• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Teknik Analisis Data

4. Indikator Melihat Kembali

Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yaitu tahapan melihat kembali. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk bisa membuat dan menafsirkan kembali model matematika yang diperoleh dari langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya atau siswa dapat menyimpulkan permasalahan yang diberikan. Ketika siswa bisa melakukan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam penyelesaian soal pemecahan masalah sebelumnya maka untuk tahapan melihat kembali ini siswa akan lebih mudah dan akan memperoleh nilai yang benar juga ketika dalam memberikan kesimpulan, begitu juga ketika siswa kurang sempurna dalam tahapan-tahapan sebelumnya maka dalam melihat kembali atau menyimpulkan siswa tidak akan bisa dan jawaban yang diberikan menjadi salah. Adapun skor yang diperoleh siswa pada tahapan ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.7 Skor Tahapan Melihat Kembali

Soal Skor 0 Skor 1 Skor 2

1 8 Siswa 15 Siswa 3 Siswa

2 13 Siswa 11 Siswa 2 Siswa

Pada tabel 4.7 untuk tahapan melihat kembali banyaknya siswa yang tidak mampu dalam menuliskan kembali kesimpulan dari apa yang telah diselesaikannya, yaitu pada soal nomor 1 terdapat 8 siswa yang memperoleh skor 0, 15 siswa yang memperoleh skor 1 dan 3 siswa yang meperoleh skor maksimal atau 2. Begitu juga untuk soal nomor 2 banyaknya siswa yang tidak mampu pada tahapan melihat kembali ini yaitu terdapat 13 siswa yang memperoleh skor 0, 11 siswa yang memperoleh skor 1, dan 2 siswa yang memperoleh skor maksimal atau 2.

a) Soal 1

“Sebuah kapal berlayar sejauh 120 km ke selatan, kemudian 150 km ke timur, dan kemudian 200 km ke utara. Hitunglah jarak kapal sekarang dari tempat semula?”

Berikut ini adalah salah satu contoh lembar jawaban siswa yang memperoleh skor 1.

Gambar 4.11 Contoh Lembar Jawaban Siswa

Langkah yang terakhir yaitu memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

Terjadinya kesalahan saat siswa melaksanakan tahapan-tahapan sebelumnya yaitu memahami masalah, merancang penyelesaian masalah dan melaksanakan penyelesaian masalah sehingga pada tahapan melihat kembali atau menyimpulka permasalah yang ada pada soal siswa menjadi salah. dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa jawaban siswa salah karena dalam tahapan menyelesaikan masalah yaitu pada saat mengoperasionalkan siswa kurang teliti dan dalam siswapun salah. Mestinya dalam tahapan-tahapan sebelumnya siswa harus bisa sehingga dalam melihat kembali siswa menjadi benar yaitu jarak kapal sekarang dari tempat semula adalah 170 km

b) Soal 2

Berdasarkan tabel 4.7 diatas yaitu skor siswa pada langkah terakhir dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah yaitu tahap melihat kembali adapun skor yang paling banyak diperoleh siswa yaitu pada skor 0 untuk soal nomor 2 yaitu “Seorang Anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 250 m. Jarak Anak dengan titik ditanah yang tepat dibawah layang-layang 70 m, dan tinggi Anak adalah 1,3 m. Hitunglah tinggi layang-layang tersebut dari tanah?”

Berikut ini adalah salah satu contoh lembar jawaban siswa yang memperoleh skor 1.

Gambar 4.12 Contoh Lembar Jawaban Siswa

Langkah yang terakhir yaitu memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

Terjadinya kesalahan saat siswa melaksanakan tahapan-tahapan sebelumnya yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah dan melaksanakan penyelesain masalah sehingga pada tahapan melihat kembali atau menyimpulka permasalah yang ada pada soal siswa menjadi salah. dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa jawaban siswa salah karena dalam tahapan menyelesaikan masalah siswa kurang teliti dan dalam mengoperasionalkan siswapun salah. Mestinya dalam tahapan-tahapan sebelumnya siswa harus bisa sehingga dalam tahapan melihat kembali baik, siswa bisa menyimpulkannya dengan benar yaitu tinggi layang-layang dari tanah tersebut adalah 241,3 m

Data yang diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Data yang diperoleh selama penelitian berlangsung menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa bahwa mereka dapat memenuhi keempat indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan analisis data kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa kelas VIII.7MTsN Kubang Putih dalam menyelesaikan soal pada materi teorema phytagoras tergolong sedang dengan rata-rata keseluruhan adalah 42,50.

