Bab 2 Perkembangan Inflasi
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, sumbangan inflasi triwulanan tertinggi terjadi pada kelompok Makanan Jadi dan kelompok Transport. Pada triwulan I-2012, kelompok Makanan Jadi mengalami kenaikan laju inflasi menjadi 1,21% (qtq) dari 0,39% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Sementara, kelompok Transport mengalami kenaikan laju inflasi dari -0,12% (qtq) pada triwulan IV-2011 menjadi 0,88% (qtq) pada triwulan ini. Sedangkan kelompok Bahan Makanan mengalami penurunan inflasi triwulanan, menjadi 1,48% (qtq) dari 2,16% (qtq) pada triwulan IV-2011. Hal tersebut mengindikasikan bahwa, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi cukup berdampak signifikan terhadap inflasi triwulanan. Sementara penurunan pada kelompok Bahan Makanan didukung oleh kondisi pasokan yang relatif terjaga seiring berlangsungnya masa panen.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan pada kelompok komoditas Makanan Jadi dan Transportasi mengalami kenaikan di triwulan I-2012. Pada triwulan laporan, inflasi kedua kelompok tersebut masing-masing mencapai 3,52% (yoy) dan 1,88% (yoy). Sementara kelompok Bahan Makanan, secara tahunan justru mengalami kenaikan yang tertinggi, dari 1,13% (yoy) pada triwulan IV-2011 menjadi 5,14%(yoy) pada triwulan laporan. Namun demikian, hal tersebut disebabkan oleh penurunan angka IHK yang terjadi pada triwulan I-2011 sehingga menyebabkan deflasi secara bulanan5 (Tabel 2.1).
TABEL 2.1.
INFLASI JAWA TENGAH BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA
KELOMPOK (%, qtq) I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
UMUM / TOTAL 0,91 1,33 2,87 1,62 0,15 0,03 1,72 0.76 0.90 BAHAN MAKANAN 1,16 4,83 5,68 4,67 -2,38 -1,5 2,96 2.16 1.48 MAKANAN JADI 2,06 0,22 2,46 1,37 0,84 0,46 1,40 0.39 1.21 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0,54 0,39 1,62 0,50 1,35 0,60 0,60 0.60 0.54 SANDANG 0,25 1,40 0,96 2,47 1,60 1,31 3,52 -0.08 0.19 KESEHATAN 0,22 0,21 0,40 0,64 0,58 0,93 0,49 0.37 0.56 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0,14 0,11 2,09 -0,05 0,40 0,02 3,69 0.40 0.21 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0,47 0,06 2,93 -0,38 0,46 0,37 0,74 -0.12 0.88
KELOMPOK (%, yoy) I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12
UMUM / TOTAL 3,40 4,57 5,59 6,88 6,08 4,72 3,56 2.68 3.45 BAHAN MAKANAN 3,16 9,37 11,20 17,30 13,20 6,36 3,62 1.13 5.14 MAKANAN JADI 7,81 6,08 6,04 6,23 4,96 5,22 4,14 3.14 3.52 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 2,18 2,28 3,58 3,09 3,92 4,14 3,09 3.18 2.35 SANDANG 2,54 4,53 4,20 5,17 6,58 6,49 9,20 6.48 5.01 KESEHATAN 1,70 1,24 1,49 1,48 1,85 2,58 2,67 2.39 2.37 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2,48 2,55 2,37 2,30 2,57 2,47 4,07 4.54 4.35 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 1,69 1,37 3,16 3,08 3,06 3,39 1,18 1.45 1.88
Sumber : BPS, diolah
Pada kelompok bahan makanan, secara triwulanan inflasi terjadi terutama pada subkelompok Sayuran dan subkelompok Lemak dan Minyak. Berbeda dengan subkelompok Padi-padian, secara triwulanan inflasi subkelompok Sayuran pada triwulan ini tercatat 6,38% (qtq), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,18% (qtq). Berdasarkan
5 Terjadi pengaruh Base Effect akibat penurunan angka IHK sejak Februari 2011 hingga April 2011 yang memicu terjadinya deflasi bulanan pada periode tersebut.
anekdotal informasi yang diperoleh, kenaikan harga sayur di wilayah Jawa Tengah terkait dengan kondisi cuaca yang masih tergolong basah terutama pada awal triwulan sehingga produksi sayuran kurang optimal. Selain itu, hal tersebut juga tidak terlepas dari meningkatnya ekspektasi inflasi terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, dimana kondisi permintaan justru relatif turun. Sementara itu, inflasi triwulanan subkelompok Lemak dan Minyak mencapai 11,43% (qtq) naik signifikan dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2011 yang mengalami deflasi sebesar -2,98% (qtq). Kondisi tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga CPO di pasar internasional yang mencapai 11,79% (qtq). Kondisi tersebut menyebabkan inflasi tahunan subkelompok Sayuran pada triwulan ini mencapai 13,49% (yoy) dari 0,36% (yoy) pada triwulan IV-2011. Sedangkan inflasi tahunan subkelompok Lemak dan Minyak pada triwulan I-2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari -3,52% (yoy) pada triwulan IV-2011 menjadi 8,29% (yoy) (Tabel 2.2.).
