HASIL DAN PEMBAHASAN
N. Indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
3 butir, indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar
secara terus-menerus diperoleh skor terendah 6 dan skor tertinggi 12. Tabulasi
data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 10,27, modus 9,33,
median 9,37 dan simpangan baku 9,27 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara
terus-menerus sesuai dengan hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada
tabel 32 berikut ini :
Tabel 32. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0 3-4 0 0 0 5-6 1 1 1,16 7-8 2 3 2,33 9-10 46 49 53,49 11-12 37 86 43,02 13-14 0 0 0 86 213 100
Berdasarkan tabel 32, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah
frekuensi absolut 46 dan frekuensi relatif sebesar 53,49%. Sedangkan frekuensi
frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator m eningkatkan m otivasi belajar serta m em acu diri untuk belajar secara terus-m enrus
0 0 1 2 46 37 0 0 10 20 30 40 50 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14 Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 18. Diagram batang indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus
Selanjutnya untuk mengetahui indikator meningkatkan motivasi belajar
serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus dalam 4 kategori yaitu
sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata
ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada tabel 33 berikut ini :
Tabel 33. Distribusi frekuensi kategori indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1 2 3 4 > 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5 < 5,25 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 45 40 1 0 52,33 46,51 1,16 0
Berdasarkan tabel 33, dapat diketahui bahwa indikator meningkatkan
motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus kategori
sangat baik 45 orang dengan persentase 52,33%, kategori baik 40 orang dengan
persentase 46,51%, kategori cukup baik 1 orang dengan persentase 1,16% dan
tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator meningkatkan
motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus berada
pada kategori sangat baik dengan persentase capaian 85,58% dengan rerata
10,27.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada keseluruhan indikator
Tabel 34. Rangkuman capaian indikator belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
No Indikator Persentase
Capaian (%)
Ranking
1. Menyadari serta memiliki tujuan belajar. 87,44 % I 2. Meningkatkan motivasi belajar serta memacu
diri untuk belajar terus-menerus.
85,58 % II
3. Berani menilai diri sendiri dan optimisterhadap hasil yang dicapai.
81,67 % III
4. Kebebasa dan keterbukaan 81 % IV
5. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari 80,88 % V 6. Keyakinan akan kemampuannya sendiri,
percaya diri
78,8 % VI
7. Disiplin dalam aturan dan perencanaan 76,1 % VII 8. Keteraturan dan kesungguhan dalam
mendalami bahan
76 % VIII
9. Mempunyai strategi / metode belajar yang baik
75,38 % IX
10. Belajar secara kritis dan logis 75,25 % X
11. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya
71,25 % XI
12. Mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar 70,08 % XII 13. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru 66,58 % XIII
Rerata 78,18 %
Dari tabel 34 diatas menunjukan bahwa capaian kemandirian belajar
dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
tertinggi pada indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar dengan
persentase 87, 44% dan capaian terendah pada indikator inisiatif dan berani
mencoba hal-hal baru dengan persentase 66,58%. Rerata persentase capaian
belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri
dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.
