• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inflasi Kelompok Barang dan Jasa 10

Realisasi keuanganpemerintah hingga akhir tahun 2014, cenderung lebih baik dibandingkan akhir tahun 2013

Bab 3 Inflasi Daerah

3.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa 10

Inflasi Provinsi Sulbar pada triwulan IV2014 tercatat sebesar 7,88% (yoy), lebih tinggidibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,46% (yoy).Faktor utama penyebab peningkatan inflasi adalah kenaikan harga BBM jenis premium dan solar sebesar Rp 2.000 per liter atau 30,77% untuk premium dan 36,36% untuk solar. Kenaikan harga bahan bakar ini berimplikasi pada kenaikan tarif angkutan umum yang tercermin pada kenaikan tekanan inflasi pada kelompok komoditas transportasi. Kelompok transportasi merupakan kelompok dengan kenaikan tertinggi, dimana pada triwulan pelaporan kalompok ini mengalami inflasi sebesar 11,34% (yoy) melonjak tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,90% (yoy). Selain pada kelompok transportasi, kenaikan harga premium dan solar juga mengakibatkan kenaikan pada kemompok bahan makanan, kelompok perumahan-air-listrik-gas-bahan bakar, kelompok sandang, dan kelompok pendidikan. Ketiga kelompok ini secara berturut-turut mengalami inflasi sebesar 5,73% (yoy), 8,28% (yoy), 5,28% (yoy) dan 4,70% (yoy). Di lain sisi, kelompok makanan jadi dan kelompok kesehatan mengalami penurunan tekanan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada periode pelaporan, ketiga kelompok ini secara berurut tercatat mengalami inflasi sebesar 9,05% (yoy) dan 3,36% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan III 2014 yang secara berturut-turut mengalami inflasi sebesar -0,01% (yoy) dan 6,76% (yoy).

Tabel 3.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa

Sumber: Badan Pusat Statistik

Inflasi Sulbar lebih rendah dari inflasi Nasional.Bila dibandingkan dengan nasional, inflasi Sulbar tetap lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional melanjutkan tren sejak triwulan II 2014. Pada triwulan pelaporan, inflasi Nasional tercatat sebesar 8,36% (yoy) lebih tinggi 0,48% dibandingkan inflasi Sulbar yang tercatat mencapai 7,88% (yoy). Bila dibandingkan dengan data triwulan III 2014, Sulbar mengalami tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan agregat nasional, hal ini terlihat dari peningkatan inflasi dari triwulan III 2014 ke triwulan IV 2014 dimana Sulbar mengalami peningkatan sebesar 3,42% sedangkan inflasi Nasional naik sebesar 3,83%.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Grafik 3.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Barat

10 Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Bahan Makanan 14.18 12.77 8.02 2.05 -0.31 -1.47 1.46 3.34 8.52 6.54 6.78 5.65 1.09 3.93 -0.01 5.73

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.71 3.47 5.43 6.61 6.09 6.57 5.38 4.40 3.27 4.31 5.06 5.98 9.31 8.02 9.39 9.05

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 5.41 6.28 7.01 9.30 7.75 6.74 5.56 3.06 2.53 2.88 4.72 5.03 5.82 6.51 5.43 8.28

Sandang 3.07 2.64 10.61 7.98 9.02 8.05 3.68 5.18 3.65 3.54 2.97 0.85 2.79 3.61 4.36 5.28

Kesehatan 3.44 4.18 4.39 3.35 4.33 4.22 4.45 2.45 1.52 1.28 4.99 7.00 14.49 15.41 6.76 3.36

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 6.35 7.22 10.97 4.12 3.34 2.46 5.06 6.21 6.88 7.01 4.17 4.25 3.38 3.56 4.62 4.70

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.03 0.20 -0.30 1.16 0.90 0.92 0.67 0.88 0.45 2.89 8.73 10.06 11.81 9.62 3.90 11.34

UMUM/TOTAL 5.92 6.18 6.05 4.91 3.81 3.24 3.70 3.28 4.19 4.30 5.86 5.91 6.24 6.65 4.46 7.88 2014

KETERANGAN

BAB 3 INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat | Triwulan IV 2014

