• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT ”MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN” BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT ”MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN” BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA."

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh: Heru Supriyanti NIM. 025624021

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

Skripsi yang berjudul “Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul Mata Diklat

Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I

SMK Negeri 6 Yogyakarta”ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, Januari 2007

Dosen Pembimbing,

(3)

iii

Skripsi yang berjudul “Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I

SMK Negeri 6 Yogyakarta” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 10 Januari 2007 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Siti Hamidah, M.Pd Ketua Penguji ……….. ………..

Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ……….. ………..

Marwanti, M.Pd Penguji ……….. ………..

Yogyakarta, Januari 2007 Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta Dekan

(4)

iv

Nama : Heru Supriyanti

NIM : 025624021

Jurusan : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Program Studi : Pendidikan Teknik Boga

Fakultas : Teknik

Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta Judul Skripsi :

KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN BAGI

PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, Januari 2007

Yang Menyatakan,

(5)

v

Bersungguh-sungguhlah dengan kehinaanmu niscaya Ia menolongmu dengan kemuliaan-Nya,

Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu

niscaya Ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya,

Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu niscaya Ia menolongmu dengan kekuatan-Nya.

(Ibnu ’Athaillah)

Dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu ? dan kami

tinggikan sebutan (nama)Mu karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(A Lam Nasyrah 2-6)

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat

(Al Baqarah 45)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan

nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai

dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

(6)

vi

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Allah S.W.T, sesungguhnya sholatku,ibadahku hidup serta matiku hanyalah untuk-Mu

Ibu….ibu…ibu dan Bapakku, kasih sayangmu yang tak pernah berhenti, lantunan do’amu selalu kunanti.

Mbak, Witi, Mas Hari dan Dik Mawan, yang selalu menjadi hiasan dan warna dalam kehidupanku.

Teman-teman di UKM PENELITIAN, KMM dan MATRIKS yang telah mengajariku banyak hal.

Teman-teman seperjuangan Pendidikan Teknik Boga S1 2002.

(7)

vii Oleh: Heru Supriyanti NIM. 025624021

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah peserta diklat kelas I program keahlian restauran SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan jumlah 110 orang. Waktu penelitian yaitu bulan Agustus-Desember 2006 bertempat di SMK N 6 Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode observasi dan angket. Validitas instrumen yang digunakan yaitu validitas logis dan validitas empiris dengan bantuan komputer program SPSS versi 10, Singgih Santoso (2002). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul ”Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta” dengan baik dan lancar.

Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Tata Boga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan laporan penelitian tidaklah sempurna tanpa adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sugiyono, Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian proposal skripsi,

2. Ibu Kokom Komariah, M. Pd, Ketua Jurusan PTBB FT UNY yang telah memberikan kemudahan selama penyusunan skripsi,

3. Ibu Siti Hamidah, M.Pd, Dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas meluangkan banyak waktu, senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan serta selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini,

4. Ibu Marwanti, M.Pd, Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan demi kesempurnaan laporan ini,

5. Ibu Purwati Tjajaningsih, M.Pd, Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya belajar di jurusan PTBB.

(9)

ix

memberikan informasi pembelajaran mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.

9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga karya ini dapat menambah wawasan keilmuan dan manfaat bagi

kita semua. Penulis menyadari keterbatasan dalam karya ini, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah dalam penyusunan skripsi ini.

Yogyakarta, Januari 2007

(10)

x

PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Deskripsi Teori ... 11

1. Belajar Mandiri ... 11

2. Modul Sebagai Paket Belajar Mandiri ... 16

3. Pembelajarn Dengan Modul... 20

4. Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul……… 28

5. Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan……… 38

(11)

xi

A. Pendekatan Penelitian ... 48

B. Variabel Penlitian... 48

C. Definisi Operasional Variabel... 48

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

F. M etode Pengumpulan Data ... 51

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 55

1. Validitas Instrumen ... 56

2. Reliabilitas Instrumen ………. 58

H. Teknik Analisis Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

A. Hasil Penelitian... 62

1. Pembelajaran Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan ... 62

2. Identitas Responden ... 64

3. Deskripsi Data ... 65

B. Pembahasan ... 98

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 105

A. Simpulan... 105

B. Implikasi ... 106

C. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(12)

xii 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20 21. 22.

Tujuan mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.

Populasi peserta diklat kelas I program keahlianrestauran. Kisi-kisi angket kemampuan belajar mandiri dengan modul. Rangkuman hasil uji validitas.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Distribusi frekuensi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.

Distribusi frekuensi kategori kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.

Distribusi frekuensi indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.

Distribusi frekuensi kategori indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.

Distribusi frekuensi indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.

Distribusi frekuensi kategori indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya. Distribusi frekuensi indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan.

Distribusi frekuensi kategori indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan.

Distribusi frekuensi indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.

Distribusi frekuensi kategori indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.

Distribusi frekuensi indikator belajar secara kritis dan logis. Distribusi frekuensi kategori indikator belajar secara kritis dan logis

Distribusi frekuensi indikator kebebasan dan keterbukaan Distribusi frekuensi kategori indikator kebebasan dan keterbukaan.

Distribusi frekuensi indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.

Distribusi frekuensi kategori indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.

Distribusi frekuensi indikator penguasaan penuh atas bahan

(13)

xiii

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

hal-hal baru.

