• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahyudi dan I made (2014 :295) memberikan contoh individu yang memiliki norma kesopanan atau sering disebut indikator sopan santun yaitu :

1) Menghormati yang lebih tua

2) Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.

3) Tidak berkata- kata kotor, kasar, dan sombong 4) Tidak meludah di sembarang tempat

5) Memberi salam setiap berjumpa dengan guru 6) Menghargai pendapat orang lain

Menurut Kurniasih dan Sani (dalam Kurniawan, 2019:104) Indikator Sopan dan Santun adalah sebagai berikut:

25 1) Menghormati orang yang lebih tua, 2) Tidak berkata kotor, kasar dan takabur, 3) Tidak meludah di sembarang tempat,

4) Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat, 5) Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain, 6) Bersikap 3S (salam, senyum, sapa),

7) Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang orang lain,

8) Memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan.

Menurut Putri Dewi (dalam Mery Lusiyanti dll, 2015:3-4) menjelaskan contoh sopan santun sebagai berikut:

1) Salam dengan mencium tangan.

2) Ucapkan tolong.

3) Mengucapkan salam saat masuk rumah.

4) Meminta tanpa memaksa.

5) Meminta maaf.

6) Memanggil dengan sebutan yang baik.

7) Menghargai orang yang sedang berbicara.

8) Permisi ke kamar kecil.

9) Menghormati orang yang beribadah.

10) Tidak buang angin sembarangan

Berdasarkan penjabaran diatas, terdapat contoh sikap sopan santun dalam penelitian ini antara lain menghormati orang yang lebih tua, berkata yang baik dan tidak kasar, tidak meludah sembarangan, menghargai orang yang berbicara, selalu mengucapkan salam, senyum terhadap orang lain, menyapa dengan panggilan atau sebutan yang baik dan lain lain.

26 2.2 Kajian Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Avita Febri Hidayana dan Siti Fatonah pada tahun 2020 yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Sopan Santun Siswa Kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo Madiun”.

Penelitian ini mengenai hubungan antara pola asuh orang dan perilaku sopan santun siswa kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo, yang memiliki tujuan yaitu (1) mengetahui pola asuh orang tua siswa kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo, (2) mengetahui perilaku sopan santun siswa kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo, dan (3) mengetahui hubungan antara pola asuh orang dengan perilaku sopan santun siswa kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif yang terdiri dari dua variabel, yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel bebas dan perilaku sopan santun sebagai variabel terikat.

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu (1) sebanyak 15 anak (39,47%) memiliki pola asuh demokratis, sebanyak 10 anak (26,31%) memiliki pola asuh situasional, sebanyak 8 anak (21,05%) memiliki pola asuh permitif, sebanyak 3 anak (7,89%) memiliki pola asuh laisses fire, dan sebanyak 2 anak (5,26%) memiliki pola asuh otoriter, (2) sebanyak 21 anak memiliki kategori perilaku sopan santun yang baik, 10 anak memiliki perilaku sopan santun sedang, dan 7 anak memiliki perilaku sopan santun buruk, (3) terdapat korelasi yang positif antara antara pola asuh orang dengan perilaku sopan santun siswa kelas III MI Nurul Ulum Sidorejo. Selain itu, untuk tingkat hubungannya 0,639 memiliki tingkat hubungan yang kuat. Hal tersebut sesuai dengan kriteria dari tabel interpretasi korelasi nilai r.

Penelitian yang dilakukan Rekno Handayani, Imaniar Purbasari , Deka Setiawan pada tahun 2020 yang berjudul “Tipe-Tipe Pola Asuh Dalam Pendidikan Keluarga”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe pola asuh dalam pendidikan keluarga siswa SD 1 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Desa Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.

Subyek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD 1 Gulang. Teknik pengumpulan

27

data yang digunakan meliputi observasi langsung, wawancara, dokumentasi penelitian, dan pencatatan. Wawancara dilaksanakan dengan orang tua siswa yang menerapkan pengasuhan, siswa, dan guru yang ketiganya merupakan informan utama. Dalam menganalisis data digunakan model Milles Huberman yakni analisis dilakukan meliputi koleksi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa SD 1 Gulang mendapatkan pendidikan keluarga dari para orang tua yang menerapkan berbagai tipe pola asuh. Berikut disajikan beberapa tipe pola asuh yang ditemukan (1) pola demokratis, bentuk pola asuh demokratis merupakan bentuk pengasuhan yang bersifat kooperatif kepada anak namun terdapat batasan tertentu, pola ini mampu memberikan pendidikan dalam keluarga secara maksimal sehingga anak memiliki budi pekerti dan sikap sosial yang baik. (2) penelantaran, bentuk pola asuh ini memiliki kecenderungan orang tua tidak terlibat sama sekali pada kehidupan anak, (3) otoriter, keluarga sangat memberikan pengawasan yang ketat kepada anak sehingga orang tua cukup mendominasi pada kehidupan anak dan (4) permisif, orang tua dalam memberikan pendampingan hanya memberikan kebutuhan saja tanpa memberikan pendidikan keluarga yang baik kepada anak.

Dari empat tipe pola asuh yang ditemukan diketahui bahwa pola demokratis merupakan pola asuh yang memiliki peranan positif kepada anak.

Adapun tiga pola asuh lainnya tidak memiliki peranan yang positif.

Akibatnya siswa menjadi pasif dan tidak dapat bersosial dengan baik, sehingga pendidikan keluarga menjadi penting keberadaanya bagi kehidupan seorang anak khususnya SD 1 Gulang.

Penelitian yang dilakukan oleh Elvita Yenni, Yusriati, dan Ambar Wulan Sari pada tahun 2018 yang berjudul “Pola Pengajaran Kesantunan Berbahasa Anak di Lingkungan Keluarga”. Penelitian ini membahas tentang cara orang tua mengajarkan kesantunan bahasa dalam lingkungan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji persepsi orang tua tentang cara mengaar bahasa terhadap anak-anak di lingkungan keluarga, (2)

28

mendeskripsikan pola yang diterapkan oleh orang tua dalam mengajarkan kesopanan bahasa kepada anak-anak, (3) menemukan bentuk kesantunan bahasa diajarkan kepada anak-anak, (4) unruk mendeskripsikan hambatan yang dihadapi oleh orang tua saat mereka mengajarkan kesopanan bahasa kepada anak.

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi. Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa semua orang tua sepakat untuk mengajarkan bahasa kesopanan kepada anak-anak di lingkungan keluarga.

Berikut ini merupakan tabel persamaan, perbedaan, dan orisinalitas kajian relevan :

Tabel 2.1 Persamaan, perbedaan, dan orisinalitas kajian relevan No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

1. Avita

2. Rekno Tipe-Tipe Persamaannya Perbedaannya Penelitian

29

Kerangka teori yang terdapat dalam penelitian ini membahas mengenai pola asuh orang tua dan sikap sopan santun. Dalam proses mendidik anak, cara yang dilakukan orang tua yang satu dengan yang lain berbeda. Cara yang dilakukan orang tua untuk membimbing anak disebut dengan pola asuh.

Gunarsa (dalam Rabiatul Adawiyah, 2017:34) menjelaskan bahwa pola asuh merupakan cara orangtua bertindak sebagai orangtua terhadap anak-anaknya di mana mereka melakukan serangkaian usaha aktif. Pola asuh digunakan keluarga sebagai upaya dalam mengasuh, mengarahkan, membimbing, memimpin dan meletakkan dasar-dasar nilai kebaikan diri kepada anak sehingga anak mempunyai sikap baik dalam keluarga dan masyarakat.

Dokumen terkait