1. Ketidaklengkapan Dokumen Pendukung Penagihan.
Nama indikator Ketidaklengkapan dokumen pendukung penagihan
Dimensi mutu
Efisiensi Efektifitas
Fokus pelanggan
Tujuan 1. Monitoring penundaan penagihan
2. Pengevaluasian kinerja dan kepatuhan kerjasama
Definisi Operasional
Dokumen pendukung penagihan adalah dokumen yang harus disertakan didalam proses penagihan pada pihak asuransi / perusahaan sesuai dengan permintaan yang tercantum didalam surat perjanjian kerjasama.
Kriteria a. Inklusi
Dokumen pendukung penagihan meliputi surat jaminan, foto copy kartu peserta asuransi, resume medis, hasil laboratorium, hasil radiologi.
b. Eksklusi
-Type indikator Outcome Jenis indikator Persentase
Numerator Jumlah ketidaklengkapan dokumen pendukung penagihan perbulan Denumerator Jumlah seluruh tagihan atas pelayanan rumah sakit yang terkirim
dalm bulan tersebut Cara
pengukuran/formula
Jumlah ketidaklengkapan dokumen pendukung penagihan perbulan dibagi dengan Jumlah seluruh tagihan atas pelayanan rumah sakit yang terkirim dalm bulan tersebut dikalikan 100%
Nilai ambang/standar 100%
Sumber data Dokumen Tagihan Tempat Pengambilan
Data Keuangan Rawat Inap Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian
Pengumpul data Penanggung jawab data unit keuangan Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Bulanan Renacana Analisa
Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan
Publikasi data
Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
2. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada Pasien Rawat Inap (SKP-6)
Nama indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada Pasien Rawat Inap (SKP-6)
Dimensi mutu Efisiensi Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan Tujuan
1.Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2.Efisiensi Biaya perawatan
3.Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4.Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional
Upaya pencegahan jatuh meliputi : 1. Screening di rawat jalan/ IGD 2. Asesmen awal risiko jatuh
Asesmen Awal risiko jatuh adalah…………. 3. Assesment Ulang risiko jatuh
Asesmen Ulang risiko jatuh adalah……. 4. Edukasi pencegahan pasien jatuh.
Edukasi pencegahan pasien jatuh adalah………..
Disebut patuh apabila melaksanakan seluruh upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh rs. Catatan :
1. Assessment awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap 2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan screening. Kriteria
a. Inklusi Semua kasus berisiko jatuh
b. Eksklusi
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan pasien menolak edukasi.
Type indikator Proses dan outcome Jenis indikator Persentase
Numerator Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh
Denumerator Jumlah kasus semua pasien yang berisiko jatuh Cara
pengukuran/formula
Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh dibagi dengan Jumlah kasus semua pasien yang berisiko jatuh
dikalikan 100% Nilai ambang/standar 100 %
Sumber data Rekam medis Tempat Pengambilan
Metode pengumpulan data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data Seluruh penanggung jawab data unit rawat inap Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Bulanan Renacana Analisa
Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan
Publikasi Data
Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
3. Kejadian Pasien Jatuh (SKP-6)
Nama indikator Kejadian pasien jatuh (SKP-6)
Dimensi mutu Efisiensi Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan Tujuan
1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Pasien jatuh di lingkungan rumah sakit oleh sebab apapun Kriteria
a. Inklusi Semua insiden pasien jatuh di lingkungan rumah sakit b. Eksklusi
-Type indikator Proses dan outcome Jenis indikator
Numerator Jumlah insiden pasien jatuh dalam bulan tersebut Denumerator Jumlah total insiden pasien jatuh dalam bulan tersebut Cara
pengukuran/formula
Jumlah insiden pasien jatuh dalam bulan tersebut dibagi dengan Jumlah total insiden pasien jatuh dalam bulan tersebut dikalikan dengan 100%
Nilai ambang/standar 0 %
Sumber data Laporan Insiden dan lembar pantau Tempat Pengambilan
Data Seluruh area rumah sakit Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Bulanan Rencana Analisa
Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan
Publikasi Data
Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
4. Verifikasi Verbal Order 1x24 Jam (SKP-2)
Nama indikator Verifikasi verbal order 1x24 jam (SKP-2) Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Verbal order adalah instruksi DPJP kepada Perawat atau dokter jaga melalui lisan/ telepon/sms/bbm/WA/Line yang harus di tanda tangani oleh DPJP dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kriteria
a. Inklusi Verbal order/ instruksi DPJP kepada Perawat atau dokter jaga melalui lisan/ telepon/sms/bbm/WA/Line.