Distribusi frekuensi kategori inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.

Distribusi frekuensi indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.

Distribusi frekuensi kategori indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.

Distribusi frekuensi indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.

Distribusi frekuensi kategori indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.

Distribusi frekuensi indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai

Distribusi frekuensi kategori indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai

Distribusi frekuensi indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus

Distribusi frekuensi kategori indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus

88

89

90

91

92

94

95

96

(14)

xiv

Gambar Pernyataan Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Sistem pengajaran dengan modul

Diagram sistem pengajaran dengan modul

Model sistem pengajaran modul untuk satu rangkaian Diagram batang jenis kelamin

Diagram batang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.

Diagram batang indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.

Diagram batang indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.

Diagram batang indikator didiplin dalam aturan dan perencanaan.

Diagram batang indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.

Diagram batang indikator belajar secara kritis dan logis. Diagram batang kebebasan dan keterbukaan.

Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.

Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.

Diagram batang indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.

Diagram batang indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.

Diagram batang indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.

Diagram batang indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai.

Diagram batang indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.

(15)

xv

Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas Lampiran 3. Data induk penelitian Lampiran 4. Analisis deskriptif

(16)

A. Latar Belakang

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yangsaa ini digunakan di

lapangan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum

tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberikan hak

(17)

lebih terarah dan jelas mengingat keterbatasan waktu, biaya maupun

kemampuan yang dimiliki, maka penelitian ini dibatasi pada pokok

permasalahan tentang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan. Kemampuan belajar mandiri

dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

adalah kemampuan belajar dilihat dari unsur-unsur ciri-ciri belajar mandiri

yaitu menyadari serta memiliki tujuan belajar, menentukan sendiri apa yang

dipelajari dan dimana sumber serta sarananya, disiplin dalam aturan dan

perencanaan, mempunyai strategi / metode belajar yang baik, belajar secara

kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan, keteraturan dan kesungguhan

dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari,

inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan kemampuannya

sendiri, percaya diri, mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar, berani

menilai diri sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai,

meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I

(18)

dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Dapat dijadikan sebagai ajang berfikir ilmiah dan membuka wawasan

keilmuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan belajar

mandiri peserta diklat pada mata diklat menggunakan teknik dasar

pengolahan makanan.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pembelajaran

dan strategi pembelajaran pada mata diklat menggunakan teknik dasar

pengolahan makanan.

3. Bagi sekolah

Dapat digunakan sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan

kebijakan-kebijakan terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Mengenai pengertian

dari penelitian deskriptif, Sugiyono (1999) berpendapat penelitian diskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel yang lain. Jadi penelitian ini dimaksudkan

untuk menggali fakta yang ingin diketahui dan kemudian dideskripsikan apa

adanya, tidak memanipulasi data serta tidak dilakukan uji hipotesis.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang

maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999 : 19).

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar

mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan

makanan.

C. Definisi Operasional Variabel

Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan

teknik dasar pengolahan makanan adalah ketercapaian belajar mandiri dengan

(20)

indikator belajar belajar mandiri yang meliputi menyadari serta memiliki tujuan

belajar, menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta

sarananya, disiplin dalam aturan dan perencanaan, mempunyai strategi / metode

belajar yang baik, belajar secara kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan,

keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas

bahan yang dipelajari, inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan

kemampuannya sendiri, percaya diri, mengatasi kesulitan / masalah dalam

belajar, berani menilai diri sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai,

meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang berlokasi di

Jl. Kenari No.4 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan AgustusDesember 2006

E. Populasi dan Sampel

Sugiyono, 2003 mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, sedangkan sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

(21)

mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajri dari sampel itu,

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampling probability sampling artinya teknik sampling yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

sampel, sedangkan cara yang digunakan menggunakan teknik simple random

sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Hal tersebut dilakukan

karena dalam penelitian ini semua anggota populasi dianggap homogen.

Populasi penelitian ini adalah peserta diklat kelas I program keahlian restaurant

SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Tabel 2. Populasi peserta diklat kelas I program keahlian restaurant

No. Kelas Jumlah peserta diklat

1. I Boga 1 37 orang

2. I Boga 2 37 orang

3. I Boga 3 36 orang

Jumlah 110 orang

Sumber : Data sekolah

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Menurut

Sugiyono, 2003 menghitung besarnya sampel dapat menggunakan tabel Krejcie

dan Nomogram Harry King. Krecjie dalam melakukan perhitungan ukuran

(22)

mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Hary King menghitung sampel

tidak hanya didasarkan atas kesalahan 5% saja, tetapi bervariasi sampai 15%.

Semakin besar keslahan akan semakin kecil jumlah sampel yang digunakan.

Dalam penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 110 orang.

Perhitungan jumlah sampel menggunakan tabel Krejcie dengan kesalahan 5%

dan kepercayaan sampel terhadap populasi 95%, maka sampel yang digunakan

sebanyak 86 orang (lihat lampiran 5).

F. Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1999) metode pengumpulan data adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

obyek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi pada penelitian ini

adalah observasi partisipan yang merupakan teknik pengumpulan data dimana

peneliti terjun langsung ada ditengah-tengah subyek penelitian, mengikuti

proses belajar mengajar yang tengah berlangsung. Observasi dilakukan untuk

mencari informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap dan terperinci

maka dalam melakukan pengamatan atau observasi melalui partisipasi dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas, yaitu peneliti mengikuti pelajaran yang

(23)

pelajaran. Dalam hal ini kehadiran peneliti tidak merusak situasi dan kondisi

responden. Data yang diharapkan dari observasi ini adalah kondisi nyata pada

proses guru mengajar, kondisi siswa mengikuti pelajaran, fasilitas sekolah

yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar.

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1999). Pada dasarnya angket

yang dipergunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan

teknik dasar pengolahan makanan.

Teknik pengumpulan data dengan metode kuesioner memiliki

beberapa kelebihan, yaitu : 1). Data dapat mencakup semua sampel, 2). Data

dapat terkumpul dengan cepat serta memiliki validitas dan reabilitas yang

cukup tinggi, 3). Dapat mengurangi subyektifitas penelitian.

Asumsi lain yang mendasari dipakainya metode angket sebagai alat

pengumpul data menurut Sutrisno Hadi (2002) adalah : 1). Subyek adalah

orang yang tahu tentang dirinya, 2). Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada

penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya, 3). Interpretasi subyek tentang

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa

yang dimaksudkan oleh penyelidik.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe angket

(24)

Pertimbangannya memakai angket tertutup ini adalah agar responden merasa

mudah untuk menjawab dibandingkan dengan isian angket terbuka / isian.

Data yang diperoleh dari angket merupakan data hasil pengukuran langsung

dari responden. Adapun kisi-kisi pada angket adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Kisi-kisi kemampuan belajar mandiri dengan modul

Variabel Indikator No Item Jml

Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

a. Menyadari serta memiliki tujuan belajar.

1,2,3,4 4

b. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.

5,6,7,8 4

c. Disiplin dalam aturan dan perencanaan

9,10,11,12,13, 14

6

d. Mempunyai strategi / metode belajar yang baik

15,16 2

e. Belajar secara kritis dan logis. 17,18,19 3

f. Kebebasan dan keterbukaan. 20,21,22 3

g. Keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

23,24,25 3

h. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.

26,27,28,29 4

i. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.

30,31,32 3

j. Keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri

33,34,35,36,3 7

5

k. Mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar

38,39,40 3

l. Berani menilai diri sendiri. 41,42,43 3

m. Optimis terhadap hasil yang dicapai 44,45,46 3 n. Meningkatkan motivasi belajar serta

memacu diri untuk belajar terus-menerus.

47,48,49,50 4

Jumlah 50

Untuk mengetahui variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul

(25)

menggunakan daftar pertanyaan bentuk model skala linkert dengan empat

alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk mempermudah menentukan

jawaban dan perhitungan skor karena tidak ada alternatif jawaban ragu-ragu atau

netral yang akan mempersulit penentuan jawaban bagi responden. Pertanyaan

terdiri atas pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Untuk pertanyaan positif,

jawaban dinyatakan dengan (SS) sangat setuju dinilai 4, (S) setuju dinilai 3,

(TS) tidak setuju dinilai 2 dan (STS) sanagt tidak setuju dinilai 1. Data yang

diperolah adalah data interval. Contoh :

Anda belajar atas keinginan yang tulus dari dalam diri sendiri

Skor : 4 3 2 1

Alternatif jawaban : SS S TS STS

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka instrumen

diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan

(validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrumen tersebut. Instrumen

(26)

karena itu, setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan uji coba terhadap

instrumen tersebut.

Jumlah responden yang digunakan sebanyak 35 peserta diklat, dengan

keadaan yang kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya. Uji

coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitasnya, sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Sugiyono (1999)

menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur dan instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama (konstan).

1.Pengujian Validitas Instrumen

Sehubungan dengan validitas alat ukur Suharsimi Arikunto (2002),

membedakan atas dua macam validitas logis dan validitas empiris. Validitas

logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar

sehingga menurut logika akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang

dikehendaki validitas empiris adalah validitas yang diperoleh dengan jalan

mencobakan instrumen pada sasaran yang sesuai dengan sasaran penelitian.

Pengujian validitas logis instrumen dalam penelitian dilakukan dengan

jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun kepada ahli

(judgment). Ditunjuk sebagai ahlinya adalah dosen pembimbing. Selain untuk

keperluas judgment dari para ahli juga digunakan untuk mendapatkan

(27)

responden dan butir-butir instrumen tersebut dapat menggambarkan

indikator-indikator pada setiap ubahan. Pengujian validitas empiris dilakukan dengan

mengguankan teknik analisis butir, yaitu dengan jalan mengkorelasikan skor

butir (x) terhadap skor total instrumen (y), dengan menggunakan rumus

korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut :

rxy =

  

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

rxy : Koefisien korelasi

N : Jumlah subyek

X : Skor tiap bitir soal

Y : Skor total

X : Jumlah skor tiap butir soal masing-masing variabel.

X2 : Jumlah X kuadrat

Y : Jumlah skor total dari masing-masing variabel

Y2 : Jumlah Y kuadrat

Tes signifikansi untuk menilai apakah setiap pernyataan valid atau tidak

diperoleh dengan perbandingan antar nilai rxy dengan nilai kritis r Product

moment (tabel r). Jika nilai rxylebih besar dari angka yang terdapat pada tabel

r pernyataan tersebut dinyatakan valid, sebaliknya bila rxynya lebih rendah

berarti tidak valid.

