Kinerja Koperasi Dalam Bidang SHU, Volume Usaha dan Asset
INDIKATOR KINERJA DINAS PERINDAGKOP SESUAI TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.2. Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kunci
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Berbagai difinisi indikator sering menyulitkan Pemerintah Daerah dalam menyusun laporan keuangan daerah. Secara umum ada dua kelompok indikator kinerja. Kelompok pertama dikenal dengan sebutan Indikator Kinerja Kunci (IKK), kelompok kedua dikenal dengan sebutan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKK lahir sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama.
Terdapat banyak definisi mengenai indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang didefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur output atau
outcome. Indikator kinerja juga didefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk derajat
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Definisi lain menjelaskan bahwa indikator kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Indikator kinerja merupakan ukuran yang menjelaskan mengenai kinerja, hal-hal yang direncanakan akan menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilan pencapaiannya dengan menggunakan indikator kinerja. Indikator kinerja dapat terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai nilai (berapa) dan satuannya memberikan arti dari nilai tersebut.
Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator.
Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama.
IKU ditetapkan, dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan oleh Pemerintah Kabupaten dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah.
IKU digunakan dasar untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan.
Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah kabupaten/kota menggunakan indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator kinerja pada unit kerja pendukungnya.
Contoh hubungan Indikator Kinerja Kabupaten dengan Indikator Kinerja SKPD.
Berdasarkan uraian dan contoh bagan diatas, maka sasaran dan indikator kinerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana ditetapkan sesuai Tabel terlampir.
Sasaran Kegiatan: Tersedianya pusat data/informasi pembangunan daerah
Indikator Kinerja :
Rasio Pemanfaatan Ruang untuk penduduk miskin yang terpetakan terhadap Total Pemanfaatan Ruang.
Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya jumlah data yang siap digunakan dalam perencanaan terkait dengan profil daerah
Indikator Kinerja :
Jumlah tambahan data terkait dengan profil daerah yang siap digunakan dalam perencanaan pembangunan
Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya ketersediaan data terkait dengan kepuasan layanan publik
Indikator Kinerja :
Jumlah tambahan data terkait dengan layanan publik yang siap digunakan dalam perencanaan pembangunan
Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya ketersediaan data terkait PDRB
Indikator Kinerja :
Jumlah tambahan data terkait dengan PDRB yang siap digunakan dalam perencanaan pembangunan
Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya ketersediaan data terkait perhubungan
Indikator Kinerja : Jumlah tambahan data yang dapat digunakan dalam perencanaan perhubungan Sasaran Pemerintah Derah:
Tersedianya Data/Informasi Untuk Perencanaan Pembangunan Daerah Rasio data yang tersedia terhadap kebutuhan data untuk perencanaan dalam satu tahun
BAB VII P E N U T U P
Dalam pelaksanaan Perencanaan dibidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Rencana Strategis disusun sebagai pedoman bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang bersifat strategis sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan, yang akan dilakukan dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2011 – 2015.
Walaupun penyusunan Renstra ini dengan memperhatikan kebutuhan yang bersifat strategis, namun disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan kekurangan, salah satu hambatan yang dihadapi adalah sulitnya memprediksi keadaan mendatang sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan eksternal organisasi. Untuk hal itu masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat diharapkan, sebagai bahan kami untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan Renstra ini.
Untuk penyusunan Renstra ini dan pelaksanaannya merupakan komitmen dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana untuk melaksanakan Perencanaan dan Program untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja.
Negara, 23 Januari 2014
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana
Dra. NI MADE AYU ARDINI, M.Si.
Pembina Utama Muda NIP. 19611203 198603 2 010
TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
A. BIDANG PERINDUSTRIAN
a.
