatan Irigasi Perpompaan Tahun 2021 pada Poktan Karya Jaya, Desa Mangunjawa, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten

Pangandaran, Prov. Jawa Barat

c) Konservasi air dan lingkuangan hidup untuk penambahan areal pertanian

Konservasi air dan lingkungan hidup untuk penambahan areal pertanian dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Embung Pertanian/Long Storage/Dam Parit yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan sumber air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas pertanian dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen akibat kekeringan pada lahan usaha tani di musim kemarau.

Dukungan atas kegiatan konservasi air dan lingkungan hidup (kegiatan embung pertanian) pada tahun 2021 sebanyak 497 unit atau seluas 9.940 Ha (konversi dengan asumsi 1 unit embung adalah 20 Ha), realisasi atas Alokasi anggaran Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian (dana Tugas Pembantuan) pada tahun 2021 sebesar Rp. 48.120.000.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 48.120.000.000,00 dan realisasi fisik sebesar 100%. Hasil yang dicapai adalah terbangunnya embung pertanian sebanyak 401 unit yang tersebar 32 propinsi Mesin Pompa

Rumah Pompa

Bak Penampung

Sedangkan alokasi pengembangan embung pertanian melalui dana Bantuan Pemerintah Pusat melalui program Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim sebanyak 96 unit dengan anggaran Rp. 11.931.400.000,00 yang tersebar di 11 provinsi 21 kabupaten dan terwujudnya penerapan rekomendasi terkait mitigasi iklim sebanyak 3 rekomendasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sebaran atas pelaksanaan kegiatan pengembangan embung pertanian tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Capaian Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian per Provinsi

Sumber Data : Direktorat Irigasi Pertanian

Realisasi Kegiatan Irigasi Embung TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI, Data Capaian Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian TA 2017-2020 (4 tahun terakhir) dapat dilihat pada Lampiran VI dan Kegiatan Bangunan Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim melalui Pembangunan Embung Pertanian TA. 2021 dapat dilihat pada Lampiran VI.

UNIT % UNIT %

Gambar 18. Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian TA.

2021 pada Kelompok Tani Tunas Taruna, Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Prov. Jawa Tengah

3.3.1.1.2. Indikator Kinerja Tingkat pemenuhan ketersediaan lahan