b. Eksklusi
-Type indikator Proses Jenis indikator Prosentase
Numerator Jumlah instruksi DPJP kepada Perawat atau dokter jaga melalui lisan/ telepon/sms/bbm/WA/Line yang di tanda tangani oleh DPJP dalam waktu kurang dari 24 jam
Denumerator Jumlah semua order / instruksi verbal. Cara
pengukuran/formula
Jumlah instruksi DPJP kepada Perawat atau dokter jaga melalui lisan/ telepon/sms/bbm/WA/Line yang di tanda tangani oleh DPJP dalam waktu kurang dari 24 jam dibagi dengan Jumlah semua order / instruksi verbal dikali 100%
Nilai ambang/standar 100 %
Sumber data RekamMedis Tempat Pengambilan
Data
Seluruh area layanan rawat inap
data timbulnya kejadian)
Pengumpul data Penanggung jawab data unit rawat inap Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Bulanan
Renacana analisa Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
5. Kepatuhan Cuci Tangan (SKP-5)
Nama Indikator Kepatuhan cuci tangan (SKP-5) Dimensi Mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi operasional
Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang di lakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme transien dari tangan dengan menggunkan
sabun dan air mengalir / hand wash dan atau dengan cairan berbasis alkohol/ handrub dengan menggunakan 6 langkah( WHO,2009).
Audit kebersihan tangan adalah kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien , sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dan 6 tahap tehnik melakukan kebersihan tangan.
5 indikasi kebersihan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien meliputi : sebelum masuk ruangan 2. Kontak dengan pasien meliputi : menyentuh tubuh pasien, baju atau
pakaian
3. Prosedur aseptik contoh : tindakan transfusi, perawatan luka, kateter urin, suctioning, perawatan daerah pemasangan dan Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena pusat / vena perifer), kateter arteri, pemasangan
4. Cairan tubuh pasien seperti : muntah, darah, nanah, urine, feces, produksi drain dll
5. Menyentuh lingkungan meliputi : menyentuh tempat tidur pasien, atau linen yang terpasang ditempat tidur, alat-alat, disekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas / lembar untuk menulis yang ada disekitar pasien
Catatan: Sebelum dan setelah melepaskan sarung tangan
6 langkah tehnik melakukan kebersihan tangan sesuai dengan WHO 1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya 6. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya
a. Inklusi Semua petugas kesehatan yang berada di ruang perawatan pasien dan poliklinik.
b. Eksklusi
-Type indikator Out Come dan Proses Jenis indikator Persentase
Numerator Kebersihan tangan yang di lakukan sesuai dengan 5 indikasi.