Analisis butir-butir pertanyaan instrumen penelitian digunakan bantuan

(28)

gugur tidak diganti dengan butir yang baru dengan pertimbangan bahwa

butir-butir yang sahih masih dapat mewakili indikator-indikator yang ada.

Hasil uji validitas dengan bantuan komputer program program SPSS

versi 10 Singgih Santoso (2002) secara otomatis telah menunjukan gugur atau

sahihnya suatu item. Dari uji validitas item kuesioner terhadap 35 responden

diperoleh 42 butir pernyataan sahih dan 8 butir pernyataan gugur. Hasil

tersebut telah mewakili indikator yang diungkap, sehingga dapat digunakan

untuk mengambil data selanjutnya. Untuk lebih jelasnya hasil uji validitas

item kuesioner terhadap 35 responden dapat diihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Rangkuman hasil uji validitas

No Indikator Jml Sahih Gugur

1. Menyadari serta memiliki tujuan belajar. 4 4 0 2. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan

dimana sumber serta sarananya.

4 3 1

3. Disiplin dalam aturan dan perencanaan 6 5 1

4. Mempunyai strategi / metode belajar yang baik

2 2 0

5. Belajar secara kritis dan logis. 3 3 0

6. Kebebasan dan keterbukaan. 3 2 1

7. Keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

3 2 1

8. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.

4 4 0

9. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru. 3 3 0 10. Keyakinan akan kemampuannya sendiri,

percaya diri

5 5 0

11. Mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar

3 3 0

12. Berani menilai diri sendiri. 3 2 1

13. Optimis terhadap hasil yang dicapai 3 1 2

14. Meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.

4 3 1

Jumlah 50 42 8

(29)

2.Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan

dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang

benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya

tetap sama.

Begitu juga dalam penelitian ini, pengujian instrumen dilakukan untuk

memperoleh instrumen penelitian yang benar-benar dapat dipercaya. Untuk

menguji kesahihan instrumen digunakan pengujian reliabilitas secar internal

karena uji coba dilakukan satu kali (single trial administration) dengan

menggunakan rumus Alpha. Pertimbangannya bahwa skor butir tersebut

merupakan rentangan skala 1-5 (Suharsimi Arikunto, 2002). Adapun rumus

Alpha adalah :

r11 =

    

  

   

 

2 2

1 1

t b

k k

σ σ

r11 : Reliabilitas intrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal

b2 : Jumlah varians butir

t2 : Varians total

Dari hasil pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha maka instrumen

dinyatakan andal bila r11 dibandingkan dengan r tabel product moment,

(30)

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), tinggi rendahnya reliabilitas

instrumen dapat diinterpretasikan dengan pedoman yang telah dimodifikasi

sebagai berikut :

0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi

0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

0,400 smapai dengan 0,599 = cukup

0,222 sampai dengan 0,399 = rendah

0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah

Analisis reliabilitas instrumen penelitian digunakan bantuan komputer

program SPSS versi 10 Singgih Santoso (2002). Hasil uji coba instrumen

kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik

dasar pengolahan makanan diperoleh nilai reliabilitas variabel sebesar 0,745.

hal ini berarti instrumen tersebut mempunyai tingkat keandalan yang tinggi.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan anlisis data statistik

deskriptif untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul mata

diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan

prosentase, sedangkan analisis statistik yang digunakan yaitu distribusi

(31)

Jawaban responden direduksi dan dikategorikan sesuai dengan

jawaban angket. Pemberian skoring dibuat dengan skala linkert dengan skor 1

sampai dengan 4 dengan tujuan untuk menghindari pemilihan jawaban yang

cenderung ke nilai tengah.

Adapun cara yang dilakukan adalah mengidentifikasi kecenderungan

skor rata-rata data, menurut (Suharsimi Arikunto, 2002) pengelompokan

tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Mi + 1,5 (SDi) keatas = Sangat baik

Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = Baik

Mi–1,5 (SDi) s/d Mi = Cukup baik

Mi1,5 (SDi) kebawah = Kurang baik

Untuk rumus rerata (M) dan standart deviasi (SD) ideal adalah :

M ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah)

SD ideal = 1/6(skor tertinggi - skor terendah)

2. Interpretasi data dan penyimpulan data

Setelah data dipahami, kemudian dilakukan pemaknaan atau

interpretasi data sesuai dengan maksud penelitian. Data yang diperoleh masih

data kasar dan belum diketahui maksudnya, untuk itu perlu dikonsultasikan

dengan nilai-nilai yang ada dalam klasifikasi yang diperolah dari rata-rata dan

standart deviasinya. Langkah akhir dari analisis data yaitu penyimpulan data.

