• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kontribusi

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG (Halaman 26-0)

BAB I PENDAHULUAN

D. Uraian Teoritis

5. Indikator Kontribusi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap pendapatan asli daerah dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

= Realisasi Penerimaan PBB-P2 X 100%

Realisasi Penerimaan PAD

Tabel 1. 2 Indikator Kontribusi

Presentase (100%) Kriteria

Sumber: Munir dkk(dalam Rudi Saputro dkk)

Universitas Sumatera Utara 6. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pengertian bumi menurut Mardiasmo (2006:295) adalah sebagai berikut:

Bumi adalah permukaanbumi dan tubuh bumi yarg ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak,perairan) serla laut wilayah RepublikIndonesia.

Pengertian bangunan menurut Mardiasrno (2006:295) adalah sebagai berikut: Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan.

Termasuk dalam pengertian bangunan adalah:

a. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengankomplek bangunan.

b. Jalantol.

c. Kolam renang.

d. Pagar mewah.

e. Tempat olahraga

f. Galangan kapal, dermaga g. Taman mewah.

h. Tempat penampungan kilang minyak, air dan gas, pipa minyak.

i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang sebagian besar penerimaann merupakan pendapatan daerah yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu wajar Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui pembayaraa Pajak Bumi dan Bangunan.

7. Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2009 Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut,

b. Jalan tol, c. Kolam renang, d. Pagar mewah, e. Tempat olahraga,

f. Galangan kapal, dermaga, g. Taman mewah,

h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, i. Pipa minyak,

j. Menara.

Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah:

a. Objek pajak yang: digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;

Universitas Sumatera Utara b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikandan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala,atau yang sejenis dengan itu;

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;

e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan

f. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

8. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, yang termasuk dalam subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata :

1. mempunyai hak atas bumi/tanah, dan/atau;

2. memperoleh manfaat atas bumi/tanah dan/atau;

3. memiliki, menguasai atas bangunan dan/atau;

4. memperoleh manfaat atas bangunan.

Dalam pasal 4 Ayat (2) tersebut dijelaskan bahwa Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak akan menjadi Wajib Pajak menurut Undang Pajak Bumi dan Bangunan.Dalam pasal 4 Ayat (3)

Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 diterangkan bahwa dalam hal atas suatu obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan subyek pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai wajib pajak.

9. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (sales value = NJOP), yaitu harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya.

Yang dimaksud dengan :

Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya;

Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut;

Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.

Universitas Sumatera Utara 10. Tarif Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Dalam menentukan besaran NJOP Bumi, BPRD atau Badan Pajak dan Retribusi Daerah menggunakan metode perbandingan harga pasar sesuai dengan kaidah penilaian properti. Sebelum melakukan penilaian dilakukan survey harga transaksi jual beli dari notaris, penawaran internet dan informasi harga jual lainnya. Data-data tersebut lalu dianalisis nilai rata-ratanya lalu ditetapkan sebagai NJOP, sehingga kenaikan NJOP tidak sama untuk semua lokasi dan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

1. Lokasi objek 2. Peruntukan lahan 3. Aksesibilitas

4. Kondisi lingkungan.

Penyesuaian tersebut dimungkinkan karena:

a) Adanya perubahan fisik lingkungan lahan yang sebelumnya kampung/

pekarangan menjadi cluster perumahan atau pengembangan perumahan menengah atas (developer/real estate) seperti banyak terjadi di wilayah pinggiran.

b) Hasil Kaji Ulang Penilaian Jalan Tol, dimana sebelumnya dinilai berdasarkan NJOP bumi di sisi luar Tol, namun sekarang dilakukan penilaian berdasarkan NJOP di sekitar Gerbang Tol, dengan pertimbangan keseimbangan antar ruas tol dan lebih mencerminkan nilai wajar dari Jalan Tol.

c) Untuk menyeimbangkan penetapan NJOP dengan objek pajak yang ada di sekitarnya atau berbatasan jalan antar wilayah. Beberapa tahun sebelumnya penyesuaian NJOP lebih difokuskan di wilayah pusat dan jalan-jalan protokol

dengan nilai NJOP yang cukup tinggi, sehingga saat ini gap-nya semakin tinggi di wilayah pinggiran. Keseimbangan penetapan NJOP perlu dilakukan agar tidak terjadi perbedaan dengan wilayah lain.

d) Peningkatkan harga properti yang cukup tinggi terutama di wilayah yang terkena proyek pembangunan dan pengembangan lingkungan.