Sektor Industri Pengolahan Pendorong Utama Pertumbuhan 31

3.1.1 Kelompok Bahan Makanan

Efek lanjutan kenaikan harga Premium dan Solar mengakibatkan inflasi kelompok bahan makanan melonjak tinggi. Kelompok bahan makanan merupakan kelompok yang mengalami lonjakan inflasi paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pada triwulan III 2014, kelompok ini tercatat mengalami deflasi sebesar -3,91% (yoy) yang kemudian angka ini melonjak tinggi menjadi 5,73% (yoy) di triwulan pelaporan (Grafik 3.2). Inflasi tertinggi berasal dari sub kelompok bumbu-bumbuan (23,70%; yoy) di susul oleh sub kelompok telur-susu-dan hasilnya (10,50%; yoy), dan sub kelompok daging dan hasilnya (9,25%, yoy). Di sisi lain, sub kelompok ikan segar dan sub kelompok kacang-kacangan mengalami deflasi (-2,61% (yoy) dan -1,36% (yoy)) dan menjadi salah satu faktor penahan inflasi di kelompok bahan makanann sehingga tidak meningkat lebih tinggi (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS

Grafik 3.2. Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Melonjaknya harga bumbu-bumbuan menjadi pendorong utama inflasi di triwulan IV 2014.faktor musiman dimana beberapa sentra bumbu-bumbuan baru memasuki musim tanam baru menjadi salah satu penyebab peningkatan inflasi di kelompok bahan makanan. Keadaan stok yang terbatas ini, ditengarai dimanfaatkan untuk mencari untung dengan meningkatkan harga.Secara trend, permintaan bumbu-bumbuan khususnya cabai dan bawang di Sulbar terus meningkat namun peningkatan ini tidak di imbangi dengan pengingkatan produksi.Saat ini, kebutuhan bumbu khususnya cabai masih di pasok dari wilayah Sulawesi Barat.Ketergantungan terhadap pasokan dari luar wilayah Sulbar ini mengakibatkan rentannya fluktuasi harga bumbu di Sulawesi Barat.

Fakor cuaca menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan tekanan inflasi. Intensitas hujan terus meningkat sepanjang akhir tahun 2014 dan diperkirakan akan mencapai puncak pada bulan Januari-Februari 2015. Peningkatan intensitas hujan ini mengakibatkan peningkatan gelombang laut yang berakibat pada terganggunya aktifitas melaut yang dilakukan oleh para nelayan. Intensitas hujan yang tinggi juga bepengaruh pada produktifitas ikan budidaya. Terganggunya pH air kolam budidaya mengakibatkan ikan yang di budidayakan tidak tumbuh secara optimal.

Selain faktor cuaca, kendala pasokan BBM jenis solar juga menjadi kendala para nelayan untuk melaut. Berdasarkan informasi anecdotal, kelangkaan Solar sempat terjadi pada bulan November 2014 dan akibatnya nelayan tradisional umumnya memilih libur melaut akibat kelangkaan solar tersebut. Akibat kelangkaan tersebut, harga solar di tingkat pengecer sempat melonjak hingga Rp.20.000 per liter.Tidak adanya SPBU khusus bagi nelayan juga menjadi kendala sendiri bagi nelayan di wilayah Sulbar.

3.1.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok Makanan Jadi – Minuman – Rokok – Tembakautercatat mengalami inflasi sebesar 9,05% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,39% (yoy).Tingkat inflasi terbesar pada sub kelompok makanan jadi, yaitu sebesar 11,92% (yoy), kemudian tembakau dan minuman beralkohol 6,43% (yoy), terakhir minuman tidak beralkohol sebesar 4,89% (yoy). Masih tingginya tekanan inflasi di kelompok makanan jadi disebabkan oleh beberapa komoditas seperti ikan bakar, rokok kretek, dan mie seiring dengan peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Selain faktor permintaan, meningkatnya harga bahan baku juga menjadi faktor pendorong inflasi di kelompok makanan jadi khususnya produk-produk olahan berbahan dasar beras dan ikan.