Pembelajaran mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar
pengolahan makanan adalah kemampuan belajar dilihat dari indikator belajar
mandiri yaitu menyadari serta memiliki tujuan belajar, menentukan sendiri apa
yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya, disiplin dalam aturan dan
perencanaan, mempunyai strategi / metode belajar yang baik, belajar secara
kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan, keteraturan dan kesungguhan
dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari, inisiatif
dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan kemampuannya sendiri,
percaya diri, mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar, berani menilai diri
sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai, meningkatkan motivasi
belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kemampuan
belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar
pengolahan makanan dengan kategori sangat baik 28 orang dengan persentase
32,56%, kategori baik 54 orang dengan persentase 62,79%, kategori cukup baik
4 orang dengan persentase 4,65% dan tidak ada yang berada pada kategori
kurang baik. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan berada pada kategori baik
Kemampuan belajar mandiri dengan modul berada pada kategori baik
menunjukan bahwa peserta diklat kelas I sudah cukup mampu untuk
melaksanakan pembelajaran secara mandiri dengan modul walaupun mereka
adalah peserta diklat yang masih baru untuk menyesuaikan diri dengan
pembelajaran pada sekolah menengah kejuruan. Kemampuan belajar mandiri
tersebut harus terus dikembangkan hingga mereka kelas 3, hal terbut sangat
penting karena mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
adalah mata diklat dasar untuk kompetensi-kompetensi berikutnya.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menyadari serta
memiliki tujuan belajar berada pada kategori sangat baik dengan persentase
87,44% dengan rerata 13,99. Hal tersebut berarti peserta diklat benar-benar
memahami tujuan belajar mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan
makanan yang sedang mereka tempuh. Tujuan mempelajari mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan adalah agar peserta diklat dapat
menerapkan berbagai macam teknik dasar pengolahan makanan dengan baik
dan benar hingga tahap kompeten. Memahami tujuan pembelajaran sejak awal
itu sangat penting karena pemahaman di awal akan berpengaruh pada proses dan
hasil berikutnya. Untuk menjelaskan tujuan belajarmata diklat menggunakan
teknik dasar pengolahan makanan pada pertemuan awal guru memberikan
sosialisasi kurikulum dan sosialisasi modul sehingga peserta diklat benar-benar
memahami tujuan belajar mata diklat mengguanakn teknik dasar pengolahan
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menentukan
sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya berada pada
kategori baik dengan persentase 71,25% dengan rerata 8,55. Materi pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
sudah ditetapkan dalam silabus semesteran oleh guru. Peserta diklat diberikan
kesempatan untuk mengusulkan topik pembelajarn kepada guru. Sumber serta
sarana belajr yang tersedia disekolah cukup memadai. Modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan sudah dimiliki oleh setiap
peserta diklat. Buku dan majalah di perpustakaan juga digunakan sebagai
sumber dan sarana pembelajaran. Selain itu peserta diklat juga dilatih untuk ke
internet mencari resep-resep baru untuk dipresentasikan. Sarana praktek sudah
tersedia lengkap di sekolah peserta diklat menggunakannya dengan rasa
tanggung jawab.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator disiplin dalam
aturan dan perencanaan berada pada kategori baik dengan persentase 76,1%
dengan rerata 15,22. Pada pertemuan awal guru sudah menjelaskan mengenai
tata tertib, sosialisasi perangkat administrasi prakrtek dan perlengkapan praktek.
Hal tersebut bertujuan agar peserta diklat mempunyai kedisiplinan dalam
belajar. Peserta diklat mempunyai kedisiplinan yang baik, tepat waktu untuk
mengikuti pelajaran, walaupun memang ada 1-2 anak yang kadang terlambat.
menyerahkan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditetapkan, guru
memberikan pengurangan nilai apabila ada peserta diklat yang terlambat
mengumpulkan tugas. Peserta diklat harus menaati tata tertib penggunaan
fasilitas dan sarana dapur serta bersedia menerima sangsinya apabila melanggar
dan memeriksa kelengkapan alat kerja praktek mereka. Hal tersebut tidak lepas
dari peranan guru sebagai stabilitator yang selalu memeriksa kedisiplinan
mereka dalam belajar.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mempunyai
strategi / metode belajar yang baik berada pada kategori baik dengan persentase
75,38% dengan rerata 6,03. Strategi / metode belajar setiap peserta diklat
memang berbeda-beda masing-masing dipengaruhi oleh karakter pribadi
mereka. Setiap peserta diklat mempunyai buku catatan, catatan mereka diperiksa
oleh guru. Apabila sejak pertemuan awal peserta diklat belajar dengan baik
maka pelajaran berikutnya mereka mampu menerima pelajaran dengan baik pula
begitu seterusnya, namun apabila sejak awal peserta diklat enggan, malas dan
tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan maka pertemuan selanjutnya dia
menjadi tidak jelas terhadap materi yang diberikan.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator belajar secara
kritis dan logis berada pada kategori baik dengan persentase 75,25% dengan
rerata 9,03. Peserta diklat diajarkan untuk berpresentasi didepan kelas mengenai
juga berberdiskusi secara kelompok, saling bertanya dan menjawab hal tersebut
bertujuan agar peserta diklat belajar secara kritis dan logis.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator kebebasan dan
keterbukaan berada pada kategori baik dengan persentase 81% dengan rerata
6,48. Dalam berdiskusi peserta diklat diberikan kebebasan untuk bertanya,
menyampaikan pendapat ataupun menyanggahnya, terbuka terhadap
permasalahan yang ada agar bisa dicari solusinya. Dari ide, gagasan dan
permasalahan yang disampaikan tersebut melatih pererta diklat untuk terbuka
terhadap pendapat orang lain dan masukan dari guru ataupun teman mereka.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keteraturan dan
kesungguhan dalam mendalami bahan berada pada kategori baik dengan
persentase 76% dengan rerata 6,08. Peserta diklat dituntut untuk mencapai
kompeten, oleh karenanya mereka harus bersungguh-sungguh untuk mendalami
bahan yang diajarkan, Berusaha semaksimal mungkin mendapatkan hasil yang
terbaik agar tidak mengikuti pembelajaran remedial. Untuk materi yang
dianggap sulit, peserta diklat latihan dirumah dan hasilnya diperlihatkan kepada
guru.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator penguasaan
penuh atas bahan yang dipelajari berada pada kategori baik dengan persentase
kompeten sesuai dengan standart minimal nilai yang telah ditetapkan, hal
tersebut menjadi motivasi agar peserta diklat benar-benar menguasai
sepenuhnya materi yang diajarkan.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator inisiatif dan
berani mencoba hal-hal baru berada pada kategori baik dengan persentase
66,58% dengan rerata 7,99. Inisiatif dan mencoba hal-hal baru adalah hal yang
penting dalam belajar. Dengan penemuan-penemuan baru tersut akan
meningkatkan pengetahuan peserta diklat. Belajar tidak hanya didalam kelas,
hal-hal yang baru dapat diperoleh di luar kelas dengan cara bereksperimen
sendiri dirumah atau melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keyakinan akan
kemampuannya sendiri, percaya diri berada pada kategori baik dengan
persentase 78,8% dengan rerata 15,76. Peserta diklat yang masuk pada program
keahlian restaurant, mempunyai kemampuan di bidang kulineri yang harus
dikembangkan. Mereka mempunyai kemampuan untuk berkarya di bidang boga.
Dengan kepercayaan dirinya peserta diklat tidak dibayang-bayangi dengan
hal-hal negatif / pesimis. Kritis dan dinamis dalam belajar dan tenang, tepat.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mengatasi
kesulitan atau masalah dalam belajar berada pada kategori baik dengan
peserta diklat harus berusaha memecahkannya permasalahannya sendiri baru
menanyakan hal tersebut kepada guru yang bersangkutan.diskusi merupakan
salah satu cara untuk memecahka suatu permasalahan. Apabila terjadi kesulitan
dalam praktek, berlatih dirumah adalah salah satu solusinya.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator berani menilai
diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai berada pada kategori baik
dengan persentase 81,67% dengan rerata 9,80. Belajar memerlukan keberanian
untuk menilai dirinya sendiri, sejauh mana usaha dan keberhasilannya.
Pengalaman kegagalan dan evaluasi dari guru dan taman-teman mereka mampu
menjadi pelajaran baginya agar tidak mengalami kesalahan yang sama. Dengan
begitu peserta diklat mengetahui faktor penyebabnya dan meninjau kembali
usaha belajar mereka.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator meningkatkan
motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus berada
pada kategori sangat baik dengan prosentase 85,58% dengan rerata 10,27.
Peserta diklat kelas I mereka adalah peserta diklat baru. Mereka belajar di
sekolah yang baru, teman baru, kelas baru, model pembelajaran yang baru
sehingga mereka juga berangkat dari motivasi yang baru. Oleh karenanya
maotivasi belajar mereka masih tinggi. Motivasi tersebut harus selalu dijaga
karena unsur motivasi adalah energi pendorong mereka untuk belajar. Peserta
Dari keseluruhan indikator belajar mandiri dengan modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan diperoleh nilai capaian
tertinggi yaitu indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar dengan
persentase 87, 44% dengan rerata 13,99. Untuk nilai capaian terendah yaitu pada
indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru dengan persentase 66,58%
dengan rerata 7,99. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kesadaran dan
pemahaman peserta diklat terhadap tujuan belajar dengan modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan sudah baik. Inisiatif dan berani
mencoba hal-hal baru pada pseserta diklat masih harus dilatih dan
dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan mereka adalah peserta diklat kelas I
sehingga peserta diklat belum cukup berani untuk berinisiatif dan
mengembangkan pengetahuan baru.