Denominator Total kesempatan melakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5 indikasi. Cara
Pengukuran/Formula
Total kesempatan melakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5 indikasi dibagi dengan Kebersihan tangan yang di lakukan sesuai dengan 5 indikasi dikalikan dengan
Nilai Ambang/ Standar 100 %
Sumber Data Surveilans PPI Tempat Pengambilan
Data Seluruh Area Pelayanan Pasien. Metode Pengumpulan
Data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul Data Penanggung Jawab IPCN Frekuensi Pengumpulan
Data Bulan
Periode analisa Triwulan
Renacana Analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan
PublikasiData Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
6. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Nama indikator Infeksi daerah operasi (IDO) Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi rumah sakit (HAIs) pada semua kategori luka sayatan operasi yang dilaksanakan di rumah sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor) gangguan fungsi (fungsiolesa) dan keluarnya nanah (pus) yang muncul dalam waktu lebih 3 x 24 jam sampai dengan 30 hari pasca operasi, atau sampai dengan 1
tahun jika terdapat implant. Kriteria :
a. Inklusi Semua infeksi pada daerah operasi yang terjadi minimal 3 x 24 jam pasca operasi sampai dengan 30 hari atau satu tahun jika dipasang
implant.
b. Eksklusi Jejunostomy, ileostomy, colostomy Type indikator Proses dan Out Come
Jenis indikator Persentase
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi di rumah sakit dalam bulan tersebut
Cara
pengukuran/formula
Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan dibagi dengan Jumlah seluruh pasien yang dioperasi di rumah
sakit dalam bulan tersebut dikalikan 100% Nilai ambang/standar 0%
Sumber data Rekam Medis Tempat Pengumpulan
Data Intalasi rawat inap, ICU, Instalasi Rawat Jalan Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data IPCN Frekuensi
pengumpulan data Bulanan Periode analisa Triwulan
Renacana analisa Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
7. Infeksi Luka Infus (Plebitis)
Nama Indikator Infeksi luka infus (Plebitis) Dimensi Mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Keadaan infeksi yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di pembuluh darah perifer dan timbul minimal 48 jam setelah pemasangan (sesuai pedoman surveilans infeksi Kemenkes RI tahun 2011).
Kriteria
a. Inklusi Pada daerah bekas tusukan dan daerah sekitarnya terdapat peradangan yang ditandai dengan salah satu dari gejala ini : rasa panas, pengerasan/ bengkak, kemerahan, dan terasa sakit bila ditekan (kalor, dolor, tumor, rubor dan functiolaesa) dengan atau tanpa nanah (pus) tanpa dilengkapi pemeriksaan kultur.
b. Ekslusi Infeksi kulit karena sebab-sebab lain
Adanya bakteremia dengan pemeriksaan kultur
Usia ≤ 1 tahun Tipe Indikator Proses dan outcome Jenis Indikator Presentase ( % )
Numerator Jumlah kasus infeksi luka infus per bulan
Denumerator Jumlah kasus pemasangan infus dalam bulan tersebut Cara Pengukuran
Formula
Jumlah kasus infeksi luka infus per bulan dibagi dengan Jumlah kasus pemasangan infus dalam bulan tersebut dikalikan dengan 100%
Standar 100%
Sumber data Rekam Medis Pasien Tempat Pengambilan
Data Seluruh area layanan rawat inap Pengumpul Data Penanggung jawab data rawat inap Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Triwulan
Rencana analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
8. Kepatuhan Identifikasi Pasien (SKP-1)
Nama indikator Kepatuhan identifikasi pasien (SKP-1) Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di rumah sakit.
Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh petugas pada saat, antara lain :
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi 3. pemberian darah dan produk darah 4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic. Pengukuran dilakukan terpisah untuk masing-masing proses tersebut diatas dan menghasilkan lima sub indikator yaitu:
1. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pe mberian obat
2. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum
pengobatan termasuk pemberian nutrisi pada diet khusus 3. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pe mberian
transfusi darah dan produk darah.
4. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengambilan spesimen pemeriksaan
Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum melakukan tindakan diagnostik ( contoh: pungsi lumbal, endoskopi dsb) dan terapi (operasi, debridement dll)
Kriteria
a. Inklusi Semua pasien b. Eksklusi Semua pasien
Type indikator Proses External :
Jenis indikator Presentase
Numerator Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar Denumerator Jumlah proses pelayanan yang di observasi
Cara
pengukuran/formula
Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar dibagi dengan Jumlah proses pelayanan yang di observasi dikali dengan 100%
Nilai ambang/standar 100 %
Sumber data Lembar pantau dan laporan insiden Tempat Pengambilan
Data Seluruh unit layanan rawat inap Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data Penanggung jawab data unit IGD Frekuensi
pengumpulan data Harian Periode analisa Bulanan
Rencana analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
9. Waktu Tunggu Pasien Masuk Rawat Inap
Nama Indikator Waktu tunggu pasien masuk rawat inap Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu pasien masuk rawat inap adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk masuk ruang rawat inap mulai pasien masuk IGD sampai diantar ke ruang rawat inap paling lama 150 menit
Kriteria
a. Inklusi Semua pasien masuk IGD yang dirawat inap b. Eksklusi
Jenis indikator Persentase
Numerator Jumlah pasien yang bisa masuk ruang rawat inap kurang dari 150 menit
Denumerator Jumlah total pasien yang masuk rawat inap Cara
pengukuran/formula
Jumlah pasien yang bisa masuk ruang rawat inap kurang dari 150 menit di bagi dengan Jumlah total pasien yang masuk rawat inap dikalikan dengan 100%
Nilai ambang/standar 100 %
Sumber data Rekam Medis Tempat Pengumpulan
Data IGD
Metode pengumpulan data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data Penanggung jawab data unit Frekuensi pengumpul
data Harian
Periode waktu laporan Bulanan
Renacana Analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
10. Waktu Tunggu Rawat Jalan
Nama indikator Waktu tunggu rawat jalan Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai dilayani oleh dokter/ dokter spesialis.
Catatan:
Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran adalah waktu petugas mencatat identitas pasien.
Yang dimaksud dilayani oleh dokter / dokter spesialis adalah waktu pasien kontak awal dengan dokter/ dokter spesialis
Kriteria
a. Inklusi Semua pasien yang berobat di poliklinik
b. Eksklusi Pasien medical check up/ pasien tidak datang saat dipanggil Type Indikator Proses
Jenis Indikator Persentase
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey Denumerator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Cara
pengukuran/formula
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey dibagi dengan Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey dikalikan dengan 100%
Nilai ambang/standar 10%
Sumber data Formulir pengambilan data rawat jalan Tepat Pengumpulan
Data
Rawat Jalan Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data Perawat Frekuensi pengumpul
data Harian
Periode waktu laporan Bulanan
Renacana Analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
11. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Nama indikator Kecepatan respon terhadap komplain Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas Keselamatan Fokus pelanggan
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan asuhan pasien 2. Efisiensi Biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan 4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak
risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah:
cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material dll.
Warna Kuning:
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll.
Warna Hijau:
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial.
Kriteria Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah, kuning, hijau
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yan dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam
b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari
Kriteria
a. Inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa b. Eksklusi
-Type Indikator Out Come Jenis Indikator Persentase
Numerator Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti
Denumerator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH Cara
pengukuran/formula
Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti dibagi dengan Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH dikalikan dengan 100%
Nilai ambang/standar 75 %
Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH Tempat Pengumpulan
Data Seluruh unit layanan Metode pengumpulan
data
Concurrent (pengumpulan data dilakukan pada saat atau setelah timbulnya kejadian)
Pengumpul data Bidang pasien safety Frekuensi pengumpul
data Harian
Periode waktu laporan Bulanan
Renacana Analisis Run chart untuk menampilkan data dari waktu ke waktu waktu dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Di indentifikasi penyebab masalah dan dicarikan solusi pemecahan permasalahan Publikasi Data Internal :
- Dalam bentuk grafik di laporkan kepada pimpinan dan disampaikan ke unit layanan masing masing
External :
- Sesuai dengan SPO publikasi data
12. Sisa Makan Siang Pasien Non Diit
Nama indikator Sisa makan siang pasien non diit Dimensi mutu Efisiensi