Meningkatnya peranan sektor industri terhadap pembangunan perekonomian di Kab.Jembrana
Peningkatan kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kab Jembrana
2 07 Kegiatan fasilitas bagi IKM terhadap pemanfaatan sumber daya
Jumlah terlaksananya bimtek Produksi bagi IKM di Kabupaten Jembrana
20 kali 4 25 4 kali 102,596 3 Kali 87,947 4 55 4 65 4 75 36 kali 300
2 2
Program Peningkatan kemampuan
teknologi industri
Persentase Produktifitas Industri
291,9 M 20 M 100 jt 20 M 146,556 3 kali 154,2188 30 M 115 jt 30 M 120 jt 40 M 125 jt 451,9 M 675
a.Meningkatnya kualitas teknologi IKM di Kabupaten Jembrana Meningkatnya produktifitas usaha industri rata-rata 15% per tahun 2 07 Kegiatan pembinaan kemampuan
teknologi industri
Jumlah IKM yang mendapatkan
pembinaan teknologi industri 75 IKM 60 IKM 100 jt 60 IKM 146,556 40 IKM 115 Jt 40 IKM 120 Jt 30 IKM 125 Jt 365 IKM 675
Meningkatna kwalitas teknologi IKM di Kabupaten
Jembrana. 2 07
Pengembangan dan pelayanan teknologi Industri
Jumlah terlaksananya bimtek Produksi bagi IKM di Kabupaten
Jembrana. 3 kali 156,718
3 2
Program Pengembangan sentra-sentra industri Potensial
Persentase cakupan Bina Perajin Sentra Industri
4 Senta 1 sentra 175.732,50 1 159,086 1 190,03 1 235 1 250 1 285 10 1,34 M
a Meningkatnya cakupan pembinaan perajin sentra
Berkembangnya sentra-sentra industri potensial di Kab.Jembrana
2 07 Penyediaan sentra informasi yang
dapat diakses Masyarakat
Terlaksananya pemetaan dan publikasi/ promosi potensi sentra
IKM di Kab.Jembrana 1 paket 1 paket 60 1 115,2865 1 150 1 160 1 180 7 paket 800 Jt
b
Meningkatnya cakupan pembinaan
perajin sentra Berkembangnya sentra-sentra industri potensial di Kab.Jembrana
2 Peningkatan produktivitas sentra
industri (rekening baru)
Jumlah terlaksananya bimtek Produksi bagi IKM di Kabupaten Jembrana.
25 kali 3 kali 115,732,50 3 43,8 3 Kali 118,72 4 25 4 30 4 30 22 kali 250,7 jt
c
Terlaksananya kegiatan pembinaan Industri kerajinan oleh Dekranasda.
2 Pemberdayaan Dekranasda Jembrana
(rekening baru)
Jumlah terlaksananya pembinaan Industri Kerajinan Kab. Jembrana.
- - - 1 45 12 kali 80,31 1 60 1 60 1 75 5 paket 295 jt
Jumlah Perindustrian 301 408,238 443.695 385 435 485 2,315
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM (OUTCOME)
DAN KEGIATAN (OUTPUT) PADA TAHUN AWAL PERANCANAA N 30 PENANGGU NG JAWAB LOKASI TAHUN -1 2011 TAHUN -2 2012 TAHUN -3 2013 TAHUN -4 2014 TAHUN -5 2015 TAHUN -6 2016 PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA SKPD 300 87.955 30 KODE 2
program Pengembangan Industri Kecil
& Menengah Persentase jumlah unit usaha
Industri 5634 unit usaha 30 25 Dinas
Perindagkop 102,596 30 unit 55 30 65 30 755814 unit
(unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
a
Meningkatnya kegiatan pengawasan peredaran barang dan jasa
Meningkatnya frekuens pengamanani peredaran barang
dan jasa 01 15 03
Kegiatan Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan jasa
Jumlah pelaksanaan pengawasan peredaran Barang dan Jasa
Rp. 38.900.000
35 kali 40 kali 20 45 kali 29,3145 50 kali 23,942 50 kali 23 50 kali 24 50 kali 24 285 kali 113
b. Meningkatnya Pengawasan dan pelaksanaan Tera ulang Meningkatnya frekuensi pengewasan terhadap UTTP Kegiatan Pengawasan dan Tera Ulang UTTP Jumlah terlaksananya Pengawasan alat UTTP. - - 5 kec. 13,008 80 %/5 Kec 17,4799 5 Kec 30 5 Kec. 35 5 kec 40 5 Kec 150
2 01 16 Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional
Terlaksananya peningkatan peredaran 9 bahan pokok
0 0 0 0 0 1 paket 53 1 paket 55 1 paket 55 1 paket 213
a
Tersedianya data/buku profil usaha perdagangan
Tersedianya data/buku profil usaha perdagangan
16 06
Kegiatan data base baranga Jumlah buku profil usaha perdagangan
- - - 0 0 0 1 paket 53 1 paket 55 55 3 paket 213
3 17
Program Peningkatan dan pengembangan eksport
Terlaksananya
peningkatan produk 0 0 0 0 0 1 kali 80 1 kali 90 1 kali 90 1 kali 335
a.Meningkatnya promosi Terlaksananya pameran 17 03
Kegiatan Pameran Produk Ekspor
Banyaknya hasil kerajinan lokal yang dipromosikan
- - - 0 0 1 kali 80 1 kali 90 1 kali 90 1 kali 335
Hasil kerajinan lokal produk ekspor
4 01 18 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
Persentase Program Efesiensi Perdagangan dalam Negeri
Rp.490,233,500
7 kali 7 kali 421 9 kali 9.138,9491 9 kali 11.122,6435 9 kali 469 9 kali 498 9 kali 493 52 kali 3190
a.
