BAB I. PENGANTAR
B. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang banyak dipakai
untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki- laki maupun perempuan
dari semua umur baik pada anak, remaja, maupun lanjut usia. Akan tetapi
perempuan lebih sering terinfeksi daripada laki-laki. Untuk menyatakan
adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Mikroorganisme yang
paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah bakteri aerob
(Tessy,Ardaya,Suwanto,2001).
Infeksi saluran kemih dapat didefinisikan sebagai adanya
mikroorganisme pada saluran kemih yang tidak disebabkan oleh
kontaminasi dan hal tersebut kadang-kadang terjadi pada pasien yang
memiliki tanda dan gejala khusus (Foster and Marshall,2004).
Infeksi saluran kemih adalah terdapatnya mikroorganisme dalam urin
yang tidak dapat dihitung dari kontaminasi dan potensial untuk invasi ke
jaringan saluran kemih dan struktur lain yang berdekatan (Dipiro et
al.,2005).
Gambar 1. anatomi sistem saluran kemih ( Anonim, 2003 ) 2. Etiologi
Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) biasannya
berasal dari flora tinja usus bawah. Penyebab utama infeksi saluran kemih
(ISK) tanpa komplikasi adalah Escherichia coli yang bertanggungjawab
terhadap 85 % pasien yang menderita infeksi saluran kemih. Organisme
lain penyebab infeksi saluran kemih tanpa komplikasi adalah Staphylococcus
saprophyticus (5%-10%), Klebsiella sp, Proteus sp, Pseudomonas aeuroginosa,
Enterococcus (5%-10%) (Coyle dan Prince,2002).
Organisme yang diisolasi dari pasien penderita infeksi saluran kemih
dengan komplikasi ternyata lebih bervariasi dan lebih resisten dibandingkan
dengan organisme yang ditemukan pada infeksi saluran kemih tanpa
komplikasi. Escherichia coli bertangungjawab terhadap 50 %
infeksi saluran kemih dengan kompilkasi. Organisme lain yang juga sering
dijumpai adalah Proteus sp, Klebsiella sp, Enterobacter sp, Pseudomonas
ureter kidney
bladder
sphincters urethra aorta
aeruginosa, Streptococcus, dan Enterococcus (Coyle dan Prince,2002).
3. Patogenesis
Pada sebagian besar kasus ISK bakteri dapat mencapai kandung kemih
melalui uretra kemudian diikuti naiknya bakteri dari kandung kemih yang
merupakan jalur umum kebanyakan infeksi parenkim renal. Pada keadaan
normal, bakteri yang ada dalam kandung kemih dapat segera hilang karena
efek pengenceran dan pembilasan selama buang air kecil tapi juga akibat
daya antibakteri urin dalam kandung kemih. Kebanyakan pada orang
normal, urin dalam kandung kemih dapat menghambat atau membunuh
bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas yang tinggi.
Patogenesis ISK dapat dipengaruhi oleh berbagai macam keadaan yaitu jenis
kelamin, aktivitas seksual, sumbatan, disfungsi neurogenik kandung kemih,
dan refluks vesio uretral. Infeksi saluran kemih (ISK) lebih mudah terjadi
pada perempuan, karena letak uretra di atas anus dan jaraknya dekat yaitu
kira- kira 4 cm serta berakhir di bawah labia. Laki-laki yang tidak
disirkumsisi lebih berisiko terkena ISK baik pada neonatus maupun pada
laki-laki muda. Sedangkan kecenderungan ISK bagian atas selama
kehamilan disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik
ureter, dan inkompensasi sementara katup vesiko uretral yang terjadi selama
kehamilan, Imunosupresi, diabetes, obstruksi saluran kemih, dan penyakit
granulamatosa kronis adalah faktor lain yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Bila infeksi dapat menggambarkan virulensi
bakteri dan faktor antomik seperti refluks vesiko uretral, obstruksi, stasis
urin, dan kalkali. Infeksi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh
bakteri yang berasal dari daerah kemaluan wanita, hal ini dapat terjadi
karena terbilasnya mulut uretra oleh air kencing di samping itu trauma,
instrumentasi, dan tekanan dapat pula menjadi penyebab masuknya bakteri
ke kandung kencing (Anonim,2001).
4. Gambaran klinis dan diagnosa umum
Gejala umum infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi : disuria
(nyeri dan sukar buang air kemih), frekuen (sering kemih tanpa peningkatan
volume cairan), urgensi (selalu ingin buang air kecil) , nyeri pada daerah
suprapubik, dan nokturia. Gejala infeksi saluran kemih bagian atas, meliputi
: nyeri panggul, demam, mual, muntah, dan rasa tidak enak pada badan.
Pemeriksaan fisik pada ISK bagian atas adalah Costovetebral tenderness.