Di sisi lain, inflasi subkelompok Padi-padian mengalami penurunan yang disebabkan cukup baiknya pasokan seiring puncak panen yang terjadi pada triwulan ini. Pada triwulan ini, laju inflasi triwulanan pada subkelompok Padi-padian tercatat mencapai 0,96% (qtq). Penurunan harga beras salah satunya dipengaruhi oleh tingkat produksi beras yang pada triwulan ini mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring berlangsungnya masa panen (lihat bab 1). Penurunan harga beras terutama terjadi pada bulan Maret 2012, dengan sumbangan inflasi mencapai -0,18%. Namun, pada Januari 2012, harga beras di Jawa Tengah sempat meningkat sehingga memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,20%. Dapat ditambahkan bahwa penurunan harga beras tertinggi pada bulan Maret 2012 terutama terjadi di Kota Purwokerto (sumbangan inflasi 0,53%), diikuti Kota Tegal dengan sumbangan inflasi -0,24%. Namun demikian, inflasi pada subkelompok ini masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami deflasi. Dengan demikian, secara tahunan inflasi subkelompok padi-padian mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.
Meskipun secara triwulanan mengalami penurunan, inflasi subkelompok Padi-padian secara tahunan pada triwulan ini masih tercatat cukup tinggi. Laju inflasi tahunan subkelompok padi-padian pada triwulan ini mencapai 16,45% (yoy), tertinggi dibandingkan subkelompok lainnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh deflasi yang terjadi sejak Februari 2011 hingga April 2011 yang membuat angka IHK pada bulan-bulan tersebut menjadi cukup rendah sehingga laju kenaikan angka IHK yang terjadi pada triwulan ini menjadi lebih tinggi. Sedangkan laju perubahan harga secara tahunan untuk komoditas Bumbu-bumbuan masih menunjukkan deflasi yang mencapai -26,95% (qtq).
Penurunan harga beras memberikan pengaruh yang positif bagi pengadaan beras dan stok beras Bulog. Selama bulan Maret 2012, rata-rata pengadaan beras mencapai 8-10 ribu ton/hari. Sementara realisasi pengadaan Bulog dari awal tahun hingga 27 Maret 2012 cukup positif, dengan rincian gabah sebesar 87.270 ton, beras sebesar 190 ribu ton, dan setara beras sebesar 147 ribu ton. Stok beras di Bulog Divre Jateng pada bulan Maret 2012 sebesar 136.172 ton.
Meski secara keseluruhan mengalami penurunan, terdapat beberapa komoditas subkelompok bumbu-bumbuan yang meningkat. Penurunan harga juga terjadi pada komoditas bumbuan, dimana pada triwulan ini perkembangan harga kelompok Bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar -8,57% (qtq) yang terutama disebabkan oleh penurunan
mengalami kenaikan harga cukup tinggi sehingga perlu diwaspadai untuk ke depannya, yaitu bawang putih dan bawang merah. Berdasarkan informasi anekdotal, kenaikan harga bawang putih tersebut salah satunya disebabkan oleh rencana kebijakan pembatasan pintu masuk impor, dimana dengan kebijakan tersebut, importir cenderung mengimpor lebih banyak sebagai antisipasi pasokan dan menghemat biaya. Namun, hal tersebut diperburuk dengan aksi spekulan di negara China yang merupakan negara asal impor bawang putih, sehingga membuat harga komoditas tersebut mengalami kenaikan.
TABEL 2.2.