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Padi-padian 4.74 4.55 5.19 5.16

Daging & Hasilnya -4.89 4.09 -3.45 9.25

Ikan Segar 11.08 10.11 2.15 -2.61

Ikan Diawetkan 7.03 7.03 7.50 4.47

Telur, Susu & Hslnya 5.56 7.87 1.81 10.50

Sayur-sayuran 2.81 0.59 -3.70 7.39

Kacang-kacangan 9.92 6.34 -3.93 -1.36

Buah-buahan 5.88 6.61 0.83 6.17

Bumbu-bumbuan -30.81 -12.71 -16.97 23.70

Lemak & Minyak -3.95 -1.20 -0.82 7.25

Bahan Makan Lainnya 1.65 1.77 -0.82 3.89

Inflasi Kelompok 1.09 3.93 -0.01 5.73

SUB KELOMPOK

BAB 3 INFLASI DAERAH

32 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat | Triwulan IV 2014 Sektor Industri Pengolahan Pendorong Utama Pertumbuhan

Tabel 3.3. Inflasi Kelompok Makanan Jadi

Sumber: BPS

Grafik 3.3. Inflasi Kelompok Makanan Jadi

3.1.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada triwulan IV 2014 mencatat inflasi sebesar 8,28% (yoy), meningkat tajamdibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 5,43% (yoy).Peningkatan tekanan inflasi terutama adanya peningkatan inflasi di sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebagai dampak kenaikan BBM jenis Premium dan Solar di bulan November 2014. Pada triwulan pelaporan, inflasi di sub kelompok ini mencapai 17,30% (yoy) meningkat dibandingkan inflasi di triwulan sebelumnya yang mencapai 10,59% (yoy). Kenaikan harga BBM juga berakibat pada kenaikan harga komoditas pada sub kelompok lainnya, hal ini terlihat dari kenaikan tekanan inflasi di sub kelompok biaya tempat tinggal, sub kelompok perelngkapan rumah tangga dan sub kelompok penyelenggaraan RT dimana pada triwulan pelaporan ketiga sub kelompok ini secara berurut mengalami inflasi sebesar 6,46% (yoy), 4,05% (yoy) dan 8,08% (yoy) lebih besar dibandingkan triwulan III 2014 yang secara berurut mengalami inflasi sebesar 4,18% (yoy), 2,95% (yoy) dan 8,05% (yoy).

Tabel 3.4. Inflasi Kelompok Perumahan

Sumber: BPS

Grafik 3.4. Inflasi Kelompok Perumahan

3.1.4 Kelompok Sandang

Inflasi kelompok sandang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.Pada triwulan pelaporan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 5,28% lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2014 yang tercatat sebesar 4,36%. Peningkatan tekanan inflasi di dorong oleh inflasi di sub kelompok sandang laki-laki, sub kelompok sandang wanita, dan sub kelompok sandang anak-anak dimana pada triwulan pelaporan ketiga sub kelompok ini secara berurut mengalami inflasi sebesar 7,84% (yoy), 3,46% (yoy) dan 6,08% (yoy) meningkat dibandingkan inflasi di periode sebelumnya yang secara perurut tercatat sebesar 5,43% (yoy), 2,91% (yoy) dan 5,14% (yoy). Di sisi lain penurunan tekanan inflasi terjadi di sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya, dimana pada triwulan IV 2014 inflasi tercatat sebesar 3,13% (yoy) menurun dibandingkan periode sebelumnya (5,28%; yoy).