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

Mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan merupakan

salah satu mata diklat yang ditempuh oleh peserta diklat SMK Negeri 6

Yogyakarta program keahlian restaurant kelas I semester I sebagai dasar

pengolahan makanan sebelum peserta diklat memperoleh kompetensi

berikutnya. Mata diklat ini terdiri dari tiga unit yang membahas tentang

pengetahuan pengolahan makanan, teknik pengolahan panas basah dan teknik

pengolahan panas kering. Pengetahuan pengolahan makanan meliputi materi

tentang sejarah pengolahan makanan, pengertian pengolahan, tujuan pengolajan

makanan dan persiapan dasara pengolahan makanan. Teknik pengolahan panas

basah terdiri dari teknik boling, immering, poaching, stewing, braising,

steaming dan blanching. Untuk teknik pengolahan panas kering terdiri dari

teknik baking, grilling, roasting, sauteing, frying dan shallow frying.

Pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan

makanan saat ini diselenggarakan berdasarkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dengan sistem block yang banyak mengacu pada kurikulum

SMK 2004. Di sekolah peserta diklat belajar mata diklat ini selama 12 jam /

minggu. Berdasarkan silabus mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan

(33)

pertemuan pembelajaran teori, 10 kali pertemuan pembelajaran praktek, 1 kali

pertemuan pengayaan, 1 kali pertemuan persiapan uji kompetensi, 3 kali

pertemuan uji kompetensi praktek dan 1 kali pertemuan uji kompetensi teori.

Pembelajaran teori meliputi sosialisasi kurikulum, sosialisasi perangkat

administrasi praktek, tata tertib, perlengkapan praktek, pengenalan area dapur,

sosialisasi modul, presentasi, diskusi teknik dasar pengolahan makanan dan

presentasi, diskusi hidangan yang akan diolah selama satu semester. Sebelum

praktek peserta diklat harus mengisi format kegiatan belajar yang meliputi

persiapan alat dan bahan, daftar belanja, tertib kerja, menu yang akan dibuat dan

lembar evaluasi. Format tersebut dikumpulkan sebelum praktek dimulai.

Dalam pembelajaran praktek peserta diklat dibagi menjadi 18 kelompok,

masing-masing kelompok 2 orang. Masing-masing kelompok mempraktekan

satu set menu. Sebelum pembelajaran praktek dimulai Guru mengadakan pretest

tentang makanan yang akan dipraktekan pada pertemuan hari itu. Untuk

memberikan gambaran nyata kepada peserta diklat guru melakukan

demonstrasi. Hal tersebut bertujuan agar peserta diklat benar-benar memahami

proses dan hasil yang baik. Pada saat pembelajaran praktek guru membimbing

dan mengawasi peserta diklatnya. Sesudah praktek selesai dilaksanakan, guru

memberikan evaluasi hasil praktek mereka, faktor penyebab kegagalan dan

bagaimana solusinya. Nilai standart minimal untuk dinyatakan kompeten adalah

7,00, apabil peserta diklat memperoleh nilai kurang dari nilai standart minimal

tersebut maka peserta diklat harus mengikuti pembelajaran remedial pada waktu

(34)

Fasilitas yang ada di SMK Negeri 6 Yogyakarta sudah cukup memadai

karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang mendapat bentuan dari

Austria pada tahun 2000. Fasilitas di sekolah ini sudah memenuhi persyaratan

standart minimal pelayanan (SPM) oleh dinas pendidikan. Fasilitas yang berupa

alat pengolahan, alat menghidang tersedia lengkap di masing-masing meja

praktek. Meja praktek terdapat 20 meja. Fasilitas penting lainnya yaitu

refrigerator, oven, meja samping, troli, mixer doug juga ada di dapur tersebut.

2. Identitas Responden

Identitas responden yang diungkap dalam penelitian ini adalah

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin yang dijadikan

populasi dan sampel adalah laki-laki dan perempuan. Data tersebut dapat dilihat

pada tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah Prosentase

1. Laki-laki 5 4,55%

2. Perempuan 105 95,45%

Jumlah 110 100%

Apabila digambarkan dengan diagram batang, maka dapat dilihat

(35)

Diagram batang jenis kelam in responden

5

105

0 20 40 60 80 100 120

laki-laki perempuan

jenis kelam in

ju

m

la

[image:35.595.180.443.109.342.2]

h

Gambar 4. Diagram batang jenis kelamin responden

Dari 110 responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5

orang (4,55%) responden laki-laki dan 105 orang (95,45%) responden

perempuan. Hal ini menunjukan bahwa peserta diklat kelas I program keahlian

restauran sebagian besar adalah perempuan.

3. Deskripsi Data

A. Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta

Berikut ini disajikan deskripsi data dalam satu variabel yang kemudian

dijabarkan dalam beberapa aspek yang telah terkumpul. Deskripsi data yang

disajikan meliputi : harga rata-rata (mean), modus, median, simpangan baku

(36)

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

42 butir, kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan

teknik dasar pengolahan makanan diperoleh skor terendah 89 dan skor tertinggi

163. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 131,35, modus 127, 53,

median 129,93 dan simpangan baku 121,93 (lihat lampiran 4). Distribusi

frekuensi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan

teknik dasar pengolahan makanan sesuai dengan hasil perhitungan data diatas,

dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai capaian kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif (%)

89-99 1 1 1,16

100-110 6 7 6,98

111-121 13 20 15,12

122-132 30 52 34,88

133-143 16 68 18,60

144-154 14 82 16,28

155-165 6 86 6,98

Jumlah 86 316 100

Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 122-132 dengan

jumlah frekuensi absolut 30 dan frekuensi relatif sebesar 34,88%. Sedangkan

frekuensi terendah terletak pada rentang data 89-99 dengan jumlah frekuensi

absolut 1 dan frekuensi relatif 1,16%. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi

