• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Indikator Sosial dan Ekonomi

Keluarga atau kelompok masyarakat dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981 : 38 ). Berdasarkan hal tersebut dapat mengklasifikasikan keadaan sosial ekonominya, yang dapat dijabarkan sebagai indikatornya sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status

13

sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christhoper dalam Sumardi (2004) mendefenisikan Pendapatan berdasarkan kamus Ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

Sedangkan Biro Pusat statistika merincikan Pendapatan dalam kategori sebagai berikut :

1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :

a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, serta keja lembur dan kerja kadang-kadang.

b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.

c) Hasil investasi yankni pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan tanah, keuntungan yang diperoleh dari hak milik tersebut.

2. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang di tentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan kreasi. Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah sebagai seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang dari pihak manapun atau dari hasil sendiri, debgan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini.

14

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu :

a) Golongan pendapatan sangat tinggi.

Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan.

b) Golongan pendapatan tinggi.

Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000,00 – 3.500.000,00 per bulan.

c) Golongan pendapatan sedang.

Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000,00 – 2.500.000 per bulan.

d) Golongan pendapatan rendah.

Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata di bawah Rp 1.500.000,00 perbulan. (Wijaksana, 1992 : 52 )

Berdasarkan kategori diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau penghasilan seseorang sangat berpengaruh pada tingakat kesejahteraannya. Apabila tingkat pendapatan yang dimiliki tinggi maka tingkat ekonominya juga tinggi, disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki pengahasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dari penghasilan insidentil. b. Perumahan

Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah,

15

tersedianya listrik, telepon, jalan yang memungkinkan lingkungan pemukiman sebagai mana mestinya.

Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang bergharga, dan rumah juga sebagi status lambing soial (Mukono, 2000 : 25).

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan saran pembinaan keluarga. (undang – undang Nomor 4 Tahun 1992)

Menurut WHO (World Health Organization), rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai kesehatan dan Lingkungan, 2001)

Menurut America Public Health Associstion (APHA) rumah sehat sebagai berikut :

a) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, pentilasi yang nyaman, dan jauh dari kebisingan.

b) Memenuhi kebutuhan kejiwaan.

c) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan.

16

d) Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran, karena arus pendek listrik, kercunan, bahkan dari ancaman lalu lintas (Sanropie, 1992 : 55 dan Azwar, 1996 : 64 ).

Berdasarkan Undang – undang No. 4 Tahun 1992 Tentang perumahan sebagai berikut :

Pasal 1

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga;

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan;

3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan;

4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur;

5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya;

6. Sarana lingkungan adalah fasililas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya;

17

7. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan;

8. Kawasan siap bangun adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai denganrencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruang lingkungannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

9. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang;

10.Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk membangun bangunan;

11.Konsolidasi tanah permukiman adalah upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat Pemilik tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan

18

Pemerintah Daerah Tingkat II, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruangnya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pasal 4

Penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk :

a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;

b. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur;

c. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional;

d. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang lain.

Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan mengenai pengertian perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian di lengkapi dengan prasana dan sarana lingkungan (Sastra, 2006 : 2009).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

19

potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara yang tak lain adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak adapun maksudnya, Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Dari beberapa pengertian diatsas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses bimbingan, pembelajaran untuk menuju kedewasaan dan memilki bekal hidup dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain. d. Kesehatan

Pengertian kesehatan menurut WHO tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.Pada tahun 1986, WHO, dalam piagam Ottawa untuk promosi kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, tujuan hidup kesehatan adalah konsep positif menekankan pada sumberdaya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.

Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Dokumen terkait