INFLASI JAWA TENGAH BERDASARKAN SUB KELOMPOK BAHAN MAKANAN
Komoditas (%, qtq) 2010 2011 2012
I II III IV I II III IV I
BAHAN MAKANAN 1,16 4,83 5,68 4,67 -2,38 -1,50 2,96 2,16 1,48 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 5,93 -1,20 10,17 5,46 -3,22 1,45 9,50 3,83 0,96 Daging dan Hasil-hasilnya -0,56 1,80 13,65 -7,06 -2,43 -1,52 5,04 1,23 -0,22 Ikan Segar -1,90 -0,04 8,24 -2,00 2,54 -2,04 8,50 -3,37 0,85 Ikan Diawetkan -0,54 6,01 1,11 0,69 2,02 0,86 1,70 -0,81 4,04 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -0,23 1,94 3,17 -0,39 3,08 1,61 -1,28 2,00 1,29 Sayur-sayuran 1,04 16,32 -0,99 6,86 -5,93 1,68 4,74 0,18 6,38 Kacang - kacangan 0,19 0,13 2,39 0,57 2,28 0,10 0,68 -0,22 2,81 Buah - buahan -0,87 1,78 4,67 -0,90 0,88 2,22 4,11 -3,34 2,13 Bumbu - bumbuan -6,02 43,70 -9,22 39,16 -11,67 -17,72 -19,74 20,97 -8,57 Lemak dan Minyak 5,26 -1,61 10,59 6,42 -0,72 -2,98 3,24 -2,98 11,43 Bahan Makanan Lainnya 0,37 1,03 3,95 0,11 -0,14 3,83 3,70 0,07 -0,20
Komoditi (%, yoy) 2010 2011 2012
I II III IV I II III IV I
BAHAN MAKANAN 3,16 9,37 11,20 17,30 13,20 6,36 3,62 1,13 5,14
Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 11,74 9,67 19,71 21,59 11,09 14,07 13,37 11,63 16,45 Daging dan Hasil-hasilnya 4,57 5,54 10,21 6,92 4,91 1,49 -6,19 2,17 4,48 Ikan Segar -6,43 -3,17 0,49 4,02 8,72 6,55 6,80 5,32 3,58 Ikan Diawetkan -0,97 4,43 5,65 7,33 10,10 4,75 5,37 3,80 5,85 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -0,96 1,72 4,40 4,52 7,98 7,64 2,99 5,46 3,63 Sayur-sayuran -8,42 17,03 12,55 24,34 15,76 1,19 7,04 0,36 13,49 Kacang - kacangan 0,46 0,76 2,79 3,30 5,46 5,43 3,67 2,86 3,40 Buah - buahan 2,80 4,07 3,34 4,66 6,50 6,96 6,39 3,77 5,06 Bumbu - bumbuan 9,20 67,80 22,57 70,61 60,34 -8,19 -18,82 -29,43 -26,95 Lemak dan Minyak 0,15 -1,95 11,93 21,90 14,97 13,37 5,84 -3,52 8,29 Bahan Makanan Lainnya 0,70 1,85 3,17 5,53 5,00 7,91 7,65 7,60 7,53 Sumber : BPS, diolah
Dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH)6, terbatasnya pasokan menjadi penyebab kenaikan harga sayur dan minyak. Hasil SPH untuk wilayah Semarang dan sekitarnya yang dilakukan oleh KPwBI Wilayah V (Jateng-DIY) mengkonfirmasi adanya kecenderungan kenaikan harga komoditas Sayuran dan Minyak. Dari dua pasar tradisional dan dua pasar modern yang dipantau, kenaikan harga sayuran tersebut telah terlihat sejak akhir triwulan IV-2011 hingga
6Merupakan survei rutin bulanan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Wilayah V (Jateng-DIY)
Januari 2012 yang terutama dipicu oleh kenaikan harga tomat sayur dan wortel. Sementara untuk komoditas minyak goreng menunjukkan adanya tren kenaikan harga sejak awal triwulan. Dari hasil survei tersebut, penurunan pasokan menjadi alasan utama kenaikan harga. Sementara, untuk komoditas beras dan bumbu, terutama cabai merah, cenderung mengalami penurunan harga pada triwulan ini (Grafik 2.2).
Sumber: SPH KBI Semarang
Grafik 2.2. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Bahan Makanan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KPwBI Wilayah V
Pada kelompok Makanan Jadi, seluruh subkelompok mengalami kenaikan laju inflasi triwulanan. Inflasi kelompok makanan mengalami kenaikan menjadi 1,21% (qtq) dari 0,39% (qtq) pada triwulan sebelumnya (Tabel 2.3.). Kenaikan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok Minuman Non-alkohol. Kenaikan harga pada kelompok ini diperkirakan terutama terkait dengan meningkatnya ekspektasi inflasi pada akhir triwulan karena adanya rencana
7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000
Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011 2012
Rp/kg
Beras Gula Pasir Minyak Goreng
-5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000 55,000
Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011 2012
Rp/kg
Cabai Merah Cabai Rawit
Bawang Merah Bawang Putih
3,000 5,000 7,000 9,000 11,000 13,000 15,000
Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011 2012
Rp/kg
Tomat Sayur Wortel Kentang Kacang Panjang 68,000
69,000 70,000 71,000 72,000 73,000 74,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000
Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011 2012
Rp/kg Rp/kg
Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi (RHS)
18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000 27,000 28,000
Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011 2012
Rp/kg
Bandeng Kembung Mas Tongkol
Ikan
Bumbu-Bumbuan
Pada subkelompok Minuman Non-alkohol, inflasi triwulanan subkelompok ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi triwulanan subkelompok ini tercatat mencapai 1,88% (qtq) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 0,25% (qtq). Inflasi yang terjadi pada kelompok ini terkait kenaikan harga gula pasir sehubungan dengan belum mulainya musim giling tebu pada triwulan ini. Dapat ditambahkan bahwa musim giling tebu di awal 2012 akan dimulai pada bulan Mei.