Terlaksananya Pameran industri kecil dan menengah di Jembrana,Prov.dan daerah lainnya
Terlaksananya Pameran di Kabupaten Jembrana Prov. Dan Daerah lainnya
18 08Kegiatan Promosi Produk Jembrana
Jumlah terlaksananya pameran Industri kecil dan menengah di kabupaten Jembrana, Provinsi bali dan Daerah lainnya. Yang diikuti.
7 kali 416,4 9 kali 440,1895 5 kali 435.604 9 kali 460 9 kali 483 9 kali 483 52 kali 2696
b.Meningkatnya monitoring dab publikasi informasi harga Meningkatnya frekuensi monitoring dan publikasi harga
01 18 ,09Kegiatan Monitoring dan Publikasi Harga Jumlah kegiatan Monitoring dan
(unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
a.Meningkatnya pembinaan terhadap pedagang kaki lima
Meningkatnya frekwensi pembinaan terhadap pedagang kaki lima
19 07Kegiatan Penyuluhan Pedagang Kaki
Lima
Jumlah pedagang kaki lima yang
dibina - 5 Kec 27 5 Kec 28 5 Kec 30 5 kec 30 5 Kec 140
19 03Kegiatan Penataan dan Pengawasan Mutu dagangan pedagang kaki lima Banyaknya dagangan yang dilakukan pengawasan 5 Kec 32,5 5 Kec 33 5 Kec 35 5 kec 35 5 Kec 165
Jumlah Perdagangan
441,2 9.181,9031 11.069,965 716 765 767 3971
C. BIDANG KOPERASI
15 Program Penciptaan iklim usaha UKM yang kondusif
Persentase Binaan UMKM Produktif
0 0 190 UMKM 49,9 50 50 95 200 Disperindagkop
Kab. Jembrana
Meningkatnya jumlah UKM Jumlah UKM formal dan informal meningkatnya sebanyak 1%
15 06
- Perencanaan, koordinasi dan pengembangan UMKM (survei serifikat potensi UMKM)
Meningkatnya jumlah Binaan
UMKM Produktif 19.181 UMKM
0 0 0 0
190 UMKM/51
Desa/Kel. 49.900 190 45 190 45 190 45 19.944 180
Meningkatnya penyerapan tenaga kerja pada UMKM
Jumlah penyerapan tenaga kerja
meningkat sebanyak 2% 15 8 - Fasilitasi pengembangan UMKM
Terwujudnya penyerapan tenaga kerja lokal
Jumlah tenaga
kerja 26527 or. - 0 570 0 570 50 570 50 570 50 29 200
16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM
Persentase Wirausaha Baru 2% 55,05 110 120 120 450
Meningkatnya jumlah wira usaha baru
Tumbuhnya wira usaha baru sebanyak10% 16 06
Penyenyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
Jumlah UMKM yang mendapat pelatihan kewirausahaan.