(37)

Diagram batang kem am puan belajar m andiri dengan m odul m ata diklat m enggunakan teknik dasar pengolahan m akanan

6 14

30

13

6

1

16

0 5 10 15 20 25 30 35

89-99 100-110 111-121 122-132 133-143 144-154 155-165

kelas interval

fr

e

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

[image:37.595.139.506.123.421.2]

t

Gambar 5. Diagram batang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul

mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan dibagi dalam 4

kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan

pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil

(38)

Tabel 7. Distribusi frekuensi kategori kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 136,5 105,1 s/d 136,5 73,5 s/d 105

< 73,5

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

28 54 4 0

32,56 62,79 4,65

0

Jumlah 86 100

Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa kemampuan belajar mandiri

dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan

kategori sangat baik 28 orang dengan persentase 32,56%, kategori baik 54 orang

dengan persentase 62,79%, kategori cukup baik 4 orang dengan persentase

4,65% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan berada pada kategori baik

dengan persentase 78,18% dengan rerata 131,35.

B. Indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

4 butir, indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar diperoleh skor

terendah 9 dan skor tertinggi 16. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 13,99, modus 12,33,

median 12,64 dan simpangan baku 51,10 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar sesuai dengan hasil

(39)
[image:39.595.144.465.478.715.2]

Tabel 8. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

4-5 0 0 0

6-7 0 0 0

8-9 1 1 1,16

10-11 1 2 1,16

12-13 36 38 41,86

14-15 29 67 33,72

16-17 19 86 22,09

Jumlah 86 194 100

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 12-13 dengan jumlah

frekuensi absolut 36 dan frekuensi relatif sebesar 41,86%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 8-9 dan 10-11 dengan jumlah frekuensi

absolut 1 dan frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi

ini dapat diamati melalui diagram batang sebagai berikut:

Diagram batang indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar

0 0 1 1

36

29

19

0 5 10 15 20 25 30 35 40

4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17

kelas interval

fr

e

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

t

(40)

Selanjutnya untuk mengetahui indikator menyadari serta memiliki tujuan

belajar dibagi dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang

baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal

(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti

pada tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Distribusi frekuensi kategori indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 13 10,1 s/d 13

7 s/d 10 < 7

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

48 36 2 0

55,81 41,86 2,33

0

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa indikator menyadari serta

memiliki tujuan belajar kategori sangat baik 48 orang dengan persentase

55,81%, kategori baik 36 orang dengan persentase 41,85%, kategori cukup baik

2 orang dengan persentase 2,33% dan tidak ada yang berada pada kategori

kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menyadari serta

memiliki tujuan belajar berada pada kategori sangat baik dengan persentase

87,44% dengan rerata 13,99.

C. Indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir

(41)

sumber serta sarananya diperoleh skor terendah 5 dan skor tertinggi 12.

Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 8,55, modus 8,74,

median 8,6 dan simpangan baku 8,10 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta

sarananya sesuai dengan hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel

10 berikut ini :

Tabel 10. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 0 0 0

5-6 10 10 11,63

7-8 29 39 33,72

9-10 39 78 45,35

11-12 8 86 9,30

13-14 0 0 0

86 213 100

Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah

frekuensi absolut 39 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 11-12 dengan jumlah frekuensi absolut 8 dan

frekuensi relatif 9,30 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

(42)

Diagram batang indikator m enentukan sendiri apa yang dipelajari dan dim ana sum ber serta sarananya

0 0 10 29 39 8 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t

Gambar 7. Diagram batang indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya

Selanjutnya untuk mengetahui indikator menentukan sendiri apa yang

dipelajari dan dimana sumber serta sarananya dalam 4 kategori yaitu sangat

baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal

(M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,

[image:42.595.133.494.115.349.2]

maka dapat dikelompokan seperti pada tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Distribusi frekuensi kategori indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5

(43)

Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa indikator menentukan sendiri

apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya kategori sangat baik 19

orang dengan persentase 22,09%, kategori baik 50 orang dengan persentase

58,14%, kategori cukup baik 16 orang dengan persentase 18,60% dan kategori

kurang baik 1 orang dengan persentase 1,16%.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menentukan

sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya berada pada

kategori baik dengan persentase 71,25% dengan rerata 8,55.

D. Indikator Disiplin dalam aturan dan perencanaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir

soal 5 butir, indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan diperoleh skor

terendah 10 dan skor tertinggi 20. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 15,22, modus 14,16,

median 14,27 dan simpangan baku 14,17 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan sesuai dengan hasil perhitungan

data diatas, dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Distribusi frekuensi nilaia capaian indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif (%)

8-9 0 0 0

10-11 1 1 1,16

12-13 12 13 13,95

14-15 39 52 45.35

16-17 25 77 29,07

18-19 7 84 8,14

20-21 2 86 2,33

(44)

Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 14-15 dengan jumlah

frekuensi absolut 39 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 10-11 dengan jumlah frekuensi absolut 1dan

frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram batang indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan

0 1

12

39

25

7

2

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21

kelas interval

fr

e

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

[image:44.595.138.502.281.540.2]

t

Gambar 8. Diagram batang indikator disiplin dalam aturan perencanaan

Selanjutnya untuk mengetahui indikator disiplin dalam aturan dan

perencanaan dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang

baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal

(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti

(45)

Tabel 13. Distribusi frekuensi kategori indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 16,25 12,6 s/d 16,5 8,75 s/d 12,5

< 8,75

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

15 68 3 0

17,44 79,07 3,49

0

Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa indikator disiplin dalam

aturan dan perencanaan kategori sangat baik 15 orang dengan persentase

17,44%, kategori baik 68 orang dengan persentase 79,07%, kategori cukup baik

3 orang dengan persentase 3,4% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang

baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator disiplin dalam

aturan dan perencanaan berada pada kategori baik dengan persentase 76,1%

dengan rerata 15,22.

E. Indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

2 butir, indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik diperoleh skor

terendah 4 dan skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,03, modus 5,19,

median 5,19 dan simpangan baku 5,56 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik sesuai dengan hasil

(46)
[image:46.595.152.459.495.705.2]

Tabel 14. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 7 7 8,14

5-6 49 56 56,98

7-8 30 86 34,88

9-10 0 0 0

11-12 0 0 0

13-14 0 0 0

86 213 100

Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 3 dengan rentang data 5-6 dengan jumlah

frekuensi absolut 49 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 3-4 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan

frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram batang indikator m em punyai strategi / m etode belajar yang baik

0

7

49

30

0 0 0

0 10 20 30 40 50 60

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

Kelas interval

F

re

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

t

(47)

Selanjutnya untuk mengetahui indikator mempunyai strategi / metode

belajar yang baik dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan

kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku

ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan

seperti pada tabel 15 berikut ini :

Tabel 15. Distribusi frekuensi kategori indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 6,5 5,1 s/d 6,5

3,5 s/d 5 < 3,5

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

30 49 7 0

34,88 56,98 8,14

0

Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa indikator mempunyai strategi

/ metode belajar yang baik kategori sangat baik 30 orang dengan persentase

34,88%, kategori baik 49 orang dengan persentase 56,98%, kategori cukup baik

7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada kategori

kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mempunyai

strategi / metode belajar yang baik berada pada kategori baik dengan persentase

75,38% dengan rerata 6,03.

F. Indikator belajar secara kritis dan logis

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

3 butir, indikator belajar secara kritis dan logis diperoleh skor terendah 6 dan

(48)

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 9,03, modus 8,96,

median 8,87 dan simpangan baku 8,57 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator belajar secara kritis dan logis sesuai dengan hasil perhitungan data

diatas, dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Distribusi frekuensi nilaia capaian indikator belajar secara kritis dan logis

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 0 0 0

5-6 7 7 8,14

7-8 18 25 20,93

9-10 49 74 56,98

11-12 12 86 13,95

13-14 0 0 0

86 213 100

Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah

frekuensi absolut 49 dan frekuensi relatif sebesar 56,98%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 5-6 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan

frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

(49)

Diagram batang belajar secara kritis dan logis

0 0

7

18

49

12

0 0

10 20 30 40 50 60

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

kelas interval

F

re

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

[image:49.595.127.479.113.352.2]

t

Gambar 10. Diagram batang indikator indikator belajar secara kritis dan logis

Selanjutnya untuk mengetahui indikator belajar secara kritis dan logis

dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang

berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD).

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada

tabel 17 berikut ini :

Tabel 17. Distribusi frekuensi kategori indikator belajar secara kritis dan logis

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 9,75 7,5 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5

< 5,25

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

25 45 16 0

29,07 52,33 18,60

0

Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa indikator belajar secara kritis

(50)

baik 45 orang dengan persentase 52,33%, kategori cukup baik 16 orang dengan

persentase 18,60% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator belajar secara

kritis dan logis berada pada kategori baik dengan persentase 75,25% dengan

rerata 9,03.

G. Indikator kebebasan dan keterbukaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

2 butir, indikator kebebasan dan keterbukaan diperoleh skor terendah 4 dan

skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,48, modus 6,55,

median 6,52 dan simpangan baku 5,97 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator kebebasan dan keterbukaan sesuai dengan hasil perhitungan data

diatas, dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini :

Tabel 18. Distribusi nilai capaian frekuensi indikator kebebasan dan keterbukaan Kelas

Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 2 2 2,33

5-6 40 42 46,51

7-8 44 86 51,16

9-10 0 0 0

11-12 0 0 0

13-14 0 0 0

86 130 100

Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 7-8 dengan jumlah

(51)

terendah terletak pada rentang data 3-4 dengan jumlah frekuensi absolut 2 dan

frekuensi relatif 2,33 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram indikator kebebasan dan keterbukaan

0 2

40

44

0 0 0

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t

Gambar 11. Diagram batang indikator kebebasan dan keterbukaan

Selanjutnya untuk mengetahui indikator kebebasan dan keterbukaan dalam

4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan

pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil

[image:51.595.155.460.198.407.2]

perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada tabel 19 berikut ini

Tabel 19. Distribusi frekuensi kategori indikator kebebasan dan keterbukaan

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 6,5 5,1 s/d 6,5

3,5 s/d 5 < 3,5 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 44 40 2 0 51,16 46,51 2,33 0

Berdasarkan tabel 19, dapat diketahui bahwa indikator kebebasan dan

(52)

baik 40 orang dengan persentase 46,51%, kategori cukup baik 2 orang dengan

persentase 2,33% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator kebebasan dan

keterbukaan berada pada kategori baik dengan persentase 81% dengan rerata

6,48.

H. Indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

2 butir, indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

diperoleh skor terendah 4 dan skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam

lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,08, modus 5,23,

median 5,27 dan simpangan baku 5,60 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan sesuai dengan

hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini :

Tabel 20. Distribusi frekuensi keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 7 7 8,14

5-6 47 54 54,65

7-8 32 86 37,21

9-10 0 0 0

11-12 0 0 0

13-14 0 0 0

86 213 100

Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

(53)

frekuensi absolut 47 dan frekuensi relatif sebesar 54;65%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 3-4 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan

frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam m endalam i bahan

0

7

47

32

0 0 0

0 10 20 30 40 50

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

Kelas interval F fr e k u e n s i a b s o lu t

Gambar 12. Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

Selanjutnya untuk mengetahui indikator keteraturan dan kesungguhan

dalam mendalami bahan dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik

dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan

baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat

[image:53.595.147.466.227.433.2]

dikelompokan seperti pada tabel 21 berikut ini :

Tabel 21. Distribusi frekuensi kategori indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 6,5 5,1 s/d 6,5

(54)

Berdasarkan tabel 21, dapat diketahui bahwa indikator keteraturan dan

kesungguhan dalam mendalami bahan kategori sangat baik 32 orang dengan

persentase 37,21%, kategori baik 47 orang dengan persentase 54,65%, kategori

cukup baik 7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada

kategori kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keteraturan dan

kesungguhan dalam mendalami bahan berada pada kategori baik dengan

prosentase 76% dengan rerata 6,08.

I. Indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

4 butir, indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari diperoleh skor

terendah 8 dan skor tertinggi 16. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 12,94, modus 12,07,

median 12,18 dan simpangan baku 12,27 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari sesuai dengan hasil

perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini :

Tabel 22. Distribusi frekuensi nilai capaian penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari

kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

4-5 0 0 0

6-7 0 0 0

8-9 3 3 3,49

10-11 19 22 22,09

12-13 31 53 36,05

14-15 22 75 25,58

16-17 11 86 12,79

(55)

Berdasarkan tabel 22, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 12-13 dengan jumlah

frekuensi absolut 31 dan frekuensi relatif sebesar 36,05%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 8-9 dengan jumlah frekuensi absolut 3 dan

frekuensi relatif 3,49 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari

0 0

3

19

31

22

11

0 5 10 15 20 25 30 35

4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17

Kelas interval

F

re

k

u

e

n

s

i

a

b

s

o

lu

[image:55.595.150.479.283.517.2]

t

Gambar 13. Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari

Selanjutnya untuk mengetahui indikator penguasaan penuh atas bahan

yang dipelajari dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang

baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal

(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti

(56)

Tabel 23. Distribusi frekuensi kategori indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari

No Skor Kategori Frekuensi

Absolut Relatif (%) 1

2 3 4

> 13 10,1 s/d 13

7 s/d 10 < 7

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

33 46 7 0

38,37 53,49 8,14

0

Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa indikator penguasaan penuh

atas bahan yang dipelajari kategori sangat baik 33 orang dengan persentase

38,37%, kategori baik 46 orang dengan persentase 53,49%, kategori cukup baik

7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada kategori

kurang baik.

Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat

menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator penguasaan

penuh atas bahan yang dipelajari berada pada kategori baik dengan persentase

80,88% dengan rerata 12,94.

J. Indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal

3 butir, indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru diperoleh skor

terendah 5 dan skor tertinggi 12. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 7,99, modus 7,17,

median 7,21 dan simpangan baku 7,51 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi

indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru sesuai dengan hasil

(57)
[image:57.595.137.494.479.704.2]

Tabel 24. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru

Kelas Interval

Frekuensi

Absolut Komulatif Relatif(%)

1-2 0 0 0

3-4 0 0 0

5-6 11 11 12,79

7-8 45 56 52,33

9-10 28 84 32,56

11-12 2 86 2,33

13-14 0 0 0

86 237 100

Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi

terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 7-8 dengan jumlah

frekuensi absolut 45 dan frekuensi relatif sebesar 52,33%. Sedangkan frekuensi

terendah terletak pada rentang data 11-12 dengan jumlah frekuensi absolut 2 dan

frekuensi relatif 2,33 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat

diamati melalui diagram batang sebagai berikut :

Diagram batang inisiatid dan berani m encoba hal-hal baru

0 0

11

45

28

2 0 0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14

Kelas interva

Gambar

Gambar 4. Diagram batang jenis kelamin responden
Gambar 5. Diagram batang kemampuan belajar mandiri dengan modul matadiklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
Tabel 8. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator menyadari serta memilikitujuan belajar
Tabel 11. Distribusi frekuensi kategori indikator menentukan sendiri apa yangdipelajari dan dimana sumber serta sarananya
+7

Referensi

Dokumen terkait