Penyesuaian NJOP tentunya akan berdampak pada kenaikan PBB-P2 yang harus dibayar oleh Wajib Pajak, selain dipengaruhi oleh luasnya yaitu luas bumi, luas bangunan ditambah nilai bangunan dan tarif pajak dengan adanya 4 tarif pajak yang berbeda, yaitu:

a) Tarif 0.01% untuk NJOP dibawah nilai Rp. 200 Juta b) Tarif 0.1% untuk NJOP Rp.200 Juta s/d Rp. 2 Miliar c) Tarif 0.2% untuk NJOP Rp.2 Miliar s/d 10 Miliar d) Tarif 0.3% untuk NJOP Rp. 10 Miliar atau lebih

Mengingat penilaian dilakukan berdasarkan zona nilai tanah, maka kenaikan NJOP tidak dapat dihindari akan berdampak tidak hanya terhadap WP Badan tetapi juga WP Perorangan.

11. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber penerimaan keuangan asli daerah yang penting bagi suatu daerah untuk menyelenggarakan program otonomi daerahnya, tinggi rendahnya PAD pada suatu daerah akan berpengaruh pada kelancaran otonomi daerah tersebut, selain itu dengan PAD otonomi daerah juga akan bisa berjalan dengan optimal.

PAD merupakan suatu cerminan dari keberhasilan suatu daerah dalam

Universitas Sumatera Utara mengelola keuangan dan potensi – potensi yang ada pada suatu daerah tersebut untuk dijadikan suatu pendapatan bagi daerahnya. PAD sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 terdiri dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan milik Daerah yang sah dan Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

E. Metode Penelitian dan Penulisan Tugas Akhir

Dalam melakukan penelitian penulis melakukan metode-metode yang diperlukan. Metode yang dipergunakan dalam Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Metode Penulisan

Metode penulisan yang diterapkan penulis dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir ini adalah :

a. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melaksanakan Tugas akhir, misalnya pembuatan proposal,pengajuan tempat Tugas akhir, pemberian dosen pembimbing, permohonan surat pengantar atau permohonan dari fakultas dan sebagainya.

b. Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan studi mencari data serta informasi denganpengumpulan buku-buku di bidang perpajakan yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan Tugas akhir.

c. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek Tugas Akhir untuk mengetahui efektivitas pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah

d. Jenis Data

Jenis data yang penulis terapkan dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir adalah:

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu baik melalui teknik wawancara, maupun observasi terhadap Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Kabupaten Karo mengenai target dan realisasi PBB-P2 Kabupaten Karo, faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan dokumen resmi instansi, dari publikasi yang relevan dengan masalah yang dibahas, antara lain data mengenai sejarah singkat instansi, struktur organisasi, serta literatur-literatur yang terkait.

2. Metode Pengumpulan Data a. Analisa Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa danmengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

Universitas Sumatera Utara b. Wawancara (Interview Guide)

Melalui metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dibidangnya, serta pihak-pihak-pihak-pihak lain yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang diajukan penulis.

c. Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu pengumpulan daftar – daftar dokumentasi yang diperlukan dalam Instansi yang bersangkutan untuk menambah okjektifitas yang dibutuhkan untuk melengkapi Tugas Akhir. Dokumen tersebut berupa struktur organisasi, peraturan-peraturan daerah, rencana kerja, surat keputusan.

F. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam lima bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Tugas Akhir adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK ATAU LOKASI TUGAS AKHIR Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo

BAB III GAMBARAN DATA TUGAS AKHIR

Pada bab ini penulis menguraikan secara sistematis dan terperinci tentang peranan Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah dalam efektivitas pemungutan PBB-P2, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemungutan PBB-P2 Kabupaten Karo, kontribusi PBB-P2 terhadap pendapatan asli daerah.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bagian ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil pembahasan atau analisa pada bagian diatas serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

23 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan Pendapatan Aset Daerah Kabupaten Karo

Berdasarakan Pasal 212 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat. Daerah ditegaskan bahwa Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, maka perlu membentuk Perangkat Daerah Kabupaten Karo.Bahwa atas pertimbangan sebagaimana dimaksud pada pasal 212 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, maka perlu membentuk dan menetapkan Perangkat Daerah Kabupaten Karo yang penetapannya dengan Peraturan Daerah yakni No. 05 Tahun 2016.Berdasarkan Perda (Peraturan Daerah) tersebut maka terbentuklah Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo.

B. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan Aset Daerah Kabupaten Karo

Visi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan Aset Daerah Kabupaten Karo

“Menjadi SKPD penggerak utama pengelolaan keuangan daerah yang profesional, transparan dan akuntabel’’

Misi BPKPAD berkaitan dengan pencapaian visi di atas adalah :

1. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, menuntut perubahan mendasar dalam sistem perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah untuk dilakukannya sejumlah perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam aspek penganggaran, akuntansi dan pemeriksaan. Serangkaian perubahan tersebut mengarahkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan konsep money follow function, yaitu pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, efisien, transparan dan akuntabel yang diimplementasikan dalam sistem anggaran berbasis kinerja.

Konsep itu sendiri mengandung tiga elemen yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan publiknya, yaitu;

a. secara ekonomis dapat meminimalisir input resources yang digunakan, b. efisiensi mencapai hasil yang optimal dengan biaya yang minimal

(output/input)

c. efektifitas mencapai target yang ditetapkan (outcome/output)

2. Peningkatan Kompetensi Aparatur dan Kualitas Sarana dan Prasarana Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan daerah berimplikasi pada perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 menjadi UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Perubahannya yang paling mendasar adalah tentang manajemen kepegawaian yang lebih berorientasi kepada profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang bertugas memberikan pelayanan

Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat secara jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari pengaruh semua golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan persyaratan yang demikian, sumber daya manusia aparatur dituntut memiliki profesionalisme, memiliki wawasan global, dan mampu berperan sebagai unsur perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah yang menjadi kewenangan Daerah.

1. Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah dalam menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, uraian tugas Kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

a. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan urusan penunjang bidang Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.

b. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Badan untuk mendukung visi dan misi Daerah;

c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja Badan sesuai dengan visi dan misi Daerah;

d. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berkoordinasi dengan Instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah;

e. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo.

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait , instansi vertikal terkait yang ada di daerah, Propinsi dan Pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok.

g. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

Universitas Sumatera Utara h. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan

melekat kepada bawahan;

i. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian SKP.

j. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

k. Bertindak sebagai Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang Satuan Kerja Perangkat Daerah

l. Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undang yang berlaku.

m. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Badan termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

n. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

3. Struktur Organisasi

Organisasi Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahkan:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

c. Bidang Anggaran, membawahkan:

1. Subbidang Perencanan Anggaran;

2. Subbidang Pengendalian Anggaran;

3. Subbidang Evaluasi dan Pelaporan Anggaran;

d. Bidang Akuntansi dan Aset, membawahkan:

1. Subbidang Akuntansi dan Pelaporan;

2. Subbidang Perbendaharaan;

3. Subbidang Penatausahaan Barang Milik Daerah;

e. Bidang Pendapatan, membawahkan:

1. Subbidang Pendapatan Asli Daerah;

2. Subbidang Dana Perimbangan;

3. Subbidang Pembukuan dan Pelaporan;

f. Bidang Pendataan, membawahkan:

1. Subbidang Pendataan;

2. Subbidang Penetapan dan Penagihan;

3. Subbidang Pertimbangan Keberatan;

g. Bidang PBB P2, membawahkan:

1. Subbidang PBB-P2 Wilayah I;

2. Subbidang PBB-P2 Wilayah II;

3. Subbidang PBB-P2 Wilayah III;

h. UPT Badan;