Peningkatan permintaan menjelang akhir tahun menjadi faktor pendorong inflasi kelompok sandang di triwulan IV 2014.Sesuai dengan pola tahun-tahun sebelumnya, permintaan barang sandang di akhir tahun mengalami peningkatan

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Makanan Jadi 9.59 8.78 12.95 11.92 Minuman Tdk Beralkohol 4.69 3.60 3.97 4.89 Tembakau & Min. Beralkohol 12.54 10.02 6.45 6.43

Inflasi Kelompok 9.31 8.02 9.39 9.05

y.o.y (%) SUB KELOMPOK

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Biaya Tempat Tinggal 4.92 6.70 4.18 6.46

Bhn Bkr, Penerangan & Air 9.02 6.84 10.59 17.30

Perlengkapan Rumah Tangga 6.49 5.52 2.95 4.05

Penyelenggaraan RT 4.10 5.34 8.05 8.08

Inflasi Kelompok 5.82 6.51 5.43 8.28

BAB 3 INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat | Triwulan IV 2014

Sektor Industri Pengolahan Pendorong Utama Pertumbuhan 33

dibandingkan triwulan sebelumnya.Even hari raya Natal yang di barengi dengan libur panjang akhir tahun meningkatkan permintaan masyarakat terhadap komoditas sandang.

Tabel 3.5. Inflasi Kelompok Sandang

Sumber: BPS

Grafik 3.5. Inflasi Kelompok Sandang

Dilain sisi, penurunan harga emas dunia menjadi faktor penahan inflasi kelompok sandang.Pada triwulan IV 2014, harga emas dunia kembali menunjukan penurunan melanjutkan tren sepanjang tahun 2014. Tercatat pada triwulan IV 2014 rata-rata harga emas dunia mencapai 1,199.48 USD/troy oz turun sebesar 5,56% (qtq) dibandingkan periode sebelumnya. Implikasi nya adalah pada harga emas perhiasan yang mengalami penurunan di triwulan IV 2014 (2,78%; qtq) yang selanjutnya menahan inflasi kelompok sandang tidak terakselerasi lebih lanjut.

3.1.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan kembali mengalami penurunan tekanan inflasi di triwulan IV 2014.Setelah mengalami penurunan tekanan yang signifikan di triwulan III 2014, kelompok ini kembali mengalami penurunan tekanan meski dalam level yang lebih rendah. Tercatat pada periode pelaporan kelompok ini mengalami inflasi sebesar 6,36% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami inflasi sebesar 6,76% (yoy) (Grafik 3.6). Turunnya laju inflasi kelompok ini terutama karena penurunan inflasi sub kelompok perawatan jasmani & kosmetika, dimana pada triwulan IV 2014 sub kelompok ini mengalami penurunan inflasi dari 7,36% (yoy) ke 5,02% (yoy). Di sisi lain, sub kelompok obat-obatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani mengalami kenaikan inflasi dimana pada triwulan pelaporan kedua kelompok ini secara berurut mengalami inflasi sebesar 7,08% (yoy) dan 28,42% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang secara berurut mengalami inflasi sebesar 5,26% (yoy) dan 7,08% (yoy) (Tabel 3.6).

Tabel 3.6. Inflasi Kelompok Kesehatan

Sumber: BPS

Grafik 3.6. Inflasi Kelompok Kesehatan

Penurunan permintaan dan mulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap USD menjadi faktor utama penyebab penurunan tekanan inflasi di kelompok kesehatan. Permintaan akan layanan kesehatan serta produk kosmetika menurun pasca musim perayaan hari besar keagamaan di triwulan sebelumnya. Selain itu itu, dampak penyesuaian harga produk impor seiring mulai stabilnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap uang dollar Amerika Serikat (US$).Hal ini dinilai membuat harga produk perawatan jasmani dan kosmetik ikut mengalami penyesuaian (imported inflation).

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Sandang Laki-laki 2.15 1.89 5.43 7.84 Sandang Wanita 3.81 3.75 2.92 3.46 Sandang Anak-anak 2.70 3.72 5.14 6.08 Brg Pribadi & Sandang Lainnya 2.28 6.02 4.05 3.13

Inflasi Kelompok 2.79 3.61 4.36 5.28

SUB KELOMPOK y.o.y (%)

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Jasa Kesehatan 31.06 31.06 3.69 3.69 Obat-obatan 7.21 8.56 5.26 7.08 Jasa Perawatan Jasmani 17.45 17.63 24.01 28.42 Perawatan Jasmani & Kosmetika 6.20 7.63 7.36 5.02