Mengenai rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII.7 MTsN Kubang Putih ini, maka selain melihat hasil yang telah diperoleh siswa, peneliti juga melakukan tanya jawab dengan guru mengenai penyebab hal tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat dari guru, diperoleh bahwa rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ini disebabkan karena kurang terbiasanya siswa dalam menyelesaikan soal berupa pemecahan masalah. Namun, selain itu berdasarkan hal yang peneliti temukan dilapangan, kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ini selain kurang terbiasanya siswa tersebut, juga disebabkan oleh karena siswa tersebut tidak mengulang kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. Jika seandainya siswa tersebut mengulang pelajaran yang telah dipelajari, maka hal ini dapat dihindari.

Selama penelitian ini berlangsung, peneliti menemui berbagai macam kendala di lapangan. Hal ini mengakibatkan banyaknya keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Kendala-kendala yang dihadapi tersebut adalah:

a. Siswa tidak terbiasa menghadapi soal berbentuk kemampuan pemecahan masalah matematis, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tes yang diberikan.

b. Pada beberapa bagian soal siswa tidak memberikan jawaban pada saat tes berlangsung, sehingga analisis sulit dilakukan.

68

Berdasarkan analisis hasil penelitian pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa:

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII.7 MTsN Kubang Putih untuk materi teorema Pythagoras diperoleh secara umum tergolong dalam kategori sedang dengan rata-rata 42,50. Dimana untuk distribusi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa perkategorinya yaitu kategori tinggi 4 orang siswa dengan persentase (16%), sedangkan untuk kategori sedang 10 orang siswa dengan persentase (38%) begitu juga dengan kategori rendah 12 orang siswa dengan persentase (46%).

Berdasarkan analisis hasil penelitiaan yang dilakukan pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah matematis, pada indikator yang pertama yaitu memahami masalah diperoleh rata-rata sebesar 47,12 dengan kategori sedang, pada indikator kedua yaitu merencanakan penyelesaian masalah diperoleh rata-rata sebesar 44,87 dengan kategori sedang, pada indikator ketiga yaitu melaksanakan rencana diperoleh rata-rata sebesar 40,38 dengan kategori sedang, dan pada indikator keempat yaitu melihat kembali diperoleh rata-rata sebesar 34,62 dengan kategori sedang.

B. Saran

Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, tentang analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII7 di MTsN

Kubang Putih Tahun Ajaran 2016/2017, peneliti mengharapkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Bagi guru

a. Guru matematika hendaknya berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis agar dapat membantu siswa dalam memahami dan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematis sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis siswa juga meningkat.

b. Guru hendaknya melatih dan membiasakan siswa dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah matematis dan memberikan motivasi kepada mereka untuk menerima tantangan dan mengarahkan siswa dalam proses pemecahannya.

c. Guru harus memberikan penekanan pada hal-hal yang dianggap penting pada tiap materi yang diajarkan.

d. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa guru dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran agar materi dan konsep yang diajarkan mudah dipahami dan diingat siswa.

2. Bagi siswa

a. Diharapkan peserta didik mengubah pola pikir sesuai dengan tuntutan pendidikan sekarang, mereka harus lebih aktif, kritis, kreatif karena tolok ukur penilaian hasil belajar dari proses sampai selesai.

b. Diharapkan peserta didik lebih termotivasi dalam memahami soal-soal pemecahan masalah matematis yang diajarkan oleh guru.

c. Diharapkan peserta didik lebih meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah, sebaiknya memfasilitasi guru dalam meningkatkan kompetensinya. Dengan cara mengadakan seminar, lokakarya, dan lain sebagainya yang mendukung peningkatan kompetensi guru.

4. Bagi Pembaca, dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang kemampuan pemecahan masalah matematis dalam proses pembelajaran matematika.

5. Bagi peneliti lain, dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian lanjutan tentang analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII7 pada materi pythagoras yang menggunakan instrumen lebih lengkap.

Dokumen terkait