29

Kepala UPT Kepala Sub Bidang Evaluasi dan

Pelaporan Anggaran

Kepala Sub Bidang PBB Wilayah III

Putra Nanda, SE Thommy Mariyono Tarigan, SE,

M.Si Nyoreken Br Tarigan, SH Eli Juliana Br Ginting, SH Amri Ginting, SH

Kepala Sub Bidang Penetapan

dan Penagihan Kepala Sub Bidang PBB Wilayah II

Lelita Dewi, SSTP Masdiana Br Sembiring Elsa Maria Br Surbakti, SSTP Leo Gunawan, SE, M.Si

Kepala Sub Bidang Pengendalian

Kepala Sub Bidang Pendataan Kepala Sub Bidang PBB Wilayah I Berry Primerta Sitepu, SE Emi Ermina Br Sinulingga, SE M. Arifin Barus, ST Henrichon Lingga, SE Marike Juniwati Limbong, SE Kepala Sub Bidang Perencanaan

Anggaran

Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Kepala Sub Bidang Pendapatan Asli Daerah

Kepala Bidang Pendataan Kepala Bidang PBB - P2 Yan Viktor Tarigan, SE Dewiani, SH Safri S. Perangin-angin, S.Kom Joseph Sitepu, SIP Esti Julistanti Br Ginting, S.Kom Kepala Bidang Anggaran Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Kepala Bidang Pendapatan

Evalina Veranita Br Bangun Lenny Marlina Gultom, SE, M.Si

Sekretaris Luther Ginting, SE, M.Si

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan

Pelaporan

Gambar 2. 1 Bagan Struktur Organisasi

4. Sumber Daya Aparatur

Data Kepegawaian Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sampai keadaan Oktober 2018 menyebutkan bahwa jumlah Pegawai sebanyak 41 orang dengan rincian sebagai berikut :

1. Jumlah PNS berdasarkan Jenis Kelamin:

Laki-laki : 18 orang

Perempuan : 23 orang

2. Jumlah PNS berdasarkan Jenis Kelamin:

Laki-laki : 18 orang

Perempuan : 23 orang

3. Jumlah PNS berdasarkan jenjang pendidikan:

S2 : 6 orang

S1 : 24 orang

D3 : 4 orang

SMA : 7 orang

4. Jumlah PNS berdasarkan golongan:

Golongan IV : 2 orang

Golongan III : 33 orang

Golongan II : 6 orang

5. Jumlah PNS per bidang:

Bidang Pendapatan : 5 orang

Bidang PBB P2 : 6 orang

Bidang Anggaran : 5 orang Bidang Akuntansi : 8 orang

Universitas Sumatera Utara Bidang Pendataan : 4 orang

Sekretariat : 7 orang

Pemungut pajak Kecamatan : 4 orang

5. Deskripsi Jabatan Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah

a. BADAN

Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah yang menjadi kewenangan Daerah.

b. KEPALA BADAN

Kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah , yang menjadi Tugas Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

c. SEKRETARIS

Sekretariat Dinas dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di bidang, perencanaan, monitoring, evaluasi, pelaporan, administrasi umum, kepegawaian, dan keuangan serta menyiapkan bahan koordinasi bidang Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah.

d. BIDANG ANGGARAN

Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan Anggaran . e. BIDANG AKUTANSI DAN ASET DAERAH

Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan Akuntansi dan Aset Daerah .

f. BIDANG PENDAPATAN

Bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang melaksanakan tugas pokok membantu Kepala Badan dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan Pendapatan . g. BIDANG PENDATAAN

Bidang Pendataan dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan Pendataan.

h. BIDANG PBB P2

Bidang PBB P2 dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan PBB P2

33 BAB III

GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Gambaran Pajak Secara Umum

Pengenaan pajak di Indonesia dapat di kelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1. Pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak Negara terdiri dari:

a. Pajak Penghasilan

b. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah c. Bea Materai

d. Pajak Bumi dan Bangunan

e. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

2. Pajak Daerah adalah Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

2. Pajak Daerah adalah Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG (Halaman 26-0)

Dokumen terkait