Sementara itu, Inflasi pada kelompok Tembakau disumbang oleh kenaikan harga rokok kretek filter, seiring dengan penerapan kebijakan kenaikan cukai yang pada tahun 2012 sebesar 16% yang memicu kenaikan inflasi subkelompok ini mencapai 1,41% (qtq). Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan pada subkelompok mencapai 8,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,51% (yoy).
TABEL 2.3
INFLASI JAWA TENGAH BERDASARKAN SUB KELOMPOK MAKANAN JADI
Komoditas (%, qtq) 2010 2011 2012
I II III IV I II III IV I
Makanan Jadi, Minuman, Rokok &
Tembakau 2,06 0,22 2,46 1,37 0,84 0,46 1,40 0,39 1,21 Makanan Jadi 1,67 0,68 2,76 0,73 0,89 0,50 0,87 0,24 0,97 Minuman yang Tidak Beralkohol 3,30 -2,42 1,69 1,61 0,40 -2,07 1,25 0,25 1,88 Tembakau dan Minuman Beralkohol 2,27 1,30 2,19 3,40 1,14 2,62 3,51 1,00 1,41
Komoditi (%, yoy) 2010 2011 2012
I II III IV I II III IV I
Makanan Jadi, Minuman, Rokok &
Tembakau 7,81 6,08 6,04 6,23 4,96 5,22 4,14 3,14 3,52
Makanan Jadi 5,22 4,22 6,08 5,96 5,14 4,96 3,03 2,53 2,61 Minuman yang Tidak Beralkohol 17,91 10,84 3,67 4,15 1,23 1,59 1,16 -0,20 1,27 Tembakau dan Minuman Beralkohol 7,81 8,26 8,62 9,46 8,26 9,68 11,10 8,51 8,80
Sumber : BPS, diolah
Ditengah stabilnya harga emas perhiasan di pasar lokal, kelompok Sandang secara triwulanan kembali mengalami kenaikan inflasi setelah terdeflasi pada triwulan sebelumnya. Inflasi triwulanan kelompok Sandang mengalami kenaikan dari -0,08 (qtq) menjadi 0,19% (qtq) pada triwulan I-2012. Dari empat subkomoditas di kelompok Sandang, tiga diantaranya mengalami inflasi pada triwulan ini, hanya subkelompok Barang Pribadi yang mengalami deflasi. Deflasi yang terjadi pada subkelompok Barang Pribadi mencapai -0,02% (qtq), melanjutkan deflasi yang terjadi pada triwulan sebelumnya yang mencapai -0,77% (qtq). Penurunan laju inflasi tersebut sejalan dengan menurunnya harga emas internasional pada triwulan laporan. Dengan demikian, meski masih tergolong tinggi, namun inflasi subkelompok barang pribadi secara tahunan turun menjadi 14,39% (yoy) dari 18,86% (yoy) (Tabel 2.4.).
TABEL 2.4
INFLASI JAWA TENGAH BERDASARKAN SUB KELOMPOK SANDANG
Komoditas (%, qtq) 2010 2011 2012 I II III IV I II III IV I SANDANG 0,25 1,40 0,96 2,47 1,60 1,31 3,52 -0,08 0,19 Sandang Laki-laki 0,22 0,25 1,28 1,28 1,05 0,95 0,82 0,64 0,26 Sandang Wanita 0,39 0,39 1,11 0,39 0,40 0,42 0,50 0,26 0,29 Sandang Anak-anak 0,52 0,58 1,10 0,71 -0,02 0,82 0,34 0,24 0,19 Barang Pribadi dan Sandang Lain 0,12 4,99 0,22 8,26 3,88 3,13 11,80 -0,77 -0,02
Komoditi (%, yoy) 2010 2011 2012 I II III IV I II III IV I SANDANG 2,54 4,53 4,20 5,17 6,58 6,49 9,20 6,48 5,01 Sandang Laki-laki 2,84 2,52 2,21 3,07 3,92 4,64 4,17 3,50 2,69 Sandang Wanita 2,47 2,28 2,06 2,29 2,30 2,34 1,73 1,60 1,49 Sandang Anak-anak 3,41 3,33 2,13 2,94 2,39 2,63 1,86 1,38 1,60 Barang Pribadi dan Sandang Lain 1,95 11,64 12,24 14,04 18,33 16,24 29,67 18,86 14,39
Sumber : BPS, diolah