Jumlah wira usaha baru sebanyak 3596
0 0 300 50 75UMKM 20.050 300 55 300 60 300 60 5.396 225
Meningkatnya pengetahuan dan kompetensi pengurus koperasi/KUD
Meningkatnya jumlah pengelola Koperasi/KUD yang memiliki Koperasi sebanyak 20%
16 07 Pelatihan manajemen pengelolaan Koperasi dan KUD
Jumlah pengurus koperasi/KUD
yang dilatih 3 unit (75 or.) 0 0 0 0 50 Kop 35
2 unit (50 or) 55 2 unit (50 or) 60 2 unit (50 or) 60 11 unit 275 or) 225
17 Program pengembangan sistim pendukung usaha bagi UMKM
Persentase Binaan UMKM
(unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu akses pasar
Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu memasarkan hasil produknya secara persamaan
17 06 Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM
Terwujudnya outlet pasar oleh-oleh produk Jembrana yang mantap dan resprentatif
1 unit 1 unit 0 1 unit 25 1 unit 25 1 unit 25 1 unit 100
Meningkatnya kwalitas dan kwantitas Produk Unggulan UMKM.
penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri menengah
- Jumlah UMKM yang dapat
bimbingan / pembinaan. '-
Jumlah UMKM yang menjadi pendapingan dalam pemasaran produk UMKM. '- Jumlah terlaksananya pengembangan pasar UMKM (pasar oleh-oleh UMKM jembrana).
375 KUMKM
375 KUMKM
1 paket
77 Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu memasarkan hasil produksinya. penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil menangah Jumlah UMKM yang mengikuti pameran UMKM 2 UMKM 50 Meningkatnya UMKM yang mampu melakukan kerja sama dengan pihak ketiga Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu melaksanakan kemitraan usaha sebanyak 75 UMKM/tahun 17 07 Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga Jumlah UMKM yang mengikuti bimtek pengelola Usaha dalam mengakses modal pasar dan manajemen. 3 kali 3 kali 10 75 umkm 46,935 75 UMKM 35 3 kali 10 3 kali 10 3 kali 10 21 kali 60 Meningkatnya kwalitas dan kwantitas produk unggulan UMKM Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu berproduksi sesuai kebutuhan pasar sebanyak 72 KP / tahun 17 08 Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan menengah Jumlah UMKM yang memproduksi Produk unggulan 72 kali (1.440 or) (Bintek) 72 kali (1.440 or) 40 225 umkm 250 umkm 76,8 25 UMKM 77 72 kali (1.440 or) 40 72 kali (1.440 or) 40 72 kali (1.440 or) 40 504 kali (10080 or) 240
Meningkatnya jumlah UMKM yang mampu akses pasar regional dan Nasional
Meningkatnya jumlah UMKM yang produknya memiliki pangsa pasar sebanyak 15 UMKM
(unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatnya kemampuan SDM berkualitas dan koperasi berprestasi.
Meningkatnya jumlah koperasi yang tangguh, mantap dan mandiri sebanyak 3%
18 05
sosialisasi prinsip -prinsip pemahaman perkoperasian
- jumlah koperasi yang mengikuti penyuluhan dan pembinaan. '- jumlah pembentukan koperasi baru . '- jumlah brosur dan leaflet koperasi yang ter cetak. 204 kop 5 0 221 kop 59,8 231 kop. 10 kop 1000 35 5 9,64 5 9,64 5 9,64 234 48,2
Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan berkualitas.
Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi
- jumlah koperasi yang diperingkat . '- jumlah terlaksananya penilaian lomba koperasi . '- jumlah koperasi yang di audit. '- jumlah koperasi yang dinilai kesehatan KSP/USP nya . '- jumlah jenis koperasi yang
dilombakan. 12 64,18 25 umkm 116,675 25 kop 1 kali 10 kop 100 kop 5 jenis 150 12 64,18 12 64,18 12 64,18 87 385 Meningkatnya kemampuan SDM dan pengembangan usaha Koperasi.
Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian
jumlah koperasi yang meningkat
kualitas usaha koperasinya 79 kop 28 56 1 kop 40 231 kop 20 28 56 28 56 28 56 168 336
peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama koperasi berprestasi
Meningkatnya jumlah koperasi
yang diaudit 30 kop 5 50 5 50 5 50 5 50 5 50 60 300
Meningkatnya pengetahuan jaringan pemasaran dan teknologi usaha koperasi
Meningkatnya jumlah pengelola koperasi yang mampu mengelola usaha secara profesional sebanyak 15%
18 06 Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama koperasi
Meningkatnya jumlah pengelola
koperasi yang profesional 30 orang 30 70 30 70 30 70 30 70 30 70 210 420
Jumlah Bidang Koperasi : 360 435.605 471,95 690 700 700 3.491
(unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta) (unit) (juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Dra.Ni Made Ayu Ardini,M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19611203 198603 2 010