Hasil pemriksaan laboratorium meliputi : piuria (lekosit> 10/mm3), proteinuria
positif, lekosit esterase urin positif, dan antibody-coated bacteria (ISK
bagian atas) (Dipiro et al.,2005).
Kunci diagnosa infeksi saluran kemih adalah kemampuan untuk
menunjukkan jumlah bakteri yang signifikan pada spesimen urin dengan
tepat yang dapat dilihat dalam tabel 1. Pasien dengan infeksi biasannya
mempunyai > 105 bakteria / ml urin, walaupun 1-3 pasien perempuan dengan
infeksi simptomatik mempunyai < 105 bakteria/ml (Wells et al.,2000).
>- 102 CFU coliforms /ml atau > bukan coliforms/ ml pada perempuan dengan simptomatik
>- 103 CFU bakteria/ml pada laki-laki dengan simptomatik
>- 105 CFU bakteria/ml pada individu dengan asimptomatis dalam 2 spesimen berurutan
Banyak pertumbuhan bakteria pada kateterisasi suprapubik pada pasien Dengan simptomatik
>- 103 CFU bakteria/ml pada pasien katerisasi
Tabel 1. Kriteria bakteriuria secara signifikan (Wells et al.,2000)
Uji urinalisis ditunjukkan untuk diagnosis dugaan pasien infeksi
saluran kemih. Uji urinalisis meliputi : warna urin, berat jenis urin, pH urin,
glukosa, protein, keton, darah, dan bilirubin. Pemeriksaan mikroskopis untuk
melihat dan menghitung lekosit, eritrosit, sel epitel, kristal, dan bakteri
(biasannya lebih dari 20 per lapang pandang). Pasien dengan piuria (lekosit
dalam urin) dapat sedang/ tidak sedang mengalami infeksi. Selanjutnya
ditegakkan dengan tes kultur untuk mengetahui spesies bakteri penyebab
infeksi saluran kemih, serta dilakukan tes sensitivitas bakteri untuk penentuan
terapi (Young and Koda-kimble,1996). Suatu metode untuk mendeteksi ISK
atas mengunakan antibody-coated bacteria (ACB) test yaitu suatu metode
imunofluroresen yang mendeteksi bakteri yang dilapisi immunoglobulin
dalam sampel urin segar (Wells et al., 2000). Diagnosis infeksi saluran kemih
Pasien dengan gejala infeksi saluran kemih ?
Gambar 2. alogaritma diagnosa infeksi saluran kemih 5. Faktor risiko
Ada beberapa faktor penting yang mempermudah timbulnya infeksi
yaitu :
a. Jarang berkemih
Pengeluaran urin (mictio) merupakan mekanisme ketahanan penting dari
kandung kemih. Bila mictio normal terhambat karena misalnya obstruksi
saluran kemih, ISK dapat lebih mudah terjadi.
b. Ganguan pengosongan kandung kemih
Akibat obstruksi (batu ginjal), disfungsi atau hipertrofi prostat bisa
Ya Tidak
Faktor komplikasi ? Asimptomatik bakteriuria
Ya Tidak
Complicated UTI’s Episode kambuhan
Ya Tidak
Recurent UTI’s Gejala infeksi bagian atas
Ya Tidak
Pielonefritis Pertimbangkan sistitis Uretritis,atau vaginitis
mengakibatkan tertinggalnya residu, sehingga kuman-kuman lebih mudah
berpoliferasi.
c. Higenitas pribadi kurang baik
Hal ini bisa menyebabkan kolonisasi kuman-kuman uropatogen di sekitar
ujung uretra, misalnya pengunaan pembalut wanita. Kuman-kuman lalu
menjalar ke atas menuju uretra, kemudian masuk ke kandung kemih dan
menyebar melalui ureter ke ginjal (ISK bagian atas).
d. Adanya penyakit diabetes
Penyakit diabetes lebih peka untuk infeksi saluran kemih karena
meningkatnya daya melekat bakteri pada epitel saluran kemih akibat
beberapa sebab tertentu (Tjay dan Rahardja,2002).
6. Tindakan pencegahan
Tindakan pertama adalah menjauhi terjadinya infeksi berulang dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. Sebagai tindakan
pencegahan-pencegahan penting adalah minum air lebih banyak dan berkemih lebih
sering, terutama pada pasien diabetes dan orang-orang lanjut usia (Tjay dan
Rahardja,2002).
Menurut Tessy, dkk(2001), tindakan pencegahan terjadinya infeksi
saluran kemih dan agar tidak terulang kembali dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Mengosongkan kandung kemih dengan buang air kemih setiap 3 jam
sekali
b. Selalu menjaga kebersihan pakaian dalam setiap hari
c. Jangan menunda buang air seni karena merupakan penyebab terbesar
terjadinya ISK
d. Mempraktekkan kebersihan secara baik, setiap kali buang air seni
membersihkan dari depan ke belakang. Tindakan ini akan mengurangi
kemungkinan bakteri masuk dari rektum ke saluran kemih.