Inflasi Kelompok 14.49 15.41 6.76 6.36

BAB 3 INFLASI DAERAH

34 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat | Triwulan IV 2014 Sektor Industri Pengolahan Pendorong Utama Pertumbuhan

3.1.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami peningkatan tekanan inflasi pada triwulan IV 2014. Pada triwulan laporan, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 4,70% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 4,62%(yoy) (Grafik 3.7). Naiknya inflasi tersebut di dorong oleh peningkatan inflasi di sub kelompok Olahraga dan sub kelompok rekreasi , dimana pada periode pelaporan dua sub kelompok ini secara berurut mengalami inflasi sebesar 7,26% (yoy) dan 10,28% (yoy) lebih tinggi dari triwulan III 2014 yang tercatat sebesar 6,77% (yoy) dan 10,12% (yoy). Sementara itu inflasi di sub kelompok jasa pendidikan dan sub kelompok kursus/pelatihan tercatat meningkat stabil di level 3,38% (yoy) dan 2,46% (yoy). Di sisi lain, sub kelompok perlengkapan pendidikan kembali mengalami deflasi sebesar -0,29% (yoy).

Efek musiman menjadi faktor pendorong peningkatan inflasi di triwulan IV 2014.Peritiwa hari raya natal, musim liburan panjang akhir tahun, dan event hari jadi Sulawesi Barat ke-10 di awal periode pelaporan dinilai menjadi faktor penyebab peningkatan permintaan khususnya di sub kelompok rekreasi. Selain itu, berlangsungnya beberapa event olahraga dalam rangka hari jadi Sulawesi Barat ke-10 seperti Katinting racedanSandeq race menyebabkan kenaikan inflasi pada subkelompok olahraga.

Tabel 3.7. Inflasi Kelompok Pendidikan

Sumber: BPS

Grafik 3.7. Inflasi Kelompok Pendidikan

3.1.7 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kenaikan BBM berdampak besar pada peningkatan inflasi di kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.Selain kenaikan harga BBM Solar dan Premium, kenaikan BBM juga di ikuti dengan penyesuaian tarif angkutan umum. Hal ini tercermin dari kenaikan inflasi sub kelompok transport dari 4,85% (yoy) di triwulan III 2014 menjadi 15,19% (yoy) di triwulan IV 2014. Inflasi terjadi merata di seluruh jenis angkutan, baik angkutan dalam kota, luar kota, angkutan penyebrangan, taxi, bahkan angkutan udara ikut mengalami kenaikan tekanan inflasi. Efek kenaikan BBM juga mengakibatkan kenaikan biaya pengiriman barang yang merupakan salah satu komponen perhitungan inflasi di subkelompok komunikasi dan pengiriman. Selain efek kenaikan BBM, kenaikan tekanan inflasi juga terjadi akibat kenaikan di sub kelompok jasa keuangan akibat dari kenaikan biaya administrasi kartu ATM dan biaya administrasi transfer uang.

Tabel 3.8. Inflasi Kelompok Transpor

Sumber: BPS

Grafik 3.8. Inflasi Kelompok Transpor

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Jasa Pendidikan 4.27 4.27 3.38 3.38 Kursus-kursus/Pelatihan 2.46 2.46 2.46 2.46 Perlengkapan/Peralatan Pendd 1.99 0.76 -0.40 -0.29 Rekreasi 2.59 3.87 10.12 10.28 Olahraga 4.47 6.11 6.77 7.26 Inflasi Kelompok 3.38 3.38 4.62 4.70

SUB KELOMPOK y.o.y (%)

I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014

Transpor 16.08 12.74 4.85 15.19 Komunikasi & Pengiriman 1.78 1.83 0.97 0.87 Sarana & Penunjang Transpor 4.57 4.70 3.58 3.54 Jasa Keuangan 0.00 0.00 0.00 9.72

Inflasi Kelompok 11.81 11.81 3.90 11.34

BAB 3 INFLASI DAERAH

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Barat | Triwulan IV 2014

Sektor Industri Pengolahan Pendorong Utama Pertumbuhan 35

Dokumen terkait